Happy Reading.
"Ma, siapa wanita yang tadi membersihkan kamarku?" tanya Zidane saat makan malam bersama dengan keluarganya.
"Oh, itu Alana, asisten rumah tangga kita yang baru, Mama kasihan sama dia, beberapa hari ini Mama selalu lihat dia wara wiri di depan toko kuenya Oma, dan pada waktu Mama mau membeli bunga untuk ziarah ke makam Opa Brandon, Mama tahu dia sedang mencari pekerjaan, sepertinya dia memang sangat membutuhkan, lagi pula asisten rumah yang biasanya mengurus Zidane sudah mengundurkan diri, jadi tidak ada salahnya, kan kalau Mama mempekerjakan Alana," jawab Felicia.
"Tapi kalau dia orang jahat bagaimana?" tanya Zidane.
Felicia menatap suaminya kemudian beralih menatap Zidane. "Mama tahu dia orang yang sedang kesusahan, dulu hidup Mama selama masih muda dicetak sebagai orang yang harus bisa mengenal karakter seseorang karena dituntut pekerjaan, jadi Mama tahu kalau Alana adalah wanita baik-baik dan memang butuh pekerjaan untuk membiayai hidupnya," jawab Felicia.
Zidane mengangkat kedua bahunya, acuh. Dia juga tidak peduli siapa Alana, yang penting wanita itu bisa bekerja dengan baik dan tidak mengganggu privasinya.
"Bagaimana dengan Sonya? Kapan kamu akan menetapkan tanggal pernikahan?" kali ini sang Papa yang bertanya.
"Zidane belum ingin menikah dalam waktu dekat ini, yang terpenting Zidane sudah menuruti keinginan Papa untuk bertunangan dengan Sonya, bukankah itu kemajuan yang luar biasa? Zidane gak janji tapi Zidane pasti bakal bikin kalian bahagia," ucap Zidane serius.
Morgan menghela napas. "Kamu sudah dewasa, dan sudah sepatutnya di umurmu ini kamu harus menikah, Papa harap kamu bisa mempertimbangkan untuk segera melangsungkan pernikahan dengan Sonya, dia itu putri dari sahabat Papa, Papa yakin kalau Sonya wanita yang tepat untuk kamu," ucap Morgan menasihati.
"Aku sudah selesai, Pa, Ma, Kak, Caroline masuk ke kamar dulu, besok harus ketemu dosen untuk sidang skripsi," ucap si bungsu yang cantik.
###
Keesokan paginya, Alana berniat untuk mulai membersihkan kamar tuan mudanya yang dingin sedingin kutub selatan yang ada benua Antartika itu.
Tapi pada saat Alana membuka pintu kamar, ternyata Zidane juga sedang keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya.
"Hey, lancang sekali kamu! Siapa yang menyuruhmu masuk ke dalam kamar ku!!" bentak Zidane.
Alana merasa ketakutan, dia tidak menyangka bahwa Zidane belum keluar dari dalam kamarnya. Padahal setahunya, Tuan mudanya itu sudah berangkat ke kantor.
"Maaf, Tuan, saya tidak tahu kalau anda masih di rumah, saya kira anda sudah berangkat ke kantor, jadi saya berani masuk ke dalam kamar anda," ucap Alana masih menunduk.
Zidane merasa kesal dengan pelayan baru itu, apalagi dia benar-benar tidak punya sopan.
"Dasar jelek, apa kamu mau menggodaku dengan penampilanmu yang seperti itu?" Zidane bergerak mendekati Alana.
Membuat Alana langsung mundur dan berniat pergi dari hadapan Tuan mudanya itu. Tetapi pada saat Alana akan berbalik, Zidane mencengkram pergelangan tangannya, tidak kuat hanya sedikit erat agar Alana tidak kabur.
Zidane menatap mata Alana yang juga saat ini sedang menatapnya.
Deg!
'Mata itu!'
Zidane benar-benar terkejut ketika melihat mata hijau bening milik wanita didepannya ini.
'Mata, suara dan bibirnya, kenapa sangat mirip dengannya?' batin Zidane.
"Tuan, anda mau apa? Tolong lepaskan saya, saya akan kembali membersihkan kamar anda setelah anda pergi," ucap Alana membuyarkan lamunan Zidane.
Alana menarik tangannya kemudian menunduk sebentar. "Permisi!" setelah itu ia pun pergi keluar dari dalan kamar Zidane.
###
Alana menjalani hari-harinya di kediaman Alvares dengan tidak tenang karena Zidane selalu membuatnya kesulitan, bahkan terkadang Pria tampan itu secara terang-terangan mengejek dirinya yang gendut, dekil dan berjerawat.
