Saat itu Jaya Bataguh baru saja menutup rapat dewan direksi dan sedang duduk di meja kerjanya, bersiap untuk menikmati makan malam yang dibawakan istrinya untuknya. Di hadapannya, istrinya, Lena, sedang duduk sambil menyilangkan kakinya dengan anggun. Walaupun saat itu sudah berusia 54 tahun, namun di mata Jaya Bataguh, Lena masih secantik saat ia masih muda dahulu. Memandang wajah istri tercintanya tersebut membuat Jaya Bataguh merasa hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan dan kebanggaan. Pada saat itulah kemudian telepon genggamnya berbunyi. Saat Jaya Bataguh menekan tombol terima, dari loudspeaker, suara kekanakan Rainy yang manja langsung terdengar.
"Kakek, tolong belikan Rainy Cafe!"
Tangan Jaya Bataguh yang hendak menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti di tengah jalan. Menghela nafas panjang, ia kemudian meletakkan kembali sendoknya ke atas piring. Di seberangnya, Lena tersenyum maklum. Setidaknya sekali sehari, cucu kesayangannya itu selalu mampu membuat kening suaminya berkerut karena tingkahnya.
"Kenapa kau menginginkan cafe baru?" Tanya Jaya Bataguh tenang.
"I just need it." Sahut Rainy.
"Shouldn't I deserve to get some explanation why I need to buy another cafe for you?" Tanya Jaya Bataguh lagi.
"Mmmmm...." Dari suaranya, Jaya Bataguh bisa membayangkan ekspresi gadis kecil itu dengan kening berkerut dan mata menyipit, berusaha mencari kalimat yang tepat untuk menjelaskan alasannya. Biar bagaimanapun dia hanya seorang anak kecil. Otaknya pasti belum mampu mengarang kalimat yang indah untuk memperkuat dasarnya meminta benda semahal sebuah Cafe.
"Bukankah kita sudah punya Cafe Rich?" tanya Jaya Bataguh kembali.
"Sebaiknya kakek perintahkan Hotel H membuka dinding Cafe Rich untuk memperluas Ocean Blue Restoran demi menghindari kerugian. Kalau kakek tetap membiarkan Cafe Rich buka, bulan depan kakek hanya akan menemukan angka defisit dalam laporan bulanannya." Kata Rainy dengan tegas.
Kerut di kening Jaya Bataguh semakin dalam. Bagaimana bisa ia sebagai pimpinan tak menerima laporan apapun namun cucunya yang masih berusia 9 tahun menemukan sesuatu yang salah di salah satu tempat usahanya? Di seberang Jaya Bataguh, Lena memandang ke arah Danang, asisten pribadi jaya Bataguh. Memahami makna pandangan tersebut, Danang mengangguk dan setelah berkata pelan bahwa ia akan pergi memeriksa Cafe Rich saat itu juga, ia berpamitan dan keluar dari ruangan.
"Kalau ada yang salah dengan Cafe Rich, kita selalu bisa memperbaikinya, sayang. Kenapa harus menutupnya?" Tanya Jaya Bataguh.
"Karena Rainy sudah tidak suka semua yang ada Disana! Belikan Rainy Cafe baru!" Rengek Rainy manja. Lena menggelengkan kepalanya geli.
"Toko Nenek di jalan N sudah habis masa kontraknya dan sekarang sedang disiapkan untuk di renovasi. Kalau Rainy mau, nenek bisa memberikannya untuk Rainy dan kita bisa merenovasinya menjadi sebuah Cafe." ucap Lena. Jalan N adalah salah satu jalan yang ramai di kawasan perbelanjaan kota B. Membuka sebuah Cafe di sana adalah keputusan yang cukup bagus.
"Deal!!!" Suara girang Rainy disertai derai tawanya yang renyah terdengar riang. "Terimakasih, nek. Nenek memang yang paling baik sedunia!" Pujinya sepenuh hati. Setelah itu Rainy langsung mematikan sambungan teleponnya begitu saja, membuat kakek dan neneknya tertegun. Keduanya lalu tersenyum geli dan menggelengkan kepala dengan maklum. Gadis kecil ini sungguh tak punya kemampuan berbasa-basi. Begitu keinginannya terpenuhi, ia langsung memutuskan koneksi telepon tanpa menunggu jawaban dari kakek dan neneknya.
