BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang

Ya Allah bukakanlah pintu hati Mas Alfian Wijaya. Berikanlah Rahmat dan hidayah-Mu dan jadikan dia sebagai Suami ku kelak.

Amiin ya Allah.

Jika memang dia jodoh ku Alhamdulillah, kalau kami tidak berjodoh aku yakin rencana Allah lebih baik. Allah yang tahu segalanya.

Paginya, seusai subuh Dayat mengajak ku jalan-jalan menyusuri jalanan dekat-dekat rumah sambil menghirup udara segar dominan dingin. Aku juga memakai jaket tebal dan kaus kaki.

"Kak, mau kemana kita?" aku menggandeng lengan Dayat, takut saja jika tiba-tiba dia lari. Dayat salah satu orang jahil yang mengajari ku usil.

"Ikuti saja langkah ku. Kalau kamu sudah ke pesantren pasti merindukan ku. Santri putri itu tidak boleh keluar asrama. Kalau putra mah bebas" Dayat menepuk dadanya yang sengaja di busungkan.

"Dingin, Kita mau kemana."

"Kepo" Dayat mengacak rambut ku yang terhalang kerudung. Yang acak-acakan bukan rambutnya, tapi kerudungnya.

"Okey, jangan tinggalkan aku. Awas saja jika kamu lari, ku hajar nanti."

"Kalau aku lari kejar saja, maka lari mu juga ringan."

"Ciihhh!" Aku semakin kesal dengan Dayat, namun tetap menggandeng lengannya.

Kami menyusuri jalanan, entah ke mana Dayat akan membawa ku.

Pukul tujuh lebih lima belas menit waktu setempat udaranya masih sangat dingin sampai di sebuah pasar. Pasar Kalibawang Wonosobo. Tidak jauh jika naik ojek, namun jika jalan kaki lumayan menguras tenaga. Jalannya naik turun. Ketika naik harus siap-siap memegang dengkul menahan nafas, jika turun harus siap mengerem. Karena memang jalannya seperti itu di lereng gunung.

"Aku tidak membawa uang kak, tidak bilang kalau mau ke pasar" keluh ku.

"Khusus buat adik ku tercinta, hari ini kakak yang traktir. Boleh membeli apa pun" sepertinya Dayat baru mendapat uang tambahan dari Ibu, atau mendapat gaji dari main game.

"Okey, aku akan membeli banyak makanan."

Aku mulai memilah jajanan pasar di sana takkan pernah tertinggal menu bakso super pedas. Aku juga membeli persiapan ke Ponpes karena aku memang belum mengetahui secara langsung kehidupan di sana nantinya. Hanya mendengar sekilas dari Dayat dan guru ngaji ku yang ada di Kalimantan.

Lebih jelasnya nikmat-nikmatnya saja. Bukan yang serba susah, entah susah yang seperti apa aku juga belum paham.

...***...

Hari ketiga di Wonosobo.

Aku bersiap ke Pondok Pesantren Balekambang Jepara di bantu oleh Dayat. Yang akan mengantar Ayah, Bu De, Sepupu ku, dan Dayat pastinya.

Semua barang-barang dimasukkan ke dalam mobil. Sepupu ku mengemudi, di samping kemudi ada ayah. Aku duduk di jok belakang bersama Dayat di samping kanan ku, Bu De di samping kiri ku.

Kami langsung menuju kota Jepara. Siang hari kami sudah sampai di Tugu Selamat Datang Jepara. Jepara Bumi Kartini.

Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota yang terkenal ukirannya. Kami terus melaju menuju lokasi melalui google maps.

Tak begitu lama aku takjub dengan sebuah Tugu, Tugu Kartini. Teringat perjuangan beliau pada masanya memperjuangkan kaum wanita, mampu menambah semangat belajar ku.

Aku kagum dengan keindahan kota ini. selama perjalanan banyak sekali motivasi yang secara tidak langsung menambah semangat rasanya tidak salah memilih belajar di sana.

