Pulangnya Sang Putri Mahkota

Malam itu pukul 20.30 wita. Hujan sedang tercurah dari langit. Tidak deras, tapi cukup untuk menurunkan suhu malam sehingga hampir semua orang memilih untuk berlindung dalam rumah masing-masing yang hangat ketimbang berada di luar rumah yang dingin. Di sebuah jalan alternatif yang lenggang dari kendaraan bermotor, seorang gadis berjalan tenang sambil memegang sebuah payung hitam yang cukup besar untuk menaungi 2 orang. Jalanan yang basah meredam suara sepatunya dan malam yang gelap membuat ia tampak bagai hantu yang bergerak pelan tanpa suara, terutama karena wajahnya yang pucat dan tumbuh rampingnya yang dibalut gaun midi berwarna gelap. Gadis itu terus berjalan selama 10 menit, sebelum akhirnya berbelok memasuki sebuah jalan pribadi menuju ke sebuah rumah mewah berwarna putih yang terang benderang. Halaman luas rumah tersebut sudah dipenuhi oleh mobil yang berjajar rapi dan seorang wanita tampak berdiri bersandar di depan pintu masuk rumah.

Wanita itu luar biasa cantik. Tubuhnya tinggi langsing dengan dada dan pinggul yang berisi dan warna kulit yang terang. Sepanjang hidupnya gadis itu belum pernah berjumpa dengan wanita yang lebih cantik dari wanita di hadapannya ini. Saat melihat gadis itu, senyum langsung merekah di wajah si wanita, membuatnya semakin bertambah jelita. Namun si gadis bersikap seolah ia tidak melihatnya, membuat si wanita memutuskan untuk berdiri tepat di hadapannya, menghalangi si gadis untuk terus berjalan.

"Akhirnya kau pulang. Selamat datang kembali ke rumah, Rainy." Sambutnya. Suaranya bagai suara bel angin, begitu halus dan hangat. Namun kehangatannya tidak mampu menyentuh hati Rainy yang dingin. Ia mengangkat wajahnya dan menatap si wanita dengan tanpa ekspresi.

"Minggir!" Perintahnya. Bukannya menurut, si wanita malah menggelengkan kepala dan menyandarkan tubuhnya ke pintu di belakangnya.

"Biarkan aku melihatmu terlebih dahulu." Ucapnya. "Terakhir kali aku melihatmu dengan jelas, kau masih mengenakan pakaian putih abu-abu dan selalu penuh senyum. Mengapa sekarang kau terlihat dingin sekali? Apakah selama jauh dariku kau sudah lupa caranya tersenyum?" Komentarnya.

"Bukan urusanmu. Dan bukankah kau baru bertemu denganku kemarin?" Jawab Rainy lagi dengan ketus.

"Itu berbeda." Wanita itu perlahan berjalan mendekat. "Mengirimkan bagian dari diriku untuk menggodamu sangat berbeda dengan berdiri tepat di hadapanmu  hingga aku dapat..." Wanita itu telah berdiri sangat dekat dengan Rainy. Ia memiringkan wajahnya ke arah Rainy, lalu menghirup dalam-dalam.  "...merasakan hembusan nafas hangatmu, dan aromamu..." Rainy mundur selangkah dan selangkah lagi.

"Ah, ayolah! Aku tidak akan menggigitmu!" seloroh si wanita.

"Mengapa kau tidak pergi saja ke Neraka?!" Kutuk Rainy.

"Pemarah. Mirip sekali dengan kakekmu. Cute!" Wanita itu mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum menggoda.  "Tapi sayang, pergi ke Neraka? Aku sudah pernah kesana dan disana tidak menyenangkan... karena kau tak ada disana bersamaku."

"Menyingkir dari pintu, Iblis! Aku tidak punya waktu untukmu!" Rainy menggeram marah. Si wanita mengangkat kedua tangannya dan menepi untuk mempersilakan Rainy memasuki rumah. Senyum masih menghiasi bibirnya dengan indah.

Rainy menarik pintu terbuka, namun ketika ia hendak melewatinya untuk memasuki rumah, suara wanita itu yang berubah 80 derajat lebih dingin dari suaranya sebelumnya menghentikan langkahnya.

"Ingatlah; dia juga sudah tidak punya waktu lagi. Memilihlah dengan benar." Walau sempat tertegun sesaat, Rainy kembali melangkah dan membanting pintu di belakangnya, meninggalkan si wanita berdiri seorang diri di luar. Si wanita bersidekap dan kembali menyandarkan diri ke pintu. Matanya memandang hujan yang masih turun diluar, namun tak sungguh-sungguh melihatnya. Malam ini mungkin akan jadi malam terpanjang bagi mereka semua di rumah ini.

