Keesokan paginya, jam masih menunjukan pukul 05.30 AM ketika Raka melemparkan sport bra dan training olahraga pada Rainy, untuk kemudian menarik gadis itu keluar dari ranjangnya yang nyaman. Rainy berjalan dengan mata masih setengah tertutup sementara Raka menarik tangannya dan setengah menyeretnya menuju Gym.
Begitu mereka tiba di Gym, karena Rainy masih enggan bergerak, maka Raka mengambil inisiatif dan mulai menggerak-gerakkan tangan dan tubuh Rainy untuk melakukan perenggangan ringan. Rainy membuka sebelah matanya dan memandang Raka dengan kesal. Namun apa yang dilihatnya membuat Rainy bertambah kesal.
Raka terlihat sangat sempurna. Rambutnya sedikit lembab. Wajahnya bersih dan segar. Setetes embun pagi menetes ke atas keningnya, mengalir menuruni tebing pipinya yang tinggi dan berhenti di rahangnya yang terpahat kokoh. Ini masih sangat pagi, tapi mengapa ia sudah tampak begitu sempurna? Rainy tiba-tiba ingin mengulurkan tangan untuk mencubit pipi pria itu keras-keras seperti yang biasa ia lakukan di masa lalu, namun Rainy menahannya. It's been so long, tapi kebiasaan memang hal yang sangat menakutkan. Pikir Rainy ngeri, sepenuh tersadar dari rasa ngantuknya.
Rainy mengambil langkah mundur sebanyak 2 langkah untuk memperlebar jarak di antara ia dan Raka, memaksa Raka untuk melepaskan tangan-tangannya yang sedang membimbing tangan dan tubuh Rainy untuk melakukan perenggangan. Kehilangan kehangatan tubuh Rainy, Raka hanya bisa menurunkan kedua tangannya dan membiarkannya menggantung disisi tubuhnya. Ia memandang Rainy yang akhirnya menunjukan tanda-tanda sudah terbangun dari tidurnya dengan sedikit kecewa. Raka masih ingin merasakan hawa hangat tubuh gadis itu sebentar lagi. Menarik nafas panjang, Raka kemudian mengalihkan pandangannya dan memilih untuk menyibukkan diri untuk melakukan perenggangan tubuhnya sendiri.
Setelah perenggangan, Raka memberi isyarat pada Rainy untuk melakukan latihan rutinnya setahap demi setahap, sampai tubuh gadis itu siap untuk bertarung di atas matras. Semenjak kecil Raka dan Rainy dibekali dengan latihan bela diri tangan kosong, Krav Maga, untuk melindungi diri. Krav Maga adalah teknik bela diri jarak dekat menggunakan tangan kosong yang setiap gerakan serangannya ditujukan untuk memberikan efek terburuk sehingga bisa mengakhiri pertarungan secepat mungkin. Karena tangan kosong maka setiap gerakan menyerang maupun bertahan selalu menghasilkan rasa sakit di tubuh. Rainy sangat membencinya karena setiap kali berlatih Krav Maga, tubuhnya selalu dipenuhi dengan memar-memar membiru di berbagai tempat. Rainy benci rasa sakit, namun karena kakek dan ayahnya berpendapat bahwa Rainy harus membiasakan diri dengan rasa sakit tersebut agak ia bisa tumbuh menjadi lebih kuat dan tidak rapuh, maka walaupun membencinya, Rainy terpaksa melakukannya dengan tekun. Sampai pada suatu hari Rainy menyadari bahwa ia sudah tidak lagi merasa sakit ketika harus menghalau serangan-serangan lawannya saat sedang berlatih. Tubuhnya masih membiru di berbagai tempat, namun rasa sakitnya tidak lagi mengganggu.
Sayangnya, untuk pertama kali sejak bertahun-tahun, lagi-lagi Rainy merasa kebenciannya pada Krav Maga kembali. Kenapa bela diri ini harus merupakan close combat sih? Berlatih tarung dengan menggunakan Krav Maga membuat tubuhnya selalu berada pada posisi berdekatan bahkan terkadang menempel pada tubuh Raka. Membuat Rainy merasa sangat tidak nyaman.
Sudah bertahun-tahun berlalu dan di antara mereka telah terbentang jarak yang sangar lebar. Rainy tak ingin merasakan telapak tangan pemuda itu menempel di perutnya seperti saat ini, atau nafas hangat Raka menyapu lehernya setiap kali pemuda itu berada belakangnya. Yang Rainy inginkan adalah mengambil tombak dan menyerang Raka dari jarak yang aman.
Merasakan keengganan Rainy, Raka mengejeknya dengan suara malas.
