Terbiasa

Setelah pulang dari rumah orang tuaku, Aku dan Vian langsung kembali ke rumah kita.

"Vian, apa kamu gak merasa aneh kalau rumah kita itu terlalu besar. Dan lagi kita kan cuma berdua aja, ngapain beli rumah yang besar banget. Aku aja jalan dari ruang tamu ke ruang TV capek. Masak kamu gak ngerasa sih ?" Tanyaku.

"Kamu mau aku ganti rumah buat kamu, kamu gak suka sama rumah kita yang ini ?" Tanya Vian.

"Bukan gak suka, suka sih, tapi terlalu besar untuk kita tinggali hanya berdua aja Vian." Jelasku lagi.

"Kan habis ini bakal ada baby Vian dan baby Cinta. Biar rumah kita gak cuma kita berdua yang tinggal tapi berempat atau lebih juga gak papa. Tentara-tentara ku masih banyak kok buat bikin baby kita." Jawab Vian sambil Mendekati ku.

"Vian. Apaan sih. Aku serius. Aku mau seperti Bunda yang mengurus semua rumah tangga sendiri tanpa campur tangan orang lain. Aku mau jadi ibu rumah tangga yang sesungguhnya". Jelasku.

"Yaa kamu tinggal melakukan nya kan Cinta, Aku malah seneng setiap hari bisa makan masakan mu. Dan melihat kamu membersihkan rumah dengan rapi". Jawab Vian lagi.

"Rumah kita terlalu besar Vian, yang ada aku mati mendadak kalau ngerjain sendiri". Jawabku dengan kesal.

"Giman kalau kita mengerjakan bersama, diranjang yang hangat itu." Bisikan Vian.

"Vian, Aku ngomong serius. Jangan bercanda terus". Kesalku pada Vian.

"Hahaha, iya sayang. Nanti aku carikan rumah yang sesuai dengan kemauan mu". Jawab Vian sambil mengelus rambutku.

Setelah sampai dirumah, ternyata Papa sudah dirumah dulu tanpa memberi tau aku maupun Vian.

"Papa, kok papa gak ngasih tau dulu kalau mau kesini. Kan bisa pulang lebih awal lagi kita kalau papa telvon dulu". Ucap Vian.

"Papa cuma mampir sebentar kok, Sambil melihat menantu papa yang sangat cantik ini." Kata papa Vian sambil tersenyum

"Papa mau Cinta bikinin kopi, atau teh ?". Tanyaku.

"Kamu jangan repot-repot biar pembantu saja yang membuat kannya. Kamu terlalu manis jika bekerja didapur. Nanti tanganmu gak halus lagi nak". Kata Papa.

"Gak papa kok pa, Aku juga mau bikinin Vian kopi. Papa mau kopi atau teh ?". Tanyaku lagi sambil berdiri.

"Baiklah, teh saja nak". Jawab papa.

"Sebentar yaa pa." Jawabku sambil pergi menuju dapur.

"Vian, Cinta begitu cantik, manis, pintar, dan mandiri. Kamu gak salah saat itu memilih dia sebagai istrimu, Papa bangga denganmu. Ternyata selera kita sama nak. Semoga Cinta jodoh dunia akhirat mu nak". Kata papa.

"Ammiin pa". Sahut Vian.

"Aku akan membuat cinta tulus mencintai ku dan melupakan masa lalunya, terutama Bara". Batin Vian.

"Papa, ini tehnya pa. Dan ini kopi kamu Vian". Ucap Cinta yang datang bawa secangkir kopi dan secangkir teh.

"Terimakasih nak." Ucap papa.

Kita sedikit berbincang-bincang dan sambil menikmati kopi dan teh didampingin makanan ringan lainnya. Sampai papa pamit untuk pulang. Yah, rumah kembali sepi seperti biasahnya.

"Sayang". Panggil Vian sambil memelukku.

"Vian, kita masih dibawah. Banyak pembantu disini." Jawab ku sambil melepas pelan-pelan peluk kannya.

"Aku rindu". Kata Vian yang langsung mencium ku.

"Emmm". Aku hanya bisa mengikuti dan membalas ciuman Vian. Karna percuma saja jika aku menolaknya.

"Cinta, Apa aku boleh". Tanya Vian Dan aku hanya mengangguk an kepalaku. Vian dengan tersenyum langsung membawaku kekamar. Dan memulai menciumi tubuhku. Membuat seluruh tubuh ku memanas dan gemetar.

"Vian." Panggil ku sambil menahan mulut Vian saat menghisap daerah sensitif ku.

Rasanya seperti tersetrum saja.

"Hey. Lihat aku, Kalau sakit Gigit bibirku saja." Dan Vian langsung memainkan nya. Rasanya sakit tapi setelah itu sangat nikmat. Suara kita bergema diruangan itu. Dan kita sangat menikmati nya. Keringat Vian yang bercucuran. Dan aku yang sudah lelah. Dan Vian mengakhiri dengan mencium keningku. Entah apa yang membuat ku jadi luluh dengan Vian. Dulu aku sangat menolak saat Vian menintaku. Tapi sekarang aku malah menikmati nya. Apa aku sudah mulai mencintai nya ?.

Akhirnya kita pun tertidur dengan saling berpelukan. Saat aku bangun Vian sudah tidak ada. Apa dia udah berangkat kerja ? kenapa gak membangun kanku. Saat aku melihat jam ternyata sudah jam 10.00. Pantas saja Vian sudah tidak ada.

"Kringggg, Kringggg, kringggg". Suata telfonku.

"Halo Vian. Kamu sudah pergi ke kantor ?" Tanyaku.

"Iya. Tadi pagi ada urusan mendadak jadi aku langsung berangkat buru-buru tanpa membangun kanmu. Sepertinya kamu lelah dengan permainan kita semalam". Kata Vian sambil tersenyum.

"Apa sih." Jawabku dengan malu. Huh, kalau mengingat kejadian semalam rasanya wajahku ingin meledak.

"Hahaha, jangan malu-malu. Kamu semalam sangat berbeda dengan biasahnya. Apa kamu menikmati nya sayang ?". Tanya Vian lagi dengan menggoda ku.

"Vian. Aku bilang berhenti. Jangan membahas itu lagi". Jawabku malu.

"Hahaha, baik sayangku. Nanti kamu masak yang enak yaa, aku pulang lebih awal." Kata Vian.

"Bener kamu pulang lebih awal ? Kalau gitu aku tunggu yaa. Bye." Jawabku dengan gembira. Entah sejak kapan aku seperti ini. Mendengar Vian pulang rasanya aku seperti mendapat uang kaget miliar an. Entah lah. Mending sekarang aku keminimarket untuk belanja buat masak nanti. Sekarang aku harus mandi dan siap-siap.

"Enakknya masak apa yaa ? Apa aku masak kesukaan Vian aja, Tapi aku gak tau Vian suka apa. Apa aku tanya papa aja yaa, Tapi aku malu". Cerewet ku sambil binggung memilih bahan makanan apa.

"Cinta. Kamu Cinta kan ?." Tanya seseorang perempuan dibelakang ku.

"Iya bu, ada ap..." Belum selesai kau ngomong saat berbalik ternyata itu Mama Bara.

"Yaa ampun nak, kamu semakin cantik saja. Gimana kabar kamu nak." Tanya Mama bara sambil memelukku.

"Sangat baik setelah saya menikah." Jawabku dengan dingin.

"Maafkan keluarga tante yaa nak, bukan maksud kita ingin membunuhmu nak, Tapi kita hanya ingin membuat kamu dan Bara hanya menjadi sebatas teman saja nak, dan gak lebih". Jelasnya. Hah, Gak berniat membunuh, tapi aku hampir mati ditangan suaminya itu. Sangat lucu.

"Sudahlah Tante, Aku sekarang sudah sangat bahagia, jadi aku sudah lupa dengan apa yang aku alami saat-saat bersama Bara. Jadi tante tenang saja, aku baik-baik saja sekarang, dan malah lebih baik dari sebelumnya." Kataku dan langsung pergi meninggalkan Dia.

