BAB 4 KSD_Penjara Suci

Pov Fian

Pagi yang cerah seharusnya aku bahagia, namun sebaliknya. Wanita yang ku damba pergi jauh mengejar cita dan meninggalkan cintanya.

"Apakah Nera mencintai ku? Aku hanya lelaki tua. Usianya jauh di bawah ku."

Aku ragu dengan rasa ku. Apa hanya aku yang mencintainya, atau Nera juga mencintai ku. Aku tidak yakin.

Tingg ..

Mata ku berbinar mendapat pesan WA dari Nera.

[Semangat pagi Sayang]

Aku bahagia, kemarin Nera memanggil ku Mas,sekarang berubah menjadi Sayang.

[Pagi juga, Sayang]

[Sudah sampai mana]

[Aku sudah di Bandara, nanti jam delapan lebih tiga puluh menit akan terbang]

[Hati-hati di sana, ku tunggu kabar sukses mu]

Hati ku sedih meski wajah ku berusaha ceria. terutama ketika aku kerja, tidak mungkin aku akan sedih di depan karyawan ku.

[Okey, tunggu aku pulang. Aku pasti datang untuk mu]

Ya, inikah rasa yang harus ku terima. Baru saja aku mendapatkan semangat baru. Tapi baru sebentar sudah pergi begitu saja.

Apa aku sanggup tidak mencari wanita lain sekedar untuk hiburan atau ku mantapkan setia tidak ada semangat malam. Aku lelaki normal yang butuh perhatian.

Ya Allah, kuatkanlah.

...***...

Di sebrang sana Nera terdiam.

Ayah mengantarkan ku ke sekolah tujuan. Namun sebelum kami ke Jepara aku akan bertemu Kakak dahulu di rumah Kakek. Orang tua dari Ayah.

Aku harus bagaimana, hati ku bimbang dengan Fian. Dia lelaki dewasa, tidak mungkin menghubungi wanita lain hanya sekedar pelampiasan. Tapi aku bisa apa?

Ayah akan ke kamar kecil. Ku tundukkan kepala supaya orang lain tidak bisa membaca kesedihan ku.

"Nera?" suara yang tidak asing, kemudian ku angkat kepala ku.

"Dhani? Kamu mau kemana?"

"Aku mau ke Jawa" Dhani duduk di samping ku.

"Oh!" hanya itu jawaban ku. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ingin ku lontarkan, tapi aku gengsi.

"Kamu tujuan mana Ra?"

"Aku juga ke Jawa."

Aku tidak tahu ini kebetulan atau memang rencana Tuhan. Aku tidak sesedih tadi setelah kehadiran Dhani.

"Ra, aku cek in dulu ya" Dhani berdiri siap menarik kopernya.

"Okey, hati-hati di jalan."

Dhani berhenti dari langkahnya, kemudian menoleh menatap ku sambil tersenyum. "Okey Cantik."

"Hah! dia tidak salah bicara" batin ku.

Hatiku berdebar kencang. Tapi aku sudah memiliki kekasih. Apa benar aku mencintainya?

Ku pegang dada ku. Memang benar aku deg-degan.

Ku tatap Dhani melangkah semakin jauh hingga tak terjangkau oleh pandangan mata ku.

Biarlah, mungkin dia sedang menunjukkan sisi playboy nya. Bukankah semua wanita di rayunya. Ini bukan yang pertama kali dia merayu wanita. Masih ingat betul kalau dia Class Start banyak penggemar dan dia merespon dengan senang hati.

Kedudukan ku sama saja dengan pengemar yang lain.

"Jangan baper ya Ra" ku menyugesti diri ku sendiri. Supaya tidak banyak berharap dengannya. "Sabar Ra, kamu punya hati yang harus di jaga. Dia kekasihmu!" Hati ku menegaskan perasaan ku.

Ayah sudah kembali dari toilet, kami segera cek in karena pesawat yang akan membawa kami sebentar lagi landing.

...***...

