Begal

Kini rehan dan anak buahnya sudah sampai di tol cawang pluit tepat pukul 2:00 dini hari “biasanya truk pengangkut sawit melintas di sini” kata rehan sambil mempersiapkan senjata berupa parang dan pistol rakitan “baik kita ayo kita pasang jebakannya” perintah supri yang membuat anak buahnya menebarkan paku bekas dan berkarat ke jalanan lalu mereka langsung bersembunyi di semak semak.

1 jam kemudian ada tiga truk yang lewat dan mereka semua langsung berhenti karena bannya bocor “gila siapa yang malam gini buang paku sembarangan” kata supir yang kesal sedang teman temannya langsung siaga “ini pasti jebakan.. kalian harus hati hati ada yang bawa pistol atau senjata gitu?” Tanya temannya namun kepala mereka menggeleng membuatnya tampak tegang.

“kalian menyerah saja..” tiba tiba suara rehan bergema di telinga mereka berenam “ya apa yang kau ingin kan?” Tanya supir sedikit ketakutan “kalo kalian menyerah nyawa kalian masih ada di tubuk kalian” ancam rehan sambil memainkan pistol rakitnya yang di pegang tangannya “kurang ajar” kata hati supir itu lalu mereka semua tengkurap di aspal sehingga anak buah rehan mengikatnya “itu bagus dari pada sok kuat akhirnya kalian mati” kata rehan mendekati para supir itu.

“bos kita sudah siap pergi” kata anak buahnya yang sudah siap membawa mobil truk itu dan mengambili pakunya “baik lah bawa mobil itu aku akan menyusul kalian” sahut rehan santai sehingga anak buahnya yang berjumlah 10 orang itu langsung masuk kedalam truk sedang rehan dan ketiga anak buahnya masuk kedalam mobil L300 yang tadi di bawa mereka sedang para supir yang di ikat itu di biarkan begitu saja.

“kita harus lapor polisi kalo selamat dari sini?”

“kau benar, karena kalo di biarkan makin banyak supir yang di begal nanti” para supir itu langsung menganggukan kepalanya dan mereka menunggu fajar tiba supaya bisa mendapat pertolongan dari mereka yang melintasi tol ini.

Sedang rehan yang tampak senang karena mendapatkan banyak uang dari hasil penjualan gelap hasil merampoknya semalam langsung berniat untuk pulang ketanah kelahirannya yaitu kota Bandar lampung atau lebih di kenal kota penghasil kopi.

Kini devan tengah sibuk membaca berita di ponselnya “sekarang di Jakarta lagi marak begal tahu ini aja semalam ada 3 truk yang kena begal” kata devan yang membuat supri duduk di sampingnya lalu devan memberikan ponselnya “menurut mu siapa yang melakukan itu?” Tanya supri yang langsung mendapat gelengan kepala temannya itu.

“mana aku tahu?”

“hmm apa kau lupa begal kan dari kota kita..”

kata supri yang membuat devan tersentak kaget “ah iya kau benar tapi kenapa orang lampung harus begal di sana kalo bisa di sini?” Tanya balik devan yang membuat supri berpikir keras “mungkin karena dia kabur dari kota ini?” sahut supri yang membuat devan menatap wajahnya yang polos itu.

“ya mungkin kau benar.."

“tapi itu hanya dugaan ku dev”

“tidak mengapa karena dugaan tidak selamanya salah” supri menganggukan kepalanya lalu tiba tiba teringat sosok rehan pria yang menjadi pengemis itu “apa mungkin rehan yang menjadi begal?” devan terperanjat saat mendengar pertanyaan supri barusan “entah lah kita belum tahu karena polisi sedang menyelidiki kasus ini?” supri menganggukkan kepalanya sehingga rehan menatap wajahnya.

“aku piker kau sudah melupakan gembel itu?”

“aku gak bisa lupa, apa lagi sampai detik ini polisi belum menangkapnya padahal ini sudah lewat 2 tahun?”

“ah benar juga. Tapi tenang saja kalo dia menampakan diri aku yang akan menangkapnya lalu menjebloskannya ke penjara”

“ehehehe terimakasih atas perkataan mu itu” kata supri yang membuat devan tersenyum “aku tahu dia pasti kabur dan bersembunyi di suatu tempat” sahut devan seolah bisa menerawang keberadaan rehan “aku tapi tidak perduli dengannya lagi dev mau dia jadi apa dan melakukan apa kalo tidak merugikan ku aku gak akan perduli lagi” kata supri yang membuat devan cemberut.

“jadi kau menyerah gitu atau kau biarkan penjahat berkliaran bebas gitu?”

“bukan. Cuma aku rasa ini memakan waktu lama dan mungkin dia juga sudah melupakan aku?”

“jangan bodoh”

“eh..”

“dia sangat membenci mu mana bisa di melupakan mu lagi pula penjahat harus di hokum itulah aturannya kalo kau memaafkannya karena dia belum tertangkap artinya kau memaafkannya tanpa meminta tebusan apa pun sehingga tidak membuatnya jera melakukan kejahatan”

“ah kau benar maafkan aku..”

“aku akan maafkan tapi kalo kau berpikir begitu lagi aku akan menjitak kepalamu dengan teplon” ancam devan dengan tatapan tajam seolah ingin menghajar supri “ah iya iya baik lah” kata supri lalu devan berdiri “aku mau pulang males sama kau yang bego” selesai mengatakan itu devan benar benar keluar dari rumah dan supri tidak menyusulnya karena dirinya tahu saat temannya itu marah akan semakin marah jika terus di ajak bicara “maafkan aku dev” kata hati supri yang merasa kecewa pada dirinya sendiri karena telah membuat sahabatnya kecewa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!