Malam minggu ini Maura menepati janjinya untuk pergi nonton dengan Marvin dan Nisa.
Sore harinya Maura masih sempat berbalas pesan dengan Zico. Sore itu Zico yang kebetulan sedang berada di Jakarta mengajak Maura pergi namun Maura menolak karena ia sudah terlanjur janji akan pergi nonton dengan Marvin dan Nisa.
Sebelum pergi Nisa mengirimkan pesan agar Maura memakai kaos yang sama dengan dirinya.
Nisa dan Maura memang memiliki beberapa baju couple karena mereka sering pergi dan belanja bersama saat Marvin di Kanada.
Millie tampak heran ketika sore itu Maura terlihat sudah berpakaian rapi.
"Kakak mau kemana sudah cantik begini..hmm..wangi lagi " Millie mengendus tubuh Maura yang hampir sama tinggi dengannya.
"Mau pergi nonton Mom sama Om Marvin dan kak Nisa " jawab Maura.
"Apa nanti tidak ganggu mereka kalau kakak ikut ?" tanya Wisnu sambil memeluk pundak Millie.
"Aku juga sempat menolak waktu Om Marvin ngajak..tapi Om Marvin nya maksa " jawab Maura.
"Apakah Nisa tau kalau kakak akan ikut dengan mereka ?" tanya Wisnu lagi.
"Tau Dad..malah kak Nisa ngajak pake baju couple " jawab Maura.
"Bagus kalau Nisa tau dan tidak keberatan kakak ikut " akhirnya Wisnu terlihat lega.
Selepas magrib Marvin datang menjemput Maura. Pria tampan itu tampak terkesima melihat penampilan Maura yang sangat menggemaskan.
"Beneran mau ajak Maura Vin ?" Wisnu menatap ragu kepada Marvin.
"Iya Mas..sudah lama tidak jalan sama anak judes ini " jawab Marvin sambil mencubit ujung hidung Maura.
"Ish..sakit Om...aku tidak jadi ikut ah " ancam Maura.
"Eeh..jangan... Om sudah beli tiga tiket " ujar Marvin.
"Mas pamit ya pinjem anak gadisnya dulu " ucap Marvin seraya menggamit pinggang Maura.
"Iya hati-hati " jawab Wisnu.
"Ga sopan pamitnya sama Mas Wisnu doang ke kakak tidak " Marvin yang belum jauh terkena lemparan bantal dari Millie.
"Eh iya..soalnya dari tadi kak Millie tidak kelihatan abis duduknya mepet banget sama Mas Wisnu "
"Marviiiin..awas kamu " Millie langsung melotot.
Marvin tertawa sambil menuntun tangan Maura menuju mobilnya bersiap untuk pergi menjemput Nisa.
"Orang tidak akan menyangka kalau mereka adalah Om dan keponakan " Wisnu menatap Marvin dan Maura yang menghilang dibalik pintu utama rumahnya.
"Kakak sudah dekat sama Marvin sejak aku masih jadi pengasuhnya " ujar Millie sambil mengingat waktu masih mengasuh gadis judes yang kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja itu.
"Dulu kalau Maura cerita habis main sama kak Marvin aku pikir Marvin itu pacar kamu " ujar Wisnu sambil tertawa.
"Mas sempat cemburu ya..hayo ngaku " Millie menatap wajah Wisnu menyelidik.
"Iya..bahkan Mas sempat berpikiran jelek sama kamu. Bagaimana bisa seorang baby sitter punya hp mahal dan uang gajinya numpuk di laci masih utuh..dan bisa nyetir mobil mewah lagi " jawab Wisnu.
"Mas pikir kamu simpenan Bos..eh taunya anak Bos " lanjut Wisnu sambil terkekeh.
"Kamu benar-benar berhasil mengelabui Mas "
"Segitunya kamu menilai aku Mas " wajah Millie langsung terlihat masam.
"Ampun..jangan marah dong Sayang " Wisnu buru-buru memeluk Millie.
*
Marvin melajukan mobilnya menuju rumah Nisa. Disampingnya Maura duduk sambil berbalas pesan dengan Zico.
"Lagi chatingan sama siapa kak..sibuk banget ?" tanya Marvin sambil melirik Maura.
"Teman Om " jawab Maura sambil menyimpan ponselnya kedalam tas kecilnya.
"Om yakin tidak akan terganggu kalau aku ikut ?" tanya Maura
"Tidak..tadi waktu Om bilang mau ajak kamu Nisa malah senang " jawab Marvin.
"Atau..kamu sudah punya acara ?" tanya Marvin.
"Tidak Om " jawab Maura.
Obrolan mereka terhenti ketika mobil Marvin telah sampai di depan rumah Nisa.Maura langsung pindah ke belakang agar Nisa duduk di depan.
"Kalian janjian pake baju kembaran ?" tanya Marvin begitu melihat baju yang Nisa pakai ternyata samaan dengan yang Maura pakai.
"Iya dong " jawab Nisa dan Maura kompak.
"Dasar perempuan " gumam Marvin.
Pada saat nonton Nisa terlihat lebih manja kepada Marvin. Maura tiba-tiba merasa tidak enak hati berada diantara sepasang kekasih yang sedang saling melepas rindu.
Maura menyesal telah menerima ajakan Marvin dan mengabaikan ajakan Zico untuk pergi.
Untuk membunuh kebosanan Maura memilih mengobrol di group chat Genk Bintang sambil sesekali membalas chat dari Zico.
Maura sama sekali tidak menikmati film yang sedang diputar. Ia lebih asik berghibah bersama Velia, Adi dan Rizki sambil membahas rencana liburan Natal dan Tahun Baru nanti.
Sambil menonton Marvin melirik kearah Maura yang asik dengan ponselnya dan tidak menyadari jika Marvin sedang memperhatikan nya.
"Kalau mau main ponsel mendingan di rumah " bisik Marvin membuat Maura tersipu kemudian menyimpan ponselnya kedalam tas.
Maura mencoba fokus dengan film yang sedang diputar namun tidak berhasil.
Ketika Marvin kembali fokus menonton Maura diam-diam kembali mengambil ponselnya dan membalas pesan dari Zico yang tadi belum sempat ia balas.
Marvin hanya geleng-geleng kepala sambil mendengus ketika menyadari apa yang sedang diam-diam Maura lakukan.
Ketika film usai mereka melanjutkan dengan mencari makan di restoran terdekat.Selama makan lagi-lagi Maura lebih anteng dengan ponselnya.
"Kak..kalau makan itu yang bener dong..bisa tidak kamu simpan dulu ponselnya " omel Marvin.
"I..iya Om " Maura menyimpan ponselnya sambil tersipu malu.
"Vin.." Nisa melotot kearah Marvin yang menurutnya terlalu galak kepada Maura.
"Kak tadi film nya seru ya..kak Nisa pikir tokoh utamanya akan meninggal tapi ternyata tidak " Nisa berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang karena Maura tidak banyak bicara setelah mendapat Omelan dari Marvin.
"Haaah ..?" Maura melongo.
Maura sama sekali tidak menangkap alur cerita film tadi karena ia sibuk membalas chat dari Zico dan Genk Bintang.
"Maura tidak akan mengerti karena dari awal dia tidak nonton film nya dia sibuk chatingan " jawab Marvin menyindir. Maura langsung menunduk menyadari kesalahannya.
Nisa menendang kaki Marvin dibawah meja untuk memperingatkan Marvin yang menurutnya terlalu menyudut kan Maura.
Nisa sedikit heran dengan Marvin, Ini adalah untuk yang pertama kalinya mereka jalan bertiga sejak Marvin sekolah di Kanada. Menurutnya suasana kebersamaan mereka tidak lagi seperti dulu.
Nisa menangkap jika Marvin sekarang menjadi lebih galak kepada Maura..Nisa menjadi iba kepada Maura.
Selesai makan mereka pun memutuskan pulang. Marvin mengantarkan Nisa pulang terlebih dahulu ke rumahnya.
Ketika mengantar kan Nisa masuk Marvin mendapatkan sedikit Omelan dari Nisa.
"Kamu itu kenapa jadi galak sih Vin sama Maura. kasian dia masa cuma main hp saja dimarahin "
Marvin tidak menjawab, ia malah langsung pamit pulang.
Setelah Nisa turun di rumahnya, Maura pindah duduk di depan. Maura lebih banyak diam setelah dua kali mendapat Omelan dari Marvin karena terlalu sibuk dengan ponselnya.
"Kakak marah sama Om ?" Marvin melirik kearah Maura yang sedang menatap jalanan di depannya yang tidak terlalu padat.
"Tidak Om " jawab Maura lirih.
"Bilang tidak tapi wajah kakak terlihat sebaliknya " ujar Marvin.
"Maaf tadi Om ngomelin kakak.. Om itu ingin menikmati malam ini sama kakak dan kak Nisa setelah lumayan lama kita tidak pernah jalan bareng seperti dulu..tapi kakak malah asik sendiri main hp "
"Iya maaf Om " jawab Maura.
"Jangan marah lagi ya " Marvin mengacak rambut Maura dengan tangan kirinya. Maura menjawab dengan anggukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Nina_Naina
lhaaaa....lagian elu pacraaan gandengan ama Nisa...trus Maura jd obat nyamuk gituuuu...yaa wajar lah Maura main ponsel drpd liat org pacran...klo gw jd Maura maah jg ogah kali...bnr kata Maura pas d ajak "emng gak ganggu"
2022-04-03
6
Iky Rizky
Om cemburu tuh,,, 😂😂😂
2022-04-03
0
Munce Munce
kak Zico pergi sama maura biar Marvin kebakaran jenggot..🤭🤭🤭
2022-04-02
0