Hasut

Sudah tiga hari berlalu sebelum hari ini datang dagangan supri selalu laris manis dan banyak pelanggan yang ingin juga membeli jualan supri di bazar nanti dan saat itu lah para pengemis itu selalu memperhatikan supri berdagang “baik lah mulai kita beraksi” kata supri saat melihat supri pergi sehingga mereka langsung menghampiri pedagang yang masih membuka usahanya.

“ya ngapa kau datang kemari sana pergi” usir penjual pada para pengemis itu “tenang pak saya gak ingin berbuat onar, tapi saya Cuma mau sampaikan apa bapak gak merasa rugi saat pelanggan bapak hilang karena beli di angkringan milik supri?” jelas rehan yang membuat pedagang itu tampak terkejut “ya apa maksudmu bicara begitu?” Tanya penjual itu yang membuat rehan tersenyum penuh makna “bapak ingin supri pergi dari sini gak karena kan semenjak dia dagang kesini membuat dagangan bapak kurang laku?” rehan mulai mendoktrin penjual itu dengan pertanyaan nya.

“kau benar tapi apa yang ingin kan sebenarnya?”

“bagaimana kalo bapak dan para pedagang yang lain berkerja sama untuk mengusir supri supaya dia gak dagang di sini lagi?”

“itu mustahil..”

“saya dan teman teman saya bisa membantu bapak”

“memang apa untungnya bagimu?”

“banyak, yang pasti saya gak suka supri laris manis dagangannya” penjual itu langsung menatap tajam mata rehan yang ramah itu “kau.. tapi apa yang kau rencanakan?” Tanya penjual itu kembali memastikan keinginan rehan yang sebenarnya “bapak dan pedagang yang lain bisa demo supri dan kalo cara itu berhasil saya tidak perlu beraksi tapi kalo gagal saya dan teman teman yang akan beraksi”

kepala penjual itu langsung manggut manggut sehingga rehan tersenyum.

“baik lah pak besok kita beraksi ya?”

“oke, saya juga akan bicara dengan pedagang yang lain” rehan langsung menganggukan kepalanya sehingga rehan pun memanggil teman temannya yang juga sedang menghasut pedagang yang lain “ya sudah kami pergi ya pak” kata rehan lalu dirinya dan temannya langsung pergi dari tempat itu dan tidak lama kemudian para pedagang pun berkumpul di tenda penjual tadi.

“menurut kalian bagaimana?”

“saya sih sejutu sama perkataan pengemis tadi karena memang di antara kita dagangan supri lah yang paling laku”

“jadi?”

“ya sudah kalo besok dia jualan lagi mari kita bicara dulu kedia?”

“eh maksud mu?”

“ya bicara dulu toh bukan salah dia juga kan dagangannya laris karena mungkin memang masakan mie nya enak?”

“kau benar juga sih tapi kalo begini terus maka kita juga yang rugi..”

“Iya sudah kita lihat besok ya, sekarang kita focus jualan dulu aja?”

“oke oke..” lima penjual itu pun langsung bubar setelah selesai bermusyawarah.

Kini waktu sudah menunjukan pukul 2 siang sehingga supri dan devan tampak semakin kualahan melayani pembeli yang semakin antri “waduh gawat pri mienya tinggal 2 dus?” kata devan saat melihat kebawah meja yang di gunakan untuk mengolah bumbu “iya sudah gak apa apa” sahut supri lalu dirinya pun berdiri di hadapan para pembeli.

“maaf sebelumnya kakak, adik, ibu, bapak mie tinggal dua dus jadi tinggal 80 porsi lagi jadi yang gak kebagian jangan sedih apa lagi marah ya? Terimakasih” selesai mengatakan itu supri kembali memasak dan devan juga sigap membantunya hingga waktu berlalu akhirnya supri pun menutup dagangannya karena semua telah habis di jualnya.

“alhamdulilah ya pri laku 10 dus hari ini?” kata devan yang membuat supri tersenyum lalu memeluk tubuhnya “makasih banyak sudah membantuku” kata supri lalu melepas tubuh devan sehingga matanya bisa melihat bibir temannya itu tersenyum manis kepadanya “iya loh santai hahaha yang penting bagi hasil ya?” supri langsung menganggukan kepalanya.

“itu pasti, iya sudah ayo kita kemasi barangnya lalu pulang biar cepat istirahat”

“siap bosku” devan dan supri pun langsung membereskan barang barangnya lalu di masukan kemobil milik devan dan kini mereka sudah sampai di rumah supri “bukk” supri dan devan langsung membaringkan tubuh mereka di karpet “ugh punggungku kaku banget karena banyak berdiri tadi” keluh devan yang membuat supri tersenyum “aku juga sama hmm” sahut supri lalu memejamkan matanya.

“eh kau gak mau itung uangnya dulu?”

“aku capek kau saja yang itung sana?”

“serius..”

“iya yang penting jangan korupsi”

“hahaha siap bos” devan langsung mengambil tas berwarna hitam itu dan mulai menghitung uangnya dan 30 menit berlalu “alhamdulilah kita dapat 10jt pri” kata devan lalu menoleh kearah supri “eh malah tertidur, hmm untung kita sudah solat asar” kata devan lalu kembali memasukan uangnya kedalam tas dan mengunci pintu setelah itu devan juga ikut tertidur karena juga merasa lelah.

Terpopuler

Comments

armando lezza

armando lezza

aku suka

2022-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!