BAB 8 KSD_Dhani Sialan

"Di beritahukan kepada seluruh santri putri, ba'dha (setelah) jama'ah ashar persiapan untuk salim Umi" pemberitahuan dari kantor pusat. Umi adalah sebutan untuk Bu Nyai, untuk Pak Kiai, Abah.

Saat ini akan di mulai jama'ah ashar, karena sudah adzan.

Seusai jama'ah setiap santri merapikan diri masing-masing persiapan salim Umi. Kemudian antri di depan kantor pusat, pengurusnya sudah siap di depan gerbang.

Selama perjalanan ke ndalem (rumah Abah), aku memperhatikan sekitar Ponpes. Suasananya sejuk dan nyaman.

"Eh, itu Angga" Senior yang tergila-gila dengan Angga mulai terusik dengan adanya sang pemilik nama.

"Iya, eh. Itu sama Feri."

"Siapa sih Angga itu, sepertinya sangat populer" cetus ku.

"Dia Kettos" jawab santri di belakang ku. Rupanya Rani, teman sekelas ku. Dia alumni, pantas saja tahu.

"Pantas saja, orang nomor satu di SMK" sahut ku.

"Iya, banyak penggemarnya Ra."

"Termasuk kamu Ran?"

"Tidak, aku menggemari pacar ku, anak MA" blak-blakan juga si Rani.

"Ohh" aku hanya ber-oh ria menyudahi percakapan.

Santri yang memuji Angga tidak henti membicarakannya. Apa mungkin tidak bosan setiap bertemu selalu membicarakannya.

Setelah salim Umi kembali ke asrama untuk mengaji, dan melanjutkan aktifitas biasanya.

...***...

Tak terasa seminggu sudah di asrama, dan hari ini hari Kamis malam Jum'at. Seusai jama'ah isya kami persiapan untuk pengajian Al-Barzanji.

Al-Barzanji merupakan kitab yang berisikan perjalanan, puji-pujian, dan doa untuk Baginda Rasulullah Saw. Biasanya dilantunkan dalam bentuk nada pada momen tertentu seperti maulid nabi. Namun di Ponpes ini di lantunkan setiap malam Selasa dan malam Jum'at.

Setelah Al-Barzanji selesai di lanjut makan malam. Berhubung besok hari Jum'at, setiap asrama di perbolehkan menyalakan televisi sebagai hiburan.

"Ke kantin yuk, sudah buka dari tadi" Dahlia mengajak kawan-kawannya. Mereka seangkatan sangat akrab.

"Nitip lah."

"Nitip."

"Ayo, keburu antri panjang" Dahlia dan Rosa menerima beberapa lembar uang dari kawan-kawannya.

"Kalian Tidak ke kantin cah" Dahlia melirik sekilas.

"Nitip, hehehe" sahut ku sembari bangkit dari duduk.

"Tunggu Ra, aku belum membawa uang" Ida berlari ke kamar.

...***...

Pukul sebelas lebih dua puluh tiga menit tengah malam waktu setempat.

"Sudah, tidur sana. Besok akan ziarah ke makam sesepuh Abah" Dahlia menegur ku yang masih melototi televisi.

Ida sudah pergi ke tempat tidur yang sebelumnya sudah kami tata.

"Nanti dulu Mbak, masih belum bisa tidur."

"Terserah kamu saja Ra, yang penting besok pagi jangan telat" Dahlia berlalu.

Malam ini banyak santri yang berada di asrama lantai tiga gedung SMK yang tidur di asrama belakang kantor pusat. Karena menonton televisi, sekalian tidur di aula.

Paginya, semua santri menyusuri jalan pedesaan menuju makam sesepuh Abah. Jaraknya lumayan jauh, kurang lebih dua kilometer. Tidak hanya santri SLTA saja, dari semua kalangan, dari MI, MTS, MA, SMK, AKB, Tahfidz, AKB, salafiyah, khusus santri putri. Bagi santri putra di jadwalkan Kamis setelah ashar.

Ku nikmati perjalanan ini.

"Ra, sawahnya luas banget ya" Ida menyenggol lengan ku keras.

"Santai dong Da, seperti ingin menggulingkan lawan saja kamu" aku pura-pura oleng terkena sikut Ida.

