penjualan Organ

(pov Fidelia)

Dalam keadaan mencekam dan ketakutan, aku berusaha menahan tangis ku supaya tidak ada yang mengetahui keberadaan ku saat ini. Pengawal yang dari tadi diam menyaksikan aksi mutilasi menyeramkan itu kini mulai menutup mulut teman tamanku dengan perban hitam karena mereka berteriak keras sehingga menimbulkan kegaduhan.

Mereka menutup mulut teman-temanku dengan paksa supaya tidak ada keributan lagi. Kini tidak ada yang bisa dilakukan oleh teman temanku karena mereka sudah diborgol dan mulut di perban. Aku menyaksikan mereka meronta -ronta dengan ketakutan yang luar biasa dan kepedihan di hati mereka.

Aku semakin terisak melihat reaksi temanku Lisa, dia sudah sangat susah sejak kecil. Badannya aja sudah keras layaknya laki-laki karena keadaan yang membuat dia harus bekerja keras sejak kecil. Ia memutuskan bekerja keluar negeri berharap bisa meringankan beban orangtuanya dan juga untuk membantu adik-adiknya sekolah. Ia anak bungsu di keluarganya. Dia juga menjadi tulang punggung keluarganya karena ayah dan ibunya sudah tua dan sering sakit.

Dengan mata kepala kami sendiri kami semua menyaksikan aksi otopsi itu, ketiga temanku sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan keadaan tubuhnya sangat menyeramkan, perut yang sudah terbuka dan organ dalam sudah diambil seperti jantung, hati, ginjal. Dari kepala juga ku lihat mereka sudah mengambil mata mereka. Sungguh sadis mereka membuat manusia bagai binatang.

Aku melihat mereka menata organ yang mereka ambil di dalam box segi empat. Tampak laki laki misterius berkaca mata hitam itu mengambil handphone dari saku celananya dan menelepon seseorang.

"Pesanan anda sudah kami siapkan, dan akan dibawa ke tempat anda" ungkap laki laki itu dengan wajah yang sama, wajah dingin dan tatapan tajam bak elang.

"Beni atur semuanya dan kita gerak sekarang" jelasnya kepada assisten terbaiknya itu.

" Baik boss" balas assisten nya itu dengan sopan.

Tiba -tiba wanita paruh baya yang sedari tadi hanya diam bergerak mendekat ke laki laki berkaca mata itu.

"Tuan saya dapat yang bagus hari ini, jangan lupa bonus saya" tutur wanita itu dengan terang terangan.

"Iya tenang saja mery, Dan bawa langsung ke bar saya yang 11 orang malam ini, " lanjut laki laki itu memerintahkan anak buahnya Mery.

Sejenak aku berfikir berarti nama wanita itu adalah Mery. siapa dia?, bagaimana bisa aksi ilegalnya ini berhasil?. Tampak ia memberi kode kepada dua laki laki yang dari tadi mendampinginya dari dermaga sampai ke tempat menyeramkan ini.

"Ronald bawa yang 11 orang ini ke tempat tuan dan sisanya masukkan ke tahanan di bawah" ungkap nya kepada laki laki bawahannya itu.

"Baik bos" balas kedua laki laki itu dengan patuh dan seolah sudah mengerti dengan apa yang akan dilaksanakan.

Mereka belum menyadari dari 11 orang wanita ternyata tinggal 10 orang. Aku adalah salah satu gadis yang masih perawan itu. Mungkin karena terlalu fokus ke ketiga wanita yang di eksekusi tadi mereka tidak menyadari jumlah kami. pengawal yang diperintahkan untuk menuntun ke sepuluh temanku untuk berjalan ke arah pintu keluar menyadari sesuatu.

Salah satu dari mereka berkata dengan suara agak keras.

"Loh kenapa hanya 10 orang Nal? " tanyanya kepada Ronald namun wanita paruh baya itu dan yang lainnya mendengar.

Degh

Jantungku berdetak sangat kencang sekarang.

nafasku sudah bergerak tidak teratur bagai ombak yang mengamuk. Mereka akhirnya menyadari aku yang tidak berada di sana.

