Malam itu fidelia tampak sedang duduk santai di taman mini milik bu Sherly,. Ia punya kebiasaan duduk menyendiri sambil memandang lurus ke depan atau memandang langit yang berbintang.
Ia sejenak berfikir bagaimana sekarang keadaan orang tua dan adiknya yang dikampung. Ia belum pernah sama sekali memberi kabar kepada keluarganya selama satu bulan terakhir ini, ia memang sudah berada di negara ini lebih dari sebulan.
Waktu keberangkatan mereka dari negaranya menuju California ini memang sang agen menyita semua handphone kami untuk disimpan sementara waktu. Ia menjelaskan hal itu adalah salah satu syarat menjadi TKW ke California, ia mengatakan hal itu dilakukan demi menjaga ke profesional tahap awal bekerja.
Pada tiga bulan pertama katanya kami wajib fokus bekerja dengan baik. Kami juga harus fokus mempelajari beberapa etika dan peraturan pekerjaan di negara tujuan kami ini.
Kami akan belajar dari tutor yang akan membimbing kami di sana. Handphone justru akan menggangu aktifitas kami nantinya yang sangat banyak.
Kami seolah paham dan mengerti hingga menyetujui perintah sang agen. Kami kompak merasa jika itu memang keharusan saat training kerja. Akhirnya kami semua menyerahkan handphone kami itu kepada ibu itu. Dia berjanji setelah tiga bulan handphone kami itu akan dikembalikan.
Kami semua mengganggap enteng, kami merasa toh nanti akan dikembalikan, yang penting kami bisa bekerja dan menghasilkan uang. Pada kenyataannya semua itu adalah tipuan belaka supaya kami tidak bisa menghubungi dan dihubungi oleh keluarga kami.
***
Dari balik pintu terdengar ada suara ketukan pintu, ia tau itu pasti Bu Sherly. Ia membukakan pintu dan mempersilahkan Bu Sherly masuk.
Ia melihat Bu Sherly sedang menenteng satu kardus yang berukuran agak sedang, ia tak tau apa isi dari kardus itu.
"Nak ini ibu bawakan beberapa pakaian ibu ketika ibu masih gadis, mana tau kamu minat. Besok kamu kan sudah mulai bekerja jadi harus memakai pakaian rapi. ", Bu Sherly berkata dengan tersenyum dan menyerahkan kardus itu kepada fidelia.
"Jangan sedih ya nak, hanya itu yang bisa ibu beri sekarang. Kalau ibu nanti punya uang cukup kita akan beli baju baru untukmu", lanjut bu Sherly lagi, dia cemas kalau fidelia tidak suka pakaian yang dia berikan.
"Tidak apa-apa bu, justru aku berterimakasih sama ibu, ibu sangat peduli kepada ku", jawabnya dengan semangat dan mulai membuka isi kardus itu.
"Aku coba sekarang ya bu, biar ibu yang nilai nanti", pintanya dengan senyum nya yang sumringah.
"baik nak, pakailah dulu"
Ia tampak memilah milah pakaian bu Sherly itu.Ternyata bu Sherly punya selera tinggi juga saat masih gadis. Buktinya sampai sekarang pakaiannya masih terlihat bagus.
Pakaiannya ada beberapa macam seperti atasan, dress kerja, rok, celana keper, blazer. Dibagian paling bawah sekali gadis itu melihat ada 2 tas kecil yang cantik. ia sangat suka sekali tas itu, cocok sekali dipakai kerja ke kantoran. Tapi sayangnya nantinya ia hanya bekerja sebagai cleaning service.
Ia mulai memakai satu persatu pakaian bu Sherly yang sudah diberikan kepadanya. Ia tampak sangat senang karena baju itu sangat pas di badannya. Mungkin saat bu Sherly masih gadis ukuran tubuhnya sama dengan tubuh fidelia. Ia merasa sungguh takjub karena kini ia terlihat lebih cantik memakai baju itu.
"Woww... kamu cantik sekali nak, tak disangka baju ibu pas di tubuhmu",puji bu Sherly kepadanya seraya memandanginya penuh kagum.
"Makasih bu, cuma aku kurang pede sih bu, bagian dadanya agak terlihat menonjol", tuturnya dengan terang terangan.
"tidak terlalu terlihat kok nak, kan bajunya tertutup", balas bu Sherly tersenyum.
"Tapi kok terlihat menonjol ya bu? ", ucapku agak kecewa.
"Itu karena kamu memang aslinya seksi nak, ibu saja baru menyadari sekarang, bukan bajunya yang salah, tapi postur tubuhmu memang seksi, beruntung sekali kamu nak", Bu Sherly menjelaskan dengan serius, ia tau dia sedang berkata jujur.
Sejak fidelia duduk di bangku SMA memang banyak yang berkata kalau dia itu badannya bahenol. Ia kadang merasa geli dan ilfeel juga melihat reaksi lelaki kepadanya, seolah olah ia yang sedang menggoda mereka.
Itulah sebabnya ia selalu memakai pakaian yang kebesaran, ia tak suka dipandangi seperti itu. Ia berusaha menutupi bagian dada dan bokongnya supaya tak terlihat besar.
Ia juga heran kenapa bentuk tubuhnya bisa seperti itu. Faktanya bahwa ibunya mempunyai bentuk tubuh tang biasa saja. Bentuk dada dan bokongnya juga dia lihat sedang sedang aja. Namun Fidelia kenapa bisa begitu??.
Beberapa teman perempuan nya sering memuji dan merasa kalau dia sangat beruntung. Menurut mereka itu adalah berkat. Ia tak mengerti maksud dari perkataan mereka.
Justru ia merasa menjadi pusat perhatian, ia tak suka aksi yang seperti itu. Tak jarang juga banyak teman sekolah nya yang lain melirik nya dengan tatapan tak suka. Ia sering mendengar mereka mencibirnya terang terangan.
Ia merasa risih akhirnya selalu memakai seragam sekolah dan pakaian sehari hari dengan ukuran besar.
Pakaiannya ketika datang ke negara ini juga sengaja di pakai yang besar, ia tak mau mengundang maut bagi nya. Apalagi negara tujuan nya itu negara yang fulgar dan bebas. Ia tidak mau nantinya banyak lelaki mata keranjang yang melihat nya akan berniat jahat.
Setelah sampai di rumah bu Sherly ia juga sengaja meminta pakaian bu Sherly yang besar besar, makanya ibu itu tak pernah menyadari bagaimana bentuk tubuh nya itu.
Ia punya tinggi badan yang tinggi jika dibandingkan dengan negara nya sendiri,
namun di negara ini ia tergolong sedang,
tidak tinggi dan juga tidak pendek. Ukuran dada nya juga bisa dibilang big size, bokong yang besar dan gembul, pinggang yang ramping bak gitar spanyol, kulit kuning langsat nan bersih dan rambut hitam panjang dan lurus.
ia suka rambut panjang, oleh sebab itu ia tak pernah lagi memotong rambut nya semenjak duduk di bangku SMP. Alhasil rambut nya sangat panjang seukurannmencapai pinggang nya. Walaupun ia selalu sibuk tiap hari namun ia tak pernah lupa merawat rambut nya ala kadarnya.
****
****
Keesokan harinya fidelia terlihat bangun pagi dengan penuh semangat. Ia tak sabar lagi menuju kantor dan menemui teman Bu Sherly pak Ronald.
ia sengaja lebih dahulu bangun daripada Bu Sherly, ia dengan semangat memasak sarapan mereka dan juga membersihkan rumah itu.
setelah dirasa beres ia kemudian bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selsai mandi ia berjalan menuju kamarnya, Bu Sherly juga tampak sudah bangun.
"Nak cepat sekali kamu bangun, ini masih pagi sekali tapi kamu sudah selesai mandi, sarapan juga ibu lihat sudah beres, rumah ini juga sudah rapi dan bersih, ",puji bu Sherly membuatku semakin semangat.
"iya bu, aku tak sabar lagi mulai bekerja,
aku ingin semuanya diawali dengan baik bu" jawabku penuh ambisi.
"Ya udah gih, berpakaian dulu, ibu mau minum teh dulu, ", ucap bu Sherly dengan senyum yang terukir di wajahnya.
.
.
.
.
bersambungggggg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments