BAB 17 KSD_Kehilangan

"Ra, apa benar kamu akan membencinya?". Ida menatapku dalam.

"Entah, aku tidak tahu siapa Eli, apakah dia neneknya atau wanita cantik dan muda yang telah lama menempati hatinya".

"Lalu, siapa Endang?".

"Beliau Ibunya".

"Mungkin saja adik atau apalah. Tapi tidak salah jika dia mengatakan mencintainya, karena ibunya".

"Iya".

"Nanti ku cari tahu tentang Eli, akan ku tanyakan pada kak Angga".

"Aku takut mendengarnya, jika memang wanita itu sudah ada sejak lama di hatinya".

"Tapi aku bisa membaca matanya, jika dia benar-benar mencintaimu". Ida meyakinkan hatiku.

"Sudahlah, lupakan saja. Aku benci dia". Aku berlalu meninggalkan Ida.

Aku duduk termenung di ruang makan memikirkan ucapan Dhani mengenai Eli. Apa aku bisa membencinya, dia hanya pria tengil yang memberikan banyak contekan padaku, dan itu dilakukan dengan senang hati olehnya, apa selama ini hanya pura-pura baik saja.

"Oh, jadi hanya sahabat yang menjadi selingkuhan saja, pantas saja kamu mengabaikannya". Marissa mencibirku, mulai terlihat watak aslinya.

Aku malas sekali jika bertemu dengan manusia macam ini. Aku ingin meninggalkannya saja. Aku melangkah menuju pintu keluar.

"Kemana akan pergi?". Mira menahan lenganku.

"Kamu tidak ingin adu jotos denganku? Kamu pandai kelahi, tapi belum tentu bisa mengalahkan ku. Aku dan Marissa itu pelatih karate".

"Cihhh!!". Ku lirik dalam mata Mira.

"Kamu nantang, menatapku seperti itu".

"Apa sih yang kalian mau, ambil saja Dhani untukmu!". Suaraku tegas, namun tetap santai. "Jika dia mau". Lanjut ku.

"Kamu tetap ingin menjadi selingkuhannya?, Karena cepat atau lambat Dhani akan menjadi milikku". Marissa menarik kerudungku, dan menginjaknya.

Kerudung pemberian kakakku, ketika aku ulang tahun. Itu sangat disayangkan, Marissa mengibarkan bendera perang. Aku tidak terima kerudung itu di aniaya oleh manusia seperti mereka.

"Okey, sekarang apa mau mu?".

"Lepaskan Dhani untukku".

"Aku sudah memberimu kesempatan bersaing dengan sehat, tapi malah begini caramu. Kamu masih ingin mendapatkannya setelah mengetahui keadaannya? Kamu tetap akan menjadi yang nomor empat!". Tegasku.

"Pertama, aku akan menyingkirkan mu. Kemudian mereka." Marissa semakin kuat menarik rambutku.

"Mungkin kamu bisa menyingkirkan ku, namun kamu akan menderita jika akan menyingkirkan Endang!". Ku lepas tangan Marissa dengan mudah, kemudian ku jatuhkan pelan.

Tidak mungkin aku membantingnya, bisa-bisa aku di ta'zir berbulan-bulan karena dia patah tulang.

"Beraninya kamu! Ayahku itu PNS, dan dekat dengan Abah. Bisa ku laporkan kapan saja kamu!". Marissa memegang punggungnya, mungkin sakit.

Aku pergi begitu saja meninggalkan mereka. Aku memang benci ketika Dhani memamerkan wanita lain padaku, tapi aku takut kehilangannya. Apa ini sebuah kecemburuan?.

Sebelum mencapai pintu keluar aku di tarik oleh Mira, membawaku ke hadapan Marissa. Apa lagi kalau bukan menghajar ku bersama.

"Sial!". Aku di hantam beberapa kali oleh mereka.

"Aku peringatkan, jangan pernah ganggu aku untuk masalah Dhani, sebelum kamu benar-benar tidak ada kesempatan untuk mendekatinya". Aku ingin berlalu, namun bibirku yang sudah berdarah ditendang oleh Marissa.

"Okey, semoga ini yang terakhir kali kamu menyentuhku". Ancamku lagi.

Tapi nihil, Mira memegang kedua tanganku dan dengan seenak udel Marissa memukul perutku. Untung saja mereka bodoh, jadi sasarannya perut, bukan yang lainnya.

Aku sudah tidak sabar di tindas seperti ini. Ku hempaskan Mira hingga tersungkur, Marissa ku hajar hingga tangan kanannya terkilir membuatnya menangis histeris.

"Hanya itu?". Ku tatap mereka bergantian. "Hanya itu yang bisa kalian lakukan?. Lanjutku.

Tepat ketika Marissa menagis histeris Rinda datang bersama beberapa pengurus.

"Nera, kamu lagi biang masalahnya. Apa yang harus ku katakan pada kakakmu?". Ucap Rinda menahan kesal padaku.

"Sudahlah mbak, tidak ada yang perlu di adukan. Jika aku salah ta'zir saja, jika aku benar juga boleh di ta'zir, hehehe".

