Fidelia adalah seorang gadis desa yang sengaja datang ke California untuk bekerja. Dia menjadi salah satu tenaga kerja wanita yang ditempatkan di California.
Ia seorang anak yatim, ayahnya sudah meninggal ketika dia masih duduk di bangku SMP. Dia seorang anak yang pintar dan jenius. Ia aktif dan lancar berbahasa Inggris semenjak duduk di bangku SMP. Ia memproleh hal itu berkat belajar otodidak. ia tak sanggup mengikuti les bahasa Inggris karena ibunya tak punya biaya.
Ia juga sosok gadis yang pantang menyerah ketika melakukan sesuatu. Ia juga punya banyak teman karena dia orang yang ramah, suka nenolong dan baik hati.
Teman-teman satu kelasnya rata-rata mengikuti les (bahasa Inggris, matematika, fisika, dll), tapi tidak dengan fidelia. Ia ketika pulang sekolah masih harus membantu orangtuanya dirumah maupun di kebun.
Setelah pulang dari kebun di sore hari biasanya ia langsung memasak dan membereskan rumahnya. Ia kemudian meminta materi les kepada teman-temannya dan akan ia pelajari dirumahnya dengan baik. Alhasil walaupun tanpa les ia mampu meraih prestasi tiga besar di kelasnya.
Ketika tamat SMA ia sebenarnya masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri jalur prestasi. Karena ia adalah siswa berprestasi maka ia diterima di perguruan tinggi negeri ternama di negaranya yaitu di Indonesia. Namun sayangnya ia terkendala oleh biaya
jangankan biaya kuliah biaya transportasi ke kampus itu pun orang tuanya tidak mampu.
Tempat tinggalnya dan orangtuanya berada di pulau Sumatera sedangkan lokasi kampusnya ada di pulau Jawa. Ibunya merasa kesulitan mengenai biaya anaknya tersebut. Akhirnya Fidelia memutuskan untuk bekerja supaya adik laki-laki nya nantinya bisa kuliah dengan uang yang ia kumpulkan.
Fidelia mempunyai satu adik laki-laki dan satu kakak laki-laki. Ia seorang anak perempuan satu satunya. Ia berencana bulan depan akan langsung berangkat ke negara itu. Ia hanya mempunyai waktu satu bulan untuk persiapan keberangkatan.
Dia memutuskan akan menjadi TKW karena ia sangat berminat bekerja di luar negeri yaitu California. Ia ingin merealisasikan ilmu yang ia peroleh dan sukai selama ini yaitu bahasa Inggris. Ia tidak akan kesulitan berkomunikasi nantinya karena ia sudah memiliki bekal.
Alasan dia tidak ingin bekerja di negaranya karena dengan lulusannya yang hanya SMA ia tau bahwa sulit memperoleh pekerjaan dan gaji yang besar karena mata uangnya juga rendah. Jika ia pergi keluar negeri ia akan memperoleh gaji yang besar dan nantinya bisa ditabung sedikit demi sedikit untuk membantu ibunya dan juga biaya adiknya.
Ia kemudian meminta ijin orangtuanya untuk bekerja setelah tamat SMA. Ia memang pintar namun ia tak punya biaya karena ibunya hanyalah seorang petani biasa dan sederhana di desanya.
"Mak aku kan gak bisa kuliah, jadi aku kerja aja ya mak? ", ucapnya kepada ibunya untuk meminta ijin.
"Bekerja diluar itu sulit nak, banyak tantangan dan kesulitan yang akan kau hadapi", ucap ibunya dengan sedih. Pasalnya ia tidak bisa pisah dengan putri satu satunya itu.
"Tenang aja mak, aku pasti akan kuat, tantangan dan kesulitan itu soal biasa mak, itu yang kan membuat aku dewasa mak, yakinlah samaku mak, aku akan selalu melakukan yang terbaik dan bekerja dengan gigih", ucapnya dengan tegas untuk meyakinkan hati ibunya.
"Tapi aku sedih jika tidak melihatmu setiap hari lagi nak", ucap ibunya secara lirih dan sedih. Ia tak terima jika harua berpisah dengan putrinya saat itu.
"Tenang mak, aku di sana akan terus menghubungi mamak, aku tak akan lupa mak, doakan saja mak semoga langkahku berjalan dengan baik dan lancar", jelas Fidelia dan lebih meyakinkan ibunya seraya menampilkan ekspresi serius dan penekanan untuk lebih meyakinkan ibunya.
"Jika itu memang sudah keputusan bulatmu nak, mamak tidak bisa melarang dan harus mengijinkan, semoga apa yang kau inginkan bisa tercapai nak... ingat nak selalu berbuat baik, kapan dan dimana pun kamu berada"
ungkap ibunya sedih seraya mengeluarkan butiran air mata bening yang sudah mulai membasahi pipinya. Ia memeluk putri nya dengan erat sambil mengelus punggung putrinya tersebut.
Satu bulan kemudian ia dan temannya yang lain berangkat ke negara mereka akan bekerja. dari awal keberangkatan ia sebenarnya sudah mulai curiga kepada agen yang membawa mereka. Sebenarnya saat ini ia bingung harus berbuat apa. Ternyata agen tenaga kerja luar negeri yang memberangkatkan mereka adalah agen illegal.
Awalnya dia sempat merasa bingung kenapa saat pemberkasan tidak dibutuhkan banyak beberapa berkas yang biasa dilakukan temannya yang pernah berangkat bekerja sebagai TKW. Sang agen hanya meminta dua lembar foto copy KTP dan kartu keluarga.
Sang agen menjelaskan jika hubungan kerja samanya dengan beberapa negara luar sudah sangat baik. Ia juga mengatakan kalau ia memiliki banyak jaringan yang kuat diluar negeri sehingga ia sudah memberangkatkan banyak tenaga kerja TKW dan katanya berhasil. Jadi tak perlu repot dengan urusan berkas dan yang lainnya.
Baru-baru ini temanku juga berangkat jadi TKW ke Taiwan, mereka dimintai banyak sekali berkas seperti surat keterangan dari desa, kecamatan dan kabupaten, surat kesehatan, surat keterangan dari kepolisian, dll, Visa, pasport, dan diwajibkan melampirkan surat keterangan persetujuan orang tua.
Mereka juga berangkat ke negara itu menggunakan pesawat terbang. Mereka juga harus menunggu pengumuman keberangkatan kurang lebih satu bulan setelah pemberkasan. Tapi berbeda dengan kami, keberangkatan kami tergolong sangat simpel. Dalam waktu tiga hari kami sudah bisa berangkat dan berangkat juga melalui jalur laut naik kapal laut.
Aku sebenarnya sudah heran dan bertanya-tanya. Hanya saja agen kami sangat cakap dalam berkata, dia selalu berusaha meyakinkan kami hingga akhirnya kami berangkat.
Bukan hanya aku yang berangkat bekerja sebagai TKW ke California, ada juga beberapa gadis lainnya yang seumuran denganku. Kami kurang lebih ada 25 orang. Kami berasal dari beberapa kabupaten di provinsi yang sama.
Kami ada lima orang yang berasal dari kabupaten yang sama.
Karena kami berasal dari kabupaten yang sama, selama diperjalanan di dalam kapal aku mengajak mereka mengobrol. Ternyata alasan mereka juga berangkat jadi TKW hampir sama dengan alasanku.
Lisa salah seorang temanku dari kabupaten yang sama memberi tahu kalau ia mempunyai lima orang adik yang masih sekolah. Sementara penghasilan dikampungnya sangat minim. Ia merelakan dirinya sebagai tulang punggung nantinya untuk adik-adiknya.
Sesekali kami menitikkan air mata karena cerita kehidupan kami yang menyedihkan, namun kadang kami tertawa karena lisa juga ternyata orangnya lucu.
"Fidel coba kamu pegang ototku", ucap lisa semangat.
"Wowww.. keras banget lis, kok bisa? ", tanyaku penasaran.
"Ya iyalah orang aku setiap hari jadi kuli... hehehehe", ucapnya tertawa sambil menunjukkan ototnya tadi dengan peraga layaknya binaraga wati.
"Ha.. ha.... ha... ", kami berempat yang mendengar candaannya tertawa renyah dan terbahak-bahak. Ucapan Lisa dan lagaknya yang sangat lucu.
"la emang kuli lo del.. aku setiap hari harus mengumpulkan kayu bakar untuk memasak dirumah, mencuci pakaian orangtuaku dan adik-adikku. aku juga harus membantu orangtuaku bekerja diladang, wah... kalo kuingat-ingat aku sudah kayak laki-laki yah", ucap lisa tampak sedih.
"Udah lis udah, barusan kita udah ketawa kok sedih gini lagi", ucapku sambil merangkulnya.
Ternyata kapal yang kami tumpangi sudah sampai ke dermaga California. Kami bergegas keluar sesuai instruksi agen. Setelah sampai di dermaga kami memperhatikan ada beberapa orang yang sudah menunggu dan akan membawa kami. Kami perhatikan memang ada yang sudah menunggu kami, seorang wanita paruh baya namun terlihat masih anggun dan cantik. Wanita tersebut beserta pengawalnya membawa kami ke tempat tujuan kami. Jarak dari dermaga ke tujuan kami itu ditempuh selama kurang lebih dua jam.
.
.
.
bersambunggg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments