Raka membuka pintu masuk ke ruangan Rainy dan mengangguk pelan pada mereka yang menunggu di balik pintu, memberi isyarat untuk masuk ke dalam ruangan. Berada paling depan tentu saja, adalah sepupu Rainy, Ivan. Ia disusul oleh seorang wanita dan 2 orang pria yang berjalan berurutan tepat di belakang.
Ketika sampai di depan meja Rainy, Ivan mengedipkan sebelah matanya dan menyapa,
"Hello, Cousin." sebelum ia mengambil tempat untuk berdiri di sisi paling kanan. Si wanita mengambil tempat di sebelah kirinya dan kedua pria di belakang si wanita menyusul dengan mengisi tempat di sisi kiri si wanita secara berurutan.
"Perkenalkan diri kalian." Perintah Raka. Mendengar ini senyum Ivan mengembang semakin lebar.
"Well, you know me; I'm your most favorite cousin! Dan mulai sekarang aku adalah Asisten pribadimu yang kedua. Your right hand."
"A left hand!" ucapan Ivan langsung disela Raka dengan dingin. Raka memandang Rainy dan berkata tegas. "I am your right hand."
"Kenapa aku sampai memerlukan 2 asisten?" tanya Rainy.
"Nenekmu juga memiliki 2 asisten. Aku akan jelaskan sebabnya nanti, tapi begitulah, aku dan Ivan adalah asisten pribadimu."
Rainy menyandarkan punggungnya ke kursi, melipat tangannya di Dada dan memusatkan pandangan pada Ivan.
"Well, well, well, what a surprise." Komentar Rainy yang disambut oleh senyum jahil Ivan.
"Surprise, surprise!" sahut Ivan, membeo.
"An Empath?" Tanya Rainy pada Ivan. Empath adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk merasakan emosi orang lain seperti layaknya ia sedang merasakan emosinya sendiri. Biasanya ia adalah sebuah pribadi yang sangat sensitif dan dalam. Sungguh berbanding terbalik dengan kepribadian yang biasanya ditampilkan oleh Ivan; dangkal dan sangat tidak sensitif.
"Begitulah." sahut Ivan.
Rainy memandang Ivan dengan ekspresi tak percaya. Kemudian ia menoleh pada Raka untuk meminta konfirmasi.
"Apa itu benar?" tanya Rainy.
Raka mengangguk.
"Semua tes yang diberikan menetapkan hasil bahwa Ivan adalah seorang Empath. Itu sebabnya sejak belia ia telah ditetapkan oleh Pak Dirut untuk menjadi anggota team supportmu."
Rainy memandang Ivan dengan kening berkerut. Sepupunya ini dikenalnya sebagai pria berkulit muka tebal seperti kerbau dan sama sekali tidak peka.
"You are a Bull!"
Mendengar celaan Rainy, Ivan merentangkan kedua tangannya dengan lagak jumawa.
"Berhasil mengelabuimu adalah sebuah prestasi bagiku." cetusnya, lagi-lagi sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Rainy menggelengkan kepalanya dengan penuh ketidak percayaan. Mari kita lihat saja bagaimana performancenya kelak, pikir Rainy. Ia mengalihkan perhatiannya pada wanita yang sedang berdiri di samping Ivan.
Wanita ini bertubuh mungil, mungkin sekitar 155 cm, berkulit sedikit gelap dan berwajah Baby Face. Matanya berbinar cerdas dan seulas senyum selalu terukir di bibirnya. Menyadari arah pandangan Rainy, si wanita tersenyum sopan dan memperkenalkan diri.
"Selamat pagi, bu. Nama saya Natasha. Saya adalah Sekretaris Pribadi Ibu."
Rainy menatap tulisan yang tertuang di atas kertas yang berisikan data pribadi Natasha.
"18 tahun. Hmmm... Kau masih sangat muda." Komentar Rainy.
" Benar, bu." Natasha mengangguk sambil tersenyum.
"A Hacker." baca Rainy lagi.
"Benar."
"9 kali menjadi tersangka, lalu pada kasus terakhir di dakwa dan dihukum di penjara anak-anak selama 3 bulan karena melakukan pembobolan pada sistem sebuah Bank nasional."
"Benar." Natasha kembali mengangguk mengiyakan dengan senyum yang masih terus menghiasi wajahnya.
"Kasus pertama terjadi saat kau masih berusia 9 tahun."
"Benar."
"Bukankah itu usia yang terlalu muda untuk sudah terlibat dalam pelanggaran hukum?"
"Saya memiliki banyak rasa penasaran saat masih belia, bu." Sahut Natasha tanpa ekspresi. Namun Rainy bisa melihat tawa di matanya, membuat Rainy mengerutkan keningnya. Brat? Pikirnya.
"Bagaimana dengan saat ini?" Kejar Rainy.
