Adnan

Ardi memimpin saudara-saudaranya berjalan menuju salah satu sudut rumah yang jarang didatangi. Rumah itu sendiri sangat luas, dengan 15 kamar tidur yang sebagian besar dibiarkan kosong setelah Ardi dan saudara-saudaranya memutuskan untuk membangun rumah mereka sendiri. Kini hanya Ardi sekeluarga yang memutuskan untuk pindah kembali ke rumah itu sejak ibunya sakit, beserta beberapa orang staff kepercayaan keluarga yang menempati rumah tersebut, termasuk Raka. Begitu besar dan kosongnya rumah tersebut membuat tak aneh apabila ada kawasan yang jarang tersentuh aktivitas penghuninya, termasuk daerah dimana kamar Lilith berada.

Ketika sampai di depan pintu, Ardi berbalik dan menatap Adnan dengan dingin. Ardi bukanlah pria yang dingin. Ia hangat, penyayang dan lembut. Namun kemarahannya pada Adnan membuat ekspresi wajahnya mengeras. Melihatnya seperti itu membuat yang memandangnya menyadari darimana ekspresi dingin Rainy berasal.

"Ini adalah kamar Lilith. Kalau kau ingin bertemu dengannya maka masuklah sendiri ke sana. Kami tidak akan menemanimu." Katanya pada Adnan. Adnan memandang adik bungsu yang dahulu pernah sangat disayanginya, namun sekarang terasa bagai duri yang terbenam dalam dagingnya itu.

"Apakah kau juga bisa melihat Lilith?" Tanya Adnan.

"Aku hanya bisa mendengarnya." Jawab Ardi.

"Apa kau yakin dia ada di dalam?" Tanya Adnan kembali, mulai sedikit merasa gentar.

"Entahlah." Jawab Ardi jujur. Setelah menyipitkan matanya pada adiknya dengan kesal, Adnan berbalik dan berjalan menuju pintu kamar yang tertutup rapat. Tangannya hampir menyentuh gagang pintu ketika Ardi berkata,

"Adnan, dengarkanlah saranku. Sebaiknya jangan pernah masuk kesana."

Adnan menoleh pada adiknya dan tersenyum sinis. Ucapan Ardi bukannya menakutinya, namun malah menghapus semua keraguan yang tadinya mulai merayapi hatinya. Dengan yakin Adnan memegang gagang pintu dan memutarnya hingga terbuka.

Ruangan di dalam gelap gulita. Untuk sesaat Adnan terkesima, tak tahu harus melakukan apa. Namun tiba-tiba sesuatu mendorongnya memasuki ruangan. Adnan berbalik karena terkejut, mengira seseorang telah mendorongnya. Namun yang ia lihat hanyalah wajah terkejut saudara-saudaranya yang segera lenyap ke balik pintu yang terbanting menutup dengan sendirinya.

Adnan terpaku di tempatnya. Jantungnya berdetak begitu kencang sehingga ia mampu mendengarnya. Semua indranya siaga dan bulu-bulu halus di kulitnya meremang. Rasa takut mulai merayap masuk dan menggerayangi hatinya. Pelan-pelan Adnan berbalik kembali. Matanya berusaha keras beradaptasi dengan ruangan yang sangat gelap, namun usahanya sia-sia. Ia tidak dapat melihat apapun sama sekali.

Kegelapan tersebut hanya berlangsung sesaat saja, namun itu adalah sesaat yang terasa sangat lama bagi Adnan karena ia mulai diteror oleh rasa takut. Keringat dingin mulai mengaliri tubuhnya dan kegelapan membuatnya merasa sesak nafas.

"Apakah baru segini saja kakimu sudah mulai terasa lemah?" Tiba-tiba sebuah suara wanita bernada tidak percaya terdengar. Adnan menoleh ke arah suara tersebut berasal, namun karena gelap, ia tidak mampu melihat siapapun.

"Ck ck ck... dan kau berpikir bahwa kau pria paling hebat di dunia." Ejek suara itu kembali sambil tertawa. Tiba-tiba sebagian ruangan tempat dimana Adnan berdiri diterangi oleh cahaya. Adnan mendongakkan kepalanya dan mencoba melihat ke arah cahaya berasal, namun ia hanya bisa melihat cahaya yang menyilaukan, namun

tidak sumbernya. Dan cahaya itu juga tidak membantunya untuk bisa melihat situasi di seluruh ruangan karena bagian lain ruangan yang tidak terkena cahaya tetap berada dalam tabir kegelapan.

Adnan menoleh ke arah suara berasal. Beberapa meter di atas kepalanya, di atas sebuah pilar yang melintang di atas pilar lainnya, duduk seorang wanita muda. Wanita itu memakai gaun panjang tanpa lengan berwarna merah menyala dan tidak memakai alas kaki. rambutnya yang bergelombang besar-besar tergerai panjang membingkai wajahnya dan wajah itu luar biasa cantik. Wajahnya polos tanpa make up, hanya bibirnya yang merona merah layaknya buah ceri. Bulu matanya yang tebal, hitam, panjang dan lentik terlihat begitu mencolok di atas kulitnya yang sebening pualam. Apabila wanita di depannya ini adalah Lilith, maka ia akan dengan sukarela mengabdi padanya, bahkan ketika Lilith tidak menjanjikan apapun, asalkan Adnan dapat menyentuh tubuhnya dan menikmati kecantikannya kapanpun Adnan mau.

Seolah mampu mendengar pikirannya, wanita itu mendengus geli.

"Apakah aku cantik?" Tanyanya dengan nada merayu.

"Adnan menelan ludah dan mengangguk.

"Sangat cantik."

"Kau punya selera yang bagus." Puji wanita itu sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat senyum Adnan mengembang senang. Rasa takut yang tadi merayapinya langsung menghilang tanpa jejak.

"Apakah engkau Lilith?" Tanya Adnan.

"Kenapa? Apakah aku tak cukup bagimu sehingga kau ingin bertemu ibuku juga?" Tanya wanita itu lagi.

"Kau putri Lilith? Aku tidak tahu bahwa ada iblis lain selain Lilith tinggal di rumah ini."

Wanita itu tiba-tiba meluncur turun dari pilar dan berdiri di hadapan Adnan. Tinggi tubuhnya yang ramping hanya mencapai bahu Adnan. Kecantikannya memancar semakin kuat apabila dilihat dari dekat. Kulitnya berwarna terang dan berkilau sehat. Pipinya tampak merona merah dengan alami. Lilian terlihat seperti gadis remaja yang baru berusia 16 tahun. Jantung Adnan berdetak girang.

"Aku adalah bagian dari Lilith. Aku adalah penglihatan, pendengaran dan tangan tambahan untuknya. Namaku Lilian." Jelas wanita tersebut.

"Lilian? Lalu dimana Lilith?"

"Bersama kesayangannya tentu saja."

"Kesayangannya?"

"Keponakamu, Rainy." Lilian mengerutkan dahinya dan mencebik kesal. "Satu-satunya orang yang mampu menggeser kedudukanku di hati ibu hanyalah gadis kecil itu. Sungguh menyebalkan!" Keluhnya. Mendengar kata-kata Lilian, Adnan bersorak girang dalam hati. Ia mengira bahwa ia sedang berhadapan dengan sekutu yang sama-sama mengalami kerugian karena keberadaan Rainy.

"Jadi ibumu sangat menyukai Rainy melebihi ia menyukai dirimu?" tanya Adnan lagi. Lilian mengangguk dengan ekspresi menyedihkan, membuat hati Adnan semakin tergerak oleh pesonanya.

"Lilian yang malang! Anak itu memang kurang ajar! Bukan hanya merampas warisanku, ia bahkan juga berani bersaing denganmu atas kasih sayang ibumu!" Maki Adnan.

"Rainy merampas warisanmu?" Tanya Lilian dengan mata terbelalak menggemaskan.

"Benar! Aku adalah anak pertama ayahku. Sudah seharusnya posisi pimpinan keluarga ini jatuh keatas tanganku. Namun Rainy membujuk ibumu untuk memberikan posisi itu padanya."

"Dan kau tidak suka itu?"

"Ini bukan masalah suka atau tidak suka. Rainy masih anak-anak. Ia tidak punya pengalaman dan

pengetahuan tentang cara dunia ini bekerja. Perusahaan akan segera bangkrut dan keluarga ini akan runtuh tak bersisa apabila diserahkan kepadanya!"

"Tapi hal itu tidak akan terjadi bila yang dipilih adalah engkau?"

"Benar!"

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?"

"Tentu saja karena aku memiliki lebih banyak pengalaman soal bisnis daripada dia yang hanya anak kemarin sore!"

"Tapi kau tidak memiliki gift yang dimiliki Rainy." Ucap Lilian mengingatkan.

"Untuk iblis sehebat ibumu, memberiku satu atau dua gift yang diperlukan pasti bukan hal yang sulit kan? Bukankan ia memberikan penglihatan pada ibuku yang tadinya tidak bisa 'melihat'?" Debat Adnan.

"Kau benar juga." Sahut Lilian.

Lilian berjalan mendekat. Ia meletakkan kedua tangannya di bahu Adnan dan berjinjit untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Adnan. Nafasnya yang hangat menyapu wajah Adnan dan bibirnya yang merah berada begitu dekat dengan bibir Adnan. Bola matanya yang coklat keemasan tampak berbinar-binar menggoda. Tubuh Adnan memanas oleh gairah ketika bagian inti dari tubuhnya yang berada di bawah sana mulai menegang. Wanita di hadapannya ini membuat darah terasa menggelegak di tubuh Adnan hanya karena sentuhan tangannya di bahu Adnan dan bau nafasnya yang semerbak.

"Lalu... apa yang kau ingin aku lakukan?" Bisik Lilian dengan nada menggoda.

"Bisakah kau membujuk ibumu untuk menyingkirkan Rainy dan mengembalikan hakku atas keluarga ini?" Ucap Adnan sambil menelan ludah saat matanya menyapu dada Lilian yang tampak menyembul menggoda dari lingkar kerahnya yang rendah. Mengetahui arah pandangan Adnan, Lilian tersenyum nakal dan makin membusungkan dan mendekatkan dadanya ke tubuh Adnan, membuat nafas pria itu tercekat di tenggorokan.

"Apa yang akan kau berikan padaku sebagai imbalannya?" Bisik Lilian lagi.

"Apapun yang kau minta." Sahut Adnan tanpa berpikir. Tubuh wanita itu membuat otaknya lumer seperti mentega yang terkena panas; tak lagi mampu digunakan untuk berpikir.

"Jiwamu?"

"Sepenuhnya sudah jadi milikmu." Sahut Adnan tanpa ragu. Lilian tersenyum manis. Ia mengusap bibir Adnan dengan ujung jari telunjuknya. Adnan menangkap jari tersebut dan mengulumnya pelan. Hatinya terasa berada di awang-awang.

"Bagaimana kalau aku meminta jiwa istrimu?" Tanya Lilian kembali.

"Untukmu." Adnan menjawab tanpa berkedip. Pada tahap itu, ia tampak sudah tidak perduli apapun kecuali tubuh jelita dihadapannya.

"Bagaimana dengan jiwa anak-anakmu?"

"Ambilah! Mereka tidak berguna untukku."

"Hmmm... lalu bagaimana dengan cucu-cucumu?"

Adnan terdiam sesaat sebelum bertanya.

"Mereka masih sangat belia. Apa yang bisa mereka lakukan untukmu?"

"Daging." Bisik Lilian dengan bibir yang hampir menempel dengan bibir Adnan. Pikiran Adnan yang berkabut membuatnya sulit untuk menangkap makna kata-kata Lilian.

"Daging?" Ulangnya heran.

"Daging bayi adalah yang paling enak."

"Hah?" Adnan membeku sesaat sebelum otaknya akhirnya mampu memproses kalimat Lilian yang membuat ekspresi kengerian langsung menguasai wajahnya.

Adnan serentak melangkah mundur untuk menjauhi Lilian, namun Lilian dengan cekatan menariknya masuk ke dalam pelukannya dan menempelkan bibirnya ke atas bibir Adnan yang sedikit terbuka. Lilian mencium Adnan dengan kuat membuat Adnan tersentak diam karena terkejut. Namun ketika lidah hangat Lilian mengusap bibirnya yang masih tertutup rapat, Adnan merasa kehangatan menyebar dari selakangannya dan kehilangan kendali atas pikirannya. Ia membuka mulutnya dan balas mencium Lilian dengan sama bersemangatnya. Kedua tangannya terangkat melingkari tubuh Lilian dan dengan liar bergerak menyusuri

tubuh indah gadis jelmaan iblis tersebut. Lidah mereka saling beradu dengan penuh semangat.

Akal sehat Adnan telah melayang terbang bersama gairah yang terus memuncak di dalam dirinya. Ia lupa dimana ia berada, ia lupa siapa Lilian, dan ia lupa bahwa istri dan adik-adiknya sedang menunggunya tepat di depan pintu kamar tersebut. Saat itu yang diinginkannya hanyalah membuat gadis dihadapannya tersebut takluk dalam kekuasaan kelelakiannya.

Tiba-tiba gerakan Adnan terhenti. Tubuhnya menegang dan dan matanya terbuka lebar. Adnan lalu berusaha mendorong tubuh Lilian menjauh darinya. Matanya terbelalak lebar dan wajahnya dipenuhi ekspresi ketakutan yang sangat besar. Namun Lilian sangat kuat. Ia terus saja menahan Adnan dalam pelukannya dan memperdalam ciumannya yang mungkin akan tampak bagai ciuman panas dan penuh gairah membara bagi siapapun yang melihatnya. Namun tak lama kemudian darah mulai mengalir turun dari sela-sela bibir mereka.

Tubuh Adnan menggelepar sesaat sebelum kakinya mulai melemah, namun Lilian menahannya sehingga tidak jatuh ke lantai. Darah turun semakin deras dari sela-sela mulut mereka. Mata Adnan yang terbelalak dipenuhi oleh rasa takut yang amat sangat. Sesaat kemudian bagian belakang kepala Adnan mulai bergerak-gerak dengan ganjil sebelum akhirnya sebuah benda yang panjang, liat dan bergerak-gerak lincah layaknya ular berwarna merah, menembusnya hingga pecah.

Semburan darah merah memancar dari bagian belakang  kepala Adnan. Awalnya tampak bagai semprotan air keran yang deras, namun kemudian semburannya menjadi lebih pelan dan berubah menjadi aliran air yang menuruni belakang kepala Adnan, punggungnya dan terus turun membasahi lantai dengan derasnya.

Tangan Adnan telah terkulai di kedua sisi tubuhnya sementara kakinya tidak lagi mampu menyangga tubuhnya. Matanya telah kehilangan cahaya kehidupannya. Dengan suara berdecak, benda menggeliat yang menembus kepala Adnan bergerak memasuki kepala pria itu kembali. dan setelah benda itu sepenuhnya masuk kembali ke dalam kepala Adnan, Lilian melepaskan ciumannya.

Tubuh Adnan jatuh dengan keras ke atas lantai penuh darah di kaki Lilian saat benda menggeliat berwarna merah yang tadi menembus kepala Adnan mengintip dari dalam mulut Lilian dan menjilat bibirnya yang dibasahi darah segar. Wanita itu mengambil sapu tangan renda berwarna putih dari dalam sakunya untuk mengusap mulutnya. Lilian memandang tangannya yang bersimbah darah dengan jijik.

"Ck ck ck. Kau mengotori kamarku." Decak Lilith yang tiba-tiba muncul di salah satu sudut ruangan, sedang duduk di atas sebuah sofa layaknya dewi yunani kuno.

"Sedikit kotoran ini bisa dengan mudah dibersihkan, Ibu. Ardi akan tahu apa yang harus dilakukan. Dia punya perut yang kuat." Ucap Lilian sambil tersenyum. Namun senyum yang terukir di atas wajah yang bernoda darah lebih tampak seperti sebuah seringai. Lilith memandang mayat Adnan yang bersimbah darah tanpa ekspresi.

"Ingin bernegosiasi denganku? Cih! Untuk pendosa sepertimu aku bahkan tak perlu repot-repot membuat kontrak denganmu hanya agar aku bisa memiliki jiwamu, karena kau sudah membuang jiwamu ke bawah kakiku sejak bertahun-tahun yang lalu!" gerutunya. Lilith bangkit dari duduknya dan melangkah menjauh.

"Bereskan kamar ini." perintahnya sebelum sosoknya menghilang. Lilian mengangguk dan tersenyum lebar. Ia menjentikkan jemarinya lalu menghilang tanpa jejak, sementara cahaya matahari langsung menerangi kamar dan pintu terpentang lebar. Ardi dan saudara-saudara serta ipar-iparnya yang masih berkerumun dan menunggu di depan pintu kamar, tersentak terkejut. Tak lama kemudian sebuah suara jeritan mulai menggema nyaring, mengejutkan seluruh penjuru rumah.

Copyright @FreyaCesare

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

novel bagus nihh,,yg like mana nihh

msh nyimak kak

2023-01-11

1

LovelyBread

LovelyBread

Hiiiiii! Lidahnya nembus sampai ke belakang kepala? Seraaaaaam! Untung aku bacanya pagi-pagi.

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Penglihatan
2 Pulangnya Sang Putri Mahkota
3 Siapa Yang Lebih Merugikan?
4 Direktur Ke 7
5 Kontrak Dengan Iblis
6 Ikrar Di Atas Tanah Pekuburan
7 Ketidak puasan Adnan
8 Adnan
9 Berharap Hati Berubah Menjadi Batu
10 Pria Misterius Di Pemakaman
11 Seiris Black Forest & Segelas Lemonade
12 Cucu Atasan General Manager
13 Meet Mr. Jack
14 Kuasa Si Gadis Kecil
15 Eclair
16 Close Combat Training
17 Pria Dari Masa Lalu
18 Meet The Team: The Playboy & The Brat No. 1
19 Meet The Team: Brat Number 2
20 Meet The Team : The Psychopath
21 Muscle Barbie
22 Divisi VII
23 The Biggest Decision
24 Sang Pemilik Saham
25 Profesi Utama Keluarga
26 Pertanyaan Sang Iblis
27 The Devil Wears Alexander McQueen
28 Lunch
29 Permainan Takdir
30 Klien Pertama
31 Kisah Laura
32 Peri Rumah
33 Si Cantik, Laura Hanna
34 The Devil On The Floor
35 Mengungkapkan Rahasia Laura
36 Purnama
37 You Are Mine!
38 Malam Panas Ace
39 Akhir Kisah Laura
40 Kedatangan Musa
41 Permintaan Musa
42 Rencana Raka
43 Tim Kedua
44 Breakfast With Rainy
45 New Office
46 Tamu Yang Tersesat
47 Permintaan Arka
48 Berjanjilah Padaku
49 Pria Di Atas Ranjang Rainy
50 Love
51 Just Agree With Me
52 Aku Tak Mau Memaafkanmu
53 Rumor Dari Desa
54 Kasus Kedua
55 Wanita Di Rumah Putih
56 Ananda
57 Nayla
58 Penculikan Nayla?
59 Kartini & Ananda
60 Jocasta
61 The Truth About Ghost
62 Apa Yang Terjadi Hari Itu
63 Nayla Dimana
64 Alasan Untuk Melukai Ananda
65 Wanita-Wanita Yang Hilang
66 Lupakan
67 Little Devil's Smile
68 Play
69 Scary Rainy
70 Penculikan
71 Tawanan
72 Victims
73 Kejahatan Kartini
74 Kompensasi
75 Pengakuan Bram
76 Boo!
77 Di Kantor Polisi
78 Maya Bay
79 Kekuatan Jiwa
80 Blue Rainy
81 Membakar Hadiah Lilith
82 Dipermainkan Pewarna Rambut
83 Putri Baru Mama
84 Lamaran
85 Akhir Kisah Nayla
86 Tamu Yang Tidak Diundang
87 Innocent Nymph
88 Upaya Pemerasan
89 Bercintalah Denganku
90 Anak Yang Tak Berbudi
91 Teror Kuntilanak
92 Tama
93 Raka Yang Pilih Kasih
94 Elsa
95 Dressing Time
96 Maukah kau...
97 Divisi VII Resmi Berdiri
98 Tamu Di Tengah Malam Buta
99 Nenek Kuyang
100 Kemarahan Arka
101 Isi Hati Arka
102 Penglihatan Arka
103 Sangkala
104 Bayi Yang Malang
105 Kasus Pertama Baladewa
106 Setiap Adzan Tiba
107 Guru Gilang
108 Cara Menghancurkan Santet
109 Kisah Herdianti
110 Kecantikan Hati
111 Terbakar
112 Ular Jadi-Jadian
113 After Effect
114 Nasib Sang Pelakor
115 Gosip Tentang Mr. Jack
116 Buku Bersampul Kulit
117 Si Bucin, Raka
118 Alasan Keberadaan Divisi VII
119 Dr. Batari
120 Putri Tidur Yang Muram
121 Tertuduh
122 Ancaman Rainy
123 5000 Ekor Sapi
124 Black Belly, Raka
125 Sang Pemikat
126 Menginginkanmu
127 Batari dan Jack
128 Sejarah Liontin Kalung Batari
129 Liontin Yang Lain
130 Kasus Pembunuhan Berantai Di Masa Lalu
131 Klien Kiriman Rosa
132 Regina Yang Malang
133 Serangan Kuyang
134 Batari Bertemu Kuyang
135 Alasan Kedatangannya
136 Kunjungan Lilian
137 Membakar Rainy
138 Di Rumah Sakit
139 Si Penurut, Rainy
140 Kamar Baru Rainy
141 Mari Menua Bersama
142 Energi Spiritual
143 Tempat Yang Ditakdirkan Untukmu
144 Biro Konsultasi Paranormal
145 Hellfire
146 Warisan Terkutuk
147 Keputusan Batari
148 Sepasang Pengganggu
149 Memajukan Tanggal Pernikahan
150 Lara Untuk Arka
151 Master Of Manipulation
152 Pertanyaan Batari
153 Ibu Kandung Batari
154 Ibu Kandung Batari II
155 Kisah Bestari
156 Kisah Bestari II
157 Kisah Bestari III
158 Warga Desa VS Bestari
159 Warga Desa VS Bestari II
160 Membersihkan Nama Batari
161 Hallo, Pak Kapolsek…
162 Tipu Muslihat Rainy
163 Penjara Untuk Bestari
164 Observasi
165 Observasi II
166 Keputusan Bestari
167 Keputusan Bestari II
168 Membakar Kuyang
169 Baby, Biarkan Aku Tidur Sebentar Lagi
170 Akhir Kisah Bestari
171 Dalam Perjalanan Pulang
172 Pulang
173 Kakak Laki-Laki Untuk Rainy
174 Kakak Laki-Laki Buat Rainy II
175 Kecelakaan Lalu Lintas?
176 Dipermainkan
177 Charles
178 Bukan Aku Pencurinya
179 Siapa Charles?
180 Musuh Yang Tidak Dikenal
181 Tamu Yang Menggemaskan
182 Buku Perjanjian
183 Ikatan Pernikahan
184 Guru Gilang Memajukan Pernikahan
185 Rahasia Yang Harus Disimpan Raka
186 Raka Dan Suara Adzan
187 Kemarilah, Baby
188 Cerita Raka
189 Mimpi Buruk
190 Mimpi Buruk II
191 Mimpi Buruk III
192 Permainan Teror Iblis
193 Permainan Teror Iblis II
194 Permainan Teror Iblis III
195 Akibat Mimpi Ardi
196 Apa Yang Sudah Kau Lakukan?
197 Mayat Di Kamar Lilith
198 Air Mata Ratna
199 Permintaan Rosa
200 permintaan Rosa II
201 Pertanyaan Lara
202 Pertanyaan Lara II
203 Pasangan Baru
204 Shield
205 Liontin Untuk Rainy
206 Liontin Untuk Rainy II
207 Berubah Perangai
208 Berubah Perangai II
209 Kisah Cinta Ardi & Ratna
210 Kisah Cinta Ardi & Ratna II
211 Kisah Cinta Ardi & Ratna III
212 Tapi Kau Memang Putriku!
213 Kenalan Dengan Karakter Antagonis Yuk!!!
214 Penculikan Arka
215 Percayalah Padaku!
216 Datuk
217 Datuk II
218 Datuk III
219 Operasi Penyelamatan Arka
220 Operasi penyelamatan Arka II
221 Perkara Liontin Kalung
222 Pil Ajaib
223 Menyelinap Ke Istana Iblis
224 Menyelinap Ke Istana Iblis II
225 Menjelajahi Markas Iblis
226 Mencuri Arka
227 Teknologi Iblis
228 Dunia Datuk sanja
229 Dunia Datuk Sanja II
230 Devil's Dream Array
231 Sebuah Dunia Yang Tersembunyi
232 Sebuah Dunia Yang Tersembunyi II
233 Pintu Gerbang
234 Ungu
235 Lauri
236 Lauri II
237 Datuk Rumbun
238 Malam Bersimbah Berdarah
239 Godaan Iblis
240 Godaan Iblis II
241 Perlawanan
242 MSG Dari Neraka
243 MSG Dari Neraka II
244 Melawan Arus
245 Pertanyaan Rainy
246 Melawan Mamut
247 Melawan Mamut 2
248 Pembalasan Mawinei
249 Ketika Lauri Kehilangan Akalnya
250 Pembalasan Dendam
251 Bayi Mawinei
252 Persiapan Perang
253 Pengorbanan Mamut
254 Sang Pemusnah
255 Akhir Kisah Lauri
256 Kisah Hanyi
257 Ketika Dunia Rainy Berputar
258 Rahasia Yang Tidak Diketahui Manusia
259 Bumi Yang Berwarna Pink
260 Bumi Yang Berwarna Pink II
261 Nasib Si Kembar
262 Informasi Yang Memusingkan
263 Kekuatan Laksana Dewa
264 20 Hari Menjelang Pernikahan
265 Kecemburuan Datuk
266 Saat Melintasi Taman
267 Meet The Ancestors
268 Meet The Ancestors II
269 Jangan Panggil Aku Datuk
270 Akad Nikah
271 Linda
272 Malam Terakhir
273 Menara Kultivasi : Lantai Pertama
274 Keajaiban Tas Kosmos
275 Menantang Menara Kultivasi
276 Sudah Seharusnya
277 Malam Pertama Di Menara Kultivasi
278 Mengaktifkan Cakra
279 Mengaktifkan Cakra II
280 Apa Yang Paling Kau Takuti?
281 Apa Yang Paling Kau Takuti? II
282 Apa Yang Paling Kau Takuti? III
283 Apa Yang Paling Kau Takuti IV
284 Pil Sebesar 3 Cm
285 Ujian Lantai Terakhir
286 Kultivasi Tiada Akhir
287 Api Neraka Untuk Lilian
288 Akhir Kultivasi
289 Kembali Ke Dunia Luar
290 Menghilang
291 Ringkasan Kisah Yang Lalu
292 Penglihatan Lara
293 10 %
Episodes

Updated 293 Episodes

1
Penglihatan
2
Pulangnya Sang Putri Mahkota
3
Siapa Yang Lebih Merugikan?
4
Direktur Ke 7
5
Kontrak Dengan Iblis
6
Ikrar Di Atas Tanah Pekuburan
7
Ketidak puasan Adnan
8
Adnan
9
Berharap Hati Berubah Menjadi Batu
10
Pria Misterius Di Pemakaman
11
Seiris Black Forest & Segelas Lemonade
12
Cucu Atasan General Manager
13
Meet Mr. Jack
14
Kuasa Si Gadis Kecil
15
Eclair
16
Close Combat Training
17
Pria Dari Masa Lalu
18
Meet The Team: The Playboy & The Brat No. 1
19
Meet The Team: Brat Number 2
20
Meet The Team : The Psychopath
21
Muscle Barbie
22
Divisi VII
23
The Biggest Decision
24
Sang Pemilik Saham
25
Profesi Utama Keluarga
26
Pertanyaan Sang Iblis
27
The Devil Wears Alexander McQueen
28
Lunch
29
Permainan Takdir
30
Klien Pertama
31
Kisah Laura
32
Peri Rumah
33
Si Cantik, Laura Hanna
34
The Devil On The Floor
35
Mengungkapkan Rahasia Laura
36
Purnama
37
You Are Mine!
38
Malam Panas Ace
39
Akhir Kisah Laura
40
Kedatangan Musa
41
Permintaan Musa
42
Rencana Raka
43
Tim Kedua
44
Breakfast With Rainy
45
New Office
46
Tamu Yang Tersesat
47
Permintaan Arka
48
Berjanjilah Padaku
49
Pria Di Atas Ranjang Rainy
50
Love
51
Just Agree With Me
52
Aku Tak Mau Memaafkanmu
53
Rumor Dari Desa
54
Kasus Kedua
55
Wanita Di Rumah Putih
56
Ananda
57
Nayla
58
Penculikan Nayla?
59
Kartini & Ananda
60
Jocasta
61
The Truth About Ghost
62
Apa Yang Terjadi Hari Itu
63
Nayla Dimana
64
Alasan Untuk Melukai Ananda
65
Wanita-Wanita Yang Hilang
66
Lupakan
67
Little Devil's Smile
68
Play
69
Scary Rainy
70
Penculikan
71
Tawanan
72
Victims
73
Kejahatan Kartini
74
Kompensasi
75
Pengakuan Bram
76
Boo!
77
Di Kantor Polisi
78
Maya Bay
79
Kekuatan Jiwa
80
Blue Rainy
81
Membakar Hadiah Lilith
82
Dipermainkan Pewarna Rambut
83
Putri Baru Mama
84
Lamaran
85
Akhir Kisah Nayla
86
Tamu Yang Tidak Diundang
87
Innocent Nymph
88
Upaya Pemerasan
89
Bercintalah Denganku
90
Anak Yang Tak Berbudi
91
Teror Kuntilanak
92
Tama
93
Raka Yang Pilih Kasih
94
Elsa
95
Dressing Time
96
Maukah kau...
97
Divisi VII Resmi Berdiri
98
Tamu Di Tengah Malam Buta
99
Nenek Kuyang
100
Kemarahan Arka
101
Isi Hati Arka
102
Penglihatan Arka
103
Sangkala
104
Bayi Yang Malang
105
Kasus Pertama Baladewa
106
Setiap Adzan Tiba
107
Guru Gilang
108
Cara Menghancurkan Santet
109
Kisah Herdianti
110
Kecantikan Hati
111
Terbakar
112
Ular Jadi-Jadian
113
After Effect
114
Nasib Sang Pelakor
115
Gosip Tentang Mr. Jack
116
Buku Bersampul Kulit
117
Si Bucin, Raka
118
Alasan Keberadaan Divisi VII
119
Dr. Batari
120
Putri Tidur Yang Muram
121
Tertuduh
122
Ancaman Rainy
123
5000 Ekor Sapi
124
Black Belly, Raka
125
Sang Pemikat
126
Menginginkanmu
127
Batari dan Jack
128
Sejarah Liontin Kalung Batari
129
Liontin Yang Lain
130
Kasus Pembunuhan Berantai Di Masa Lalu
131
Klien Kiriman Rosa
132
Regina Yang Malang
133
Serangan Kuyang
134
Batari Bertemu Kuyang
135
Alasan Kedatangannya
136
Kunjungan Lilian
137
Membakar Rainy
138
Di Rumah Sakit
139
Si Penurut, Rainy
140
Kamar Baru Rainy
141
Mari Menua Bersama
142
Energi Spiritual
143
Tempat Yang Ditakdirkan Untukmu
144
Biro Konsultasi Paranormal
145
Hellfire
146
Warisan Terkutuk
147
Keputusan Batari
148
Sepasang Pengganggu
149
Memajukan Tanggal Pernikahan
150
Lara Untuk Arka
151
Master Of Manipulation
152
Pertanyaan Batari
153
Ibu Kandung Batari
154
Ibu Kandung Batari II
155
Kisah Bestari
156
Kisah Bestari II
157