Aku sangat muak sekali jika harus bertemu dengan keluarga Bara lagi. Bukan hanya menghinaku tapi juga ingin membunuhku juga. Dan ingin orang tuaku menderita. Aku gak akan memaafkan itu untuk kapan pun. Karna aku langsung badmood jadi aku hanya beli bahan makanan yang aku bisa masak aja, selain gak tau makanan kesukaan Vian, aku juga sebenarnya belum bisa memasak sih. Paling cuma bantu Bunda aja didapur.

Sampai aku dirumah dan memulai masak yang aku bisa saja. Dan berharap semoga Vian menyukainya.

"Sayang" Sapa lembut Vian sambil memelukku dari belakang.

"Vian, Kamu kok udah pulang. Bukannya kamu pulang jam 19.00 malam, Ini baru jam 18.00 lho." Jawabku sambil mencuci tanganku setelah selesai memasak dan menyingkap makanan di ruang makan.

"Aku sangat merindukanmu, Jadi aku pulang lebih awal". Katanya semakin erat memelukku dan tangannya yang mulai meraba badanku.

..."Vian." Kata ku sambil menahan tangannya dan menoleh kedia. Dan cup, pas saat aku menoleh bibirku gak sengaja mencium bibir Vian....

"Pas sekali". Kata Vian Sambil menikmati nya.

"apa sih Vian, Aku belum mandi" Jawabku gugup.

"Masak sih ?". Tanya Vian sambil mencium leherku.

"Vian". Hindarku sambil mendorong pelan badan Vian.

"Bau kamu wangi kok, dan sangat menggoda". Katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan bikin jantung ku berdebar.

"Vian jangan gitu, Kami ganti baju dan kita makan malam. Nanti takutnya keburu dingin". Kataku sambil mendorong Vian pelan.

"Baik sayangku" Jawab Vian sambil berjalan keatas. Dan aku bisa bernafas lega. Semakin Vian dekat denganku, semakin berdebar jantungku. Rasanya seperti mau loncat saja.

Setelah kita selesai makan malam, Vian melanjutkan pekerjaan nya diruang kerjanya. Dan aku berbaring dikasur dan membaca komik kesukaan ku. Gak lama kemudian Vian datang dan memeluk ku dari belakang.

"Udah selesai ?". Tanyaku, dan Vian hanya mengangguk kan kepalanya.

"kamu suka baca komik Cinta ?". Tanya Vian.

"Suka banget, Hampir setiap malam aku gak tidur karna baca komik. Dan semalam aku bisa baca 2 sampai 3 buku komik. Karna aku gak bisa tidur". Jawabku dengan tetap membaca komik.

"Itu kan dulu, kalau sekarang kamu gak bakal bisa tidur karna lembur sama aku" Jawab Vian sambil menutup buku komikku.

"Vian. Kamu...". Belum sempat aku bicara Vian sudah mencium lembut bibirku.

"Cinta, Apa kamu masih suka sama mantan kamu itu ?". Tanya Vian kepada ku.

"Mantan, Maksud kamu Bara ?". Tanyaku lagi. Dan dia hanya mengangguk kan kepalanya saja. Aku tau dari wajah Vian sudah jelas dia cemburu, hehehe. Seru nih kalau aku bercandain sedikit.

"Ohh, Bara tuh orang yang aku suka saat masih SMP dulu. Dia cinta pertama aku. Dan dia yang selalu dukung aku, nyemangati aku, dan selalu ada buat aku. Kita selalu saling melengkapi dan suka duka bersama. Aku sama dia udah 6 tahun bersama, jadi kalau ditanya masih suka, aku... ". Sambil aku melirik wajah Vian yang kini sudah kelihatan sangat kesal aku sedikit ingin tertawa tapi aku tahan.

"Yaa, Aku masih suka sama dia. Sangat suka, karna 6 tahun ini mana mungkin aku langsung benci atau melupakan ny begitu saja. Jelas aku masih mengharapkan dia untuk...". Belum sempat aku menjelaskannya tiba-tiba Vian Langsung menarik ku dan menindih ku.

"Apa kamu sangat sesuka itu dengannya, sampai kamu harus menjelaskan semuanya kepada ku Cinta. Aku hanya bertanya apa kamu suka atau tidak, Bukannya aku menanyakan kamu dengan dia selama 6 tahun itu. Apa kamu sangat suka melihat aku cemburu seperti ini Cinta !". Jelas Vian kepadaku.

"Hahahahaha". Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah Vian yang seperti anak kecil ingin permen.

"Kenapa kamu tertawa, apa ada yang lucu". Tanya Vian kembali.

"Kamu lucu Vian. Ternyata kamu juga bisa cemburu denganku. Dengan orang yang baru kamu kenal. Kita juga masih saling mengenal satu sama lain, tapi kamu seakan-akan sudah sangat mengenal ku saja". Jawabku sambil mengusap air mataku karna tertawaku yang terlalu saat melihat tingkah Vian.

"Mungkin kamu lupa Cinta dengan 10 tahun yang lalu". Batin Vian dengan melihatku.

"Vian. Kamu melamunin apa ?". Tanyaku yang membuyarkan lamunan Vian.

"Gak papa, Kamu besok ada acara gak ?". Tanya Vian.

"Emmm, sepertinya gak ada deh, memangnya kenapa ?". Tanyaku balik.

"Besok gimana kalau kita jalan-jalan. Kan kamu udah lama aku biarkan dirumah terus, sebagai gantinya besok aku ajak jalan-jalan sepuasmu." Kata Vian sambil mencubit pipiku.

"Beneran Vian ?". Yakinku lagi.

"Benar Sayang". Yakin Vian lagi.

"Yee, oke besok aku bakal bikin kamu menyesal udah ngajak aku jalan-jalan sepuasku, hehehe". Kataku dengan sangat bahagia.

Dan Vian hanya tersenyum melihat tingkahku. Kita pun hanya tidur sambil berpelukan sepanjang malam. Aku sama sekali gak merasakan sakit atau kecewa saat menikah dengan orang yang baru saja aku kenal. Padahal saat membayangkan dulu aku sudah takut kalau aku gak bisa melupakan Bara, Tapi ternyata aku bisa melupakan nya tanpa beban yang dalam. Apa ini hadiah dari tuhan untukku yaa. Entahlah, Aku juga gak mau tau, yang penting aku bahagia dan orang tuaku juga merasakannya.

Skip dipagi hari.

Karna aku sudah memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga yang sesungguhnya, aku bangun sangat pagi untuk menyiapkan sarapan untukku dan Vian.

"Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu ?". Tanya pelayanku.

"Ohh, gak usah. Kamu bisa mengerjakan yang lain saja. Untuk memasak biar aku sendiri saja". Jawabku lembut.

"Baik nyonya, jika anda membutuhkan bantuan, anda bisa memanggil saya nyonya". Kata pelanyan. Dan aku hanya mengangguk kan kepalaku sambil melanjutkan memasak.

"Ok, semuanya udah siap, Tinggal mandi dan membangun kan Vian". Batinku sambil berjalan menuju kamar.

"Tumben jam segini Vian masih tertidur pulas, Apa dia sangt capek yaa ? Ahh, mending aku cepat-cepat mandi dan membangun kan Vian". Kataku dengan menuju kamar mandi. Saat aku melepaskan pakaian ku dan mulai menyalakan shower ku, aku sangat kaget saat ada tangan yang memeluk ku dari belakang dan sontak aku teriak samb berbalik kan badanku. Saat aku berbalik tak sengaja aku hampir terjatuh dan ditolong oleh seseorang. Saat aku melihat dengan benar ternyata Vian yang ada dihadapan ku. Sesaat saat aku melihat Vian dari dekat seperti ini, aku seperti melihat sosok yang pernah aku temui dan seperti Sangat berharga dihidupku. Tapi siapa ? Dan mengapa aku bisa lupa.

"Kami gak papa Cinta?". Tanya Vian membubarkan lamunanku. Dan aku langsung berdiri tegak lagi.

"Kamu ngagetin aku Vian. Kalau kamu mau masuk bilang dulu kek. Dan aku mau mandi kamu keluar dulu, atau ngak kamu mandi dikamar mandi bawah kalau kamu lama menunggu ku". Kataku sambil menutupi barang berharga ku.

"Apa yang kamu tutupo Cinta. Aku sudah melihat semua sisi tubuhmu, Bahkan aku juga sudah menikmati nya. Jadi apa yang kamu tutupi". Kata Vian sambil menarikku ke pelukan nya. Benar juga sih apa yang dikata Vian, Lagian kita juga udah melakukan nya, mengapa aku seakan-akan takut bila Vian melihatnya. Kita bahkan bukan hanya melihat saja, tapi juga merasakannya. Aduhhh, bodohnya aku.

"Kenapa kamu diam saja, apa kamu mau disini". Kata Vian membisikannya ditelinga ku.

"Apaan sih Vian". Kataju sambil mendorongnya pelan. Dan Vian kembali menariku dan mendorongku pelan sampai tubuhku bersandar ditembok. Dan Vian mulai menciumi bibirku dan berlanjut ketubuhku.

"Vian". Panggil ku pelan sambil mengigit bibirku.

Vian pun tak memperdulikan panggilanku dan menepis pelan tanganku saat tanganku menghalangi nya untuk mencium bagaian sensitif ku. Tubuhku rasanya sangat bergetar. Aku hanya bisa mengikuti permainan Vian. Kami pun menikmati nya dikamar mandi.

"Vian kita sarapan dulu yaa dirumah, tadi aku udah masak". Kataku sambil mengeringkan rambut Vian.

"Iya sayang". Kata Vian sambil menyenderkan kepalanya dipahaku.

Kita pun turun untuk sarapan.

"Wah, ini benar kamu sendiri Sayang yang masak?". Tanya Vian kepadaku.

"Iya dong, aku bangun dari subuh untuk menyiapkan ini semua". Jawabku dengan tersenyum bangga.

"Yakin kamu sendiri, atau dibantu sama pelayan dirumah ?". Tanya Vian gak mempercayai ku.

"Aku sendiri Vian, Kamu tanya aja sama pelayanmu, atau aku panggil nih". Jawabku dengan kesal. Dan Vian hanya tertawa melihat tingkahku.

"Kamu masih gak percaya kan, mau aku panggil kan nih. Bener nih yaa aku panggil kan". Kataku lagi untuk menyakinkan nya.

"Iya, iya sayang, aku percaya kok. Udah kita sarapan dan langsung berangkat yaa takutnya kesiangan". Kata Vian sambil mengambil sarapan nya. Dan kita pun sarapan bersama dan langsung berangkat untuk jalan-jalan.

Kami pun jalan-jalan seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. Kami menikmati nya berdua. Tertawa, saling bercanda dan kita sangat Bahagia. Mencoba hal baru yang menyenangkan. Dimulai dengan mencoba makanan pedagang kaki lima, Mencoba aksesoris di pinggir jalan, dan kita bersantai ditaman dengan ditemani cemilan yang kita beli tadi.

"Habis ini gimana kalau kita ke pantai". Ajak Vian.

"Kepantai ?" Tanyaku dengan penuh semangat.

"Iya Sayang". Jawab Vian dengan tersenyum.

"Baik, Yess, akhirnya setelah sekian lama aku gak kepantai akhirnya aku kepantai lagi. Huh, betapa rindunya aku dengan angin pantai". Kataku sambil membayangkan suasana pantai yang sangat damai. Vian pun hanya tersenyum bahagia melihat tingkahku ini. Dan setelah kita menghabiskan cemilan dan beristirahat sebentar, kita pun berlanjut menuju pantai. Tak sabar sekali aku ingin melihat indahnya pantai lagi. Disepanjang jalan aku sangat menikmati perjalanan menuju pantai. Dan akhirnya sampai juga.

"Ahahaha, aku seneng banget akhirnya bisa kepantai lagi, Hahahaha". Bahagia ku saat melihat pantai dan berlari menuju ombak laut sambil membawa sendalku.

"Vian, kamu ngapain cuma senyam senyum disitu. Ayo sini kita main bersama". Panggil ku sambil berlarian dengan ombak pantai. Vian hanya tersenyum bahagia melihat bahagia ku bisa bermain dengan ombak pantai. Dan Vian pun akhirnya menusulku dan mengendongku dengan bahagia. Kita pun bermain bersama sampai hari gelap.

"Cinta, kamu mau nginap di hotel bersama ?". Kata Vian sambil duduk dipangai dengan melihat indahnya oantai dimalam hari.

"Kenapa gak pulang aja. Kamu besok gak kerja ?". Tanyaku balik.

"Besok gak ada kerjaan yang penting kok, nanti kantor biar dipegang sekertaris ku dulu. Mumpung kita lagi liburan, Dan kita mandi dihotel dekat sini saja. Kalau pulang langsung badanku pegal semua, Jadi kita menginap aja malam ini. Besok siang kita baru pulang". Jelas Vian.

"Aku terserah kamu aja Vian". Jawabku. Lagian aku juga capek banget seharian ini jalan-jalan. Tadinya sih gak berasa, tapi setelah seharian sekarang baru terasa. Kita pun akhirnya menuju hotel dekat pantai dan kita pun membersihkan tubuh kita masing-masing. Setelah bersih-bersih aku dan Vian memesan makanan untuk makan malam. Karna sangat capek untuk keluar makan diluar.

"Kami capek Cinta". Tanya Vian sambil memijat kakiku.

"Emm, sedikit sih. Tapi gak papa kok gak perlu kamu pijat, pasti kamu lebih capek dari aku, karna kamu juga nyetir mobil juga". Jawabku sambil menghentikan pijatan Vian.

"Yaa udah sekarang kamu pijat aku kalau gitu". Kata Vian sambil tengkurap didepanku. Aku pun sebenarnya agak canggung sih, tapi kan dia suamiku, jadi terserah aku dong mau menyentuh dia. Kan aku istrinya jadi hakku Dong. Dan aku mulai memijat halus tubuh Vian. Dan tiba-tiba Vian menarikku sampai aku terbaring dengan ditindih dia.

"Vian, kamu ngapain". Tanyaku. Dan Vian tiba-tiba menciumi leherku dengan lembut.

"Kamu membangun kan tiang ku". Kata Vian membisikanku.

"Kan kamu yang menyuruh ku untuk memijat mu, kenapa kamu malah gini". Jawabku lagi.

"Tadinya gitu, tapi tubuhku merespon lain lagi". Kata Vian dan melanjutkan ciuman nya.

"Vian, Nanti aja. Gimana kalau nanti ada yang datang". Kataku lagi sambil menahannya.

"Ini hotel Sayang. mana ada yang ganggu kita, dan lagi kita kan suami istri jadi mana mungkin ada yang gerebek kita". Kata Vian lagi dan mulai meraba tubuhku. Aku hanya bisa menggigit bibirku sambil merangkul leher Vian.

"Ting tong". Suara bel dari luar.

"Permisi, Makan malam sudah siap". Teriak pelayan dari luar untuk mengantar makan malam yang kita pesan dan membuyarkan keromantisan kita.

"Sial, ngapain datang sekarang sih". Kesal Vian sambil turun dari ranjang dan membuka pintu kamar.

"Selamat malam pak, ini pesan an Anda. Silahkan dinikmati". Kata pelanyan kepada Vian.

"Tadinya mau dinikmati, tapi kamu datang dan menggagalkan semuanya". Ucap Vian sambil mengambil makanan nya. Dan pelayan itu hanya bisa binggung dengan apa yang dikatakan Vian. Aku hanya bisa tertawa melihay tingkah Vian. Kita pun makan malam bersama sambil melihat keluar jendela hotel. Menikmati indahnya pantai dari atas. Aku sangat menikmatinya dan berharap semoga kehidupan yang aku pilih ini tiada henti kebahagiaan yang aku miliki sekarang.

...****************...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!