BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta

"Panggilan kepada

Tenera Alivia XBB1

Ida Laila XBB1

Maharani Saputri XBB1

Nawang Sari XBB1

Mayang Sari XBB2

Rita Tila XTB1

Mega Mustika XTB1

Alya Mayheza Mycellina XTKJ3

Magdalena XTKJ3

Rosalina Manullang XTKJ3

Beserta OSIS kelas XI periode sebelumnya, di harap berkumpul di halaman SMK sekarang juga."

Panggilan dari ketua OSIS baru, Marissa di dampingi oleh Mira.

"Ayo Ra, buruan" Ida sudah berdiri mengemas buku-bukunya. Aku masih duduk santai menikmati kebosanan ku.

"Siapa sih, bikin malas saja" keluh ku.

"Marissa" sahut Rani yang sudah menuju pintu keluar bersama Nawang.

"Oh, ya!!" aku ingin sekali bisa berteman dengan Marissa. Aku ingin belajar bahasa asing dengannya.

"Iya, ayo."

Aku bejalan setengah berlari meninggalkan Ida yang sedang merapikan bukunya. "Siapa yang akan membawakan tas mu."

"Iya, ini sudah hampir jam pulang."

"Okey" aku kembali mengambil tas, dan botol yang selalu ada di laci. Asupan amunisi, aku akan mudah dehidrasi jika kurang air mineral.

Tupperware ukuran 2 liter selalu menemani ku ke mana pun. Tapi jika di bawa shiyam (puasa), semua akan baik-baik saja.

"Tunggu Mayang dulu ya" pinta Nawang pada kami.

"Okey."

Nawang Sari dan Mayang sari adalah saudara kembar yang cerdas. Namun di pisah oleh ruang kelas yang berbeda meski jurusan yang sama.

Aku dan yang lainnya menuju halaman SMK. Di dana sudah di tunggu oleh Marissa dan Mira.

Aku berusaha tersenyum pada mereka, aku ingin sekali belajar kepada Marissa.

"Sok ramah sekali si Nera itu, sangat norak" ucap Mira.

"Mungkin ingin menjilat."

"Ini bisa menjadi kesempatan mu mendekatinya dan mengambil Dhani dengan cara halus."

"Okey, akan aku perjuangkan Dhani untuk ku. Toh Nera seperti tidak menganggap adanya Dhani di hatinya. sepertinya Nera juga tidak perduli dengan Dhani. Aku akan mengambil kesempatan emas ini" Marissa tersenyum miring.

Aku yang tidak tahu apa pun bahagia sekali Marissa membalas senyum ku.

Semua yang terpanggil sudah ada di halaman SMK putri.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" Marissa menebarkan senyum keramahan kepada kami. Dan tatapan itu berhenti sejenak pada ku, senyumnya semakin merekah.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" sahut kami serempak.

"Langsung saja, kalian yang berkumpul di sini adalah yang terpilih menjadi OSIS periode tahun ini. Untuk bagian yang akan menjadi tanggung jawab kalian bisa di lihat di mading SMK.

Setelah Makan siang silahkan berkumpul di laboratorium Busana Butik. Bagi yang sudah makan siang bisa langsung ke lokasi.

Sekian, terimakasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" kami langsung berkerumun di mading untuk melihat tanggung jawab apa yang akan kami panggul.

Alhasil aku menjadi sekertaris OSIS bersama Mita santri kelas XI TB2.

Aku, Ida dan Rani langsung menuju lab BB, karena kami selalu makan siang ketika ishoma.

"Inti OSIS lagi, sebel banget. Paling pusing kalau di suruh bikin proposal" ku tatap langit-langit ruangan ini.

"Kan bisa lebih dekat dengan Marissa, bisa belajar bahasa asing nantinya" Ida menyemangati ku.

"Kamu mah enek, OSIS Mading tugas yang paling gampang."

"Gimana lagi, sudah di tentukan."

Tak berselang lama, calon kandidat baru sudah berkumpul di lab, begitu juga Marissa dan Mira.

Rapat dadakan ini membahas pergantian OSIS yang akan di laksanakan Sabtu depan. Latihannya akan di lakukan pada Selasa sore.

Aku bingung mana yang harus ku tinggalkan. Antara latihan upacara atau latihan pencak silat. Sama-sama sulit untuk di tinggalkan.

Kalau sekolah salaf aku masih bisa mengikuti meski jarang berangkat sekolah. Berhubung tugas ku banyak, wali kelas salafiyah memberi ku keringanan asalkan hafalan tidak ketinggalan.

"Ran, kamu latihan upacara apa latihan atlit."

"Latihan upacara Ra, kami akan latihan gabungan bersama santri putra" kata Rani.

"What the hell" pekik ku. "Okey, aku akan latihan upacara" entah mengapa hati kecil ku mengajak latihan upacara. Bukan meremehkan atlit, tapi lebih di luar kepala masalah kecil ini.

Aku jadi rindu Dhani, apakah dia benar-benar menikmati kepemimpinan ini, atau hanya keterpaksaan karena voting.

...***...

Pov Dhani

"Jahat sekali kamu Dhan, aku paling tidak bisa membuat proposal" Rizki menggerutu sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ayolah Riz, semangat. Supaya kamu tidak bosan belajar terus. Kita bakal sering rapat dengan santri putri. Kamu bisa berinteraksi dengan mereka para bidadari" aku menyemangati Rizki.