Dengan bantuan google maps kami mencari titik letak Pondok Pesantren Balekambang. Dengan bantuan bertanya warga setempat ketika kami sampai di kecamatan Nalumsari. Di situlah letak Pondok Pesantren tujuan ku. Ponpes modern yang sangat terkenal di sana.

Suasananya sepi, karena menurut informasi semua santri akan kembali esok hari. Aku datang hari ini karena tidak ingin ribet harus berkerumun dan mengantri. Lebih tepatnya supaya tidak terlalu lelah. Sudah pasti semua santri akan ada daftar ulang jadi kemungkinan akan ramai.

Santri nya juga ribuan, jadi tidak mungkin kalau tidak lelah dan antri.

"Siapkan mental mu, pengurus putri banyak yang jutek jika menghadapi santri putri" kata Dayat.

"Iya kah?."

"Iya, nanti biar Kakak saja yang bertanya-tanya pasti mereka akan ramah" lanjutnya. Inilah gunanya memiliki Kakak ganteng ha ha ha.

"Alhamdulillah, tidak nyasar" Dayat mengucap syukur. Dengan selamat kami sampai di Ponpes Balekambang.

Ada secercah harapan yang akan membawa ku sukses nantinya.

Tujuan utama ku ingin belajar Birrul Walidain, yang kedua memang paksaan dari Ayah untuk mengambil sekolah jurusan jahit-menjahit.

Aku pribadi suka pelajaran Matematika. Awalnya ingin mengambil jurusan itu di sebuah SMA di Kalimantan, tapi Ayah menolak tegas.

Tujuan Ayah supaya setelah lulus langsung bisa bekerja tanpa harus melamar pekerjaan. Alasan Ayah masuk akal, karena memang belum tentu aku akan kuliah. Dayat juga tidak kuliah, tapi menambah ilmu agamanya saja di Ponpes Al-Asy'ariyyah.

Ayah sudah mempengaruhi ku dengan jurusan busana sejak aku kelas 5 SD. Dari sini bisa di tarik kesimpulan, pandangan masa depan Ayah sangat jauh, sampai aku masuk SMK pun masih kukuh dengan jurusan itu.

Tapi tidak ada salahnya nurut orang tua. Ini salah satu birrul walidain.

...***...

"Yang betah mondoknya ya Nduk" Bu De merangkul ku, namun tatapannya lurus ke depan.

"Iya Bu De."

"Yang rajin ngajinya" Sepupu ku menimpali.

"Okey."

"Ra, kita langsung ke koprasi saja mencari kasur dan kawan-kawannya" maksud Dayat selimut dan bantal.

"Iya Kak, lagian masih sepi."

Setelah parkir Bu De ke koprasi dengan sepupu ku. Aku tidak ikut karena harus mendaftar ulang di kantor bersama Ayah dan Dayat. Pendaftaran ku sebelumnya melalui online ketika aku masih di Kalimantan. Itu rekomendasi dari lurah Pondok.

Ku baca setiap kertas formulir yang ku terima. Ku cermati bersama Dayat. Dengan mantap hati aku mengisi keseluruhan data sesuai data diri ku.

"Mbak, ayo ke kamar asrama" seorang pengurus putri membimbing ku ke asrama. Letaknya di belakang kantor pusat tempat ku menimba ilmu.

"Maaf Kang, putra di larang masuk asrama putri" kata pengurus tadi.

"Iya Mbak saya paham, tapi kan ini Adik saya dan juga belum ada santri lain selain pengurus. Jadi izinkan saya mengantarnya. Saya juga santri di Wonosobo" kata Dayat mengeluarkan jurusnya.

"Baiklah Kang."

"Namanya siapa Mbak, nanti kalau Adik saya butuh sesuatu biar saya tidak kerepotan mencari sampean."

"Aku Rinda."

"Okey" Dayat mengedipkan satu matanya padaku. "Ra, Ini mbak Rinda. Kalau butuh sesuatu bilang saja nanti biar di sampaikan ke Kakak."

"Okey."

Aku merapikan bawaan ku ke dalam lemari yang di sediakan sebagiannya lagi masih di dalam koper. Sambil menunggu ku Dayat tertidur.

Pakaian belum ku keluarkan dari dalam koper. Aku keluar lagi menemui keluarga ku. Sekalian pamitan pulang.

Siang itu aku merapikan pakaian ku ke dalam lemari. Aku sudah benar-benar sendiri di sini.

"Nera, ini ada titipan dari Kakak mu" Mbak Rinda memberikan bungkusan untuk ku. Dari aromanya ini pentol bakar bumbu sate.

"Makasih Mbak."

Rinda sudah pergi lagi. Aku sendiri di dalam kamar. Di aula asrama ada dua orang santri sedang menonton televisi.

Aku membuka ponsel ku. Fian diam tanpa kabar. Ia sudah ku beri tahu jika hari ini aku terakhir memegang ponsel. Semalaman juga aku menelpon untuk berpamitan jadi wajar jika hari ini tidak mengirimkan sebuah pesan.

Terlihat Rinda bergabung dengan santri lain di aula, aku juga berniat ingin bergabung.

"Mbak, ini ada pentol bakar" ku sodorkan bungkusan itu.

"Boleh dong" Rinda tanpa ragu. Dua santri yang lain masih canggung. Mungkin belum kenal.

"Ini Mbak, di makan" Rinda menawari temannya. "Ini Mbak Rika dan Mbak Shofa, Ra" Rinda mengenalkan mereka pada ku.

"Aku Nera" kami saling berjabat tangan.

Sambil menonton televisi mereka menikmati pentol bakar. Aku sibuk membuka ponsel. Aku memberi pengumuman ke aplikasi noveltoon jika berhenti menulis sementara waktu.

"Ra, hp nya tidak di bawa pulang kan tidak boleh membawa hp" kata Rika.

"Aku tidak akan di jenguk. Jadi hp nya dititip di kantor saja. Jika liburan akan ku ambil. Aku juga tidak akan pulang sebelum lebaran" jelas ku.

Seringan itu aku berkata. Aku berfikir Kakak saja mampu, kenapa aku tidak. Tapi di sini aku tidak di jenguk, sedangkan Kakak di jenguk dan pulang ke rumah Kakek. Dua tahun sekali ke Kalimantan.

Aku tidak di jenguk tapi langsung terbang ke Kalimantan.

"Senekat itu kamu mondok disini" Rinda terperanjat.

"Iya Mbak. Lagian Ayah tidak cukup biaya kalau aku pulang setiap liburan."

"Memangnya rumah mu dimana?" Shofa bersuara.

"Kalimantan."

"Tidak ada saudara dekat di sini."

"Jauh, di Wonosobo."

"Di sini banyak anak Kalimantan tapi punya saudara di area Kudus Demak Jepara. Jadi setiap liburan tetap pulang, dan tetap di jenguk". Wajah Rika terlihat sendu meratapi nasib ku.

"Iya Mbak" hanya itu.

...***...

Malam ini aku tidur bersama Rinda, Rika dan Shofa di aula.

Alhamdulillah, pengurusnya baik-baik. Mereka sedang kuliah semester 4 di sini.

Di Balekambang wajib mondok. Disini tidak hanya santri SLTA sederajat saja dan bukan pelajaran umum saja. Ada yang masih MI atau setara dengan SD. MTs, MA, SMK, AKB (Akademi Komunitas Balekambang) inilah santri mahasiswa, Tahfidzul Qur'an, dan Salafiyah.

AKB adalah Akademi Komunitas perdana di Indonesia yang berlokasi di Pondok Pesantren. Yang mendapat ijin operasional dari Kemendikbud lahir di Ponpes Roudlotul Mubtadi'in Balekambang, Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara.

Lembaga pendidikan yang diberi nama Akademi Komunitas Balekambang (AKB) telah di resmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan telah operasional pada tahun akademik 2014/2015 Silam.

...***...

Pagi yang cerah, aku menyimpan ponsel ku di dalam kantong kecil beserta charger dan headset nya bersiap mengantarkan ke kantor.

sudah ada beberapa santri yang datang. Semakin siang semakin ramai.

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak thor.....

2023-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!