***

Rainy berjalan masuk semakin dalam ke dalam rumah. Di setiap ruangan yang ia lewati, ia bertemu dengan anggota keluarganya satu demi satu. Paman-pamannya, bibi-bibinya, anak-anak mereka, tampaknya semuanya telah berkumpul di rumah itu, dan semuanya memasang wajah gelisah dan tidak puas. Rainy sangat tahu apa yang sedang berkecamuk di benak mereka. Oh, ayolah! Semua orang di tempat itu sangat memahami apa yang sedang bergejolak dalam pikiran satu sama lainnya karena masalah ini telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun di antara mereka. Namun malam ini mungkin adalah malam penentuan. Setelah malam ini berakhir, mungkin tidak ada satupun yang bisa merubah keputusan yang diambil karena keputusan itu bagaikan aksara yang terukir di atas batu, tidak akan dapat dihapuskan. Dan pada detik-detik terakhir ini, hanya Rainy yang bisa membuat perubahan pada hasil keputusan itu. Hanya Rainy! Tentu saja hal ini membuat mereka semua tidak puas. Ketidak puasan itu tergambar jelas di wajah mereka dan dalam tatapan mereka yang sengit.

Tanpa memperdulikan semuanya, Rainy terus berjalan masuk semakin jauh ke dalam rumah. Langkahnya membawanya ke sebuah ruang keluarga mungil dimana ia menemukan ibu dan ayahnya yang sedang duduk di sofa dengan raut wajah cemas. Begitu melihat Rainy, mereka langsung berdiri untuk menyambutnya. Ibunya meraih tangannya dan mengusap rambutnya yang basah.

"Kau dari mana  saja? Kenapa hujan-hujanan begini? Bagaimana kalau kau sakit?" Tanya Ibunya dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa, ibu. Jangan khawatir." Sahut Rainy. Ia menoleh pada ayahnya dan bertanya,

"Apakah dia masih bangun?" Ayahnya mengangguk.

"Dia telah menunggumu sejak tadi. Pergilah dan temui dia." Suruh ayahnya. Rainy mengangguk, melepaskan tangan ibunya sambil tersenyum dan berjalan menuju ke sebuah pintu besar berwarna putih.

Ketika pintu terbuka, Rainy disuguhi pemandangan sebuah kamar yang luas dengan perabotan mewah bernuansa modern. Suhu kamar di ruangan itu sangat hangat dan berbau obat-obatan. Tepat di tengah-tengah kamar terdapat sebuah king size bed yang tampak empuk dan mengundang. Di samping tempat tidur itu seorang pria muda duduk di sebuah kursi dan di atas tempat tidur, seorang wanita tua berbaring berselimutkan selimut tebal.

Melihatnya, si pria muda bangkit berdiri dan bergeser menjauh dari kursi. Ia menganggukkan kepala dengan hormat kepada Rainy. Raka Ranggabumi, salah satu asisten pribadi neneknya. Pria itu mengenakan setelan kerja formal dan sarung tangan tipis sewarna kulit membungkus tangannya.

"Rainy, selamat datang kembali." Sapa Raka dengan hormat. Melihat perilaku pria muda itu, Rainy menarik nafas panjang sesaat, sebelum terus berjalan memasuki kamar. Ia melangkah menuju sisi tempat tidur dimana Raka berada. Awalnya matanya masih menatap lurus ke arah Raka, namun karena yang ia tatap terus saja menundukan kepala, Rainy mengalihkan perhatiannya pada sosok yang sedang berbaring di atas tempat tidur.

Di sana berbaring seorang wanita tua renta yang tampak sangat lemah. Wajahnya yang dipenuhi garis-garis keriput menyisakan kecantikan yang masih terukir nyata. Rambutnya yang seluruhnya telah memutih dan dipotong pendek sampai di atas bahunya, tersebar di atas bantal disekitar kepala mungilnya. Tubuh itu sangat kurus dan pucat. Waktunya tidak lama lagi, Rainy bisa melihatnya dengan jelas.

"Rainy." Sapa wanita tua itu lirih sambil mengangkat sebelah tangannya, tampak ingin menyentuh Rainy.

Rainy langsung menyambut tangan tersebut dan duduk di atas kursi yang tadi ditempati Raka. Bibir Rainy menyunggingkan senyum dan hatinya dipenuhi oleh rasa sayang yang sangat besar bagi wanita tua tersebut.

"Nini, aku pulang." Sapanya. Ia menunduk dan mencium lembut pipi si wanita sementara wanita yang dipanggilnya nenek itu memejamkan matanya, menikmati kasih sayang tulus dari cucu kesayangannya. Ia baru membuka matanya ketika Rainy menegakkan kembali tubuhnya.

"Syukurlah kau sudah pulang. Aku sangat merindukanmu." Bisik wanita itu.

"Maaf, Nini. Seharusnya aku pulang lebih cepat. Maafkan aku." Mata Rainy menjadi berkaca-kaca melihat betapa lemah dan lelahnya neneknya. Neneknya yang merupakan wanita pengusaha dengan reputasi tangan besi dan hati baja, biasanya selalu tampak enerjik dan penuh gairah hidup. Namun malam ini, semua semangat hidupnya tampak telah merembes keluar dari dalam tubuhnya; membuat ia terlihat menjadi semakin kecil dan kurus.

"Tidak apa-apa… tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau sudah ada disini." ucap neneknya sambil menepuk pipi Rainy dengan lembut.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Rainy pelan, tak urung berharap bisa mendengar jawaban yang berbeda dari tampilan yang terlihat di depan matanya saat ini. Namun neneknya tampak tidak punya niat untuk menenangkan hati cucunya karena ia berkata;

"Buruk. Kau tahu kan bahwa sudah sekian tahun ini kondisiku tidak pernah membaik. Namun malam ini adalah yang paling buruk." Jawab neneknya dengan tenang. Air mata yang tadi masih ditahan Rainy, mulai mengalir pelan menuruni bukit pipinya. Ia menangis tanpa suara.

"Ah, cucu kecilku yang malang. Ninimu ini tak pernah berniat untuk meninggalkanmu sendirian sebelum kau benar-benar siap… tapi  maafkan aku… sepertinya tubuh tua ini sudah tidak sanggup lagi." Ucap sang nenek dengan lirih.

"Kalau kau tidak ada, bagaimana aku bisa menghadapi semuanya?" Tanya Rainy, menyuarakan rasa takutnya.

"Kau bisa! Kau pasti bisa! Karena dalam keluarga ini hanya engkaulah yang mewarisi kemampuan kakekmu… Dalam keluarga ini hanya engkaulah yang berhak mewarisi semua yang ditinggalkan oleh kakekmu…. Tugasku hanyalah menggantikannya sementara saja sampai kau siap. Tapi aku sudah sangat lelah. Jadi... Rainy... Ijinkan aku beristirahat. ya? Aku ingin bertemu lagi dengan suamiku… Aku sangat merindukannya…" Pinta neneknya menghiba, membuat air mata Rainy mengalir makin deras.

"Tapi aku takut…" Bibir Rainy bergetar menahan sedu sedannya.

"Jangan takut… Jangan takut... kau tidak sendiri… aku meninggalkan semua tangan kanan… dan kiriku… untuk membantumu… Mereka akan menjadi pemandumu… lalu… ada dia… dia yang sejak awal… hanya memilihmu… dia pasti akan menopangmu… dan mengajarimu… semua yang engkau perlukan… untuk menempati tempat yang merupakan… merupakan hakmu…" Suara wanita tua itu makin terbata seiring dengan semakin lemahnya tubuh rentanya.

"Cucuku yang malang… aku ingin bisa… tinggal lebih lama… dan mengajarimu semuanya… tapi… kau sudah membuatku… menunggu terlalu lama…" begitu sang nenek menyelesaikan kalimatnya, matanya tertutup.

"Nini!" Rainy memanggilnya panik, tapi sepasang tangan menarik tubuhnya perlahan dan menuntunnya untuk bangkit dari kursi dan menjauhi sisi ranjang. Tempatnya langsung digantikan oleh seorang dokter setengah baya yang langsung bertindak untuk memeriksa wanita tua itu. Rainy membiarkan tubuhnya ditarik masuk dalam pelukan Raka yang sejak tadi terus berdiri di belakangnya, namun matanya tidak pernah beralih dari wajah neneknya.

Nafas Rainy tercekat di tenggorokan dan ia tidak berani mengeluarkan suara. Tangan-tangannya tanpa sadar mencengkeram tangan-tangan yang memeluknya dari belakang dengan erat, seolah mencari kekuatan dari pemilik tangan tersebut. Otaknya tak mampu berpikir dan hanya diam menunggu. Ketika kemudian dokter tersebut selesai memeriksa neneknya dan berdiri dari kursi untuk berbalik dan berbicara kepadanya, Rainy makin menguatkan cengkeramannya.

