Pernikahan Bara dan Kirana sudah 1 bulan berlangsung dan Bara samasekali tak menyentuh Kirana. Dia selalu keluar dan pulang hanya jika Ayah Bara yang menyuruh nya. Setiap hari Kirana dan Bara hanya bisa bertengkar tanpa ada damai dirumah tangga mereka. Sedangkan Cinta dan Vian memutuskan untuk menambah bulan madu nya. Cinta sudah memberitahu kepada orangtuanya dan mertua nya jika dia tengah hamil muda. Bahkan Papa mertua Cinta meminta agar Vian dan Cinta lebih lama tinggal dikota *** dan urusan pekerjaan biar Papa nya yang mengurus.
"Yah, Allhamdullillah yaa kita sebentar lagi akan punya cucu. Semoga kandungan anakk kita dan juga anak kita selalu dalam lindungannya. Bunda gak sabar dipanggil uti yah". Senang Bunda Cinta.
"Allhamdullillah Bun. Kita do'a kan yang terbaik untuk anak kita. Semoga selamat dan lancar sampai lahiran yaa Bun". Jawab Pak Bram.
"Iya Yah. Kira-kira anak Cinta laki-laki atau perempuan yaa yah. Bunda pengen cucu laki-laki yah, soalnya kan kita gak punya anak laki-laki. Tapi kalau perempuan juga lucu kalau didandani. Hahaha". Kata Bunda Cinta membayangkan.
"Sudah lah Bun, cowok cewek sama saja, yang terpenting semua sehat dan lancar. Sekasihnya yang diatas saja, kita harus tetap menerima apapun yang dikasih Bun". Jawab Pak Bram lagi.
"Iya yah. Kan bunda hanya punya angan-angan saja". Balas Bunda Cinta dan hanya disenyumi Pak Bram saja.
***
"Bara..." Teriak Kirana memasuki rumah mertuanya itu. Dia sangat yakin bahwa suaminya itu tinggal dirumah mertuanya selama hampir 1 Minggu ini.
"Bara.... keluar kamu" Teriaknya lagi.
"Ada apa ini. Apa kamu tak punya sopan santun Kirana". Bentak Mama Bara.
"Ma, dimana Bara". Jawab Kirana.
"Kamu ini, mangkannya Bara gak betah tinggal dirumah karna kamu selalu seperti ini. Kamu bisa gak sih yang halus sedikit. Jangan seenaknya seperti ini. Ini rumah mertua kamu, seharusnya kamu lebih sopan lagi. Dan lagi, Bara adalah suami kamu. Dia kepala rumah tangga jadi kamu jangan seenaknya teriak-teriak seperti ini, apalagi membentak nya seperti ini". Kesal Mama Bara.
"Apa, gara-gara saya Bara seperti ini. Ma, anak kamu dari pertama menikah sampai saat ini gak pernah menafkahi saya lahir batin. Dia suka keluar malam dan jarang pulang. Masih pantas jika anak anda saya baik-baik kan ha?". Balas Kirana balik.
"Itu sudah sangat jelas jika anak saya tidak mencintai kamu, apalagi menyentuh kamu. Dari sini sudah jelas jika kamu yang mengejar-ngejar anak saya. Dasar perempuan murahan, mencari jalan sesat untuk mendapatkan apa yang dimau. Hah, masih ada saja perempuan seperti kamu". Ejek Mama Bara.
"Hei. Jangan belagak kamu, kamu dan anak kamu bahkan suami kamu ynag mata duitan itu bisa hidup sampai sekarang itu berkat saya. Jika bukan karna saya kalian bertiga sudah tidur dikolong jembatan, jadi gembel. Jika dihitung hutang kalian kepada saya sangat banyak. Belum lagi acara pernikahan kemarin, kamu bahkan tak memberiku uang sedikitpun, apalagi uang mahar dan cincin. Semua dengan uang saya. Kamu camkam itu, UANG SAYA". Bentak Kirana
"Kamu..." Bentak Mama Kirana. Rasanya dia ingin menampar wajah Kirana itu.
"Kirana, kok kamu kesini gak bilang Ayah nak. Kamu nyari Bara". Sapa Pak Tama yang baru saja turun.
"Tadinya sih gitu, tapi ternyata malah bertemu dengan mak lampir". Jawab kirana sambil memandang kearah mertuanya itu.
"Maksud kamu apa". Bentak Mama Bara.
"Mengapa kamu berteriak. Apa kamu merasa ". Jawab Kirana santai.