"Ada apa? ", tanya wanita paruh baya tadi dengan suara keras dan terkejut.

"Maaf bos ternyata ini hanya 10 orang, 1 orang lagi entah kemana bos" ungkap Ronal sang pengawal dengan wajah menunduk.

"Aku tidak mau tau cari sampai dapat, dia tidak akan bisa pergi jauh dari lokasi ini yang jauh dari pemukiman, dia tidak akan tau jalan keluar" ungkap wanita itu dengan lantang dan wajah yang sudah pucat pasi.

Laki-laki berkaca mata yang mendengar itu pun menampilkan wajah terkejut. Sedari tadi aku melihat wajahnya hanya dingin dan tak berekspresi. Ia berjalan mendekati wanita paruh baya itu.

"Bodoh,, fuck,, dia harus di temukan, bisa-bisa rahasia kita yang sudah kita simpan bertahun tahun ini bisa terbongkar", hardik nya dengan keras ke wajah wanita itu sehingga wanita itu gemetar ketakutan juga.

"baik tuan akan kami lakukan yang terbaik, aku yakin dia tak akan bisa kabur" jelasnya dengan suara lemas dan wajah ditundukkan.

"ingat perjanjian kita jika sedikit aja rencana kita gagal maka keluargamu akan ku bunuh semua" ungkap laki laki itu dengan tegas dan penekanan.

Lelaki itu tampak bergerak keluar dengan beberapa pria berseragam hitam mengikutinya dari belakang. Mery tampak panik terlihat dari raut wajahnya dan gerak geriknya yang tidak bisa berdiri dengan tenang, Ia memalingkan tubuhnya ke kiri dan kanan serta memijit keningnya.

"Ronal apa kamu memeriksa tadi pas masuk mereka semua ikut?, apa jangan jangan ada yang ketinggalan di dermaga? " tanyanya dengan suara yang sudah emosi.

" Maaf bos saya tidak memperhatikan, saya fokus menyetir" balasnya dengan menunduk.

Kami memang tadi berangkat menaiki bus besar yang bisa di duduki sampai 40 orang. Tadi masih ada beberapa kursi yang kosong karena yang ada di mobil itu hanya 28 orang, kami 25 orang, wanita paruh baya itu dan 2 pengawalnya yang salah satunya menjadi supir bus itu.

Wanita itu tampak mengambil tasnya yang diletakkan di meja tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, ia kemudian mengeluarkan handphonenya dan tampak menelepon seseorang.

"Maaf Pak apakah ada seorang gadis yang ketinggalan di sana?, kami tidak menemukannya disini? " ia bertanya kepada seseorang dibalik handphonenya, mungkin itu adalah pihak dermaga

"Maaf Bu disini tidak ada orang lain lagi yang datang dari Indonesia selain yang ibu bawa tadi" jawab seseorang di balik handphone wanita itu.

Tampak wanita itu mematikan handphonenya dan menggertakkan giginya. Sekarang dia mulai geram dan emosi. Ia membanting tasnya dengan keras. kini ia tidak tenang dan panik, dia menerka-nerka konsekuensi yang akan ia terima jika mereka tidak menemukanku.

"Ronal kamu antarkan dulu 10 gadis ini, aku tidak mau bos nanti lebih marah kepadaku, dan yang satu orang lagi akan dicari Rocky" perintah wanita itu kepada pengawalnya ronal.

"iya bos" balas laki laki itu.

Tampak laki laki itu menuntun teman temanku menuju pintu keluar. Aku tidak tau kemana arah mereka nanti. Aku hanya diam didalam lemari ini sambil berdoa semoga mereka tidak menemukanku. Aku berdoa di hati sepanjang waktu berharap mata mereka tak tertuju ke lemari yang aku tempati sekarang.

kedua pengawal itu tampak memeriksa satu persatu kamar kosong di ruangan itu. Tempat ini memang sepintas sudah ku lihat tadi, disini banyak kamar kosong, aku tidak tau kenapa dan untuk apa ada kamar kosong itu.

Kedua orang itu berlalu lalang ke depan belakang mencari-cari dan melewati lemari tempatku berada saat ini.

.

.

.

.

besambungggggg

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!