"Nenek anda jatuh tertidur. Ia hanya kelelahan karena banyak bicara dan terlalu emosi." Jelas sang Dokter. Rainy melepaskan nafasnya kencang, merasa begitu lega karena yang ditakutkannya belum terjadi.

"Apakah ia akan baik-baik saja?" Tanya Rainy lagi. Dokter tersebut terdiam sesaat sebelum

menjawabnya dengan tenang,

"Saya rasa anda juga menyadari bahwa kondisi nenek anda sudah sangat lemah. Saat ini kondisinya masih stabil. Namun saya harap anda sekeluarga bisa mempersiapkan hati untuk menghadapi yang terburuk malam ini." Mendengarnya, Rainy nyaris terjungkal andai saja ia tidak sedang berada dalam pelukan Raka. Tubuhnya terasa lemah dan kehilangan tenaga. Ia hanya bisa bersandar lemas sebelum tubuhnya diputar dan ditarik masuk lebih dalam ke dalam pelukan Raka.

"Tidak apa-apa." Didengarnya suara maskulin mengalir dari mulut Raka. Suara yang sangat dikenalnya, suara yang selama beberapa tahun terus mengisi hari-harinya.

"Menangislah kalau kau ingin menangis, Rainy. Tidak apa-apa. Aku ada disini. Aku akan menemanimu." Bujuk Raka lembut. Mendengar rayuan ini, air mata Rainy yang sedari tadi sudah membasahi wajahnya, turun semakin deras.

Copyright @FreyaCesare

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

sudah bkn rahasia lgi klo novel genre horor
tulisan pdhl rapih,ga bosenin
tpi yg like dikit

semangat buat author di NT genre horor 💪💪💪

2023-01-11

1

Rani Melissa

Rani Melissa

novelnya bagus, bahasanya g monoton bikin enak bacanya, aku masukin favorit Kaka like sekebon sampeu buat karya mu

2022-06-24

4

lihat semua
Episodes
1 Penglihatan
2 Pulangnya Sang Putri Mahkota
3 Siapa Yang Lebih Merugikan?
4 Direktur Ke 7
5 Kontrak Dengan Iblis
6 Ikrar Di Atas Tanah Pekuburan
7 Ketidak puasan Adnan
8 Adnan
9 Berharap Hati Berubah Menjadi Batu
10 Pria Misterius Di Pemakaman
11 Seiris Black Forest & Segelas Lemonade
12 Cucu Atasan General Manager
13 Meet Mr. Jack
14 Kuasa Si Gadis Kecil
15 Eclair
16 Close Combat Training
17 Pria Dari Masa Lalu
18 Meet The Team: The Playboy & The Brat No. 1
19 Meet The Team: Brat Number 2
20 Meet The Team : The Psychopath
21 Muscle Barbie
22 Divisi VII
23 The Biggest Decision
24 Sang Pemilik Saham
25 Profesi Utama Keluarga
26 Pertanyaan Sang Iblis
27 The Devil Wears Alexander McQueen
28 Lunch
29 Permainan Takdir
30 Klien Pertama
31 Kisah Laura
32 Peri Rumah
33 Si Cantik, Laura Hanna
34 The Devil On The Floor
35 Mengungkapkan Rahasia Laura
36 Purnama
37 You Are Mine!
38 Malam Panas Ace
39 Akhir Kisah Laura
40 Kedatangan Musa
41 Permintaan Musa
42 Rencana Raka
43 Tim Kedua
44 Breakfast With Rainy
45 New Office
46 Tamu Yang Tersesat
47 Permintaan Arka
48 Berjanjilah Padaku
49 Pria Di Atas Ranjang Rainy
50 Love
51 Just Agree With Me
52 Aku Tak Mau Memaafkanmu
53 Rumor Dari Desa
54 Kasus Kedua
55 Wanita Di Rumah Putih
56 Ananda
57 Nayla
58 Penculikan Nayla?
59 Kartini & Ananda
60 Jocasta
61 The Truth About Ghost
62 Apa Yang Terjadi Hari Itu
63 Nayla Dimana
64 Alasan Untuk Melukai Ananda
65 Wanita-Wanita Yang Hilang
66 Lupakan
67 Little Devil's Smile
68 Play
69 Scary Rainy
70 Penculikan
71 Tawanan
72 Victims
73 Kejahatan Kartini
74 Kompensasi
75 Pengakuan Bram
76 Boo!
77 Di Kantor Polisi
78 Maya Bay
79 Kekuatan Jiwa
80 Blue Rainy
81 Membakar Hadiah Lilith
82 Dipermainkan Pewarna Rambut
83 Putri Baru Mama
84 Lamaran
85 Akhir Kisah Nayla
86 Tamu Yang Tidak Diundang
87 Innocent Nymph
88 Upaya Pemerasan
89 Bercintalah Denganku
90 Anak Yang Tak Berbudi
91 Teror Kuntilanak
92 Tama
93 Raka Yang Pilih Kasih
94 Elsa
95 Dressing Time
96 Maukah kau...
97 Divisi VII Resmi Berdiri
98 Tamu Di Tengah Malam Buta
99 Nenek Kuyang
100 Kemarahan Arka
101 Isi Hati Arka
102 Penglihatan Arka
103 Sangkala
104 Bayi Yang Malang
105 Kasus Pertama Baladewa
106 Setiap Adzan Tiba
107 Guru Gilang
108 Cara Menghancurkan Santet
109 Kisah Herdianti
110 Kecantikan Hati
111 Terbakar
112 Ular Jadi-Jadian
113 After Effect
114 Nasib Sang Pelakor
115 Gosip Tentang Mr. Jack
116 Buku Bersampul Kulit
117 Si Bucin, Raka
118 Alasan Keberadaan Divisi VII
119 Dr. Batari
120 Putri Tidur Yang Muram
121 Tertuduh
122 Ancaman Rainy
123 5000 Ekor Sapi
124 Black Belly, Raka
125 Sang Pemikat
126 Menginginkanmu
127 Batari dan Jack
128 Sejarah Liontin Kalung Batari
129 Liontin Yang Lain
130 Kasus Pembunuhan Berantai Di Masa Lalu
131 Klien Kiriman Rosa
132 Regina Yang Malang
133 Serangan Kuyang
134 Batari Bertemu Kuyang
135 Alasan Kedatangannya
136 Kunjungan Lilian
137 Membakar Rainy
138 Di Rumah Sakit
139 Si Penurut, Rainy
140 Kamar Baru Rainy
141 Mari Menua Bersama
142 Energi Spiritual
143 Tempat Yang Ditakdirkan Untukmu
144 Biro Konsultasi Paranormal
145 Hellfire
146 Warisan Terkutuk
147 Keputusan Batari
148 Sepasang Pengganggu
149 Memajukan Tanggal Pernikahan
150 Lara Untuk Arka
151 Master Of Manipulation
152 Pertanyaan Batari
153 Ibu Kandung Batari
154 Ibu Kandung Batari II
155 Kisah Bestari
156 Kisah Bestari II
157 Kisah Bestari III
158 Warga Desa VS Bestari
159 Warga Desa VS Bestari II
160 Membersihkan Nama Batari
161 Hallo, Pak Kapolsek…
162 Tipu Muslihat Rainy
163 Penjara Untuk Bestari
164 Observasi
165 Observasi II
166 Keputusan Bestari
167 Keputusan Bestari II
168 Membakar Kuyang
169 Baby, Biarkan Aku Tidur Sebentar Lagi
170 Akhir Kisah Bestari
171 Dalam Perjalanan Pulang
172 Pulang
173 Kakak Laki-Laki Untuk Rainy
174 Kakak Laki-Laki Buat Rainy II
175 Kecelakaan Lalu Lintas?
176 Dipermainkan
177 Charles
178 Bukan Aku Pencurinya
179 Siapa Charles?
180 Musuh Yang Tidak Dikenal
181 Tamu Yang Menggemaskan
182 Buku Perjanjian
183 Ikatan Pernikahan
184 Guru Gilang Memajukan Pernikahan
185 Rahasia Yang Harus Disimpan Raka
186 Raka Dan Suara Adzan
187 Kemarilah, Baby
188 Cerita Raka
189 Mimpi Buruk
190 Mimpi Buruk II
191 Mimpi Buruk III
192 Permainan Teror Iblis
193 Permainan Teror Iblis II
194 Permainan Teror Iblis III
195 Akibat Mimpi Ardi
196 Apa Yang Sudah Kau Lakukan?
197 Mayat Di Kamar Lilith
198 Air Mata Ratna
199 Permintaan Rosa
200 permintaan Rosa II
201 Pertanyaan Lara
202 Pertanyaan Lara II
203 Pasangan Baru
204 Shield
205 Liontin Untuk Rainy
206 Liontin Untuk Rainy II
207 Berubah Perangai
208 Berubah Perangai II
209 Kisah Cinta Ardi & Ratna
210 Kisah Cinta Ardi & Ratna II
211 Kisah Cinta Ardi & Ratna III
212 Tapi Kau Memang Putriku!
213 Kenalan Dengan Karakter Antagonis Yuk!!!
214 Penculikan Arka
215 Percayalah Padaku!
216 Datuk
217 Datuk II
218 Datuk III
219 Operasi Penyelamatan Arka
220 Operasi penyelamatan Arka II
221 Perkara Liontin Kalung
222 Pil Ajaib
223 Menyelinap Ke Istana Iblis
224 Menyelinap Ke Istana Iblis II
225 Menjelajahi Markas Iblis
226 Mencuri Arka
227 Teknologi Iblis
228 Dunia Datuk sanja
229 Dunia Datuk Sanja II
230 Devil's Dream Array
231 Sebuah Dunia Yang Tersembunyi
232 Sebuah Dunia Yang Tersembunyi II
233 Pintu Gerbang
234 Ungu
235 Lauri
236 Lauri II
237 Datuk Rumbun
238 Malam Bersimbah Berdarah
239 Godaan Iblis
240 Godaan Iblis II
241 Perlawanan
242 MSG Dari Neraka
243 MSG Dari Neraka II
244 Melawan Arus
245 Pertanyaan Rainy
246 Melawan Mamut
247 Melawan Mamut 2
248 Pembalasan Mawinei
249 Ketika Lauri Kehilangan Akalnya
250 Pembalasan Dendam
251 Bayi Mawinei
252 Persiapan Perang
253 Pengorbanan Mamut
254 Sang Pemusnah
255 Akhir Kisah Lauri
256 Kisah Hanyi
257 Ketika Dunia Rainy Berputar
258 Rahasia Yang Tidak Diketahui Manusia
259 Bumi Yang Berwarna Pink
260 Bumi Yang Berwarna Pink II
261 Nasib Si Kembar
262 Informasi Yang Memusingkan
263 Kekuatan Laksana Dewa
264 20 Hari Menjelang Pernikahan
265 Kecemburuan Datuk
266 Saat Melintasi Taman
267 Meet The Ancestors
268 Meet The Ancestors II
269 Jangan Panggil Aku Datuk
270 Akad Nikah
271 Linda
272 Malam Terakhir
273 Menara Kultivasi : Lantai Pertama
274 Keajaiban Tas Kosmos
275 Menantang Menara Kultivasi
276 Sudah Seharusnya
277 Malam Pertama Di Menara Kultivasi
278 Mengaktifkan Cakra
279 Mengaktifkan Cakra II
280 Apa Yang Paling Kau Takuti?
281 Apa Yang Paling Kau Takuti? II
282 Apa Yang Paling Kau Takuti? III
283 Apa Yang Paling Kau Takuti IV
284 Pil Sebesar 3 Cm
285 Ujian Lantai Terakhir
286 Kultivasi Tiada Akhir
287 Api Neraka Untuk Lilian
288 Akhir Kultivasi
289 Kembali Ke Dunia Luar
290 Menghilang
291 Ringkasan Kisah Yang Lalu
292 Penglihatan Lara
293 10 %
Episodes

Updated 293 Episodes

1
Penglihatan
2
Pulangnya Sang Putri Mahkota
3
Siapa Yang Lebih Merugikan?
4
Direktur Ke 7
5
Kontrak Dengan Iblis
6
Ikrar Di Atas Tanah Pekuburan
7
Ketidak puasan Adnan
8
Adnan
9
Berharap Hati Berubah Menjadi Batu
10
Pria Misterius Di Pemakaman
11
Seiris Black Forest & Segelas Lemonade
12
Cucu Atasan General Manager
13
Meet Mr. Jack
14
Kuasa Si Gadis Kecil
15
Eclair
16
Close Combat Training
17
Pria Dari Masa Lalu
18
Meet The Team: The Playboy & The Brat No. 1
19
Meet The Team: Brat Number 2
20
Meet The Team : The Psychopath
21
Muscle Barbie
22
Divisi VII
23
The Biggest Decision
24
Sang Pemilik Saham
25
Profesi Utama Keluarga
26
Pertanyaan Sang Iblis
27
The Devil Wears Alexander McQueen
28
Lunch
29
Permainan Takdir
30
Klien Pertama
31
Kisah Laura
32
Peri Rumah
33
Si Cantik, Laura Hanna
34
The Devil On The Floor
35
Mengungkapkan Rahasia Laura
36
Purnama
37
You Are Mine!
38
Malam Panas Ace
39
Akhir Kisah Laura
40
Kedatangan Musa
41
Permintaan Musa
42
Rencana Raka
43
Tim Kedua
44
Breakfast With Rainy
45
New Office
46
Tamu Yang Tersesat
47
Permintaan Arka
48
Berjanjilah Padaku
49
Pria Di Atas Ranjang Rainy
50
Love
51
Just Agree With Me
52
Aku Tak Mau Memaafkanmu
53
Rumor Dari Desa
54
Kasus Kedua
55
Wanita Di Rumah Putih
56
Ananda
57
Nayla
58
Penculikan Nayla?
59
Kartini & Ananda
60
Jocasta
61
The Truth About Ghost
62
Apa Yang Terjadi Hari Itu
63
Nayla Dimana
64
Alasan Untuk Melukai Ananda
65
Wanita-Wanita Yang Hilang
66
Lupakan
67
Little Devil's Smile
68
Play
69
Scary Rainy
70
Penculikan
71
Tawanan
72
Victims
73
Kejahatan Kartini
74
Kompensasi
75
Pengakuan Bram
76
Boo!
77
Di Kantor Polisi
78
Maya Bay
79
Kekuatan Jiwa
80
Blue Rainy
81
Membakar Hadiah Lilith
82
Dipermainkan Pewarna Rambut
83
Putri Baru Mama
84
Lamaran
85
Akhir Kisah Nayla
86
Tamu Yang Tidak Diundang
87
Innocent Nymph
88
Upaya Pemerasan
89
Bercintalah Denganku
90
Anak Yang Tak Berbudi
91
Teror Kuntilanak
92
Tama
93
Raka Yang Pilih Kasih
94
Elsa
95
Dressing Time
96
Maukah kau...
97
Divisi VII Resmi Berdiri
98
Tamu Di Tengah Malam Buta
99
Nenek Kuyang
100
Kemarahan Arka
101
Isi Hati Arka
102
Penglihatan Arka
103
Sangkala
104
Bayi Yang Malang
105
Kasus Pertama Baladewa
106
Setiap Adzan Tiba
107
Guru Gilang
108
Cara Menghancurkan Santet
109
Kisah Herdianti
110
Kecantikan Hati
111
Terbakar
112
Ular Jadi-Jadian
113
After Effect
114
Nasib Sang Pelakor
115
Gosip Tentang Mr. Jack
116
Buku Bersampul Kulit
117
Si Bucin, Raka
118
Alasan Keberadaan Divisi VII
119
Dr. Batari
120
Putri Tidur Yang Muram
121
Tertuduh
122
Ancaman Rainy
123
5000 Ekor Sapi
124
Black Belly, Raka
125
Sang Pemikat
126
Menginginkanmu
127
Batari dan Jack
128
Sejarah Liontin Kalung Batari
129
Liontin Yang Lain
130
Kasus Pembunuhan Berantai Di Masa Lalu
131
Klien Kiriman Rosa
132
Regina Yang Malang
133
Serangan Kuyang
134
Batari Bertemu Kuyang
135
Alasan Kedatangannya
136
Kunjungan Lilian
137
Membakar Rainy
138
Di Rumah Sakit
139
Si Penurut, Rainy
140
Kamar Baru Rainy
141
Mari Menua Bersama
142
Energi Spiritual
143
Tempat Yang Ditakdirkan Untukmu
144
Biro Konsultasi Paranormal
145
Hellfire
146
Warisan Terkutuk
147
Keputusan Batari
148
Sepasang Pengganggu
149
Memajukan Tanggal Pernikahan
150
Lara Untuk Arka
151
Master Of Manipulation
152
Pertanyaan Batari
153
Ibu Kandung Batari
154
Ibu Kandung Batari II
155
Kisah Bestari
156
Kisah Bestari II
157
Kisah Bestari III
158
Warga Desa VS Bestari
159
Warga Desa VS Bestari II
160
Membersihkan Nama Batari
161
Hallo, Pak Kapolsek…
162
Tipu Muslihat Rainy
163
Penjara Untuk Bestari
164
Observasi
165
Observasi II
166
Keputusan Bestari
167
Keputusan Bestari II
168
Membakar Kuyang
169
Baby, Biarkan Aku Tidur Sebentar Lagi
170
Akhir Kisah Bestari
171
Dalam Perjalanan Pulang
172
Pulang
173
Kakak Laki-Laki Untuk Rainy
174
Kakak Laki-Laki Buat Rainy II
175
Kecelakaan Lalu Lintas?
176
Dipermainkan
177
Charles
178
Bukan Aku Pencurinya
179
Siapa Charles?
180
Musuh Yang Tidak Dikenal
181
Tamu Yang Menggemaskan
182
Buku Perjanjian
183
Ikatan Pernikahan
184
Guru Gilang Memajukan Pernikahan
185
Rahasia Yang Harus Disimpan Raka
186
Raka Dan Suara Adzan
187
Kemarilah, Baby
188
Cerita Raka
189
Mimpi Buruk
190
Mimpi Buruk II
191
Mimpi Buruk III
192
Permainan Teror Iblis
193
Permainan Teror Iblis II
194
Permainan Teror Iblis III
195
Akibat Mimpi Ardi
196
Apa Yang Sudah Kau Lakukan?
197
Mayat Di Kamar Lilith
198
Air Mata Ratna
199
Permintaan Rosa
200
permintaan Rosa II
201
Pertanyaan Lara
202
Pertanyaan Lara II
203
Pasangan Baru
204
Shield
205
Liontin Untuk Rainy
206
Liontin Untuk Rainy II
207
Berubah Perangai
208
Berubah Perangai II
209
Kisah Cinta Ardi & Ratna
210
Kisah Cinta Ardi & Ratna II
211
Kisah Cinta Ardi & Ratna III
212
Tapi Kau Memang Putriku!
213
Kenalan Dengan Karakter Antagonis Yuk!!!
214
Penculikan Arka
215
Percayalah Padaku!
216
Datuk
217
Datuk II
218
Datuk III
219
Operasi Penyelamatan Arka
220
Operasi penyelamatan Arka II
221
Perkara Liontin Kalung
222
Pil Ajaib
223
Menyelinap Ke Istana Iblis
224
Menyelinap Ke Istana Iblis II
225
Menjelajahi Markas Iblis
226
Mencuri Arka
227
Teknologi Iblis
228
Dunia Datuk sanja
229
Dunia Datuk Sanja II
230
Devil's Dream Array
231
Sebuah Dunia Yang Tersembunyi
232
Sebuah Dunia Yang Tersembunyi II
233
Pintu Gerbang
234
Ungu
235
Lauri
236
Lauri II
237
Datuk Rumbun
238
Malam Bersimbah Berdarah
239
Godaan Iblis
240
Godaan Iblis II
241
Perlawanan
242
MSG Dari Neraka
243
MSG Dari Neraka II
244
Melawan Arus
245
Pertanyaan Rainy
246
Melawan Mamut
247
Melawan Mamut 2
248
Pembalasan Mawinei
249
Ketika Lauri Kehilangan Akalnya
250
Pembalasan Dendam
251
Bayi Mawinei
252
Persiapan Perang
253
Pengorbanan Mamut
254
Sang Pemusnah
255
Akhir Kisah Lauri
256
Kisah Hanyi
257
Ketika Dunia Rainy Berputar
258
Rahasia Yang Tidak Diketahui Manusia
259
Bumi Yang Berwarna Pink
260
Bumi Yang Berwarna Pink II
261
Nasib Si Kembar
262
Informasi Yang Memusingkan
263
Kekuatan Laksana Dewa
264
20 Hari Menjelang Pernikahan
265
Kecemburuan Datuk
266
Saat Melintasi Taman
267
Meet The Ancestors
268
Meet The Ancestors II
269
Jangan Panggil Aku Datuk
270
Akad Nikah
271
Linda
272
Malam Terakhir
273
Menara Kultivasi : Lantai Pertama
274
Keajaiban Tas Kosmos
275
Menantang Menara Kultivasi
276
Sudah Seharusnya
277
Malam Pertama Di Menara Kultivasi
278
Mengaktifkan Cakra
279
Mengaktifkan Cakra II
280
Apa Yang Paling Kau Takuti?
281
Apa Yang Paling Kau Takuti? II
282
Apa Yang Paling Kau Takuti? III
283
Apa Yang Paling Kau Takuti IV
284
Pil Sebesar 3 Cm
285
Ujian Lantai Terakhir
286
Kultivasi Tiada Akhir
287
Api Neraka Untuk Lilian
288
Akhir Kultivasi
289
Kembali Ke Dunia Luar
290
Menghilang
291
Ringkasan Kisah Yang Lalu
292
Penglihatan Lara
293
10 %

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!