Hari Pernikahan

Hari ini, Adalah hari aku akan jadi milik orang lain yang belum pernah aku temui sebelumnya. Semoga ini adalah awal kebahagian ku. Dan orang tuaku bisa sukses seperti dulu. Dan aku akan balas dendam dengan ayah Bara yang selalu bilang kalau aku gak pantas bahagia dan gak pantas menikah dengan orang yang lebih dari Bara. Bara, maaf jika aku egois, selama ini aku sudah banyak memaafkan ayahmu. Tapi untuk saat ini karna ayah mu sudah membuat ayahku bangkrut. Maka maaf jika aku harus memilih meninggalkan mu.

"Sayang, Kamu sudah siap kan. Calon suami mu sudah didepan. Ayo nak kita turun". Ucap Bundaku dengan menggandeng tanganku.

"Nak, maafkan Bunda dan Ayah yang merenggut kebahagiaan masa depanmu ya nak, Ayah dan Bunda hanya ingin masa depan kamu cerah. Gak suram seperti ayahmu nak. Maafkan Bunda jika harus memaksamu untuk menikah dengan orang yang belum kamu kenal nak. Semoga kamu bahagia selalu nak. Do'a Bunda akan selalu menyertai mu sayang". Peluk Bunda ku yang menahan air matanya. Aku sangat bisa merasakan rasa sayang orang tuaku yang ingin aku bahagia dan aku aman. Karna kalau aku tetap memilih Bara, mungkin ayah Bara gak akan tinggal diam.

"Bara, nak Bara. Buka pintunya sayang. Kamu gak apa-apa kan nak ? Bara, Mama mohon nak buka pintunya nak". Bara sudah 3 hari mengunci diri dikamar gak mau makan atau pun keluar, sehingga membuat mama Bara yang sangat kawatir. Sambil mengetok pintu kamar Bara terus menerus.

"Sayang Mama mohon nak buka nak pintu nya nak." Mama Bara hanya bisa duduk lemas didepan pintu bara sambil menangis. Mama bara saat itu ikut merasakan rasa sakit yang Bara rasakan. Ya, Bara sangat sedih dan kecewa setelah tau bahwa apa yang Cinta katakan benar. Dan lagi dihari Anniversary yang ke 6 Bara dan Cinta, malah jadi hari perpisahan mereka. Dan melihat orang yang disayanginya menikah dan jadi milik orang lain. Ditanggal ini dan bulan ini mereka selalu merayakan nya dengan bahagia. Kini mereka harus menangis kecewa.

"Ma, Apa Bara masih mengunci dirinya dikamar ?" Tanya ayah Bara sambil membantu Mama Bara yang tengah duduk lemas di depan pintu kamr Bara.

"Apa kamu buta, Kamu lihat, pintu Bara terbuka atau tidak, Kamu masih tanya ?" Jawab mama Bara sambil mengusap air matanya.

"Kalau sampai terjadi apa-apa sama Bara, Kamu harus bayar dengan nyawamu". Ucap Mama Bara dengan melangkah pergi. Ayah Bara hanya bisa diam saja dengan ancaman Istrinya itu. Yang sangat jelas terukir diwajahnya bahwa Mama Bara sangat kesal dengan perbuatan ayah Bara dan membuat Bara menderita seperti ini.

"Cantik sekali." Ucap orang" yang datang ke pernikahan Cinta Dan Vian. Sampai Cinta duduk disamping calon suaminya. Dan Cinta masih menundukkan kepalanya.

"Oke, Nak Vian dan Nak Cinta, Ini sudah bisa dimulai kan ?" Tanya bapak penghulu.

"Bisa pak." Jawab Vian.

"Baik kita mulai ya, Saudara Vian, anda ikuti yang saya ucap. Jangan grogi dan jangan terburu-buru. Santai saja yang penting terdengar jelas." Jawab pak penghulu sambil menjabat tangan Vian. Yang membuatku sedikit gugup dan takut.

