Happy Reading.
"Kamu cantik sekali, Alana! Sepertinya kamu memang harus membeli dress yang bagus, soalnya cocok banget kamu pakai dress seperti ini?" ucap Felicia memandang Alana dari atas hingga bawah.
Alana sendiri masih merasa sedikit canggung karena biar bagaimanapun yang memujinya itu adalah Nyonya besar alis majikannya, memang dasarnya Nyonya Felicia itu sangat baik, tidak pernah membeda-bedakan antara pembantu atau pegawai yang lain.
Dia memperlakukan semua pegawainya sama, bahkan keramahannya membuat Nyonya Felicia menjadi idola dikalangan para pelayan di rumah.
Sungguh mulia hatinya, Alana benar-benar terbaru bisa mendapatkan majikan yang seperti ini.
"Nyonya terlalu berlebihan, saya jadi malu," jawab Alana menundukkan kepalanya membuat Felicia tertawa.
Sedangkan di depan pintu, Victor masih betah memandangi wajah mantan istrinya yang benar-benar terlihat semakin cantik. Jantungnya bahkan berdebar-debar ketika Alana meliriknya.
Alana merasa ini saatnya dia untuk unjuk gigi dengan pada Victor yang masih betah memandang ke arahnya.
"Ehm, Nyonya, saya mau bicara dengan mantan suami saya, boleh?" ucap Alana berbisik pada Felicia.
"Mantan suamimu ada di sini?" Alana mengangguk dan mengarahkan pandangannya ke belakang.
Felicia mengikuti pandangan Alana dan melihat seorang pria berusia putranya berdiri tidak jauh dari pintu masuk sedang menatap ke arah mereka.
"Dia mantan suamimu, Alana?"
"Iya, Nyonya, saya ingin menyapanya, karena meskipun kami sudah bercerai, aku tidak ingin ada permusuhan di antara kami," jawab Alana.
"Tapi aku dengar dia yang menceraikan mu dan mengusir mu dari rumah?" Alana hanya diam dengan pertanyaan majikannya.
"Maaf, Alana. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih," lanjut Felicia merasa bersalah.
"Eh, tidak Nyonya, jangan minta maaf, saya tidak apa-apa," Alana merasa tidak enak dengan Felicia.
Sebenarnya dia tidak bermaksud seperti itu, kediamannya itu karena Alana memang merasa ucapan majikannya itu benar.
"Kalau begitu apa yang kamu inginkan, Alana?"
Alana bingung, dia sebenarnya ingin mendatangi Victor untuk melancarkan aksinya, tapi dia malu kalau harus meminta izin pada Nyonya besarnya itu.
Felicia yang tahu gelagat Alana yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu pada mantan suaminya.
"Apakah ada yang ingin kamu sampaikan pada mantan suamimu?" tanya Felicia.
Alana yang sejak tadi menunduk hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Felicia tersenyum, mungkin memang Alana ingin mengatakan sesuatu yang penting kepada Victor.
"Kalau begitu aku akan memberikan waktu untukmu bicara dengan mantan suami mu, ehm,, siapa namanya?"
"Victor, Nyonya," jawab Alana.
"Aku akan menunggumu di dalam, kamu bisa leluasa bicara dengan Victor di ruang tunggu itu," ucap Felicia.
"Terima kasih, Nyonya, anda baik sekali, kalau begitu saya akan menemui Victor dulu," ucap Alana kemudian berjalan menghampiri Victor yang masih menunggu seorang petugas butik untuk mengambilkan pesanan kekasihnya.
"Ehm, aku ingin bicara denganmu sebentar, apakah kamu ada waktu?" tanya Alana saat sudah berada di belakang Victor.
Pria itu tercengang kembali kala melihat kecantikan Alana yang saat ini benar-benar ada di depan matanya. Victor menatap mantan istrinya itu dari atas hingga bawah.
Rambutnya yang dulu panjang dan tidak terawat sekarang di potong menjadi lebih pendek membuat Alana terlihat semakin muda dan fresh.
Wajahnya yang biasanya tanpa make-up kini semakin merona dengan blush on dan bibirnya yang berwarna pink.
Apalagi Alana memakai dress mahal yang membuatnya terlihat semakin berkelas.
"Victor?" Alana menyadarkan lamunan pria itu yang masih betah memandanginya.
"Eh, Alana, kamu kenapa ada di butik ini?" Victor tidak menjawab pertanyaan mantan istrinya itu melainkan bertanya pada Alana tentang keberadaannya yang ada di butik tersebut.
Alana menghirup napas dalam-dalam, sebenarnya dia ingin sekali menampar pipi Victor atau menendang perutnya, bahkan dia ingin sekali menjambak rambut pria itu saat ini, tangannya sudah sangat gatal kalau saja tidak mengingat misinya.
Alana ingat bagaimana sikap pria itu kepadanya selama masih menjadi suami istri, apalagi dengan pengusiran dirinya yang keluar rumah tanpa uang sepeserpun karena Victor tidak memberikan apapun terhadap Alana.
Sesak, sakit, hancur sudah pasti, tapi Alana ingat kembali bahwa saat ini bukan waktunya untuk merasa kecewa dan marah.
Dia harus kuat hati agar semua rencananya berhasil.
Felicia tersenyum manis kepada Victor, berusaha menjadi wanita penggoda agar bisa menarik hati mantan suaminya kembali.
"Aku sedang menemani Nyonya Felicia membeli baju, lalu kamu sendiri kenapa ada di sini?" tanya Alana memicingkan matanya. Terlihat gemas di mata Victor.
Alana merasa bahwa Victor mungkin akan membelikan sebuah gaun untuk seorang wanita, karena tadi dia sempat mendengar Victor berbicara dengan pegawai butik.
Alana memang sudah tidak pantas untuk curiga, tapi sikapnya ini termasuk dalam pasal membuat mantan suami tergoda.
Jujur selama menikah pria itu belum pernah membelikan pakaian yang bagus untuk Alana, ada sedikit rasa iri dihatinya.
'Lihat saja, aku akan membuatmu semakin tidak berdaya, Victor!' batin Alana berusaha meredam emosi.
"Ehm, aku-aku mengambilkan pesanan seseorang," jawab Victor yang tiba-tiba menjadi gugup.
Entah kenapa dia merasa seperti kepergok selingkuh dan sedang membeli kan selingkuhannya sebuah hadiah.
Victor merasa bahwa Alana seperti cemburu ketika wanita itu menatapnya dengan tatapan sendu. Victor benar-benar ingat dulu Alana tidak pernah bersikap seperti itu, wanita itu terlalu polos dan tidak pernah memperlihatkan sisi manjanya kepada Victor.
"Aku ingin bicara padamu, waktuku juga tidak banyak, karena Nyonya Felicia sebentar lagi akan selesai," ucap Alana menatap mata Victor.
"Apa yang ingin kamu bicarakan, Alana?" tanya Victor masih berusaha menetralkan kegugupannya ketika di pandang intens seperti itu.
"Sebenarnya aku ingin jujur padamu, meskipun kita sudah bercerai, bahkan mungkin kamu sudah tidak mencintaiku lagi, tapi aku tidak bisa membohongi ku bahwa aku masih mencintaimu, maaf! Aku tidak bermaksud membuatmu marah, jangan dengarkan ocehan ku ini kalau kamu tidak suka," ucap Alana masih menatap Victor.
"Emm, aku, eh tidak Alana, aku tidak masalah kalau kamu masih mencintai ku," jawab Victor semakin gugup. Bahkan jantungnya saat ini sudah berdebar-debar mendengar ucapan cinta sang mantan istri.
Alana tersenyum, sepertinya jebakannya hampir berhasil.
"Apa kamu tidak jijik dengan ku sekarang, Victor?"
"Tidak, tentu saja aku tidak jijik, kamu sekarang semakin cantik," jawab Victor memegang tangan Alana.
'Alana, sepertinya aku akan jatuh cinta padamu kalau sikapmu semakin menggemaskan seperti ini!'
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦📴😌
ayo alana,,,jebak trus Viktor bikin dia makin terpesona dgn kecantikan mu dan bikin dia bertekuk lutut padamu
2022-07-07
2
Yunerty Blessa
kena kau Victor 😂😂
2022-06-29
1
Dewi Zahra
masuk jebakan
2022-06-11
1