Sebenarnya Alana tidak gendut, hanya saja sedikit berisi karena memang dia tidak merawat tubuhnya.
Sedangkan Zidane akan membuat Alana kesal kalau wanita itu tidak mau menanggapi ucapannya. Alana berusaha meredam kekesalan di hatinya hanya demi dia tidak dipecat dari pekerjaannya.
"Hei, apa kamu tuli, aku mau kamu membuatkan ku kopi susu, bukan kopi full cream!" Alana mengepalkan kedua tangannya.
Tadi dia benar-benar mendengar kalau Zidane memintanya untuk membuatkan kopi full cream, bukan kopi susu.
"Maaf, Tuan. Akan saya ganti," Alana mengambil kopi itu.
"Tidak perlu, aku akan minum ini saja," ucap Zidane akhirnya.
Alana hanya melirik Zidane sekilas, kemudian dia berpamitan untuk kembali ke dapur.
"Tunggu sebentar," ucap Zidane membuat Alana menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Iya, Tuan. Ada apa?" tanya Alana menunduk sopan.
"Kenapa pakaianmu hanya itu-itu saja, dan kenapa kamu tidak memakai make up, lihatlah jerawat mu itu benar-benar tidak enak di lihat," ucap Zidane menatap Alana dengan tatapan dalam.
Alana merasa kesal sebenarnya, dia juga tidak tahu kenapa tuan mudanya itu selalu saja menghinanya.
"Ehm,, sebenarnya saya tidak punya uang untuk membeli baju dan Make up, Tuan," jawab Alana jujur.
"Tapi menurutku, walaupun kamu memakai make up sekalipun, tetap saja tidak akan cantik," ucap Zidane memancing Alana.
Entah kenapa melihat pelayannya ini kesal menjadi kesukaan tersendiri untuk Zidane.
Alana yang selalu di hina seperti itu langsung menatap wajah tuan mudanya itu. "Tuan, asalkan anda tahu, sebenarnya dulu saya itu sangat cantik, body saya juga bagus, bahkan wajah saya putih mulus, terapi setelah menikah, saya lebih sering mengurus suami saya, ingin membuat dia senang dan bahagia, sampai saya tidak sempat merawat diri saya sendiri, tidak bekerja membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu hanya dengan tiduran dan makan, makanya saya jadi gendut seperti ini sekarang!" jelas Alana panjang lebar.
"Apa kamu sudah menikah?"
"Iya, tapi hanya setahun, sekarang sudah bercerai," jawab Alana sendu.
Zidane semakin penasaran dengan Alana, dia pun sangat yakin bahwa wanita itu adalah kekasihnya yang telah hilang ingatan, meskipun wajah dan tubuhnya sudah sangat jauh berbeda, tetapi Zidane hafal betul dengan suara dan mata hijau bening Alana.
"Oh, eghem, apakah kamu mau sebuah tawaran? Aku akan membelikan mu baju-baju yang bagus dan juga skin care untuk merawat jerawat mu itu, tapi dengan satu syarat!"
Alana mengerutkan keningnya, apakah tuan mudanya ini sedang bernegosiasi dengannya.
"Apa syaratnya, tuan?" tanya Alana.
Zidane nampak menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kamu harus menjadi kekasihku, melayaniku di atas ranjang, bagaimana?"
Alana mengepalkan kedua tangannya. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan pikiran Zidane.
"Saya tidak bisa, saya bukan wanita penggoda ataupun seorang j*lan9!" jawab Alana yang merasa dilecehkan oleh ucapan Zidane.
"Tidak Alana, aku tidak pernah menganggap mu seperti itu, kamu bukan hanya sekedar pemuas hasrat, tapi aku ingin kamu menjadi kekasihku," jawab Zidane menatap mata Alana dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Alana hanya diam, dia masih shock mendengar ucapan dari Zidane dengan tawarannya yang tidak masuk akal.
Sebenarnya Zidane memberanikan diri memberi tawaran pada Alana untuk menjadi kekasih, agar ia bisa gampang menyelidiki tentang Alana.
"Baiklah, tapi tolong bantu aku merubah diriku agar menjadi cantik dan aku akan membalas dendam kepada mantan suamiku yang telah merebut semua harta kekayaan miliki!" jawab Alana membuat Zidane merasa lega.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
~Burberry
to the point .. good thorr
2023-03-01
3
Yani Cuhayanih
Alana orang kaya ko sibuk sendiri ngurus rumah.gk sempet nyalon
2022-11-01
0
mintil
aku gak kasian sm alana. orang enak gitu, habis dibuang lakinya eh dapat cwok tajir lagi
2022-09-09
0