Masih bulan madu

Setelah beberapa hari dikota *** bersama Vian, hampir setiap hari Vian gak mau terpisah dari Cinta. Menempel seperti perangko, kemanapun ikut sampai masak pun dia menempel seperti anak kecil tak ingin pisah dengan ibunya.

"Vian, ini sudah siang aku mau masak". Kata Cinta sambil berusaha melepaskan pelukan Vian.

"Nanti saja aku masih ingin memelukmu". Jawab Vian sambil memejamkan matanya.

"Mau sampai kapan Vian". Kesal Cinta.

"Sampai nanti" Ucap Vian dengan senyum.

"Vian yang benar saja".

"Sayang kamu jangan banyak gerak, kamu nanti membangun kan adik dibawah sana". Goda Vian.

"Viann....." Pukul Cinta. Dan membuat Vian tertawa.

***

"Ma". Panggil Bara pelan.

"Iya ada Sayang?". Tanya Mama Bara yang sedang bersantai diruang tamu.

"Bara mau kekota*** Ma". Ucap Bara.

"Buat apa Sayang. Dan itu juga jauh". Jawab Mama nya.

"Aku mau menyusul Cinta Ma, dia sedang berbulan Madu disana". Jawab Bara.

"Bara mau ketemu dengan Cinta dan menyakinkan Cinta untuk kembali dengan Bara. Dan jika Cinta masih tidak mau, maka Bara akan mengikhlaskan dia ma. Sekali ini saja ma bantu Bara yaa ma". Rengek Bara. Mamanya tak tega sebenarnya jika melihat anaknya mengejar orang yang sudah berumah tangga, apa lagi yang dikejar nya sudah tak ingin lagi. Tapi kalau Mama nya menolak takutnya Anaknya itu akan berfikir jika Mama nya sama saja dengan Ayah nya itu.

"Baiklah Sayang. Tapi, kalau dia gak mau kembali kamu menepati janjimu untuk melupakan dia yaa Sayang. Mama bukannya melarang mu nak, hanya saja jika kamu merebut barang milik orang lain takutnya hidup kamu tak akan baik nak". Jelas Mama nya. Dan hanya diangguki saja.

"Aku akan tetap mengejarmu Cinta apapun rintangannya aku tak akan berhenti". Batin Bara.

***

Karna Vian yang sedang berbulan madu dan urusan kantor diserahkan semua kepada Papa nya.

"Selamat siang pak Handoko. Kurang 5 menit lagi kita akan meeting dengan perusahaan kosmetik". Kata sekertaris Vian.

"Baik gus. Kamu persiapkan semua berkas untuk meeting". Jawab pak Handoko.

Beberapa menit pun berlalu dan meeting berjalan dengan lancar.

"Permisi pak, Setelah kita makan siang nanti kita akan ada janji untuk bertemu dengan clayen kita diCafe seberang jalan sana pak". Kata bagus lagi.

"Hah, baiklah". jawab nya.

Setelah makan siang berlalu mereka berangkat untuk menemui tamunya itu.

"Selamat siang Nona. Apa anda menunggu terlalu lama ?". Sapa Pak Handoko.

"Selamat siang juga Via-". Belum selesai berbicara perempuan muda seumuran Vian itu berhenti berbicara saat menoleh yang datang bukan Vian melainkan Papa nya.

"Laura ?". Kaget pak Handoko.

"Om, kok bisa Om yang kesini. Vian mana Om?". Tanya Laura.

"Anak Om sedang bulan madu dengan istri nya. Dan Om yang menggantikan selama Vian pergi". Jelas Pak Handoko.

"Apa ? bulan madu ?". Kaget Laura.

"Ahhh, Lebih baik kita bahas pekerjaan kita sekarang. Karna waktu Om tidak banyak". Kata Pak Handoko dan mereka memulai meeting mereka. Setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai.

"Om, kalau boleh tau, Vian bulan madu kemana?". Tanya Laura.

"Aaa dia ke-"

"Maaf Pak. Waktu kita tidak banyak karna setelah ini kita harus bertemu lagi dengan tamu dari perusahaan lainnya". Potong Sekertaris nya.

"Ahhh iya, saya lupa. Baiklah mari kita pergi sekarang. Maaf nak Laura Om masih banyak pekerjaan. Saya pamit". Pamit pak Handoko dan meninggalkan Laura beserta sekertaris nya.

"Hah, tau gini mending aku pergi dengan teman-teman ku. Kukira Vian yang akan datang malah Papa. Hah, ". Kesal Laura.

"Untung Vian sudah pergi bulan madu. Misalnya Vian yang datang untuk meeting dengan Laura, saya takut akan ada masalah baru". Kata Pak Handoko.

"Saya sedikit kawatir jika Vian berbisnis dengan perusahaan milik Papa Laura". Ucapnya lagi.

"Maaf Pak. Menurut saya Pak Vian sangat setia dengan istri nya sekarang. Saya yakin beliau bisa menjaga rumah tangganya". Jawab sekertaris Vian.

"Saya harap seperti itu gus" Jawab Pak Handoko.

***

"Vian. Kita mau kemana ?". Tanya Cinta.

"Belanja Sayang". Jawab Vian memakai jam tangannya.

"Belanja apa ?". Tanyanya lagi.

"Sesuka mu. Kamu ingin belanja apa ?". Tanya Vian sambil memeluk Cinta dari belakang.

"Aku sedang tak ingin belanja". Jawab cinta membalikkan tubuhnya.

"Lalu kamu ingin apa ?". Tanya Vian penasaran.

"Ak-"

"Hoek...." Tiba-tiba Cinta ingin muntah dia pun berlari kekamar mandi.

"Sayang. Ada apa ? Apa kamu sakit ?". Tanya Vian yang mengikuti nya dari belakang.

"Hoek... Hoek.... Gak tau Vian. Mungkin aku masih mabuk udara". Jawab Cinta.

"Mau kerumah sakit?". Tawar Vian. Dan Cinta menggelengkan kepalanya.

"Aku temani Sayang. Kita kerumah sakit yaa. Aku takut kamu kenapa-kenapa". Kawatir Vian.

"Aku mau istirahat saja Vian". Jawab Cinta pergi meninggalkan Vian dan berbaring dikasurnya.

"Aku bikinin bubur yaa?". Tawar Vian lagi dan Cinta mengangguk.

karena kondisi Cinta tiba-tiba tak enak badan akhirnya mereka membatalkan rencananya untuk pergi belanja. Dan Vian menemani istrinya.

Dipagi harinya pun Cinta muntah-muntah lagi.

"Tidak biasanya aku seperti ini". Batin Cinta sambil memegang kepalanya. Rasanya sangat pusing dan perutnya juga tidak enak sekali.

"Muntah lagi Sayang?". Tanya Vian yang duduk ditepi kasurnya.

"Iya". Jawab Cinta lemas.

"Kita kerumah sakit yaa. Aku takut kamu kenapa-kenapa Sayang". Jawab Vian.

"Aku bilang tidak yaa tidak Vian. Kamu jangan maksa aku terus dong". Kesal Cinta.

"Baiklah. Kalau gitu kamu istirahat lagi yaa". Jawab Vian sambil memeluk istrinya.

"Vian kamu bau". Jawab Cinta sambil menghindar dari Vian.

"Bau gimana Sayang". Tanya Vian sambil menciumi tibuhnya.

"Pokoknya kamu bau banget aku makin pusing". Jawab Cinta yang semakin membuat ingin muntah lagi.

"Pokoknya kamu mandi dulu dan jangan pakai pakaian itu lagi". Kata Cinta sambil pergi dari kamarnya.

"Hah, padahal aku sudah rapi seperti ini masih dibilang bau. Padahal dia sangat suka dengan penampilan ku seperti ini". Kata Vian dan dia pun langsung pergi mandi yang kedua kalinya untuk pagi ini.

"Ini bau apa lagi sih". Kesal Cinta saat baru sampai di dapur. Terlihat ada daging dan ayam dimeja makan.

"Aduhhh, makin pusing saja dan enek banget sih. Hoek... Aduhhh". Keluh cinta dengan menutup hidung nya.

"Sayang. sedang apa ?". Tanya Vian Yang baru turun kebawah menemui cinta di meja makan.

"Sayang. Makanan yang aku masak kemana semua?". Tanya Vian.

"Aku buang. Aku gak kuat sama baunya aku gak suka". Kata Cinta sambil memakan mie instan.

"Hah". Jawab Vian sambil menekan kuat kepalanya.

"Kamu kenapa sih Cinta hari ini". Batin Vian.

"Laku kita makan apa sayang kalau kamu buang makanan nya". Tanya Vian pasrah.

"Aku sudah buatkan kamu mie instan kok. Ini kamu makan". Jawab Cinta sambil menyodorkan mie instan ke Vian.

"Enak kok kamu coba dulu. Aku aja udah habis 2 mie instan". Jawab Cinta lagi.

"Sayang. Jangan sering-sering makan makanan seperti ini. Gak sehat". Jawab Vian duduk disampingnya.

"Udahlah Vian kamu makan ada dulu. Lagian aku juga gak sering-sering kok makanya". Jawab Cinta. Vian hanya menuruti kemauan istri nya itu dan ikut makan bersama.

***

Ting tong Ting tong

Suara bel rumah Pak Tama. Dan pembantu Pak Tama membuka nya.

"Non Kirana. Silahkan masuk Non". Kata pembantu itu dan Kirana pun masuk dan duduk disofa ruang tamu milik Pak Tama.

"Ahhh, Nak Kirana. Sudah lama nak ?". Tanya Pak Tama.

"Baru sampai. Dimana Bara?". Tanyanya.

"Dia dikamar nya. Apa kamu mau menyusul nya ?". Tanya Pak Tama.

"Baiklah. Dimana kamarnya". Tanyanya.

"Mari Om antarkan". Jawab Pak Tama. Saat mereka sampai didepan pintu kamar Bara, mereka mengetok pintu itu.

"Bara, nak. Keluar lah, ini ada nak Kirana" Kata Pak Tama tapi tak ada sahutan dari dalam.

Saat Pak Tama ingin membuka pintunya tapi pintu itu terkunci.

"Bara. Keluar nak. Ini ada Kirana datang mencari mu". Kata Pak Tama sekali lagi dan tetap tak ada sahutan.

"Kemana dia pergi Om. Kamu bilang dia ada didalam kamarnya. Mengapa di belum keluar juga". Tanya Kirana yang mulai kesal.

"Sebentar yaa nak Om coba lagi". Jawab Pak Tama.

"Mau kamu panggil hingga besok dia tak akan keluar". Jawab istrinya.

"Maksudmu apa ma ?". Tanya Pak Tama.

"Bara kekota*** untuk menusul Cinta". Jawabnya.

"Apa " Kaget Kirana.

"Ma, Kenapa kamu gak bilang kepada ku". Tanya Pak Tama.

"Memang apa urusannya denganmu". Jawab Mama nya Bara dan pergi meninggalkan mereka.

"Om. Bagaimana ini". Kawatir Kirana.

"Tenang dulu nak. Bagaimana malau kamu menyusulnya" Solusi pak Tama.

"Aku sendiri". Tanya Kirana.

"Iya nak. Karna Om ada urusan dan tak bisa menemanimu. Bagaimana kamu maukan". Tanya Pak Tama lagi

"Baiklah". Jawab Kirana. Mau gak mau Kirana harus membujuk Bara untuk mau pulang bersama Kirana.

...****************...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!