BAB 13 KSD_Tentang Memiliki

Pov Dhani

Seperti biasa, pukul tiga lebih dua puluh lima menit dini hari. Bisa kurang bisa lebih, Aku sudah siap dengan sholat malam. Sajadah sudah terbentang, siap mejadi saksi amal ibadah ku kelak. Semoga saja di terima.

Ini sudah berlangsung selama empat tahun dan memasuki tahun ke lima sejak pertemuan pertama dengan Nera.

"Ya Allah, bukalah pintu hati Tenera Alivia berikanlah Rahmat dan Hidayah-Mu dan jadikan dia sebagai Istri solehah ku kelak, amiin ya Allah" itulah doa penutup setelah tahajud.

"Semoga Istiqomah ku tidak sia-sia ya Allah" Ucap ku dalam hati sembari melipat sajadah. Aku mengambil kitab hafalan umrithi yang hampir lusuh, karena sering di buka dan selalu di bawa ke mana-mana.

Aku mengikuti sekolah salafiyah, namun langsung ke kelas tiga, karena aku merasa sudah menguasai ilmu kelas satu dan dua.

Beda dengan Nera, ia mengulang semuanya dari awal, supaya lebih memahami. Karena ilmu itu akan di hadiahkan untuk anak-anaknya kelak. Karena ilmu paling rendah yang akan di ajarkan pada anaknya yang masih pemula nantinya.

Nera meyakini, suatu saat di akhirat apa pun yang di ajarkan orang tua kepada anaknya akan sampai pada hari kiamat.

Nera berharap pahala anaknya akan mengalir ke padanya suatu saat nanti. Meski pun hanya satu ayat, yaitu bismillahirrahmanirrahim. Lafadz itu akan di bawa selamanya oleh anaknya ke mana pun ia pergi mengarungi bumi.

"Dhan, kamu sudah siap dengan visi misi mu? Nanti akan di presentasikan loh" Rizky duduk di samping ku yang masih menghafalkan umrithi, sambil menunggu subuh tiba.

Sejauh ini aku masih adzan subuh di ndalem yang speakernya ke seluruh asrama. Kecuali asrama rusun yang jaraknya kurang lebih satu kilo meter. Asrama rusun hanya berisi santri Mts putra dan MA putra.

Asrama tersebut bersebelahan dengan gedung Mts putra putri, dan gedung MA putra putri. Jadi santri putri Mts dan MA manaiki kloter menuju sekolahnya. Sedangkan SMK putri cukup jalan kaki.

"Sekeluarnya kata-kata dari mulut ku saja" sahut ku santai.

"Emang gampang ya kalau kamu bicara di depan umum."

"Sama saja seperti bicara dengan mu."

"Dasar kamu ya, semoga kamu jadi Ketos supaya SMK ini asik seperti diri mu."

Ada saja yang masih suka dengan ku yang cerobohnya tidak tahu malu, dan bicara seenak udel sendiri.

"Oke, akan ku buat SMK ini berbeda, dengan SMK putri sekali pun."

"Sudah waktunya adzan, buruan berangkat. Keburu telat."

"Siap Ndan! perjuangan masa depan, hehehe."

Aku bergegas ke ndalem untuk rutinitas subuh ku.

"Le, sudah satu bulan lebih kamu adzan dan tidak pernah telat. Mulai nanti bawakan kitab ini untuk ngaji setelah subuh" Abah memanggil ku seusai aku adzan.

"Nggeh Bah" hanya itu yang mampu ku ucapkan. Hati ingin menolak, namun naluri ku lebih menerima.

Ini adalah tugas baru bagi ku. menyiapkan ngaos Abah setelah subuh. Tandanya aku tidak boleh telat, tidak boleh datang setelah Abah. Sebelum Abah rawuh (datang) aku harus standby di halaman ndalem.

Ini tandanya aku tidak boleh mendapat ta'ziran supaya tidak telat menyiapkan ngaos Abah.

Meski hati ini menggerutu, bibir ku selalu tersenyum. Menerima semua apa yang di perintahkan oleh Abah.

Aku harus nurut, ini contoh Birrul Walidain. Ayah Ibu ku jauh, aku di sini di titipkan pada Abah jadi aku harus nurut apa pun perintahnya. Tidak mungkin Abah memerintahkan aku sesuatu hal yang buruk.

Dhani sudah membiasakan diri hidup tanpa ta'ziran, lalu apa kabar Nera dengan segala ta'ziran-nya?

...***...

Bocah ayu ini masih setia dengan ta'ziran-nya. Sifat keras kepala yang membuat ia selalu melawan apa pun yang sekiranya ada kebenaran yang di salahkan. Itu membuat dirinya semakin di ta'zir.

Memang tidak salah membela kebenaran, yang salah itu emosinya yang tidak bisa di atur yang membuatnya selalu terjadi baku hantam dengan santri lain.

Santri putri sudah berbaris di depan gerbang SMK putri, siap menuju SMK putra untuk mengikuti upacara pelantikan OSIS sekalian memperkenalkan calon Ketua tahun ini.

(Maaf ya, author bikin kelas X jadi OSIS, biasanya kelas XI Ketos dan Wakilnya kelas X. Tapi ini di buat beda).

"Ra, aku sudah tidak sabar ingin melihat begitu tampan pacar ku, hehehe" Ida mulai meracau. Ia menjadi sedikit cerewet semenjak menjalin hubungan dengan Angga.

"Heh, aku malas sekali harus upacara-upacaraan segala. Memperpanjang waktu saja. Memang enak sih jam kosong, tapi malas juga kalau di suruh upacara."

"Aduh Ra, tidak usah ngedumel deh" cetus Rani.

"Mending kamu tatap saja si bocah tengil mu" timpal Ida.

"Heleh, aku tidak yakin dia menerima jabatan itu."

"Semoga saja dia menerima, supaya mendapat pacar baru. Bukan kamu yang tidak pernah menganggapnya" sahut Ida sangat ngena.

Deg.

Kenapa aku nyesek ya, tidak pernah menerima Dhani. Apa mungkin dia hanya mempermainkan ku. Sejak SMP dia selalu seperti itu ke pada setiap wanita. Semua di anggap bercandaan.

"Huhhh" ku buang nafas kasar. Bingung dengan rasa ini.

Aku masih ingin setia menjaga hati ku untuk Fian, meski aku tak tahu bagaimana dengan Fian.

"Wah, itu si bocah tengil. Manis banget Ra" Ida histeris melihat tampilan Dhani yang sekarang.

Aku memang sedikit terpana dengan tampilannya kali ini. Apa dia akan menerima jabatan ini dengan senang hati, apa hanya menjaga nama baik Angga. Entah lah hanya dia yang tahu.

"Ganteng gitu tidak kamu anggap Ra? Jangan nyesel kalau dia beralih" Rani menatap ku sekilas.

"Ya, aku sih biasa saja, kamu tahu sendiri aku memiliki hati yang harus ku jaga."

"Ya, buat penyemangat kan tidak masalah."

"Aku tidak ingin memberikan harapan palsu."

"Berikan saja untuk orang lain."

"Sayang juga kalau di miliki orang."

"Makanya sebelum di miliki orang lain, kamu harus bisa menerimanya, meski akhirnya Dhani atau Fian yang menjadi jodoh mu."

"Aku bukan tukang selingkuh."

"Sudahlah, ini tentang memiliki, bukan selingkuh atau zina" papar Ida.

"Kamu bisa memilih, mana yang lebih bisa menjaga di rimu sampai di hadapan Allah. Kamu bakal tahu mana yang menghormati mu dengan rasa sayangnya, bukan sayang karena hasratnya" Rani menatap ku dalam.

"Okey, akan aku pertimbangkan."

Upacara sudah berlangsung, dan tak terasa hampir selesai. Pikiran ku di penuhi perkataan Ida dan Rani barusan. Aku makin bimbang dengan rasa ini.

"Jangan terlalu di pikirkan Ra, dari tadi kamu di tatap si manis."

"Dari tadi?" Ku lirik di mana Dhani berdiri. Jantung ku berdegup semakin kencang menatap senyum simpulnya.

"Apa ini jurus yang dia lakukan selama ini. Menarik perhatian wanita dengan senyumnya, lalu mengabaikannya begitu saja. Pandai sekali dia membuat candaan sekejam ini."

Meski hati ku ngedumel, memaki, tapi bibir ku membalas senyumnya.

"Lihat Dhani senyum-senyum terus Ra" Ida membuyarkan lamunan ku, membuat ku gugup.

"I...iya, memang suka tebar pesona dia" sahut ku setenang mungkin.

Bukan Nera jika tidak pandai menjaga image.

"Kamu juga terpesona, buktinya membalas senyumnya dari tadi" cetus Rani.

"Sudahlah, akui saja perasaan mu."

"Aku bangga saja akhirnya dia mau di calonkan Ketua OSIS. Dan terlihat menikmati momen ini" elak ku.

"Alah, tidak usah ngacau deh Ra" Ida dan Rani tersenyum miring.

Seusai upacara pelantikan, santri putri melakukan voting di SMK putri. Sedangkan santri putra tetap di halaman tempat upacara berlangsung.

...***...

Pov Dhani

"Alhamdulillah, upacara berjalan lancar."

"Iya Dhan, kamu bersiaplah dalam waktu dekat akan mempresentasikan visi-misi mu, di lanjut voting dan pengumuman."

"Aku jadi makin semangat, mendapat energi pagi."

"Semoga kamu terpilih, semangat!!"

"Amiin ya Allah."

Aku tak tahu mengapa aku bahagia akan pemilihan kepemimpinan. Padahal aku paling tidak suka menjadi pemimpin karena tanggung jawabnya sangat berat. Apa pun yang di perintahkan akan di pertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Inilah alasan ku selalu menolak menjadi pemimpin. Apa pun dosa rakyat atau anggota jika itu di bawah kepemimpinannya pasti akan di pertanggungjawabkan juga.

"Ya Allah, jadikanlah hamba pemimpin yang adil dan bijaksana" batin ku.

Aku akan belajar menjadi pemimpin supaya bisa membimbing Nera nantinya.

"Bismillahirrahmanirrahim, ridhoilah hajat hamba mu ini ya Allah" batin ku lagi.

Aku berjalan menuju halaman yang sudah di penuhi santri, putra khususnya. Mereka sudah siap akan memilih ku nomor dua, atau Ferdinan nomor satu.

Semoga jabatan ku nantinya sesuai dengan kemampuan ku. Hanya itu harapan terbesar ku saat ini. Aku tidak ingin menjadi bodoh dalam tanggungjawab ku.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" salam pembukaan dari MC.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarrokatuh" sahut santri putra menggema.

"Alhamdulillahirobbil 'alamin, wassholatu wassalam mu'ala ashrofiil anbiyai wal mursalin, wa'ala 'alihi washohbihi ajmain, ammaba'du.

Alhamdulillah, pertama-tama kami panjatkan puji bagi Allah karena masih memberikan kesehatan ke pada kami sampai siang ini.

Kedua kalinya, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw, semoga kami semua di beri syafa'atnya di yaumul qiyamah kelak, amiiin.

Di sini kita akan melanjutkan acara sebelumnya, yaitu Penyampaian visi misi calon Ketua OSIS kita.

Langsung saja kami sambut, Ferdinan kelas X TKR 1 di persilahkan naik ke atas panggung."

Kemudian sang MC turun dari panggung, Ferdinan naik ke atas panggung untuk menyampaikan visi misinya. Di iringi tepuk tangan yang meriah.

Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!