Di rumah Mr. Jack, Rainy memandang ke arah Mr. Jack dengan hidung terangkat tinggi.
"Tokonya sudah tersedia. Paman mau buat Patisserie ataupun Cafe, terserah saja. Katakan saja apa yang paman inginkan, aku akan mewujudkannya!" Jelas Rainy dengan penuh semangat. Mendengar percakapan Rainy di telepon tadi dan kalimat Rainy barusan, Mr. Jack sampai melongo tak percaya. Gadis kecil di hadapannya itu mungkin masih berusia 9 tahun. Bagaimana bisa ia sudah memiliki kemampuan untuk menggerakkan bumi dan menutupi matahari? Tidakkah orangtua Rainy terlalu berlebihan dalam memanjakan anak perempuannya? Melihat ekspresi tercengang di wajah Mr. Jack, Raka tersenyum maklum.
"Jangan meragukan kata-kata Rainy, Mr. Jack. Dalam keluarganya, kata-katanya adalah titah yang wajib dipatuhi." ucapnya. "Apabila Rainy bilang ia akan memberikan sebuah Cafe untuk Mr. Jack kelola, maka yakinilah bahwa itu yang benar-benar akan terjadi."
"Tapi walaupun saya memiliki keinginan untuk membuka Patisserie sendiri, sesungguhnya saya tidak yakin akan mampu untuk mengelolanya. Saya adalah orang yang terbiasa berada di dapur untuk menciptakan sesuatu. Saya pikir saya tidak akan mampu bila harus mengurusi operasionalnya juga." ucap Mr. Jack dengan nada meminta maaf. Ia menyesali kata-katanya sebelumnya yang mengatakan ingin membuka usaha sendiri. Lihatlah, begitu kesempatan tersebut datang, ia malah ketakutan. Mendengar ini, Raka tersenyum menenangkan.
"Kalau begitu, begini saja. Toko itu akan kita ubah menjadi Cafe dan kepemilikannya akan tetap berada di tangan Rainy. Mr. Jack akan tetap menjadi pegawai kami, namun kami memberikan kebebasan kepada Mr. Jack untuk mengelola dapur, termasuk jua menunya, sesuai seperti yang Mr. Jack inginkan. Kami tidak akan ikut campur tangan. Akan ada seseorang yang menjadi manajer Cafe, namun ia hanya bertanggung jawab untuk operasional lain selain dapur. Mr. Jack tidak harus tunduk padanya sebagai bawahannya, malah ia yang harus menyesuaikan diri untuk menjalankan Cafe sesuai dengan kebutuhan Mr. Jack. Bagaimana?" tawar Raka lagi.
Jantung Mr. Jack berdetak sangat kencang. Diberikan tawaran sebagus itu, siapa yang tidak tergiur? Pikirnya. Tapi apakah kata-kata kedua anak ini boleh ia percaya? Lagipula mereka cuma anak-anak. Seberapapun berkuasanya, mereka masih membutuhkan orangtua untuk mengurus mereka. Memahami keraguan Mr. Jack, Raka berkata,
"Jangan pandang kami sebagai anak kecil yang tidak berdaya layaknya anak-anak lain, Mr. Jack. Saya dan Rainy sudah di didik untuk menjalankan bisnis sejak usia belia. Bahkan Cafe Rich berdiri karena Rainy yang menginginkannya. Sekarang ia ingin membuat Cafe Baru untuk Mr. Jack dan itu berarti Cafe tersebut akan segera berdiri. Mr. Jack hanya perlu duduk dengan tenang dan mempersiapkan daftar peralatan apa saja yang Mr. Jack butuhkan agar bisa kami dipersiapkan. Oh, jangan lupa untuk membuat menu yang sesempurna mungkin sehingga Cafe ini kelak memiliki popularitas yang melampaui cafe rich."
"Benarkah saya bisa mempercayai kata-kata kalian?" Tanya Mr. Jack ragu-ragu.
"Tunggulah besok hari; seseorang akan mengantarkan kontrak yang akan menjelaskan semuanya. Saat itu Mr. Jack bisa memutuskan akan menerima tawaran ini atau tidak." Jawab Raka.
Mr. Jack tampak tercenung sesaat sebelum kemudian dengan ekspresi tak bingung ia bertanya,
"Sebenarnya, mengapa kalian bersikap begitu baik padaku?" Ia menatap Raka dan Rainy, mencoba membaca makna dari tawaran mereka padanya. Mendengar ini, Rainy tersenyum lebar dan berkata lantang.
"Tentu saja itu supaya aku bisa makan Black Forest buatanmu setiap hari!"
***
Raka mengakhiri ceritanya sampai disitu. Ia memandang geli pada ekspresi tercengang yang terpampang di wajah Ivan. Ekspresi itu membuat wajah tampannya terlihat bodoh.
"Aku tak percaya!" Bantah Ivan sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.. "Tak mungkin Kakek dan Nenek bersikap begitu impulsif; memberikan sebuah Cafe senilai ratusan juta hanya supaya Rainy bisa makan Black Forest kesukaannya kapanpun dia mau!"
Akibatnya sebuah pukulan keras menghantam kepalanya.
"Bodoh!" Maki Rainy yang sudah kembali duduk di hadapannya. Di sampingnya, Mr. Jack tersenyum geli.
"Tentu saja tidak." ucap Raka menjawab pertanyaan Ivan. "Kakek dan nenekmu adalah pengusaha sejati dari ujung kaki sampai ujung rambut mereka. Beliau berdua tidak akan begitu saja memenuhi keinginan Rainy tanpa menghitung untung dan ruginya terlebih dahulu. Tepat pada saat Rainy menyampaikan permintaannya, asisten mereka saat itu pasti segera memeriksa alasan dari permintaan tersebut. Hanya setelah mereka yakin sepenuhnya bahwa permintaan Rainy membawa potensi keuntungan yang layak, barulah mereka memberikan persetujuannya."
"Ah." Ivan mengangguk-angguk paham. Tak heran Raka sudah dipilih untuk menjadi asisten pribadi Neneknya dalam usia yang masih sangat muda. Ia selalu mampu membaca semua alasan dibalik pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Jaya Bataguh dan Istrinya.
"Lalu mengapa Cafe ini diberi nama Eclair?" tanya Ivan lagi.
Bukannya menjawab, Raka mengalihkan tatapannya pada Rainy. Yang dijawab hanya mengangkat bahu tak acuh dan berkata,
"Just because..."
"What?" kejar Ivan.
"Kami sedang berdiskusi mengenai nama apa yang sebaiknya diberikan pada Cafe ini, ketika Rainy tiba-tiba berkata, 'Eclair'. Kupikir itu nama yang bagus, berkesan Prancis dan mewah. Eclair juga merupakan salah satu pastry yang menjadi andalanku jadi aku langsung setuju untuk memberi nama itu pada Cafe ini." Cerita Mr. Jack sambil tersenyum geli saat mengenang saat-saat itu.
"Namun setelah aku dan Mr. Jack menyetujui nama Eclair, Rainy malah berkata," sambung Raka. "'Iya, iya. Terserah kalian saja. Yang penting sekarang aku ingin makan Eclair. Mr. Jack, tolong buatkan untukku!' Ternyata ia menyebut nama itu karena ia tiba-tiba merasa ingin makan eclair dan kami salah paham, mengira ia menyarankan Eclair sebagai nama Cafe ini."
"What...?" Ivan hanya bisa memandang Rainy tanpa tahu harus menangis atau tertawa. Tiba-tiba Ia diserang keinginan untuk mencekik leher indah gadis cantik berwajah datar itu sekuat-kuatnya. Bagaimana mungkin Rainy selalu berhasil membuat hal serius tampak seperti sebuah keisengan belaka? Ivan sadar sekarang bahwa kebencian anak-anak Jaya Bataguh pada Rainy bukan hanya didasari karena keputusan Jaya Bataguh untuk mengangkat Rainy sebagai Pewaris utama; namun karena sikap tidak acuh Rainy dalam caranya menyelesaikan berbagai persoalan terkadang terlihat seperti perilaku yang meremehkan dan menghina paman dan bibinya, yang sayangnya ternyata sungguh-sungguh jitu dalam menyelesaikan masalah yang bersangkutan.
Kupikir, kebencian mereka terhadap Rainy tak akan pernah bisa diselesaikan sampai akhir jaman, atau sampai gadis itu merubah perilakunya, begitu pikir Ivan dalam hati.
Copyright@FreyaCesare
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments