Jahat

Malam telah tiba tepatnya pukul 00:00 dini hari kota Bandar lampung tampak sepi dari hiruk pikuk kebisingan kendaraan dan lalu lalang orang orang yang mencari sesuap nasi atau sekedar berpergian untuk menghibur diri namun tidak di salah satu tempat di kota ini, bukan di barr atau hiburan malam tetapi di tempat supri berdagang.

“jadi supri gak mau menuruti perintah bapak ibu?” penjual langsung menganggukan kepalanya sehingga rehan tersenyum “ya sudah bapak ibu pulang saja biar kami yang gentian kerja dan besok kalian bisa lihat yang kami lakukan?” kata rehan yang membuat para penjual itu mengangguk setuju.

“baik lah tolong ya”

“siap pak bu..” akhirnya para penjual itu pun pulang dengan tenang dan rehan langsung mengumpulkan teman temannya “mari kita beraksi hancur kan tempat jualan supri” perintah rehan yang membuat teman temannya bersorak “YAaaa” selesai mengatakan itu mereka langsung mematahkan meja dan kursi “bruakk prakk bruakkk” belum puas sampai di situ mereka juga merobohkan lemari tempat supri menyimpan piring dan mangkuk serta alat alat jualnya yang sengaja tidak di bawa pulang “bruaakk pyarr pyarr pyarrr” piring dan gelas itu langsung pecah dan benar benar hancur.

“huh huh huh, ahahaha” rehan langsung tertawa lepas saat melihat semua barang milik supri telah hancur dan tinggal kepingan yang tidak mungkin dapat di satukan kembali “oke semua ayo kita pesta tuak aku yang bayar nanti” ajak rehan setelah puas memperhatikan tempat kerja supri yang berantakan itu “ah serius han?” rehan menganggukan kepalanya dengan mantap sehingga teman temannya tersenyum bahagia “oke” sahut teman temannya sehingga mereka pun pergi ke tempat hiburan malam khusus kaum gelandangan yang miskin dan hanya punya sedikit uang.

“kook kok petook” suara ayam jantan berkokok dan samar samar terdengar di telinga supri sehingga dirinya langsung bangun dan selesai membaca doa bangun tidur supri langsung mengambil wudu dan segera pergi kemasjid selesai menunaikan ibadah solat subuh supri langsung bersiap siap untuk berdagang walaupun supri berangkat jam 10 pagi supri tidak ingin menganggur di waktu pagi sehingga setelah selesai menyiapkan dagangannya supri langsung membersihkan rumah lalu mencuci baju dan menjemur nya. Ya begitu lah aktifitas supri di pagi hari.

“bismilah” kata supri saat mulai mendorong gerobaknya untuk di bawa ketempat kerjanya “deg” mata supri membelalak dan jantungnya terhentak hebat saat melihat semua barang di tempat kerjanya hancur berantakan “SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI” teriak supri yang tampak marah namun mereka tak bergeming bahkan mengabaikan supri yang tampat sedih dan marah itu tiba tiba supri langsung mengangkat kedua tangannya kelangit dan air matanya menetes, bibir pun gemetar.

“ya allah aku mohon dari musibah yang sedang aku alami ini berilah ganti yang lebih baik, tolong jadikan aku sebagai orang kaya yang baik yang bisa membantu orang lain bersedekah dan membayar zakat. Aamiin ya rabb” selesai berdoa supri langsung mengusap air matanya dengan kedua tangannya dan supri langsung membereskan barang barangnya.

“hiks hiks” tangan supri gemetar saat mengambil pecahan beling dari gelas dan mangkuknya yang hancur “seer” supri langsung meringis kesakitan saat tangannya tergores beling gelas yang tajam namun supri tetap membereskan pecahan beling itu walaupun tangannya terluka dan air matanya terus mengalir membasahi pipinya yang tirus.

Pada akhirnya para pelanggan yang biasa membeli dagangan supri langsung berdatangan dan mereka langsung terkejut saat melihat tempat kerja supri berantakan.’

“yang sabar ya bang” kata salah satu pelanggan yang membuat supri tersenyum dalam tangisnya “terimakasih banyak, tapi maaf hari ini saya gak jadi jualan” para pelangan langsung menganggukan kepalanya “iya sudah kami bantu ya untuk membereskan nya” supri manggut manggut sehingga para pelanggan itu membantu membereskan tempat kerjanya dan dalam waktu 1 jam akhirnya selesai.

“terimakasih banyak semuanya” kata supri merasa sangat terbantu “santai aja bang, tapi apa abang masih mau berjualan di sini?” supri langsung menggelengkan kepalanya “saya gak tahu pak bu” jawab supri terlihat tampak frustrasi “ya sudah bang, tapi saran saya jualan aja di rumah bang biar gak ada lagi kejadian gini lagi” kata pelanggan yang membuat supri menatap wajahnya.

“akan saya pikirkan..”

“kalo abang jadi jualan di rumah kami juga gak apa apa kesana hehehe habis mie buatan abang bikin nagih”

“ya kami juga setuju..” supri langsung tersenyum karena merasa terkhibur dengan perkataan pelangannya barusan.

“baik lah saya akan pikirkan dulu sekarang saya izin pulang ya pak bu?”

“iya bang hati hati ya” supri langsung menganggukan kepalanya sehingga pelanggan membiarkan supri pergi sehingga para penjual yang sedari memperhatikan mereka langsung kecewa “gila sekarang malah mereka berempati sama supri, kalo gini bisa bisa kita akan kehilangan semua pelanggan kita” keluh penjual yang membuat teman temannya juga tampak panic.

“terus gimana? Masa iya kita ngaku gitu bisa bisa supri melaporkan kita ke polisi?” sahut temannya yang membuat penjual itu tampak kebingungan “entah lah, kita tunggu aja pengemis itu datang lalu kita musyawarahkan masalah ini” kata penjual yang membuat teman temannya setuju.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!