Keberangkatan ini ku dilandasi dengan semangat belajar, meski sangat sulit. Aku bertekad belajar Birrul Walidain di sana. Semoga di lancarkan jalannya.

"Ra, Ini di makan dulu. Tadi Ayah membeli di luar" Ayah menyodorkan sebungkus molen mini yang dibungkus kotak makanan.

"Terimakasih Yah" ku terima pemberian Ayah. Tidak hanya itu, Ayah juga memberi ku sebotol teh pucuk dingin.

"Kakak mu sudah di rumah Nenek?" Ayah bertanya pada ku.

"Sudah Yah, tadi sudah di WA."

"Berati kita tidak usah menjemput ke Kalibeber" tukas Ayah.

Kalibeber adalah salah satu kelurahan yang terletak di kecamatan Mojotengah kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Disana ada salah satu pondok pesantren modern. Yaitu Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Asy'ariyyah Wonosobo.

Kakak ku mengenyam pendidikan di sana. Di SMK Takhassus Al-Qur'an Wonosobo, yang masih satu yayasan dengan PTTQ Al-Asy'ariyyah.

"Tidak, Kak Dayat bilang setengah jam lagi sampai di rumah Kakek."

"Baiklah."

Aku dan Ayah duduk di ruang tunggu menyaksikan beberapa pesawat landing. Sebentar lagi pesawat yang akan kami tumpangi akan berangkat.

...***...

Tak lama kami menunggu. Setelah kami masuk kedalam pesawat, aku mengirim pesan kepada Fian, jika aku akan terbang.

Aku memperhatikan awan yang menggantung di udara. Kebetulan aku duduk di samping jendela.

Dari Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, tujuan kami Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Aku sedikit banyak mengambil momen di udara namun tidak menyertakan diri ku.

Hanya menghabiskan waktu lima puluh lima menit dua puluh delapan detik kami landing. Itu announcement dari awak pesawat.

Sekarang tujuan ku ke Wonosobo terlebih dulu, sudah lama tidak bertemu dengan Kakak. Dua tahun silam Dayat pulang hanya sebentar saja.

Begitu keluar dari Bandara, sudah di tunggu oleh supir yang akan menjemput. Tujuan kami langsung ke rumah Kakek.

Selama perjalanan aku tidak tidur, aku menikmati perjalanan sebelum aku terkurung di penjara suci nantinya.

"Yah, masih lama sampai nya?" Ayah memeluk kedua tangannya di depan dada. Terlihat santai menikmati perjalanan.

"Lumayan, kalau ngantuk tidur saja."

"Iya, Yah."

Tidak ada lagi percakapan. Ayah tertidur, aku masih mengabdikan momen di sepanjang perjalanan. Keluarga ku tidak pernah pulang kalau tidak memiliki kepentingan.

Aku terakhir ikut ke Jawa ketika Kakek sedang sakit dan aku harus ikut pulang, itu kenaikan kelas sembilan atau kelas tiga SMP.

...***...

Pov Dhani

"Apa ini mimpi, bukankah itu Nera? Aku rindu tapi aku ragu" ku tatap wajahnya penuh kesedihan.

"Bukankah itu tujuannya, sekolah jauh mengejar cita-citanya. Apa peduli ku" aku ingat, Nera tak pernah ada rasa untuk ku. Cinta ini hanya bertepuk sebelah tangan.

"Samperin saja Kak, Toh rindu" Adik ku tahu saja jika aku menatap Nera.

"Apa yang kamu pikirkan, aku hanya tak sengaja melihatnya" kilah ku.

"Sudahlah buang saja rasa malu mu Kak, sebelum benar-benar tak melihatnya. Bungkus saja wajah mu dengan kresek hitam supaya tidak terlihat merah, ha ha ha."

"Dasar, Adik laknat, tahu saja aku sedang memikirkan Nera" itu hanya candaan saja, sebenarnya Adik ku ini yang paling ku sayang. karna dia Adik ku satu-satunya.

Aku tetap mengikuti saran Adik ku, meski nervous.

...***...