Kisah Bestari III
158
Warga Desa VS Bestari
159
Warga Desa VS Bestari II
160
Membersihkan Nama Batari
161
Hallo, Pak Kapolsek…
162
Tipu Muslihat Rainy
163
Penjara Untuk Bestari
164
Observasi
165
Observasi II
166
Keputusan Bestari
167
Keputusan Bestari II
168
Membakar Kuyang
169
Baby, Biarkan Aku Tidur Sebentar Lagi
170
Akhir Kisah Bestari
171
Dalam Perjalanan Pulang
172
Pulang
173
Kakak Laki-Laki Untuk Rainy
174
Kakak Laki-Laki Buat Rainy II
175
Kecelakaan Lalu Lintas?
176
Dipermainkan
177
Charles
178
Bukan Aku Pencurinya
179
Siapa Charles?
180
Musuh Yang Tidak Dikenal
181
Tamu Yang Menggemaskan
182
Buku Perjanjian
183
Ikatan Pernikahan
184
Guru Gilang Memajukan Pernikahan
185
Rahasia Yang Harus Disimpan Raka
186
Raka Dan Suara Adzan
187
Kemarilah, Baby
188
Cerita Raka
189
Mimpi Buruk
190
Mimpi Buruk II
191
Mimpi Buruk III
192
Permainan Teror Iblis
193
Permainan Teror Iblis II
194
Permainan Teror Iblis III
195
Akibat Mimpi Ardi
196
Apa Yang Sudah Kau Lakukan?
197
Mayat Di Kamar Lilith
198
Air Mata Ratna
199
Permintaan Rosa
200
permintaan Rosa II
201
Pertanyaan Lara
202
Pertanyaan Lara II
203
Pasangan Baru
204
Shield
205
Liontin Untuk Rainy
206
Liontin Untuk Rainy II
207
Berubah Perangai
208
Berubah Perangai II
209
Kisah Cinta Ardi & Ratna
210
Kisah Cinta Ardi & Ratna II
211
Kisah Cinta Ardi & Ratna III
212
Tapi Kau Memang Putriku!
213
Kenalan Dengan Karakter Antagonis Yuk!!!
214
Penculikan Arka
215
Percayalah Padaku!
216
Datuk
217
Datuk II
218
Datuk III
219
Operasi Penyelamatan Arka
220
Operasi penyelamatan Arka II
221
Perkara Liontin Kalung
222
Pil Ajaib
223
Menyelinap Ke Istana Iblis
224
Menyelinap Ke Istana Iblis II
225
Menjelajahi Markas Iblis
226
Mencuri Arka
227
Teknologi Iblis
228
Dunia Datuk sanja
229
Dunia Datuk Sanja II
230
Devil's Dream Array
231
Sebuah Dunia Yang Tersembunyi
232
Sebuah Dunia Yang Tersembunyi II
233
Pintu Gerbang
234
Ungu
235
Lauri
236
Lauri II
237
Datuk Rumbun
238
Malam Bersimbah Berdarah
239
Godaan Iblis
240
Godaan Iblis II
241
Perlawanan
242
MSG Dari Neraka
243
MSG Dari Neraka II
244
Melawan Arus
245
Pertanyaan Rainy
246
Melawan Mamut
247
Melawan Mamut 2
248
Pembalasan Mawinei
249
Ketika Lauri Kehilangan Akalnya
250
Pembalasan Dendam
251
Bayi Mawinei
252
Persiapan Perang
253
Pengorbanan Mamut
254
Sang Pemusnah
255
Akhir Kisah Lauri
256
Kisah Hanyi
257
Ketika Dunia Rainy Berputar
258
Rahasia Yang Tidak Diketahui Manusia
259
Bumi Yang Berwarna Pink
260
Bumi Yang Berwarna Pink II
261
Nasib Si Kembar
262
Informasi Yang Memusingkan
263
Kekuatan Laksana Dewa
264
20 Hari Menjelang Pernikahan
265
Kecemburuan Datuk
266
Saat Melintasi Taman
267
Meet The Ancestors
268
Meet The Ancestors II
269
Jangan Panggil Aku Datuk
270
Akad Nikah
271
Linda
272
Malam Terakhir
273
Menara Kultivasi : Lantai Pertama
274
Keajaiban Tas Kosmos
275
Menantang Menara Kultivasi
276
Sudah Seharusnya
277
Malam Pertama Di Menara Kultivasi
278
Mengaktifkan Cakra
279
Mengaktifkan Cakra II
280
Apa Yang Paling Kau Takuti?
281
Apa Yang Paling Kau Takuti? II
282
Apa Yang Paling Kau Takuti? III
283
Apa Yang Paling Kau Takuti IV
284
Pil Sebesar 3 Cm
285
Ujian Lantai Terakhir
286
Kultivasi Tiada Akhir
287
Api Neraka Untuk Lilian
288
Akhir Kultivasi
289
Kembali Ke Dunia Luar
290
Menghilang
291
Ringkasan Kisah Yang Lalu
292
Penglihatan Lara
293
10 %

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!