"Ya maaf, lagian kamu memperhatikan alam seperti itu. Apa di Kalimantan tidak ada sawah?"

"Ada, hanya saja kebanyakan orang di Kalimantan di daerah ku khususnya, menjadi petani sawit. Sawit yang di tanam."

"Begitukah?"

"Ya."

"Pantas saja kamu memperhatikan sawah terus. Kamu sangat menikmati udara pagi ini."

"Segar" sahut ku sekenanya.

Seusai ziarah, kami langsung kembali ke asrama masing-masing.

Di sini libur sekolah hari Jum'at. Hari yang di tunggu-tunggu oleh semua santri, menunggu kunjungan dari orang tua.

Tidak berlaku untuk Nera, ia sudah berjanji tidak di jenguk, namun setiap tahun harus pulang ke Kalimantan. Beda dengan Dayat, ia lebih menerima ketentuan orang tua. Tapi di kantin Ponpesnya ada Mbah Buyutnya maka dia betah tidak pulang.

Ya, aku hanya menerima telepon setiap Jum'at, tanpa absen.

"Ra, kantin yuk" Ida sudah rapi dengan kerudungnya.

"Mager Da" aku masih fokus menonton televisi yang di tempel di dinding Aula.

"Ayolah, aku ingin keluar asrama, bosan di dalam terus."

"Maka tadi pagi kita ziarah, keluar asrama."

"Beda Ra, kita sekarang bisa melihat keindahan santri putra" mata Ida berbinar.

"Aku punya pacar, yang harus di jaga hatinya!" Jawab ku tegas.

"Sudahlah, kan hanya hiburan saja. Lagian mereka juga belum tentu melirik kita" Ida masih bersikukuh ingin keluar asrama.

"Dasar modus" akhirnya aku menuruti keinginan Ida. Aku juga penasaran santri putra di sini, apa ada yang menjadi penyemangat ku.

Astaghfirullah, Maaf ya Allah.

Aku masih ada hati yang harus ku jaga. Meski aku tak tahu apakah kesetiaan ini menjamin ku untuk menjadi jodohnya. Jujur, aku rindu.

Aku dan Ida menuju kantin yang berada di luar asrama. Memang benar, beberapa santri putra mondar-mandir ke warung makan luar. Santri putra mah bebas, beda dengan santri putri, benar-benar di penjara, penjara suci.

Suara ramai biasa terdengar, apalagi Angga si Ketos SMK yang lewat. Seganteng apa sih Angga tuh, pasti penasaran kan?

Ini si Angga versi author.

"Aduh, pusing. Di mana-mana Angga melulu yang mereka bicarakan" keluh ku.

"Ya, begitulah penyemangat, hahaha" Ida tertawa lepas.

Aku hanya memutar bola mata malas sembari membuang nafas kasar.

"Angga sama siapa sih, kok imut banget" kata Senior.

"Sama Adiknya, dengar-dengar dari Kalimantan."

"Emang Angga orang Kalimantan?"

"Bukan, tapi katanya Adiknya datang dari Kalimantan."

Aku penasaran dengan percakapan Senior yang kelihatannya sangat update dengan berita begituan. Aku melirik sekilas ke arah Angga yang menurut ku biasa saja, karena pacar ku lebih ganteng.

Mata ku melotot menatap wajah yang semakin dekat semakin ku kenal, ingin ku tonjok rasanya. Dia juga menatap ku cengengesan.

"Halo" ucapnya kepada sederet santri putri yang memujanya.

"Dasar, sialan!" Umpat ku.

Santri yang mendengar ucapan ku, melirik sinis membuatku risih.

"Apa sih, Ra" Ida menyenggol ku keras sehingga aku oleng. Itulah hobi baru Ida, menyenggol ku menggunakan siku sampai aku kehilangan keseimbangan.

...***...

Pov Dhani

"Dhan, ikut tidak?" Angga merapikan perlengkapan kebersihan. "Supaya kamu tahu tentang Ponpes ini, nanti ku rekomendasikan menjadi Ketua OSIS supaya tahu pekerjaan."

"Kemana?" aku malas, karena badan ku capai sekali. Aku terkena ta'zir karena tidak mengikuti Al-Barzanji semalam.

"Kantor pusat, ingin nge-print proposal."

"Okey."

Aku dan Angga keluar asrama menuju kantor pusat. Sebelum sampai ke kantor pusat, kami melewati kantin santri putri. Santri SLTA sederajat, MA dan SMK.

Dengan bodohnya mereka berbisik-bisik keras membicarakan Angga. Angga memiliki popularitas tinggi di mata santri putri, bukan hanya kecerdasannya saja, namun ketampanan juga menjadi prioritas.

Angga tetap berwibawa di hadapan santri yang jelas-jelas mengaguminya.

"Kamu keren!" Kata ku.

"Kenapa?."

"Tidak terpancing omongan mereka, bahkan tidak merasa malu" ku perhatikan sekitar asrama putri. "Malu-malu kucing" lanjut ku.

"Uh!" Angga menonyor ku keras.

"Apa sih Kak."

Angga tak menjawab.

Mata ku memperhatikan dua santri yang sedang beradu argumen antara ke kantin atau tidak, di kaca besar samping tandon (profil tank) air minum.

"Kok, mirip Nera ya" ucap ku lirih.

"Iya, dia santri baru yang viral di kalangan putra" Angga tak berkedip menatap Nera ku.

"Termasuk kamu?" Aku memicingkan alis kanan ku pada Angga.

"Ya, bantu aku untuk memilikinya jika kau mengenalnya."

"No! Dia milik ku" sahut ku tegas. "Akan ku tunjukan pada mu jika dia milik ku. Ku tunjukan di depan santri yang ada di luar sana."

"Okey."

"Dia milik ku" ku tatap tajam wajah Nera. Dia belum menyadari kehadiran ku.

"Silahkan" Angga seperti meledek ku, yang membuat ku tak bisa menahan tawa melihat Nera melototi ku.

"Halo" ku sapa santri yang sedari tadi membicarakan Angga.

"Ra, kamu makin cantik" ujar ku.

"Maka kamu tahu aku cantik dari dulu" sahut Nera.

Sebenarnya aku kurang percaya diri di depan Nera, tapi hati ku sangat takut kehilangannya. Apalagi saingan ku Kakak ku sendiri.

"Makanya jadi pacarku."

"Siapa sih yang nolak cinta mu, tidak ada seorang pun yang tidak mencintai seorang Dhani!"

Aku merasa bahagia, meski sepertinya Nera mengejek ku. Tapi biarlah.

"Berarti kamu menerima ku?"

"Ya, asalkan jangan pulang jika bukan hari raya Idul Fitri. Jika kamu pulang sebelum Idul Fitri cinta mu ku tolak."

"Okey."

Aku bahagia, aku sampai melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil mendapat mainan.

"Jika memang Nera menerima mu, maka kamu harus membantu ku mendapatkan Ida."

"Ida siapa?"

"Kawannya Nera."

"Sialan! Ku kira kamu mencintai Nera beneran. Kau tahu aku ingin memilikinya sejak kelas 5 SD."

"Jodoh itu tidak ke mana."

Apakah Nera mencintai ku? Aku ragu dengan rasa ku.

...***...

"Norak banget" kata Senior mendengar sapaan Dhani.

"Lebay, kena ta'zir baru tahu rasa. Santri baru belagu."

"Siap-siap kena ta'zir" Iza mengingatkan ku.

"Kita sahabatan kok" jawab ku ragu.

"Iya Ra, walau pun sahabat tetap ta'ziran tidak bisa di nego. Santri putra dan putri jika ketahuan berkomunikasi akan di ta'zir" Dahlia membenarkan ucapan Iza.

Hatiku mulai kalut, hukuman apa yang akan ku terima. Apalagi jelas aku berbicara panjang tentang cinta di depan umum, meski ini hanya sebuah candaan.

"Sialan, awas kamu Dhan, jika aku di ta'zir maka kamu akan menerima akibatnya!" Aku memaki sembari menuju asrama.

"Sabar Ra, akui saja dia pacar mu. Ganteng kok" Ida menenangkan ku.

Ucapan Ida sebuah penenang atau jebakan. Hukuman apalagi jika aku mengakuinya. Apa kabar hati ku untuk Fian? Aku juga sayang Dhani. Ini rasa ku.

...***...

Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!