BAB 3 KSD_LDR Di Mulai

Ku sambut mentari pagi ini dengan senyuman. Hati ku deg-degan tak sabar menunggu hasil Ujian Nasional. Inilah penentuan ku selama di sekolah menengah pertama. Semoga Ayah Ibu ku tidak kecewa. Dan akan membawa ku mewujudkan cita-cinta ku.

Pondok Pesantren Balekambang, menjadi tujuan ku. Aku ingin sekali memiliki seragam identitasnya. Aku jatuh cinta pandang pertama dengan sarungnya.

Itulah mengapa aku rela sekolah jauh. Aku merasa Pondok Pesantren itu cocok dan sesuai dengan pilihan hati ku.

"Hai, Nera. Tumben ambil raport hahaa" Dhani cengengesan mengejek ku. Ini pertama kalinya aku mengajak orang tua ku mengambil hasil ujian.

"Tidak masalah. Semoga saja tidak ada teguran lagi" ku lipat kedua tangan ku di depan dada.

"Okey" Dhani manggut-manggut. "Kamu jadi sekolah di Jawa? Dimana nya?" Lanjutnya.

"Kepo."

"Okey, jika kamu tidak memberi tahu ku, aku akan mengetahuinya" Dhani merasa hanya dirinya yang paling sakti.

"Sekolah yang bener, ngaji yang bener, supaya jadi orang sakti. Esok aku akan berguru."

Itu lah aku jika bertemu dengan Dhani. Hanya kawan debat saja, tidak lebih. Jadi tidak usah terlalu lebay menanggapi rasa ini. Meski diam-diam aku menggemarinya. Atau berubah menjadi cinta? Aku pun tak tahu.

Tingg...

Pesan WA masuk dari Fian.

[Semangat pagi Sayang]

[Pagi]

Centang dua abu-abu. Ku masukkan lagi ponsel ku ke saku baju.

Apa kerjaannya, jam segini bisa main ponsel. Apa hanya sekedar menengok jam. Apa memang menyempatkan waktu untuk ku.

Mengapa rasa ku seperti ini mendapat kabar darinya, bahagia. Sama juga jika aku dekat dengan Dhani. Tidak mungkin aku mencintai dua lelaki dalam waktu yang sama.

"Cie, ada yang berduaan" aku terkejut dengan kedatangan Mahen, teman dekat Dhani.

"Kamu saja yang merasa kita hanya berdua" sahut Dhani.

"Kamu tidak melihat di belakang kita juga ada siswa lainnya?" Timpal ku.

"Iya deh."

Sebenarnya tidak ada urusan bagi siswa ikut ke sekolah. Aku hanya datang untuk menemani bicara selama Ayah di perjalanan.

Mereka yang ikut mungkin memiliki tujuan. Seperti pertemuan terakhir bagi yang ingin sekolah jauh, ada yang sekedar bermain, ada juga yang datang hanya untuk nongkrong.

Ayah keluar dari ruangan yang digunakan untuk menyelenggarakan acara. Beliau membawa sebuah amplop yang pasti berisi pengumuman ujian. Di rangkap dengan sebuah raport.

"Ayo kita pulang" wajah Ayah tegang.

Tidak seperti biasanya. Apa aku mempermalukan Ayah dengan nilai ku.

Tidak ada percakapan hingga sampai rumah. Ayah langsung masuk dan duduk di kursi ruang tamu.

"Lihat apa hasil mu selama ini, heran deh!" Suara Ayah lantang.

Aku dan Ibu hanya saling tatap. Inilah yang aku takutkan selama ini.

Ibu meraih amplop yang di lempar oleh Ayah ke meja. Dengan cepat Ibu membukanya.

"Ayah heran kenapa, ini hasil yang memuaskan" Ibu berbinar, Ayah mulai tersenyum.

Ku ambil kertas pengumuman yang di pegang Ibu. Alhamdulillah, aku lulus.

"Kenapa Ayah tadi diam dan tegang wajahnya" ku lirik sekilas Ayah ku.

"Kejutan saja, lagian kamu selama ini tidak pernah belajar. Dan Ayah menyesal tidak pernah mengambil raport mu" tukas Ayah.

Aku dan Ibu lempar pandang lagi.

...***...

Pov Ayah

"Bapak bisa ikut saya ke kantor?" Seorang Guru muda mengajak ku untuk berbicara. Kelihatannya serius.

"Baiklah" hanya itu yang keluar dari mulut ku.

Aku mengikuti langkah beliau ke sebuah ruang guru. Aku di persilahkan duduk di sebuah kursi lain di sampingnya.

"Bapak, maaf mengganggu waktunya. Saya wali kelas Nera. Dulu di kelas tujuh dan dikelas sembilan" Guru itu menarik nafas dalam. "Saya heran saja orang tua nya tidak pernah mengambil raport selama ini. Dan baru kali ini anda mengambilnya. Mengapa demikian?."

"Maaf pak, bukan berarti saya mengabaikan putri saya, tapi memang begini. Ketika kelas tujuh semester pertama Istri dan putri saya berniat mengambil, namun di tengah perjalanan kecelakaan ringan sehingga kami memutuskan untuk kembali."

"Kemudian, semester yang lain?"

"Maaf, putri saya meremehkan. Nera melarang saya untuk mengambil saya tidak tahu apa alasannya. Yang saya dengar dari Istri saya Nera nilainya naik turun sehingga takut dan malu jika tidak mendapat peringkat" ku tarik nafas dalam.

"Ketika kelas sembilan semester awal saya sudah siap ingin mengambil, keadaan hujan di daerah saya. Namun tiba-tiba Bapak Kepala Sekolah datang berteduh, tidak mungkin saya tinggalkan. Kebetulan saya kenal dengan Beliau" lanjut ku.

"Jadi begitu. Maaf ya Pak, saya kira Nera tidak memberi tahukan jika ada pengambilan raport. Karena selalu di ambil ketika awal masuk semester."

"Maafkan putri saya pak."

"Putri Bapak anak yang berprestasi."

"Terimakasih, saya permisi."

Aku percaya Nera anak ku, anak yang bisa di banggakan. Dari kecil sudah menunjukkan wataknya. Dia berprestasi sejak kecil.

Alhamdulillah, semoga aku tidak gagal mendidik anak-anak ku.

...***...

Pov Dhani

Aku masih belum siap untuk lulus dari sekolah menengah pertama ini. Aku belum siap merindukan dirinya.

Ku tatap foto Nera dalam-dalam. Aku terobsesi dengan kebaikannya. Nyata, ini bukan cinta, tapi nyaman jika dekat dengannya.

"Apakah dia memiliki rasa yang sama, tapi dia terlihat bahagia mendapat pesan masuk dari seseorang. Apakah rasa ini salah alamat" ku acak rambut ku asal.

Aku pengecut, demi menjaga image aku mengorbankan perasaan ku selama ini. Aku hanya takut jika rasa ini di tolak olehnya sehingga Nera menjauhi ku. Aku tidak sanggup.

Untuk mengirim pesan saja aku takut. Apa aku pantas bersanding dengannya.

"Biarlah, jika aku berjodoh dengan Nera pasti akan bertemu lagi. Jika dia mendapatkan jodoh selain aku, aku tak akan mengabarinya lagi. Biar rasa ini aku yang punya" aku semakin galau.

"Kak, ayo makan. Ibu sudah masak" Adik ku membuyarkan lamunan ku. "Buruan, nanti lagi siap-siapnya."

"Okey."

Aku malah baru kepikiran jika besok subuh berangkat menimba ilmu di luar kota. Ke sekolah tujuan ku. Aku akan belajar di pondok pesantren sambil sekolah".

"Biarlah rasa ini, akan aku lawan jika kamu memiliki yang lain, Nera."

