Maju

Waktu terus berlalu hal yang dulu sulit di lalui kini terlewat begitu, semakin hari semakin cerah dan kegelapan dalah hidup mulai lenyap penderitaan yang dulu sering menghampiri kini sudah pergi untuk selamanya tidak mudah namun bukan berarti mustahil ya begitulah kehidupan kalau menyerah berarti pengecut dan jika pantang semangat berarti sangat kuat.

Hari hari supri semakin sibuk dulu dirinya hanya berkerja sendiri kini telah di temani dua kariawan yang membantunya dalam berjualan mie goring dan mie rebus berharga 25rb per porsi belum selesai sampai di situ supri mendapat saran dari teman terbaiknya untuk membuat cabang dari usahanya dan menyuruhnya mencari kariawan yang jago akutansi supaya bisa memisahkan pendapatan metahnya lebih mudah hal itu masuk akal mengingat betapa banyak pelanggan yang selalu datang untuk membeli mie sehingga supri pun menerima penawaran itu sehingga dirinya sekarang tampak lebih mudah dalam mengurus usahanya.

Kini supri tengah duduk santai di sofa ruang tamu rumahnya dan matanya tengah focus menatap layar televise yang cukup besar “yay a goolll” ternyata supri sedang menonton pertandingan kualifikasi piala dunia “tok tok” tiba tiba ada yang mengetuk pintu dan dirinya langsung berdiri lalu kakinya melangkah menuju pintu.

“ceklek” bibirnya langsung tersenyum saat melihat wajah devan yang tampan “ayo masuk udah mulai tuh” ajak supri sehingga devan masuk kerumah dan mereka langsung duduk bersama sambil mulutnya ngemil nasi goring murah tapi enak yang di bawa devan.

“besok udah puasa loh..”

“ho oh, menurutmu aku harus tutup gak?”

“hmm.. buka habis solat isya aja”

“ah apa gak masalah?”

“lah kenapa memang” supri langsung berhenti makan lalu matanya menatap wajah devan dengan ramah “aku takut mereka juga mau solat terawih?” devan langsung tersenyum dan mengerti maksud dari kekuatiran temannya itu “iya kan solat terawih sunah pri, tapi dari pada kau bimbang kasih tahu aja kariawan mu mau kerja malam gak kalo iya buka tuh dagangan dan masalah selesai” devan menyarankan sehingga kepala supri manggut manggut.

“dan kau gak usah kerja ikut solat terawih aja”

“eh tap..”

“jangan kuatir kau punya banyak kariawan sekarang jadi biar mereka yang kerja”

“ah apa semudah itu?” devan langsung tertawa kecil lalu dirinya menatap wajah supri yang masih tampak polos itu “sekarang kau adalah bos ngapa repot repot sudah jangan terlalu kau pusingkan” kata devan santai sungguh nasehat itu berharga dan supri berusaha harus terbiasa dengan kehidupannya sekarang.

“oh iya baju yang sering kau pakai itu udah berubah warna”

“eh maksudmu yang sering aku pakai sehari hari..”

“iya, besok pagi ayo kita pergi ke mall beli baju bagus?”

“tapi apa gak apa apa?”

“kenapa lagi? Sekarang kau itu bos masa gak mau berpenampilan lebih layak?”

“ah iya kau benar terimakasih..”

“ye, lalu habis beli baju mari kita kedeler mobil untuk beli mobil”

“HUH?” supri tampak terkejut sehingga devan keheranan “ya masa kau gak mau beli mobil mau minjam punyaku terus?” supri langsung tersenyum canggung dan kepalanya menggeleng sungguh benar yang di katakan devan sehingga supri setuju terlebih devan sudah mengajarinya menyetir.

“ah iya, aku sangat berterimakasih..”

“santai saja, aku Cuma ingin kau terlihat lebih hidup kalo kau sudah punya uang lebih kau bisa gumakan untuk hal yang kau sukai kan?”

“I iya, tapi aku masih merasa takut..”

“takut orang lain gak suka kau pake baju bagus dan punya mobil begitu?” supri langsung terdiam sungguh pertanyaan devan membuatnya merasa takut karena telah membuat temannya itu marah “ais kenapa kau masih berpikir begitu? Lupakan mereka yang gak menyukaimu pri” devan seolah tahu yang di pikirkan oleh temannya itu sehingga berkata demikian.

“tapi kau kan tahu aku dulunya bukan lah siapa siapa..”

“aku tahu itu, makanya pumpung sekarang jadilah siapa pun yang kau mau. Dan berhenti merasa takut dengan pikiran orang lain yang belum tentu benar..” supri langsung menatap wajah devan sungguh dirinya sebenarnya selalu takut karena semakin sukses membuat supri semakin takut karena supri sadar dirinya bukan siapa siapa dan kekayaan tiba tiba melimpah kepadanya membuat manusia yang hatinya berpenyakit akan membencinya hal itu membuat supri kembali teringat dengan masa lalu yang dulu di alaminya ya berbuatan rehan dan teman temannya masih menjadi troma yang menakutkan bagi hidup supri.

“maju lah terus pri, bukan kah kau ingin membantu orang lain tidak ingin memperkaya diri?” hati supri berdebar saat devan bertanya hal itu sehingga matanya menatap wajah temannya itu “aku akan jadi orang kaya yang baik” devan langsung tersenyum mendengar perkataan supri “nah gitu dong semangat, kau kan tahu di Indonesia banyak orang miskin terlebih besok sudah bulan romadon jadi semangatlah cari uang untuk membantu mereka” supri langsung menganggukan kepalanya lalu tersenyum.

“terimakasih banyak ya dev?”

“santai saja..” devan langsung melanjutkan makannya dan dirinya pun langsung kembali focus menonton siaran ulang pertandingan sepak bola di televise “ya allah terimakasih banyak telah memberiku teman sebaik devan, tolong jagalah dia supaya tidak hilang dari hidupku. Aamiin” kata hati supri berharap doanya di kabulkan oleh tuhan.

Malam ini memang yang selalu sama Karena Supri dan Devan tidak punya teman lain sehingga mereka pun selalu bersama membuat tali persahabatan ini semakin kuat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!