"Kamu masih bisa tertawa, dalam keadaan seperti ini?".

"Bagaimana lagi, aku benar atau salah tetap saja sama hukumannya".

"Kamu mau hukuman seperti apa?".

"Terserah saja, asalkan jangan dijadikan pengurus. Pasti akan susah jika ada siswa sepertiku".

"Lihat saja nanti, kamu sudah dicalonkan".

"Huchhhh". Keluhku.

Marissa dan Mira sudah sampai didepan kantor, sedangkan aku sedang merapikan wajahku dari darah. Bibirku makin maju saja kena hantam. Apa Dhani masih menyukaiku, hehee.

"Nera terus ya". Lurah pondoknya suka ngeles.

"Kang Puji kan ganteng, makanya saya terus".

"Aduh,jodoh orang yang satu ini. Bikin adem hati".

"Buruan kang, apa ta'zirannya, biar cepet kelar, masalah selanjutnya sudah menunggu". Ku tatap tajam bergantian Marissa dan Mira.

"Apa lihat-lihat!!". Baru dilirik Marissa sudah nyolot.

Aku hanya tersenyum pada Marissa tanpa menjawab apa pun.

"Sok jaim". Timpal Mira.

"Mbak ketos dan wakilnya, jika tidak bisa mengambil hati seseorang, maka sopanlah sedikit. Jika ingin bertahan dengan jabatanmu". Kataku.

Kang puji hanya tersenyum melihat kejadian ini.

"Ta'ziran buat mbak ketua OSIS masak untuk makan siang, mbak wakil ketua OSIS masak untuk makan malam, mbak sekertaris OSIS masak untuk makan pagi. Masing-masing selama tujuh hari".

...***...

"Semua gara-gara kamu!". Mira menatapku tajam.

"Ih, sebel banget harus masak". Keluh Marissa.

"Malas sekali melayani mereka beradu argumen, lebih baik aku pergi saja". Batinku.

Dengan penuh semangat aku berlari ke kamar. Untuk apa lagi kalau bukan mengambil P3K yang selalu ada di almariku. Perih di bibir semakin terasa.

"Masyaallah Nera! Kamu kenapa lagi, bibirmu ini kenapa bisa hancur seperti ini?". Ida memperhatikan wajahku lebam. "Lalu biru memar hadiah dari siapa lagi ini".

"Aduh, sudah deh Da, lebih baik membantu mengobatinya".

"Okey cinta, tapi apakah Iza mengganggumu lagi?".

"Ini perbuatan Marissa dan Mira".

"Lalu bagaimana dengan wajahmu, Besok kita upacara pergantian OSIS".

"Aku akan memikirkannya".

...***...

Keesokan paginya, tepat hari Sabtu dan akan di adakan upacara pergantian OSIS di gedung SMK putra. Semua santri sudah berbaris siap menuju lokasi.

Calon OSIS baru dan OSIS lama sedang bersiap dengan peran masing-masing. Nera sendiri kebagian membaca UUD 45.

"Pusing banget kepalaku, kayaknya aku tidak sanggup kalau menampakkan wajahku di depan semua santri, terutama putra". Keluhku.

"Semangat, kamu harus percaya diri Nera, wajahmu sudah mulus seperti sedia kala, mungkin hanya sakitnya yang kamu rasa.

Ida menutup semua lukaku menggunakan cream wajah yang terlihat sangat natural.

"Terimakasih Da".

Seusai upacara santri putri langsung kembali ke kelas masing-masing, begitu juga santri putra. Bagi OSIS lama juga kembali ke kelas, hanya tinggal OSIS baru saja yang masih berkumpul atas perintah kepala sekolah.

Kami hanya diingatkan apa saja yang harus dipertanggung jawabkan. Ada juga tambahan dari ketua OSIS putra dan putri, intinya hampir sama hanya untuk kerja samanya.

"Ra, apa kamu baik-baik saja?". Dhani menyodorkan soft drink untukku.

"Terimakasih, jika urusanmu denganku sudah selesai pergilah. Aku membencimu mulai kemarin".

"Lucu sekali kamu, benci kok bilang-bilang".

"Biar jelas, bahwa aku membencimu".

"Okey, kamu boleh membenciku tapi jangan pernah merasa kehilangan jika aku tidak ada untukmu".

"Cintai saja Eli, aku ikhlas dari pada harus di nomor duakan. Kalau nomor dua dari Bu Endang aku rela".

"Ya, aku akan selalu mencintai Eli". Dhani berlalu meninggalkanku.

Perih hatiku, aku benar-benar kehilangan dia sekarang. Tapi lebih baik kehilangan sekarang dari pada esok atau lusa ketika cinta ini makin tumbuh dan berkembang.

"Maafkan aku ya Allah, berikanlah yang terbaik untukku". Batinku menangis, tapi aku tetap berusaha tersenyum supaya tidak semakin dihina oleh mereka yang membenciku.

Ku tatap nanar punggung Dhani yang semakin menjauh, kemudian hilang terhalang dinding kelas. Ia menuju lantai dua dengan wajah datar nan acuh.

Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!