Se-pengecut ini aku terhadap cinta ku. Mana Dhani yang pemberani? Mana Dhani yang cool? Mana Dhani yang serba bisa dalam segala bidang?

Biarlah mereka menganggap itu semua, nyatanya aku hanya seorang pengecut yang tak sanggup menggapai cinta ku.

Ku acak rambut ku lagi. Aku terlalu takut.

...***...

Sama. Dari hasil yang ku peroleh Ayah dan Ibu tidak memberikan ku surprise. Ini sudah terbiasa. Namun Ayah dan Ibu tidak pernah lupa akan kasih sayangnya. Mereka orang tua terbaik bagi ku.

"Apa lagi yang kurang?" Ibu membantu ku mengemas pakaian yang akan ku bawa ke Jawa.

"Sudah Bu, sudah semua. Tinggal uang sakunya saja" ku perlihatkan deretan gigi ku.

"Kalau itu mah, kamu selalu ingat. Besok sekalian masukkan ke kartu ATM mu" ATM junior milik ku. Karena usia ku baru 16 Tahun.

Ya, Lulus SMP usia ku sudah banyak karena ketika masuk SD usia ku sudah tujuh tahunan.

[Mas, besok aku berangkat ke Jawa, mau sekolah. Mas jangan selingkuh ya. Jaga mata dan hati untuk ku]

Ku kirim pesan WA kepada Fian. Centang dua abu-abu.

Inikah ujian cinta. Baru jadian langsung LDR an antara Jawa-Kalimantan. Tapi anehnya hati ku biasa-biasa saja. Tidak ada rasa galau atau sejenisnya.

Tingg...

[Kenapa tidak sekolah disini saja?]

Balasan dari Fian.

[Belum ada jurusan ku di SMK sini]

[Memangnya jurusan apa yang akan kamu ambil]

[Tata Busana]

[Keren, Semoga sukses]

[Semoga impian mu tercapai]

[Iya Mas]

[Jaga hati ya]

Lima belas menit tidak ada balasan dari Fian. Mungkin dia syok akan ku tinggal. Namun ini demi masa depan. Bukan tanpa alasan aku sekolah jauh. Aku ingin belajar Birrul Walidain di sana. Aku ingin menjadi wanita idaman mertua. Bukan begitu?

Walau pun nantinya Fian memilih yang lain aku harus siap, harus kuat. Karena belajar lebih ku utamakan dari pada lelaki yang belum jelas akan menjadi jodoh ku atau tidak.

Konsekuensinya akan aku terima. Apa pun Resikonya.

Sejenak aku galau. Fian tidak membalas pesan ku. Apa dia akan meminta putus dengan keputusan ku ini. Apa dia akan mempertahankan ku.

Pukul sembilan lebih empat puluh menit waktu setempat. Tidak ada balasan dari Fian.

...***...

Aku tidak bisa memejamkan mata. Entah karena menunggu balasan Fian atau menunggu jemputan. Taksi yang di booking orang tua ku akan datang pukul dua lebih empat puluh lima dini hari waktu setempat. Empat puluh menit dari sekarang.

Tingg....

[Maaf, tadi ponsel ku kehabisan baterai. Jangan marah. Ku akan baik-baik saja di sini]

Pesan masuk dari Fian.

[Kapan berangkatnya?]

[Sebentar lagi taksi datang]

[Secepat inikah? Kamu jangan nakal, baik-baik di sana Jangan lupa komunikasi]

[Aku mondok Mas, jadi tidak membawa ponsel setiap hari. Mas bisa minta kontak pondok pesantren nantinya]

[Baiklah]

[Aku tidur dulu, besok aku kerja. Semangat Sayang ku]

[Jaga hati mu juga]

Perpisahan yang menenangkan. Aku akan belajar giat nantinya.

[Okey, Sampai jumpa tahun depan ya Mas, hari raya Idul Fitri waktu ku pulang]

Tidak ada balasan, mungkin sudah tidur.

Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!