"Saudara Vian, Saya nikahkan anda dengan Saudara Cinta Angeline Bramanto dengan mas kawin Seperangkat alat sholat dan Uang senilai 10 miliar dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Cinta Angeline Bramanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Gimana para saksi ?Sah?" Tanya penghulu sambil menoleh kesamping dan kiri nya. Dan semua mengangguk kepalanya. Yang menandakan bahwa sah. Seketika membuyarkan air mataku Yang aku tahan. Entah, Bahagia atau sedih yang kurasakan.

"Cinta, Kenapa kamu lebih memilih orang lain ketimbang Aku? Orang yang menemani kamu selama 6 tahun ini, Kenapa Cinta, Kenapa ? " Dan menbanting Foto figora Cinta dengannya. Dan seketika pecah.

"*h**ahhhhh* "jerit Bara sambil menangis tersedu-sedu.

"Bara ?" Batin Cinta yang melihat rumah Bara saat melewatinya.

"Kamu kenapa Cinta ?" Tanya Vian. Yang dari tadi terus memandangi mu yang tengah melihat kejendela mobil terus dan terus melihat rumah seseorang.

"Ah, gak apa-apa kok. "Jawab Cinta dengan wajah kaget.

Disetiap perjalanan aku dan Vian hanya diam saja. Dan sampai dirumah kami.

"Cinta sudah sampai, Mari kita turun". Gandeng Vian. Dan tanpa sengaja kamu melepaskan nya.

"Iya." Jawabmu singkat. Terlihat jelas diwajah Vian bahwa dia sedikit kecewa. Dan sesampainya diruang tamu kami berniat ingin bilang bahwa kamu ingin tidur terpisah.

"Oh iya Cinta, Kamar kita ada diatas. Mari aku tunjukkan". Ucap Vian sambil ingin menggandeng tanganmu.

"Maaf Vian, Aku ingin tidur terpisah denganmu". Jawab Mu dengan menghindari gandengan Vian.

"Kenapa ? "Jawab Vian dengan wajah kesal.

"Kamu jijik denganku, atau kamu benci denganku. Katakan Cinta."

"Aku gak mencintai mu Vian, Kita dijodohkan. Kita menikah tanpa cinta atau pun rasa sayang. Kita terpaksa. Lebih baik kalau kita..."

"Kalau kita apa ? Cinta, Aku kira hanya kamu yang terpaksa. Aku kira Hanya kamu yang menikah tanpa cinta. Cinta, Bagaimana pun kita sudah menikah, Dan aku adalah suamimu, Jadi aku berhak atas segalanya." Kata Vian dengan terus berjalan maju mendekati mu, sedangkan kamu hanya bisa melangkah mundur menghindari nya. Sampai kamu sudah berada ditembok dan semakin dekat wajahmu dengan wajah Vian.

"Cinta jika aku ingin, aku bisa langsung meminta darimu, seizin mau tidak izin darimu. Karna kita sudah sah". Kata Vian dengan menyentuh lembut wajahmu. Dan langsung menyiummu. Dan perlahan meraba dadamu sehingga membuatmu terkejut dan melepaskan ciumannya.

"Apa yang kamu lakukan Vian. Kamu gila ?" sambil aku mendorong nya.

Vian dengan kesal langsung menarik tangan Cinta.

"Kamu mau membawaku kemana Vian, Lepaskan aku". Rontamu. Tapi kamu tak sanggup melawan tubuh kekar itu.

"Vian lepasin aku, Lepasin Aku." Berontak mu.

Tanganmu masih ditarik dan tubuhmu didorong hingga terjatuh ke kasur kamar kalian. Dan disusul ditindihnya tubuhmu oleh Vian, Dengan kasar Vian menciumi tubuhmu dengan bruntal. Kamu terus meronta tapi tidak menghentikan Vian. Sampai Vian menciumi bagian sensitif mu sehingga membuat tubuhmu panas dan gemetar seperti tersetrum.

Kamu hanya bisa menahan dengan sekuat tenaga. Dan kamu hanya bisa menangis.

Seketika Vian menyadari bahwa kamu menangis dan melepaskan mu.

"Kedepannya, Jangan bersikap seakan-akan kamu ingin menjauh dariku. Kamu adalah istriku, ibu dari anak-anakku, jadi jangan berharap kamu ingin lepas dariku. Apapun yang sudah menjadi milikku tidak akan bisa pergi begitu saja. Sekarang mandilah dulu. Aku akan mandi di kamar mandi bawah." Ucap Vian sambil pergi meninggalkan mu. Kamu hanya bisa menangis, Entah apa yang sebenarnya kamu inginkan. Sedih, bahagia, Entah apa yang kamu rasakan.

...----------------...

Tak terasa kamu sudah satu bulan menjadi istri orang yang baru kamu kenal. Setelah kejadian itu, kamu dan Vian hanya melanjutkan dengan tidur bersama. Dan paginya seperti orang yang tidak melakukan apa-apa. Dan setelah itu Vian ada urusan keluar negeri yang membuatmu harus ditinggalkan selama satu bulan penuh.

"Ting." Suara pesan masuk.

"Hari ini aku menunda kepulanganku. Karna ada beberapa pekerjaan yang belum selesai. 5 hari lagi aku akan pulang. Jagalah dirimu baik-baik. Jika kamu bosan dirumah sendiri, berkunjung lah kerumah orang tuamu. Jika aku sudah pulang, aku akan menjemputmu". Isi pesan Vian. Yahhh, memang aku sangat merindukan orang tuaku. Dan bosan karna hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Karna dirumahmu sudah ada asisten rumah tangga. Bahkan kamu tidak sempat mencuci pakaian mu sendiri. Berbeda saat dengan orang tuamu. Karna kamu selalu membantu ibumu. Dan lagi orang tuamu tidak memperkerjakan orang lain dirumahmu untuk masalah rumah tangga, karna semua dikerjakan oleh Bunda mu, dan kadang kamu bantu. Disini kamu benar-benar seperti tuan Putri. Tidak melakukan apapun dan dilayani dengan sepenuh hati.

"Baik, Aku akan berkunjung ke rumah orang tuaku. Aku akan menunggumu untuk menjemput ku." Balasan pesanku. Dan langsung aku siap-siap untuk kerumah orang tuaku.

Sesampainya dirumah kamu langsung masuk dan menemui Bunda mu yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Bunda". Teriak mu sambil memeluk Bunda mu yang tengah menyiapkan sarapan. Dan membuat Bunda mu kaget.

"Cinta ? Anakku, Bunda sangat merindukan mu nak, Kamu kenapa baru berkunjung menemui Bunda. Apa kamu lupa jika msih punya Bunda. Sebahagia itukah menikah dengan lelaki tampan dan beruang ?" Ejek Bundaku.

"Bunda ini, Seperti tidak pernah muda. Dulu Bunda waktu masih pengantin baru malah 3 bulan baru mengunjungi orangtuamu. Kamu gak mau jauh-jauh dari ayah kan Bunda mangkannya selalu menempel diayah terus sampai lupa dengan orangtua dulu, hahaha". Ejak ayahku menuju meja makan.

"Ayah, Cinta kangen". Sambil aku memeluknya.

"Anak ayah udah besar yaa, Udah lupa kalau disini ada Ayah dan Bunda yang selalu merindukan Putri ayah yang sangat Ayah dan Bunda sayangi ini. Oh ya, Kamu sendiri ? Suamimu mana nak ? Gak ikut atau Cuma mengantar saja ?" Tanya ayahku.

"Vian sedang diluar negeri ayah, Kata Vian Kalau aku bosan boleh tinggal dirumah Ayah sama Bunda. Mungkin 5 Hari lagi Vian pulang . Nanti langsung nyusul kesini." Jawabku sambil mengambil sarapan ku. Bahagia banget bisa sarapan masakan Bunda lagi, Kangen rasanya sama masakan Bunda yang seper lezat ini. Koki ternama di rumah Vian aja kalah enak sama masakan Bunda ku. Setelah sarapan aku ketaman belakang Rumah untuk bersantai dan makan cemilan sambil membaca komik kesukaan ku. Hemmm, Sempurna sekali jika seperti ini terus, hehehe.

"Sayang, Mau ikut Bunda kekafe ayah ? Mungkin kamu kangen kekafe Ayah nak ?" Ucap Bundaku. Memang sih aku kangen banget. Apalagi sama Snack nya juga.

"Bunda mau kesana juga ?" Tanyaku sambil bangun.

"Iya sayang". Jawab Bunda ku sambil tersenyum kepadaku.

"Yaa udah Bun, Sekarang aja Gimana ? Aku udah gak sabar nih !."

"Hahaha, Oke Sayang Bunda siap-siap dulu yaa, Kamu tunggu dimobil." Oke, Bunda yang sedang ganti baju, Aku langsung menuju mobil bunda. Duh jadi gak sabar mau kekafe Ayah, dan menghabiskan Snack ayah, hehehe. Diperjalanan menuju kafe seketika aku terdiam dengan melihat rumah milik Bara. Seketika membuat kamu mengenang semua saat bersamanya.

"Cinta ? Ada apa nak ? Kok tiba-tiba diem ?" Tanya Bunda yang membubarkan semua lamunanmu.

"Oh, Gak papa kok Bun." Yahh, semua sudah ajdi kenangan, Jadi jangan diingat lagi, malah jadi fikiran.

"Yeee sudah sampai". Bahagia ku dan langsung turun dan berlari menuju dapur Ayah.

"Aku mau makanan yang paling enak dan paling laris dong jangan lupa Snack nya juga, terus minumnya juga. Yang biasa aku pesan yaa. Dan jangan lupa dibanyakin porsinya karna aku laper banget. Oke, Aku menunggu jadi jangan lama-lama". Ucapku lalu menuju ruangan Ayah.

"Ayah". Sapaku sambil membuka pintu.

"Lho Sayang, Kamu kesini sama siapa ?" Tanya ayahku Yang tengah sibuk bekerja.

"Emm, Sama Bunda. Bunda sedang melihat dibawah. Jadi kesini dulu." Jawabku sambil melihat-lihat ruang Ayah ku.

"Kamu gak pesan makanan kesukaan kamu dulu baru melihat ayah disini ?" Tanya ayahku lagi.

"Hehehe, Tadi udah langsung pesan." Jawabku sambil tersenyum kepada ayahku. Dan Ayah ku hanya membalas dengan tertawa. Memang sih kalau aku kekafe cuma mau makan sepuasnya sama mau ngemil juga. Apalagi kalau dirumah udan bosen sama menu itu-itu aja, Langsung deh aku kekafe ayah buat bangun mood aku, hehehe.

"Tok, tok, tok, Permisi Non Cinta, Pesanannya sudah siap." Suara karyawan Ayah dari luar.

"Langsung bawa masuk aja". Jawabku. Saat semua ditata didepanku, huhhh rasanya kepingin langsung aku hap semuanya langsung, hehehe. Hemmm enak banget rasanya. Aku sangat merindukan semua masakan dikafe ayah ini.

"Hemmm, Kenyang banget aku hari ini. Huhh, Saatnya olahraga biar aku gak jadi babi gendut". Sambil aku pemanasan sebentar dan lari kecil disekitar jalan kafe ayahku. Tiba-tiba Tanganku ditarik seseorang dari samping. Aku yang sontak teriak karna kaget.

"Cinta ?" Dan langsung memeluk ku.

"Apaan sih." Teriak ku sambil melepaskan pelukannya dan mendorong nya.

"Bara ?" Tanyaku kaget dengan kehadiran nya didepanku.

"Cinta, Aku sangat merindukan mu, Kamu kesini pasti untuk mencari aku kan ? ini tempat kita biasanya bertemu Cinta, Kamu kesini buat ketemu aku kan, Kami juga merindukan aku kan Cin ?" Ucap bara sambil menggenggam tanganku. Aku juga gak sadar kalau ini tempat biasa aku dan Bara ketemu bersama. Padahal aku cuma mau Olahraga lari dekat-dekat kafe ayah aja. Malah kejauhan sampai disini. Sangking asiknya sambil mendengarkan musik sih ini.

"Cinta, Kenapa kamu diam aja Sayang ?" Tatap Bara yang penuh harap.

"Sayang ? Maaf Bar, Kita udah putus dari sebulan lalu. Kamu lupa ? " Tanyaku dingin kepadanya.

"Cin". Panggil Bara pelan.

"Apa ? Benar kan, Kita udah putus. Ada yang salah ?" Tanyaku lagi dan melepas genggaman nya.

"Udah dulu Bar, Aku mau kembali kekafe Ayah ku. Dan aku mohon, Jangan pernah memanggil aku dengan Kata Sayang. Karna kita cuma teman biasa aja dan gak lebih." Jawabku dan langsung membalikkan badanku dan ingin kembali. Tapi tiba-tiba Bara menariku kepelukkannya lagi.

"Cinta, Aku mohon Cin kembali sama aku. Aku gak bisa hidup tanpa kamu, Aku Sayang sama kamu Cinta. Aku mohon kembali lagi sama aku Cinta. Aku mohon". Semakin erat Bara memeluk ku dan membuat aku susah bernapas.

"Bara lepasin aku." Rontaku tapi tak didengarkan olehnya.

"Bara." Teriak ku sehingga membuat Bara melepaskan nya.

"Kami gila apa. Aku ini istri orang. Kamu berani meluk istri orang ha ? Kamu gak punya harga diri apa Gimana sih Bar ? Dan apa ? Kmau bilang gak bisa hidup tanpa aku ? Bar, Yang sekarang berdiri didepanku ini siapa ? Setan ? Bar, Kita ini udah putus lama. Dan kamu baru bilang gak bisa hidup tanpa aku ? Hah, Eh Bar, Aku bukan anak kecil yang bisa didayu dengan permen. Aku udah gede bar". Tegasku.

"Tapi aku gak merayumy dengan permen, Atau mau aku belikan permen, Permen apa ? Lollipop ? Kamu bilang aja nanti aku belikan. Aku udah punya uang sendiri kok. Aku sekarang kerja part time jadi sekarang bisa menabung dengan tanpa uang dari ayahku. Kamu seneng kan sekarang Cin dan mau kembali sama aku ?" Jawaban Bara dengan wajah polos nya itu. Yang membuat aku semakin jengkel.

"Bara, Bukan itu maksud ku. Haduhh, Udah deh, pokoknya aku gak mau tau tentang kamu, semuanya. Dan lagi, Kita cuma teman dan gak lebih. Jangan ganggu aku jangan cari aku. Ngerti". Tegasku.

"Aku gak cari kamu, Kan kamu yang cari aku sampai sini, iya kan ? Kan ini tempat kita biasah bertemu. Jadi kamu mencariku disini karna kami kangen sama aku kan? Jawaban " nya lagi yang bikin aku semakin jengkel.

"Bara". Suara ku yang demakin tinggi karna kesal sekali sama sikap bara ini.

"Udah deh, sekarang aku mau pulang". Jawabku sambil melangkah pergi.

"Tunggu Cinta". Tarik bara lagi. Belum sempat aku melepaskan nya. Sudah ada orang yang menarik tanganku hingga membuat Bara melepaskan genggaman nya.

"Vian". Tatapan kagetku kepada nya. Aku kaget, Karna Vian bilang akan pulang 5 hari lagi, Ini baru sehari aku dirumah orang tuaku.

"Kamu siapa berani menarik Cinta?". Tanya Bara. Belum sempat aku menjawab Vian sudah menjawab nya.

"Terserah saya mau menarik Cinta. Memang nya ada siapa berani memeluk Cinta ?" Tanya Vian. Jadi Vian sudah tau semua apa yang aku lakukan dengan Bara tadi ? Yaa ampun, Kalau Ayah sama Bunda tau, Bisa-bisa aku dimarahi lagi.

"Saya pacarnya Cinta. Kami siapa ?" Tegas Bara.

"Kita udah putus dari sebulan lalu Bar, Apa kamu tuli ha ? kamu..." Belum selesai aku menjelaskan Vian langsung menciumku didepan Bara. Dan membuat Bara kaget.

"Apa maksud kamu mencium Cinta ha ?." Tegas Bara kepadaku.

"Apa kamu mau lihat yang lebih ini, saat aku dan Cinta bermain diatas ranjang bersama ?" Ucap Vian kepada Bara. Aku sangat malu, Atas apa yang Vian katakan.

"Vian". Ucapku lirih sambil memukul dada Vian pelan. Aku sangat malu. Dan tiba-tiba jantungku berdetak gak karuan.

"Maksud kamu, Kamu dan Cinta ?" Tanya Bara.

"Aku suaminya, Dan Dia Istri ku, Apa aku Harus bertanya dahulu kepadamu saat aku ingin mencium istriku ini ? Dan apa kamu bilang, kamu pacarnya ? Tapi aku suaminya, Derajat kamu dan aku sangat jauh, Kamu gak ada hak untuk memeluk istriku. Dan untuk saat ini aku memaafkan mu, Kedepannya jika aku melihat kamu bertemu dengan istriku atau sampai memeluk nya lagi, Maka aku akan membuat kamu sengsara seumur hidupmu". Ancam Vian dan langsung menggendong aku dan meninggalkan Bara.

"Vian, Apa kamu marah ? Aku gak bermaksud kok tadi... " Belum sempat aku menjelaskan Vian langsung mencium ku lagi.

"Gak perlu dijelaskan lagi, Aku percaya sama kamu kok". Jawab vian. Itu jawaban yang membuatku merasa lega.

"Kamu, Ini kan ditempat umum. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana, Udah sekarang turunin aku, Aku bisa jalan sendiri." Rontamu.

"Gak mau, Aku sangat merindukan istriku ini, Dan ingin mengendong mu sampai kafe Ayah". Ucap Vian lagi.

"Hahaha, Nanti kamu capek. Kamu kan baru sampai, Nanti kamu lelah." Ucapku sambil memukul pundak Vian.

"Kalau aku capek, Kamu pijat aja aku. Gampang kan. Tapi aku mau pijat plus plus plus dari kamu." Rayu Vian dengan mendekatkan bibirnya ke telinga ku. Membuat aku merasa geli dan malu. Serasa wajahku panas.

"Apa an sih, Dasar." Vian hanya tertawa melihat saltingku karnanya.

"lho, Cinta kamu kenapa nak ? kok digendong sama Suami kamu ? kamu gak papa kan ?." Tanya Ayahku.

"*G**ak papa kok Yah*". Jawabku langsung turun dari Gendong an Vian.

"Gak papa kok yah, Tadi Vian sangat merindukan istri Vian ini, Mangkannya Vian sampai menggendong Cinta karna sangking Rindunya saat bertemu Cinta langsung". Ucap Vian sambil mengelus rambutku.

"Hahaha, Dasar anak muda jaman sekarang. Lebih romantis dari Ayah dan Bunda dulu. Oh iya nak Vian, Kamu Kok sudah kembali, Kata Cinta kamu baru kembali 5 hari lagi ?" Tanya ayahku.

"Urusannya sudah selesai Ayah, dan sisa sedikit diurus oleh sekertaris ku, Jadi saya langsung kembali sekarang, Maaf jika belum sempat memberi tahu dulu." Ucap sopan Vian.

"Oh iya gpp nak, Cinta kamu ajak nak Vian pulang. Untuk malam ini kalian menginap disini. Besok kan hari Minggu. Jadi kalian tinggal disini lagi 1 hari biar nak Vian bisa mencicipi masakan Bunda yang katanya lezat sekali melebihi masakan koki yang ada dirumah kalian. Benar kan Cinta." ucap ayahku tiba-tiba.

"Hahaha, Gak gitu juga kok yah". Jawabku sambil mengusap kepalaku. Aku malu sih kalau Vian tau soal itu. Tapi Vian malah tertawa mendengar nya. Haduh jadi Tambah malu aku. Tapi Allhamdullillah sih kalau Vian gak salah paham dengan aku dan Bara tadi. Semoga kedepannya Bara gam mengganggu kehidupan ku lagi.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nuralam

Nuralam

kayakx ketukar deh Aku dan Kamu di bagian yg bukan percakapan. tolong perbaiki thor biar enak bacax

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!