Kekuatan Sebuah Doa

Kekuatan Sebuah Doa

BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa

Ujian Nasional baru saja usai. Inilah hari-hari dimana jantung serasa melompat dari dada. Bukan karna cinta atau apalah. Tapi menanti pengumuman.

Biasanya siswa yang berprestasi belum tentu unggul ketika ujian ini. Karena meremehkan.

Banyak juga yang sebelumnya hanya siswa biasa saja tapi malah unggul ketika kelulusan.

"Bagaimana jika aku tidak lulus? Apa yang akan terjadi nantinya?" Itu yang menjadi bayanganku setiap malam.

Ku melempar asal ponsel ke atas kasur, kemudian mengacak rambutku asal.

Tingg..

Tanda pesan masuk melalui akun messenger. Aku langsung membukanya.

[Hai Cantik]

Oleh akun Facebook Alfian Wijaya.

Aku mengabaikannya. Bukan hanya sekali dua kali digoda lelaki di sosial media. Jadi tidak membuatku tertarik sedikitpun.

[Hai Cantik. kok tidak dibalas]

Masih sama. Akun Alfian Wijaya.

[Boleh kenalan?]

Lagi. Akun yang sama.

[Oke]

Hanya itu balasanku.

[Kok malam begini belum tidur. Boleh ku temani]

"Apaan sih, malas sekali aku" batin ku.

Aku mematikan data internet, kemudian mengganti pakaian dengan seragam hitam. Seragam organisasi pencak silat yang ku ikuti.

Lima menit saja sudah sampai di lokasi latihan. Karena jarak antara rumah dan tempat latihan hanya terhalang jalan.

Sesampainya, aku langsung bergabung diantara anggota organisasi yang lain.

"Ra, kamu mau ikut tidak?" Kata Evan pada ku.

Evan adalah teman latihan ku, namun lulus setahun lebih awal. Kala itu usiaku menjadi bahan pertimbangan. Karena masih 12 tahun,dan duduk di bangku Sekolah Dasar.

Menurut ketua rantingnya tidak mungkin siswa SD menjadi pelatih. Itulah sebab aku di tinggal pengesahan.

Begitu kelas tujuh, atau kelas satu SMP pertengahan, aku bisa lulus. selama empat tahun delapan bulan latihan.

Sekarang aku sedang menunggu kelulusan sekolah menengah pertama. Semoga saja lulus. Itu harapan ku.

"Ikut kemana?" Aku mengambil gorengan yang dihidangkan di piring.

"Kita mau latihan bersama di Ranting Indo" Evan menjelaskan.

"Malam ini?"

"Iya. Kalau kamu mau ikut ku ijinkan ke rumah orang tua mu."

"Okey, jika Ayah Ibu ku mengijinkan aku akan ikut" ku ambil satu gorengan lagi.

"Lapar ya mbak?" Anto menggodaku. Ia adalah siswa ku atau bisa di sebut adik tingkat ku. Baru beberapa hari lulus nya.

"Kamu tidak lihat aku sedang galau?" Ku lirik sekilas kemudian memakan gorengan yang tersisa di tangan.

"Makanya jangan menjomblo Mulu. Mas Dhani ganteng loh" ledeknya semakin menjadi.

"Galau kalau tidak lulus. Bukan karena jomblo" aku terdengar ketus, tapi memang kesal.

Bagaimana tidak, jika Dhani menjadi kekasih ku beneran aku pasti akan di amuk masa. Secara penggemarnya dari banyak kalangan. Bukan hanya sekelas, Kakak kelas dan Adik kelas juga banyak.

Bahkan aku pernah di lempar buku oleh teman sekelas ku hanya dekat dengan nya.

"Tapi Mas Dhani ganteng" Anto mengulangi.

"Namanya juga Class Start jelek pun di bilang ganteng."

"Apa artinya."

"Bintang Kelas."

Dia memang wajah rupawan banyak yang menggemari. Bisa dibilang terobsesi.

Dia pandai di segala bidang aku sedikit dekat dengannya. Karena duduk di belakang ku. Jadi mudah untuk mencontek.

"Bagaimana?" Evan baru datang dari rumah ku.

"Yang penting pulangnya jangan kemalaman kata Ibu mu" Evan memang sedikit dekat dengan keluarga ku meski tidak terlalu cocok jika dekat dengan Kakak ku. Entah apa alasannya.

Malam itu aku boncengan motor dengan Evan. Ia membawa sebuah kado untuk pacarnya. Ulang tahunnya sudah lewat, tapi untuk memberi kado baru sempat. Katanya.

Ku aktifkan data internet ponsel ku. Notifikasi Messenger dari akun Alfian Wijaya membuat ku melotot.

"Apa maunya?" batin ku.

Ku buka profil Facebook nya. Usianya terpaut 6 tahun dengan ku. Fian kelahiran tahun 1993. sedangkan aku kelahiran 1999.

"Om om rupanya" aku masih mencari tahu semua yang ada di profil nya.

Setelah bosan dengan berandanya, ku buka pesan darinya.

[Kok tidak di balas lagi Say]

[Lagi sibuk ya?]

[Udah tidur]

[Masa pendekar jam segini sudah tidur? Kenalan yuk]

" Lebay sekali dia, apa lupa umur?" ucap ku lirih. Untungnya Evan tidak bisa mendengar.

[Maaf sibuk]

Hanya itu balasan ku. Ku simpan ponsel ku di kantong celana tanpa mematikan paket datanya. Sehingga notifikasi tetap masuk.

20 menit kami sampai di lokasi. Kami di sambut baik oleh anggota di Indo. kami langsung bergabung dengan mereka begitu juga dengan siswa kami. Mereka latihan bersama dengan siswa Indo.

Evan sibuk dengan kekasihnya, Anto juga sibuk dengan wanita-wanita pendekar di sana. Dari pada bingung, ku ambil ponsel ku.

Ku buka wa grup, sepi. Pesan masuk pun tak ada. Hanya notifikasi YouTube yang ramai.

Ku intip foto-foto Dhani di galeri. Aku memiliki banyak fotonya karena sempat tukaran memori dengannya. Ya, sedekat itu aku dengannya. Banyak yang mengira aku kekasihnya. Padahal hanya penggemar saja.

Dia berfoto bukan karena aku yang meminta. Dhani nya saja yang narsis.

drttt ....drttt....

Ponsel ku bergetar ada telepon masuk dari nomor tak dikenal.

"Halo" ku tempelkan ke telinga.

"Halo Cantik, apa kabar. Ku kira sudah tidur" jawaban dari seberang.

Aku sedikit yakin yang menelepon akun Alfian Wijaya. Karena hanya dia yang menghubungi ku dalam waktu dekat.

Masalah dapat nomor hp dari mana tidak perlu di tanyakan lagi. Di akun ku ada nomor telepon ku, dan lupa belum di privat karena masih di publikasikan.

"Maaf" sahut ku.

"Lagi apa? Sibuk tidak?"

"Lagi duduk saja" sahut ku sekenanya, karena memang sedang duduk di lapangan bersama anggota yang lain.

"Boleh aku temani?" Suara dari seberang.

"Hmm."

"Besok ada waktu tidak? Kita ketemuan di Dermaga."

"Insyaallah" hanya itu.

Dermaga desa yang dimaksud. Karena hanya itu yang terkenal. Ada dua dermaga. Satu dermaga dijadikan pasar sayur dan satu lagi di jadikan tempat wisata atau sekedar cari angin bagi penduduk terdekat.

Sampai situ percakapan ku dengan Fian. Aku menyanggupi pertemuan besok.

...***...

Keesokan paginya, aku tidak mengantar Ibu ku belanja. Biasanya Ibu belanja setiap Minggu karena untuk mengisi bahan baku warung.

Ini pertama kalinya aku bertemu langsung dengan seseorang yang kenal di sosial media.

"Bu aku ijin ke Dermaga ya, ingin main" aku merapikan kerudung segi empat sederhana yang biasa ku pakai.

"Dengan siapa?" Kata Ibu sambil bersiap membuka warung.

"Sendiri. Hanya sebentar Bu."

"Jangan lama-lama. Nanti Ibu akan yasinan kamu harus jaga warung" sahut Ibu tanpa meletakkan kerjaannya.

"Siap! Bu" ku peragakan hormat di depan Ibu, yang pasti beserta senyum gembira.

Hati ku deg-degan. Ini pertama kalinya aku menemui seseorang yang tidak aku kenal. Aneh dengan perasaan ini tapi hati ku penasaran. Aku tertarik dengan gingsul yang ada di pipi kanannya. Menjadikannya semakin manis.

"Apa kabar Dhani yang mengisi hatiku? mungkin perasaan ini hanya sebatas mengaguminya atau sudah berubah menjadi cinta" entahlah aku juga tidak begitu mengerti.

Lima belas menit aku sampai di lokasi. Aku mencari tempat ternyaman supaya tidak kagok jika ada seseorang yang melihat ku.

[Sudah sampai mana Cantik]

Pesan WA dari Fian.

[Aku sudah di Dermaga]

balasanku.

[Aku di parkiran. Kita ke kafe teman ku saja bagaimana. Tidak jauh dari sini]

Usulan dari Fian. Aku hanya menuruti.

[Baiklah aku ke sana]

Sesampainya di parkiran aku langsung menatapnya. Hati ini semakin deg-degan. Lebih manis dari fotonya.

"Hai" Fian melambaikan tangan pada ku sambil meringis memperlihatkan deretan giginya yang bergingsul.

Aku hanya tersenyum. Inikah cinta pandang pertama. Atau hanya rasa aneh yang tumbuh di hati ku. Meski demikian langkah ku semakin maju mendekatinya. Karena motor ku berada tepat didepannya.

"Ayo ikuti aku."

Aku hanya tersenyum lagi. Bingung apa yang harus ku katakan. Tak beberapa lama sampailah di Kafe yang dimaksud. Letaknya strategis di depannya ada sekolah SMK.

"Mau minum apa?" Ucapnya.

"Apa saja yang ada aku pasti minum" aku memarkir motor sambil lirik kanan kiri. Sepi.

"Okey."

Fian masuk ke rumah pemilik kafe. Dari yang kulihat sepertinya ia biasa ke sini.

Sebentar saja Fian keluar membawa dua buah cangkir kopi putih. Tak berselang lama, lelaki setengah baya keluar membawa nampan berisi roti bakar. Dilihat dari rupanya mungkin seusia Ayah ku.

"Ayo diminum jangan sungkan" Fian menyodorkan secangkir kopi untuk ku.

"Terimakasih."

Hanya itu, selanjutnya diam. Aku menyeruput sedikit kopi panas yang disuguhkan.

"Kok diam" Fian memandang ku.

"Hmmm."

"Sudah punya pacar belum Ra?"

Astaga, Fian memanggil nama ku. Jantung ku ingin loncat dari tempatnya. Apakah rasa aneh ini wajar. Perasaan aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Belum" sahut ku sembari memainkan game zona cacing. Supaya tidak ketahuan jika aku gugup.

"Mau jadi pacar ku?"

"Hmm.. Dua Minggu lagi aku akan ke Jepara. Aku akan sekolah di sana dan pulang hanya satu tahun sekali. Jika Ayah Ibu ku punya biaya."

Padahal hati ku masih bimbang antara lulus dan tidak. Tapi dari hati ku paling dalam mengatakan jika aku akan lulus.

"LDR maksud mu? Tidak masalah asalkan kita saling percaya."

"Apa kamu tidak takut jika aku selingkuh di sana" tantang ku.

"Kamu memang banyak lelaki sebagai teman mu. Tapi aku yakin kamu bakal setia" Fian sangat yakin jika aku akan tetap menjaga hubungan ini.

Seyakin itu kah dengan ku. Apa sudah biasa meyakinkan wanita.

"Kamu tahu? Tanggal lahir kita sama hanya beda tahunnya saja. Kita bisa merayakannya bersama" aku merasa Fian meyakinkan ku dengan cara merayu ku. "Lihatlah ini" Fian memperlihatkan KTP nya pada ku.

Benar. Dia Lahir Tanggal 22 Juni 1993. Aku pun tanggal 22 Juni. Apakah ini akan indah jika berjodoh. Kami akan merayakan ulang tahun yang sama.

"Bagaimana Nara? Apa kamu menerima ku?" Fian menatap ku tanpa berkedip. Aku berusaha tenang meski ini sangat sulit.

"Baiklah akan aku pertimbangkan" sahut ku sekenanya.

"Sekarang. Jika kamu menolak pun aku bisa apa" katanya lagi.

Aku menyeruput kopi yang hampir dingin guna menghilangkan rasa gugup.

"Baiklah aku terima. Aku akan setia. Jika kamu selingkuh akan ku bunuh kamu!!" ancam ku bercanda.

Masa iya aku akan membunuhnya. Yang ada aku di penjara karna membunuh pacar yang selingkuh. Kan tidak lucu.

Satu kecupan di pipi kanan ku membuat ku sadar dari lamunan.

"Jangan makan sebelum berdoa" ucap ku tegas.

"Maaf."

Rupanya Fian paham ucapan ku. Secara ia dewasa dari segi usia. Semoga saja pikirannya juga dewasa.

Jangan makan sebelum berdoa. Sama maknanya dengan jangan menyentuh sebelum menikah.

"Aku ingin pulang berapa tagihannya?" Ku keluarkan selembar uang lima puluh ribuan.

"Biar aku saja. Anggap saja aku mentraktir mu karena kamu menerima cinta ku Sayang" Fian memasuki rumah pemilik kafe lagi.

Seusai pembayaran aku pamit pulang. Sebentar lagi Ibu akan berangkat yasinan. Akan berabe jika tidak langsung pulang.

"Fian aku pulang dulu ya. Ibuku menunggu" aku bersiap dengan tas selempang ku.

"Baiklah. Sampai jumpa" Fian melambaikan tangan kepada ku. Aku hanya tersenyum menanggapi sambil menyalakan mesin motor siap berjalan pulang.

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2023-11-09

1

Bkh Isty

Bkh Isty

iya kak... terimakasih

2022-11-25

0

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

wahhh ... bagus banget pembukaan ceritanya, kak. Semangat ya!

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!