"Apa ini? Apakah kau sudah lupa bagaimana caranya bertarung?" Pemuda itu menyarangkan tinjunya ke perut Rainy dengan keras, membuat gadis itu mendengus dan menggertakkan giginya menahan sakit.
"What? Sakit?" Kali ini Raka mengalungkan sebelah lengannya ke leher Rainy dan mengunci gerakan gadis itu, sementara telapak tangannya yang lain di tempelkan ke perut Rainy dengan kuat. "Coba lihat otot perutmu ini; Lembek dan lemah. Apakah selama kuliah, kau hanya menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan?"
Rainy menghujamkan sikunya ke belakang yang langsung menghantam perut Raka dan membuat dirinya lepas dari kuncian tangan pemuda itu. Ia berbalik menghadap Raka dan menatap pemuda itu dengan berapi-api. Tanpa bicara ia berbalik dan berjalan menuju ke dinding. Dengan sekali gerakan keras, Rainy menarik tombak yang terpasang di dinding dan kembali menuju ke tempat dimana Raka berada dengan tombak berputar di tangan kirinya.
"Aku bukannya lupa caranya bertarung. Tapi sekarang aku lebih suka menggunakan new set of skill dalam combat." Jelasnya dengan senyum mengancam.
Mendengar ini, sebelah alis Raka terangkat naik dan senyum mengejek muncul di wajahnya yang tampan. Damn! I hate him when he is like this! Raka yang biasanya adalah pria yang tenang, sabar dan penyayang. Namun di arena pertarungan ia selalu saja berubah menjadi orang yang berbeda. Ia kejam, penuntut dan sangat suka menyerang secara verbal, sehingga membuat Rainy marah dan memaksanya mengerahkan semua energinya untuk melawan Raka. Perilaku Raka di arens dimodifikasi untuk memotivasi Rainy. Efektif, namun tidak menyenangkan.
"Tombak? Weak." Ejeknya.
Rainy mengayunkan tombaknya dan bergerak menyerang Raka tanpa aba-aba.
"Sure. Itu might look weak." ucap Rainy mengiyakan.
Raka menepis tombak tersebut dengan tangan kanannya dan melayangkan tinjunya pada tangan kiri Rainy yang menggenggam tombak. Namun Rainy berkelit lincah.
"But at least, I don't need to feel the pain." or touch you and to be touch by you, lanjut Rainy dalam hati.
"Rasa sakit membuat kita kuat. Kau tahu itu. You should endure it!"
"Kenapa harus menahan rasa sakit ketika aku tidak perlu merasakannya?" Balas Rainy sambil memutar tombaknya sambil tersenyum mengancam. "Aku bisa sama mematikannya tanpa harus berdekatan dengan lawan."
Raka kembali menangkis serangan tombak Rainy dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menangkap tengkuk Rainy dan menariknya dengan keras sehingga wajah gadis itu hanya berjarak sejauh 5 cm dari wajahnya.
"Sejak kapan kau menjadi sangat cengeng?" ejek Raka lagi.
Rainy mengayunkan tangan kanannya untuk melepaskan diri dari sergapan Raka dan menggunakan momentum itu untuk menyerang menggunakan badan tombak sambil bergerak menjauh, namun Raka menangkisnya dengan gesit. Ia bergerak cepat untuk mengejar Rainy dan dengan sigap menangkis satu lagi serangan ujung tombak Rainy, untuk kemudian menangkap tombak tersebut dan menarik keras sehingga lagi-lagi tubuh Rainy mendekat padanya. Raka mengulurkan sebelah tangannya yang bebas untuk melingkari pinggang Rainy dan menariknya dalam sentakan kuat sehingga tubuh gadis itu menempel dengan tubuhnya. Menatap wajah tampan Raka yang berada begitu dekat dengan wajahnya, nafas Rainy langsung tercekat di tenggorokan. Namun ketika melihat senyum mengejek mengembang kembali di wajah pemuda itu, Rainy tersadar. Ia menyipitkan mata dengan kesal dan mendorong Raka menjauh. Rainy kemudian melemparkan tombaknya dan berjalan meninggalkan arena.
"Aku berhenti." ucapnya dingin sambil berjalan keluar dari Gym, meninggalkan Raka yang tatapannya terus mengikuti gadis itu sampai Rainy menghilang di balik pintu. Raka memejamkan matanya dan mengenang kembali rasa tubuh gadis itu dalam tangan-tangannya. Kehangatannya dan aroma tubuhnya tertinggal lama dalam ingatannya.
"I miss you." bisiknya pelan pada ruangan yang kosong. "I really miss you."
Copyright@FreyaCesare
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
LovelyBread
gak gitu jg cara memperlakukan cewe, bang!
2022-06-04
1