"Sekarang saya selalu berusaha keras untuk menahan rasa penasaran saya."
"Apakah berhasil?"
"70%...?"
"Bagaimana dengan yang 30%?"
"Saya selalu berhati-hati. Selama tidak ada bukti, tidak akan ada yang tahu." jawab Natasha dengan wajah serius. Disebelahnya, Ivan dan pria di samping Natasha mendengus geli, sementara Rakapun tak mampu menahan senyum.
"Cheeky, aren't you?" Komentar Rainy.
"Maaf, bu." Sahut Natasha sambil menundukkan kepalanya.
"Apakah ini caramu berbicara dengan nenekku?" Tanya Rainy lagi.
"Benar. Tapi Nenek anda sangat pemaaf dan kata nenek anda, anda juga sama pemaafnya." Seloroh Natasha. Rainy terdiam, menutup matanya sesaat. Wajah penuh tawa neneknya muncul sekilas dalam ingatannya, membuat ujung-ujung bibir Rainy tertarik pelan, sebelum kembali ke posisi netral. Ia kemudian berucap dengan dingin.
"Well, she was wrong."
Natasha mengangguk dan menundukkan kepalanya dengan penuh hormat.
"Tolong maafkan saya."
Rainy terdiam sesaat sebelum kemudian bertanya,
"Lalu, apakah sekarang kau sudah insyaf?"
Natasha mengangkat bahu dan senyum jahil muncul di bibirnya, namun ia tidak menjawab. Rainy kembali mendengus geli.
"IQ 160, memiliki Ingatan fotografis," Rainy membaca keterangan dalam file di tangannya sebelum kembali mengangkat kepalanya dan memandang wajah imut Natasha. "Apakah kau punya kemampuan supernatural?"
"Tidak. Tapi menurut saya ingatan fotografis saya sebanding dengan kemampuan supernatural."
"Apa yang ingatan fotografismu bisa lakukan?"
"Ia merubah otak saya menjadi super komputer dengan kemampuan akses yang 1000x lebih cepat dari komputer buatan manusia. Selain itu apapun yang pernah saya lihat, tidak akan pernah saya lupakan."
"Hmm... Lucky you. Lalu, mengapa kau bersedia menjadi sekretarisku padahal dengan memggunakan keahlianmu, kau bisa segera kaya raya." tanya Rainy lagi.
"Saya menghabiskan 3 bulan di penjara sebelum Ibu Dirut menjemput saya secara pribadi di depan pintu penjara dan menawari saya sebuah pekerjaan dan sebuah rumah sebagai tempat bergantung dan berlindung. Saat itu saya masih berusia 15 tahun. Saya hanya anak yatim piatu yang menghabiskan nyaris seumur hidup saya di jalanan, yang membuat saya sering melanggar hukum, baik karena iseng maupun karena kebutuhan ekonomi. Namun Ibu Dirut tidak pernah sekalipun menyalahkan atau tampak merendahkan saya. Ia memberitahu saya bahwa bila kelak ia tiada, saya bisa menjadikan anda sebagai tempat berlindung yang baru. Itulah sebabnya saya bersedia menjadi sekretaris anda; karena saya membutuhkan perlindungan anda. Tanpa anda, saya tidak punya siapa-siapa lagi sebagai tempat bergantung." Ucap Natasha dengan nada suara yang terdengar sangat tulus, membuat ujung bibir Rainy terangkat sekilas sebelum menghilang dengan cepat. Meletakkan sikunya di meja dan menyangga dagunya dengan telapak tangan, Rainy memiringkan kepalanya dan memandang Natasha dengan seksama.
"Kau adalah orang dewasa. Lalu kenapa saya harus melindungimu?" Tanya Rainy.
"Eh.... Itu... Karena saya... Er, apakah ibu tidak bersedia melindungi saya?" tanya Natasha dengan wajah memelas. "Saya bisa sangat berguna untuk Ibu lho! Saya cerdas, saya ahli dalam pekerjaan saya dan saya tidak akan berkhianat pada ibu!" Sahut Natasha cepat. Matanya membelalak lebar dan wajahnya menunjukan kesungguhan dan harapan yang besar, membuat Rainy harus kembali mengulum senyumnya.
"Pastikan saja bahwa kau tidak melanggar hukum tanpa seijinku maka akan ku pastikan bahwa kau akan selalu berada di bawah perlindunganku." ucap Rainy kemudian. Mendengar ini membuat mata Natasha terbelalak sesaat, sebelum pemahaman mengalir di kepalanya, menyebabkan senyum terbentuk makin lebar dan bersinar sampai ke matanya yang indah. Natasha kemudian mengangguk hormat pada Rainy sambil tersenyum lebar dan berkata,
"Saya mengerti! Terimakasih, bu!"
Copyright@FreyaCesare
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments