Sedih

Supri langsung membaringkan ke tempat tidur karena merasa tidak punya tenaga lagi terlebih pikiran dan perasaan yang ada dalam dirinya berkecamuk dan membuatnya sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan apa pun, hatinya yang hancur kini hanya menyisakan luka yang mendalam dan hanya air asin ini lah yang bisa mengungkapkan betapa sakitnya rasa itu.

“kenapa mereka kejam sekali?” suara supri parau dan tenggorokannya terasa sakit saat memaksakan diri untuk bicara “hiks hiks” supri bukan pria cengeng dirinya lebih kuat dari dugaan yang ada tetapi saat ini air asin itu tidak mau berhenti keluar dari pelupuk matanya “aku memang salah apa pada mereka?” lagi lagi supri bicara sendiri sungguh ini kali pertamanya hatinya terguncang hebat karena hal yang semesetinya tidak di alami olehnya.

Ya manusia memang begitu ketika hatinya berpenyakit orang yang tidak salah seperti supri akan menjadi korban dari sifat iri dengki dari mereka yang tidak menyukai kebahagiaan menyelimuti hidup supri, jahat begitulah kata yang pantas di berikan pada mereka.

“tok tok tok” devan mengetuk pintu rumah supri berkali kali “huh huh huh” napasnya masih berat karena habis belarian “pri kau di dalam kan?” teriak devan setelah selesai mengatur napasnya namun masih juga belum dapat respon dari dalam “pri jangan bunuh dir..” tiba tiba pintu terbuka yang membuat devan langsung melongo karena melihat wajah supri yang tampak teduh dengan air asin masih membasahi pipinya “bukk” devan langsung memeluk tubuh supri.

“syukurlah kau Cuma galau aku kira kau bunuh diri”

“gila, mana mungkin aku melakukannya”

“hehehe” devan langsung tertawa hatinya merasa lega karena temannya itu tampak serius meladeni candaannya lalu devan pun melepas tubuh supri dan di tatapnya matanya yang sayu itu “sudah jangan sedih, aku boleh masuk kan?” supri menganggukan kepalanya sehingga mereka masuk kedalam rumah.

Kini mereka berdua sedang duduk di kursi “apa kau mau minum?” Tanya supri setelah berhenti menangis.

“boleh satu gelas es teh aja” supri langsung pergi kedapur sehingga devan mengambil ponselnya untuk melihat pesan dari orang pesuruhnya “nih..” kata supri sambil meletakan segelas es teh di meja sehingga devan langsung kembali meletakan ponselnya di saku lalu meminum nya “glug glug glug” akhirnya tenggorokan devan yang terasa kering pun tampak dingin dan sejuk karena air manis yang di teguknya itu.

“makasih..” supri langsung tersenyum “kenapa kau bisa tahu aku sudah pulang?” Tanya supri yang membuat devan tersenyum canggung “tadi ada kline yang memeriksa kucingnya dan bilang kalo di tempat kau jualan di rusak orang gak dikenal jadi aku langsung pergi kesana lalu kesini” jawab devan yang membuat supri tersenyum ketir “sekarang aku harus bagaimana?” Tanya supri sudah mulai putus asa “kau jangan pikirkan hal itu, sekarang kau istirahat saja” jawab devan yang membuat supri menatap tajam matanya yang ramah itu,

“mana bisa begitu?” protes supri sedikit kesal “aku tahu kau pasti marah, tapi kau tenang saja aku akan bantu menangkap pelakunya jadi tenang lah” sahut devan yang membuat supri terkejut “kau.. tapi aku tahu siapa yang melakukannya” devan tersenyum mendengar perkataan supri barusan.

“kau tahu siapa pelakunya tapi kau gak bisa menangkapnya kan?”

“kau tahu jalan pikiran ku..”

“kau tenang saja teman mu ini gak akan biarkan pelaku kejahatan bebas berkliaran begitu saja?”

“tapi caramu menangkap mereka?”

“ini sudah tahun 2022 supri jaman sudah sangat canggih apa yang kau pikirkan?” supri tidak menyahut dirinya terdiam karena masih belum tahu banyak hal “sudah lah jangan kuatir aku pastikan dua hari kemudian kau akan bisa jualan di sana dengan aman dan nyaman insya allah” kata devan menyakinkan namun supri tampak tidak terima begitu saja “apa yang kau rencanakan?” Tanya supri serius yang membuat devan tersenyum penuh makna “aku akan beritahu nanti saat kita berhasil menangkap pelakunya” jawab devan yang membuat supri kecewa namun mau bagaimana lagi supri enggan berdebat dengan devan karena dirinya takut itu akan memancing keributan diantara mereka.

“baik lah tapi janji ya?”

“siap bos.. sekarang ayo kita makan ciken kfc aku yang traktir deh”

“eh kau gak ke klinik”

“habis makan aku kesana lagi”

“ah begitu baik lah” mereka berdua akhirnya langsung pergi ke rumah makan yang begitu terkenal di kota ini.

Sedang di sudut lain dari kota Bandar lampung tepatnya di daerah pkor tempat supri berkerja telah berkumpul penjual dan para pengemis di salah satu waktek milik mereka “jadi ceritanya begitu?” kata rehan setelah mendengar cerita penjual tentan kejadian tadi pagi “hmm kalo gitu kalian tenang saja, aku akan pikirkan cara lain untuk bisa membuat supri jera jualan di sini” kata rehan namun tidak bisa membuat para penjual itu merasa tenang.

“apa yang akan kau lakukan lagi?” Tanya penjual ingin tahu rencana rehan “saat ini belum ada, tapi segera akan aku beritahu” kata rehan yang membuat penjual itu kecewa “ais kami bukannya untung malah bunting nih” keluh penjual yang membuat kepanikan di hati rehan namun bisa di samarkan di wajahnya yang tampak tenang.

“kenapa kalian panic?”

“ya gimana gak panic, kalo kita ketahuan bisa di penjara”

“ya sudah kalo gitu jangan sampai ketahuan, beres kan?”

“ya kenapa kau santai sekali?”

“karena aku pintar jaga rahasia” penjual itu langsung menganggukan kepalanya sehingga rehan tersenyum puas “ya sudah sekarang kalian berjualan lah, kami juga akan kerja lagi” kata rehan “baik lah, tapi kami tunggu rencana mu ya?” rehan menganggukan kepalanya sehingga para penjual itu merasa lega.

Kini rehan dan teman temannya sedang mengemis di pinggir lampu merah namun pikiran rehan kacau sehingga memutuskan untuk pulang duluan. Ya di tempat kumuh ini lah rehan dan teman temannya tinggal di samping terminal raja basa ada sebuah gedung tua yang tidak terpakai di situlah tempat rehan beristirahat dari lelahnya meminta minta “ini gawat kalo benar yang di takutkan oleh penjual maka aku juga pasti akan ikut di tangkap” sebenarnya rehan juga merasa ketakutan jika tiba tiba dirinya di tangkap karena kejahatan yang dirinya lakukan.

“ah kalo aku Cuma menerka nerka waktuku akan habis dan gak ada waktu untuk kabur” kata rehan sehingga dirinya bangkit lalu mengobrak abrik barang yang ada disana karena rehan sedang mencari simpanan uang milik teman temannya setelah di rasa sudah cukup mendapatkan uang rehan langsung menganti pakaiannya yang lebih layak lalu pergi ke terminal untuk ikut naik bus jurusan Bangkauni supaya rehan keluar dari kota Bandar lampung ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!