"Kamu harus membantu ku nanti, aku benar-benar tidak handal dalam hal ini. Lebih baik aku menjadi bendahara."

"Duit mulu."

"Hehehe" Rizki terkekeh.

"Apakah Nera terpilih menjadi OSIS?"

"Ya, dia sangat kompeten. Selama SMP selalu menjadi inti OSIS, bahkan di calonkan menjadi kandidat ketos, tapi malah wakilnya yang presentasi" ku jelaskan panjang lebar.

"Sama sepertimu?"

"Ya, sebuah kebetulan."

Aku memang selalu menolak menjadi pemimpin, tapi untuk Nera dia tidak mau berfikir. Wanita cerdas yang sok bodoh. Padahal pandai dalam segala bidang. Kemalasan selalu menjadi nomor satu.

Aku jadi teringat tentang Nera, dia sering kabur ke UKS hanya untuk tidur karena malamnya harus melatih atlit hingga subuh untuk juniornya.

Bahkan aku sering melihat Nera ijin ke kamar mandi di jam pertama, dan aku tidak sengaja melihat dia mengeringkan rambutnya dengan sapu tangan. Kemungkinan besar Nera tidak sempat mandi setelah melatih.

Wajah kantuknya berubah segar setelah itu. Memang rada gila dari oroknya. Untung aku cinta, jadi ku biarkan saja apa pun tingkahnya. Padahal sudah jelas di larang mandi di sekolah, apa lagi dia inti OSIS.

...***...

Tak terasa hari selasa sudah tiba, aku memimpin barisan putra menuju gedung SMK putri. Di sana kami akan melakukan latihan upacara. Kami harus benar-benar serius karena hanya hari ini dan hari Jum'at untuk geladi bersihnya.

Upacara ini adalah penyerahan kepemimpinan OSIS lama kepada OSIS baru, jadi tokoh utama di sini aku dan Marissa. Aku harus bisa jaga jarak kepada santri putri supaya Nera tidak berpaling dari ku.

Apakah aku bisa acuh kepada Nera yang sangat menggemaskan? Apakah aku mampu mengabaikan senyumnya? Bisa gila sebelum latihan nantinya.

Sesampainya di gedung SMK putri, semua sudah duduk di teras lantai satu. Tatapan ku tak berpaling dari Nera yang sedang berdiri menatap ke arah ku.

Sebelum ke SMK putri, aku masuk ke kantor pusat. Gerbang pertama asrama putri, dan ada satu gerbang pembatas antara kantor dan asrama.

"Mbak, ini ada kiriman untuk Tenera Alivia XBB1, orang tua nya tidak bisa datang Jum'at depan" kata ku menyerahkan kardus berisi beraneka ragam. Padahal itu kiriman dari ku. Sudah jelas orang tua Nera di Kalimantan. Tidak mungkin akan mengunjunginya.

"Iya Kang."

"Terimakasih Mbak" kemudian aku berlalu.

"Ketos baru, tidak ramah seperti kak Angga."

"Untung ganteng."

"Ganteng tapi dingin."

"Dasar kulkas."

Itu ocehan yang kudengar sebelum aku benar-benar keluar dari gerbang.

Latihannya sangat serius. Kami hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk menyelesaikannya. Sisa waktu digunakan untuk saling berkenalan dengan sesama OSIS.

Santri putra putri memang di larang keras untuk berkomunikasi. Namun ada beberapa agenda yang mengijinkan untuk berkomunikasi. Seperti sekarang ini.

Aku berusaha seacuh mungkin dengan santri putri.

"Aduh, mana Dhani yang ceroboh itu" Ida melepas landas kata-kata songongnya.

Kebetulan sedang ngobrol dengan Angga, di situ ada aku dan Rizki, juga Nera dan Rani namun hanya saling diam.

Aku hanya melirik sekilas kepada kekasih Angga. Yang akan menjadi adik sepupu ku nantinya. Semoga saja jodoh.

"Pemimpin tidak boleh ceroboh lagi" sahut ku sekenanya. Mampu membuat Nera melirik ku. Hati ku bahagia hanya dengan ini.

"Baguslah, semoga kamu bisa menjadi pemimpin yang bertanggung jawab" akhirnya Nera bersuara, makin mesem-mesem hati ku.

"Ini demi siapa? Aku menerima karena aku sedang belajar menjadi pemimpin mu menuju surga" aku berbisik pada Nera.

"Oh, ya? Apa kamu sedang merayu ku."

Sialan, Nera berucap keras. Membuat Angga dan yang lainnya melirik ku.

"Aku tidak merayu mu, apa kamu lupa tentang ku?" Ku tatap matanya dalam.

"Tidak, aku selalu ingat kamu hanya bocah tengil yang mampu memberikan contekan ketika ujian. Sehingga menyelamatkan nilai ku."

"Baguslah."

"Dan kamu orang paling ceroboh yang mengantarkan ku ke dapur untuk menjalankan ta'ziran perdana ku."

"Aku juga akan mengantarkan mu ke surga bersama anak-anak ku."

Percakapan serius ini tak luput dari pandangan Marissa.

"Aku belum menerima cinta mu."

"Ya, karena kamu memiliki seseorang di sana. Ku tunggu cinta mu."

"Okey, ku tunggu juga anak-anak mu. Hahaha" Nera sangat mudah tertawa lepas.

"Okey, Dil!" Nera menerima uluran tangan ku.

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

ada yang panas... nih hati nya....🤔🤔🤔

2023-11-11

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!