Sadar

"Ahhh... Kenapa kepala ku sangat pusing". Kata Bara yang baru membuka matanya dan memegang kepalanya. Sekilas dia melihat Kirana yang tidur disampingnya sambil memeluk nya.

"Kirana". Kaget Bara

"Ada apa Sayang. Pagi-pagi sudah ribut saja". Tanya Kirana terbangun dari tidurnya.

"Ke-kenapa kamu bisa disini?". Tanya Bara binggung.

"Dan.... bajuku mana?". Kaget Bara lagi.

"Bar, apa kamu lupa kemarin kita-".

"Kamu diam. Gak.... gak mungkin. Pasti ini mimpi". Ucap Bara sambil mengusap kasar wajahnya.

"Kamu pasti memberiku sesuatu kan. Jawab". Bentak Bara mencekik leher kirana.

"Ka... kamu. Ba...ra Sa...ahh". Rintih Kirana.

"Dasar perempuan murahan. Aku akan bunuh kamu". Semakin kuat Bara mencekik nya dan semakin Kirana kesakitan. Kirana mengambil vas bunga diatas laci dan memukulkan ke kepala Bara.

"Prangg". Pukulan Kirana mendarat dikepala Bara.

"Akhh". Teriak Bara melepaskan cekikan nya.

"Hah....Dasar gila". Bentak Kirana.

"Kamu yang gila". Balas Bara memenggangi kepala.

"Kita saling menikmati dan kamu ingin membunuhku. Jika aku hamil sama saja kamu membunuh anakmu juga". Bentak Kirana.

"Kita melakukannya hanya sekali. Mana mungkin kamu bisa hamil kir". Jawab Bara kesal. Dia pun turun dari kasur nya dan memakai bajunya kembali.

"Pergilah. Aku sudah muak melihat mu disini". Kata Bara sambil pergi untuk mengobati lukanya.

"Kita melakukan disaat aku masa subur. Besar kemungkinannya untukku hamil. Asal kamu tau aku sudah merencanakan ini bersama Ayahmu. Jadi aku tak akan tinggal diam jika kamu tak ingin menikahi ku. Bagaimana pun juga, kamu sangat menikmatinya. Aku bisa saja mengirim foto mesra kita ke Cinta. Perempuan yang kamu kejar-kejar itu". Ancam Kirana.

"Dasar perempuan brengsek". Bentak Bara. Kirana hanya tersenyum bahagia. Akhirnya dia bisa memiliki Bara seutuhnya.

***

Vian yang sedang memasak didapur membuat Cinta terbangun karna aroma sedap dari masakannya.

"Lagi masak apa Vian". Tanya Cinta memeluk Vian dari belakang. Tak biasanya cinta seperti itu. Memeluk dari belakang membuat Vian gugup.

"Prangg". Piring yang dibawa Vian lepas dari genggaman Vian.

"Ahhh, kenapa Vian". Tanya Cinta kaget.

"Ta-tanganku li-licin". Jawab Vian gugup.

Cinta yang gak peka percaya begitu saja dan ingin membersihkan pecahan piring itu.

"Jangan Sayang. Biar aku saja. Kamu duduk dimeja makan saja yaa". Ucap Vian dan Cinta menurut.

"Hah, hanya sebuah pelukan bisa membuat ku hilang kendali. Apalagi yang lainnya. Ayolah Vian jangan lemah. Huh". Batin Vian sambil membersihkan pecahan piring itu.

Setelah membersihkan nya, Vian mengambil piring lain dan menyiapkan sarapan untuk istrinya itu.

"Vian, apa kamu gak papa setiap hari memasak untuku. Aku gak papa kok kalau sekedar memasak saja. Itu bukan pekerjaan berat". Kata Cinta sambil menikmati sarapannya.

"Sayang. Aku ingin melayani kedua orang berharga ku ini. Kamu dan calon anak kita. Setelah kita pulang aku akan disibukkan dengan pekerjaan ku. Mungkin waktu weekend saja aku bisa melayani mu dengan baik". Jawab Vian.

"Baiklah". Jawab Cinta. Entah Cinta sekarang yang rakus atau suka dengan masakan suaminya itu. Perasaan baru sesuap atau dua suap sudah habis saja dan tak ada kenyangnya. Sedangkan punya Vian masih lumayan banyak.

"Kenapa punyaku cepat habis. Kenapa aku jadi pengen makan punya Vian yaa, apa aku boleh minta. Takutnya nanti Vian marah. Harus dibujuk Gimana yaa". Batin Cinta sambil melihat Vian makan. Sejenak dia berfikir dan mendapat ide.

"Sayang....." Ucap manja Cinta sambil bersender dibahu Vian.

"Uhuk....uhukk...." Vian yang kaget dan gak percaya jika cinta memanggil nya dengan sebutan Sayang itu sampai tersedak.

"Ahh, ma-maaf. Aku gak sengaja". Jawab Cinta sambil memberikan segelas air putih. Vian meminum habis segelas air putih itu dan memandang sejenak istrinya.

"Hihihi. Boleh aku minta nasi goreng punya mu". Tanya Cinta.

"Kenapa imut sekali istri ku ini". Batin Vian gemas melihat tingkah istrinya itu.

"Hey, boleh tidak". Tanyanya lagi.

"Kamu masih mau lagi?". Tanya Vian. Dan Cinta mengangguk.

"Didapur masih ada, biar aku ambilkan". Jawab Vian hendak mengambilnya.

"Aku gak mau". Tahan Cinta.

"Aku mau punya mu ini". Kata Cinta lagi.

"Gak mau yang baru". Yakin Vian. Cinta menggelengkan kepalanya.

"Yaa sudah kamu makan Sayang". Kata Vian dan Cinta mengambil nya lalu mulai memakan dengan senang. Rasanya lebih nikmat, padahal sama saja dengan yang dimakannya tadi. Tapi yang ini semakin nikmat rasanya.

***

"Rencana kita berjalan dengan lancar. Selanjutnya tinggal membujuk nya untuk mau menikah denganku". Kata Kirana bertelvon dengan seseorang diluar sana.

"Bagus nak Kirana, kamu memang bisa diandalkan. Hahahaha" Jawab pak Tama tertawa bahagia.

"Baik. Secepatnya aku akan membawa Bara pulang". Kata Kirana Dan menutup Telvon nya.

"Cepat atau lambat. Kamu akan menjadi milikku seutuhnya Bara. Jika sudah menjadi milikku tak akan aku lepas kecuali aku sudah bosan". Kata Kirana dengan bangga.

***

"Yah, kok Bunda jadi merindukan anakk kita yaa. Sudah 2 Minggu mereka dinegeri orang. Bunda jadi kangen mereka yah". Ucap Bunda Cinta.

"Bun, jangan terlalu difikirkan. Takut nya nanti Cinta gak nyaman. Biarkan anak kita bahagia Bun". Jawab lembut pak Bram.

"Iya yah, benar yang kamu bilang". Jawab Bunda. Mereka pun melanjutkan sarapan nya.

...****************...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!