Kurang lebih tiga jam kami sampai di Wonosobo. Kami berhenti di pasar Sapuran Wonosobo. Membeli oleh-oleh untuk orang rumah.

[Kak, aku sudah mau sampai, tapi jangan bilang orang rumah dulu].

ku kirim pesan WA kepada Dayat. Hanya centang dua biru tanpa balasan.

Sesampainya di rumah, Ayah duduk di kursi samping rumah, aku memakai masker dan kacamata hitam menuju pintu utama.

"Assalamualaikum" tidak menunggu waktu lama pintu terbuka, dari keadaannya seperti sedang menunggu ku.

"Wa'alaikum salam" semuanya menatap ku. Ada Dayat di sana.

"Loh kok .....".

"Maaf, mengganggu. Saya dari Sapuran ingin menawarkan produk yang saya bawa" ku potong ucapan Dayat sebelum rencana ku gagal.

"Saya akan menawarkan kacamata anti radiasi yang masih limited edition atau masih langka" sebenarnya ini kacamata pesanan Dayat. Kacamata yang sama dengan yang ku pakai.

"Berapa harganya Mbak" Dayat membuka mulut melancarkan aksi ku. Ternyata mereka tidak mengenali ku.

"Harga aslinya dua juta tiga ratus lima puluh lima ribu. Tetapi ini sedang promo anda bisa mengambilnya dengan harga empat ratus lima puluh saja."

"Empat ratus saja Mbak, kalau boleh saya ambil" sepupu ku menanggapi.

"Maaf Mas, sudah diskon. Ini barang asli" sebenarnya hanya seratus dua puluh lima ribu saja membelinya. Dan kacamata biasa yang di jual di pasaran. Mana ada memberi diskon sebesar itu.

"Empat ratus lima puluh ribu saya ambil." Dayat sudah tidak sabar, sepertinya takut kacamatanya di ambil Sepupu ku. Karena ini pesan 2 buah yang sama.

"Okey."

"Tapi ngutang ya mbak, soalnya uangnya di ATM" Dayat memakai kacamatanya.

"Uhuk...uhuk..."

Ayah batuk. Mungkin kedinginan karena udara di Wonosobo sangat dingin.

"Itu suaranya Ahmat" Nenek yang dari tadi hanya menyimak mengeluarkan suara menyebut nama Ayah. Dayat nyengir kuda menatap ku.

Nenek dan Bu De keluar rumah menuju suara Ayah batuk yang lain hanya menunggu di dalam. Ternyata Ayah sudah di depan pintu. Kemudian mencium punggung tangan Nenek.

"Kamu sudah datang Mat, mana Nera" kata Nenek.

Ayah menatap ku sekilas. "Cucu mu sedang menjual kacamata."

Semua yang ada menatap ku terkejut. Tapi tidak bagi Dayat.

"Loh, itu. Itu Nera?" Bu De melepas kacamata dan masker ku, kemudian mencubit pipi ku. "Dasar ya, anak jahil. Coba bilang dari tadi, sudah ada teh hangat di meja" Bu De melepaskan pelukannya dan bersiap ke dapur.

"Ayah sudah duduk di samping ku."

Mereka membicarakan tentang tujuan ku sekolah serta membahas semua kekurangan perlengkapan seperti kasur, selimut, bantal, sepatu, dan lain sebagainya.

"Anaknya Endang juga katanya ingin sekolah di Jepara, tapi tidak tahu di mananya" kata Bu De.

Aku tidak tahu siapa itu Ibu Endang. Saudara atau bukan juga tidak tahu, karena keluarga Ayah banyak sekali di sini.

...***...

Malamnya, hanya ada obrolan ringan dengan keluarga. Aku juga sudah menelpon Ibu memberi tahu jika sudah sampai di rumah Nenek.

[Mas, aku sudah sampai di rumah Nenek]

Ku kirim pesan WA kepada Fian langsung centang dua biru.

[Aku rindu]

[Kapan ke pesantrennya]

Balasan dari Fian.

[Dua hari lagi]

[Jangan nakal di pesantren, ngaji yang bener]

[Iya Mas]

[Aku mau tidur dulu, capek banget]

[Love you]

[Iya Dek. Mas juga mau tidur besok kerja]

[Love you too]

Rindu rasanya baru sehari tak berjumpa. Lagi bahagia-bahagianya kasmaran malah LDR-an.

Semoga Mas Fian bisa dipercaya.

Ya Allah bukakanlah pintu hati Mas Alfian Wijaya. Berikanlah Rahmat dan hidayah-Mu dan jadikan dia sebagai Suami ku kelak.

Amiin ya Allah.

Udara sangat dingin, sehingga aku tertidur di bawah balutan selimut tebal.

...***...

Pengumuman

Teman-teman ponpes Al-Asy'ariyyah itu benar adanya jika ingin menimba ilmu disana tidak hanya ada pendidikan agama saja, ada sekolah umumnya.

Aku juga tidak begitu faham dengan pondok pesantrennya. Untuk informasi lebih cari saja di Google atau bisa langsung di kunjungi.

Ponpes di Jepara aku akan mengambil latar belakang di Ponpes Roudlotul Mubtadi'in Balekambang Jepara. Ponpes modern, atau sering di sebut Ponpes Balekambang.

Dua Ponpes ini benar adanya, namun cerita di dalamnya hanya karangan dan fiksi. Tidak nyata sama sekali.

Bagi kalian yang ingin menimba ilmu di salah satu Ponpes itu bisa dicari di Google. Semuanya lengkap. Kegiatannya juga sebelas dua belas saja.

Terpopuler

Comments

Bkh Isty

Bkh Isty

saudara yang pernah di sana kak..

2022-11-25

0

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

Lah kirain emng di kalibeber beneran, aku udah rencana mampir n cari othor nya disana 🤭😂

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2 BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3 BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4 BAB 4 KSD_Penjara Suci
5 BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6 BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7 BAB 7 KSD_Rindu
8 BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9 BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10 BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11 BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12 BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13 BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14 BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15 BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16 BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17 BAB 17 KSD_Kehilangan
18 BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19 BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20 BAB 20 KSD_Salah Paham
21 BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22 BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23 BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24 BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25 BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26 BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27 BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28 BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29 BAB 29 KSD_Nomor Nera
30 BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31 BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32 BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33 BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34 BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35 BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36 Bab 36 KSD_Juara Umum
37 Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38 BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39 BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40 BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41 BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42 BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43 BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44 BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45 BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46 BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47 BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48 BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49 BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50 BAB 50 KSD_Ngantuk
51 BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52 BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53 BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54 BAB 54 KSD_Matur Abah
55 BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56 BAB 56 KSD_Perjodohan
57 BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58 BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59 BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60 BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61 BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62 Sedetail Itu Cinta Mu?
63 Go Kecamatan
64 Nera Bersedih
65 Berteman Dengan Marissa
66 Nera Viral
67 Ternyata Pacar Ku Bocil
68 Go Provinsi
69 Rahasia Dhani Terbongkar
70 Kembali Ke Asrama
71 Basic English Club
72 Rindu Dhani
73 Merindu
74 Doa Ibu
75 Farewell Party
76 Menjelang Ujian
77 Menjelang Haflah Akhirussanah
78 Rindu Tapi Gengsi
79 Kehadiran Ayah
80 Anak Petani
81 Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82 Berita Duka
83 Masih Di Rumah Ida
84 Masa Lalu Nera
85 Sopan Santun
86 DP Nafkah
Episodes

Updated 86 Episodes

1
BAB 1 KSD_Jangan Makan Sebelum Berdoa
2
BAB 2 KSD_Ku Beri Nama "Mas"
3
BAB 3 KSD_LDR Di Mulai
4
BAB 4 KSD_Penjara Suci
5
BAB 5 KSD_Selamat Datang Balekambang
6
BAB 6 KSD_Birrul Walidain
7
BAB 7 KSD_Rindu
8
BAB 8 KSD_Dhani Sialan
9
BAB 9 KSD_Dasar Ponakan Abah
10
BAB 10 KSD_Akhlak Lebih Penting Dari Pada Ilmu
11
BAB 11 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
12
BAB 12 KSD_Di Kasih Hati Minta Jenggot
13
BAB 13 KSD_Tentang Memiliki
14
BAB 14 KSD_ Dhani Menjadi Ultraman
15
BAB 15 KSD_Demi Sebuah Cinta
16
BAB 16 KSD_Benci Dan Cinta
17
BAB 17 KSD_Kehilangan
18
BAB 18 KSD_Berniat Menjadi Diri Sendiri
19
BAB 19 KSD_Berjuang Dalam Diam
20
BAB 20 KSD_Salah Paham
21
BAB 21 KSD_Telepon Dari Fian
22
BAB 22 KSD_Rindu Dayat
23
BAB 23 KSD_Dayat Akan Berkunjung
24
BAB 24 KSD_Ijin Ke Pasar
25
BAB 25 kSD_Kejutan Spesial
26
BAB 26 KSD_Baikan Dengan Iza
27
BAB 27 KSD_Bukan Aku Untuk Mu
28
BAB 28 KSD_Curhatan Iza
29
BAB 29 KSD_Nomor Nera
30
BAB 30 KSD_Masih Nomor Tiga
31
BAB 31 KSD_Dayat Pulang
32
BAB 32 KSD_Liburan Berakhir
33
BAB 33 KSD_Happy Nice Dream
34
BAB 34 KSD_Kiriman Istimewa
35
BAB 35 KSD_Menang Sebelum Bertanding
36
Bab 36 KSD_Juara Umum
37
Bab 37 KSD_Jatuh Sampai Ke Hati
38
BAB 38 KSD_Lomba Mencintai Mu
39
BAB 39 KSD_Elegan Lah Dalam Bercinta
40
BAB 40 KSD_Udang Asam Manis
41
BAB 41 KSD_Bagai Pinang Di Belah Dua
42
BAB 42 KSD_Bocah Tengil Kesayangan
43
BAB 43 KSD_Persetan Dengan Cinta
44
BAB 44 KSD_Mancing Patin Umpan Ayam
45
BAB 45 KSD_Berjuang Dan Bersabar
46
BAB 46 KSD_Rasa Pengkhianatan
47
BAB 47 KSD_Tentang Menghormati
48
BAB 48 KSD_Kembali Ke Pondok
49
BAB 49 KSD_Penjara Suci Lagi
50
BAB 50 KSD_Ngantuk
51
BAB 51 KSD_Ngaji Bareng Gus Ashif
52
BAB 52 KSD_Masih Bersama Gus Ashif
53
BAB 53 KSD_Anisa Kepo
54
BAB 54 KSD_Matur Abah
55
BAB 55 KSD_Dhani Pulang
56
BAB 56 KSD_Perjodohan
57
BAB 57 KSD_Hasil Perjodohan
58
BAB 58 KSD_Saringan Dari Kecamatan
59
BAB 59 KSD_Jangan Biasakan Memaki
60
BAB 60 KSD_Kehadiran Reyhan
61
BAB 61 KSD_Kehadiran Dhani
62
Sedetail Itu Cinta Mu?
63
Go Kecamatan
64
Nera Bersedih
65
Berteman Dengan Marissa
66
Nera Viral
67
Ternyata Pacar Ku Bocil
68
Go Provinsi
69
Rahasia Dhani Terbongkar
70
Kembali Ke Asrama
71
Basic English Club
72
Rindu Dhani
73
Merindu
74
Doa Ibu
75
Farewell Party
76
Menjelang Ujian
77
Menjelang Haflah Akhirussanah
78
Rindu Tapi Gengsi
79
Kehadiran Ayah
80
Anak Petani
81
Muwada'ah (Haflah Akhirussanah)
82
Berita Duka
83
Masih Di Rumah Ida
84
Masa Lalu Nera
85
Sopan Santun
86
DP Nafkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!