"Kamu..." Mama Bara ingin menampar Kirana tapi dihalangi Pak Tama.
"Ma, cukup". Kata Pak Tama.
"Kamu sama saja dengan dia". Bentak Mama Bara dan pergi meninggalkan mereka.
"Ahh, maaf yaa nak. Kamu susul saja Bara dikamarnya. Dia semalam mabuk dan diantar temannya kemari karna tak tau alamat rumah kalian. Baru saja Ayah ingin mengantar Bara pulang, tapi kamu sudah menyusulnya. Kamu langsung saja kekamar nya". Ucap Pak Tama.
"Oke". Singkat Kirana dan berjalan menuju kamar Bara.
***
"Vian". Panggil Cinta.
"Apa Sayang". Jawab Vian sambil memeluk Cinta dari belakang. Cinta membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan suaminya itu.
"Kamu menginginkan anak apa. Cowo atau cewek". Tanya Cinta.
"Apapun Sayang. Asalkan kamu dengan anak kita selamat". Jawab Vian mengecup kening Cinta.
"Kalau kamu inginnya apa?". Tanya Vian balik.
"Aku ingin perempuan. Biar bisa aku dandani lucu-lucu". Jawab Cinta.
"Apapun itu aku akan menerima nya Sayang. Asalkan kamu dan anak kita sehat dan selamat. Mau cowok cewek sama saja". Jawab Vian lagi.
"Tapi kalau cewek namanya lucu-lucu, aku sudah memikirkan nya" Jawab Cinta tak mau kalah.
"Iya Sayang iya. Untuk nama aku serahkan kepada mu". Jawab Vian memeluk erat istrinya itu.
***
Setelah pertengkaran Kirana dengan Bara untuk pulang kerumah mereka, Akhirnya Bara pun ikut pergi pulang.
"Aku akan buat kamu tergila-gila denganku Bara" Ucap Kirana sambil berkaca dikamar mandinya. kini dia memakai baju tidur **** yang menglihatkan belahan surganya itu terlihat. Dress mini ini hanya sampai bawah b*k*ng indah Kirana. Sangat indah dan menggoda sekali.
"Baiklah, bersiap-siap lah Bara. Kamu akan tergoda". Senyum licik Kirana. Dia pun keluar dari kamar mandinya. Bara yang melihat Kirana terdiam sejenak dan menelan ludahnya.
"Sial. Permainan apa lagi yang dia buat. Aku tak boleh termakan oleh permainan wanita ular ini". Batin Bara mengalihkan pandangannya.
"Hah, kau mulai tergoda Sayang". Batin Kirana berjalan menuju meja riasnya dia duduk menghadap kearah Bara melihatkan bagian dibawah sana yang sangatlah menggoda. Apalagi bagian atasnya yang sudah dipandang Bara berkali-kali. Kirana semakin menggoda dengan mengerakkan badannya, menaikkan lagi rokoknya yang sangat pendek itu melihatkan bawah yang sangat indah itu hanya dibalut dengan ****** ***** saja.
"Sial. Ayolah jangan bangun. Bantulah aku". Batin Bara menahan dibawah sana yang sudah tegak itu.
Kirana yang mengetahui nya langsung berjalan mendekati Bara.
"Apa kau menginginkan nya Sayang". Tanya Kirana mengangkat dagu Bara. Bara hanya diam saja memandangi milik Kirana yang semakin menggoda saat kirana menundukkan badannya. Kirana mendekat kan wajah Bara kearah gunung nya itu membuat Bara kalap tak karuan.
Bara mulai menarik kasar Kirana dan menindihnya.
"Pelan-pelan Sayang". Kata Kirana mengalungkan tangannya dileher Bara. Dia menarik tubuh Bara semakin dekat dan menciumi leher Bara membuat Bara tak kuat menahannya lagi.
"Buat aku mengila Sayang". Ucap Kirana lagi. Kini Bara memainkan gunung kembar yang sedari tadi menggoda nya terus. Kirana yang sibuk melepas baju Bara dan turun kecelana Bara hingga polos. Kirana melepaskan dress nya dan menarik wajah Bara untuk memainkan miliknya lagi.
"Emmmhhh".
Permainan mereka cukup panas sampai Kirana dan Bara mencapai berkali-kali. Kirana sangat puas saat Bara masuk ke permainan nya lagi dan lagi. Kirana tau bahwa suaminya itu haus akan kenikmatan ini dan tak akan menolak nya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments