Setelah empat hari dirawat di rumah sakit, dihari kelima Ibu mertua Wisnu akhirnya sudah diperbolehkan pulang.
Meski sudah lumayan stabil namun dokter menyarankan agar ibu banyak istirahat dan mengurangi sedikit aktivitas nya agar tidak terjadi insiden jatuh kembali.
"Mas bagaimana kalau ibu dan Bapak kita bawa saja ke Jakarta agar kita lebih mudah mengawasi mereka " saran Millie ketika mereka sudah berbaring diatas kasur sebelum tidur.
"Mas yakin mereka tidak akan mau. Bapak pasti menolak karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya dan Ibu tidak bisa meninggalkan Bapak " jawab Wisnu.
"Bingung juga ya..begini nih kalau anak cuma satu tinggalnya jauh lagi.. tidak bisa saling bergantian menjaga orangtua " keluh Millie diantara rasa khawatirnya kepada kedua mertuanya.
"Kemarin Mas suruh bi Surti cari orang untuk menemani ibu tapi ibunya tidak mau..Ibu bilang seperti anak-anak saja pake pengasuh " Wisnu terkekeh mengingat ibu yang menolak ketika Wisnu akan memakai jasa orang untuk menjaga ibu.
"Tapi aku khawatir sama Ibu kalau kita semua sudah pulang ke Jakarta " ucap Millie.
"Paling nanti bi Surti aku suruh utamakan jaga Ibu " jawab Wisnu.
"Kalau Ibu lebih nyaman sama bi Surti bagaimana kalau kita cari orang untuk masak dan ngurus rumah " saran Millie.
"Benar juga ya..kenapa aku tidak kepikiran kesana ya " ujar Wisnu.
"Kamu pinter Sayang " ucap Wisnu sambil menciumi seluruh wajah Millie dan berakhir di bibir.
"Mas mau bilang Bapak dulu " Wisnu langsung beranjak meninggalkan Millie yang hanya melongo sambil memegang bibirnya yang basah.
Setelah mendapatkan orang yang akan menggantikan bi Surti mengurusi dapur keesokannya Millie dan Wisnu bersiap kembali ke Jakarta.
"Kamu yang bawa mobil Vin " Wisnu memberikan kunci mobilnya kepada Marvin ketika mereka sudah pamitan pulang ke Jakarta.
"Iya Mas " jawab Marvin.
Sepanjang perjalanan pulang Marvin sering diam-diam mencuri pandang kearah Maura yang duduk di kursi belakang melalui center mirror.
Wajah cantik Maura tampak semakin menggemaskan ketika ia tersenyum saat menyadari Marvin tengah menatapnya.
Malik yang duduk di depan bersama Wisnu tampak tertidur pulas setelah lelah menghitung mobil berwarna putih yang mereka temui.
Sedangkan Mile yang duduk dibelakang bersama Millie dan Maura anteng menghabiskan cemilan yang Millie beli sebelum masuk tol.
"Rencana kapan mulai gabung di perusahaan Vin ?" tanya Wisnu sambil membetulkan letak kepala Malik
"Aku minta waktu dua Minggu sama Papih untuk puas-puasin main dulu sebelum sibuk di perusahaan " jawab Marvin.
"Puas-puasin pacaran " celetuk Millie yang membuat Marvin tertawa sambil kembali melirik Maura.
"Iya Mom..pasti waktu dua Minggu ini Om Marvin habiskan buat pacaran sama kak Nisa " timpal Maura yang sudah melepas headset nya.
"Engga lah..aku mau puas-puasin sama keluarga " jawab Marvin dengan wajah serius.
"Nanti bisa main sama aku ya Om " Mile mendekat kearah Marvin sambil memeluk pria tampan itu dari belakang.
"Iya Gemoy " jawab Marvin.
"Duduk dek..Om nya lagi nyetir bahaya " Millie menarik Mile agar duduk kembali ke tempatnya.
Dua jam setengah perjalanan tidak terasa karena mereka lalui sambil mengobrol dan bercanda.
Mereka langsung pulang ke rumah Adam karena Meysha ada disana. Bocah berusia dua tahun yang sudah mulai pintar berjalan itu langsung memburu Millie.
Maura, Milea dan Malik langsung menyerbu kamar Marvin untuk meminta oleh-oleh yang Marvin janjikan.
Mereka bertiga langsung mengacak-acak koper Marvin yang memang belum sempat dibongkar karena langsung pergi ke Bandung.
Mile terlihat senang mendapatkan satu set Barbie seri terbaru yang sedang sangat ia inginkan.
"Yeeey..mobil remot aku bertambah lagi " Malik sangat senang mendapatkan mobil remot dari Om nya. Malik memang sangat menyukai miniatur mobil yang bisa bergerak itu.
Maura yang sibuk membongkar koper milik Om nya terlihat kebingungan karena ia tidak juga menemukan hadiah untuknya.
"Kenapa tidak ada oleh-oleh buat aku.
Om pasti lupa ya tidak beli " Maura langsung cemberut sambil menatap kearah Marvin dengan judesnya.
"Masa tidak ada..apa jangan-jangan ketinggalan di Kanada ya ?" ucap Marvin.
"Tubuh kan benar tidak ada " ucap Maura.
"Kasian kakak tidak dapat oleh-oleh dari Om " Mile dan Malik mentertawakan Maura.
"Tau nih Om Marvin " Maura menggerutu. Namun tidak lama kemudian senyum dibibir gadis itu langsung mengembang manakala Marvin memberikan satu buah kotak kepada Maura.
"Om..ini beneran buat aku ?" Maura melongo menatap isi dalam kotak itu yang tidak lain adalah ponsel keluaran terbaru yang harganya sangat mahal.
Maura saja tidak berani minta dibelikan kepada Mommy dan Daddy nya karena ponsel miliknya masih bagus dan layak pakai.
"Beli ini ngabisin jatah jajan Om dua bulan " ujar Marvin.
"Terimakasih Om " Maura langsung berlari menghambur memeluk Marvin.
Jantung Marvin serasa berhenti berdetak untuk beberapa saat. Tubuh Marvin kembali berdesir manakala tangan mulus itu melingkar erat diperutnya.
Marvin berusaha menetralkan detak jantungnya manakala Maura belum juga melepaskan belitan tangannya dari perutnya.
"Om kasih itu tapi ada imbalannya " ucap Marvin yang membuat Maura langsung melepaskan belitan tangannya dari perut Marvin.
"HaH..berarti ga iklas dong " Maura merenggut.
"Imbalannya gampang kok..kakak harus selalu angkat kalau Om telpon, dan harus balas kalau Om kirim pesan "
"Cuma itu sih cetek " jawab Maura sambil menjentikkan kukunya.
"Ya..cuma itu " jawab Marvin sambil tersenyum licik.
Setelah mendapatkan oleh-oleh dari Om kesayangannya Maura, Mile dan Malik keluar dari kamar Marvin.
Maura yang berjalan paling belakang tiba-tiba berhenti karena Marvin menjewer telinganya.
"Mau kemana...enak saja main pergi-pergi. Om tidak mau tau kakak beresin lagi kamar Om yang jadi berantakan " Marvin menunjuk pada kopernya yang tergeletak dilantai dengan isinya yang berserakan.
"Tapi kan yang berantakan nya bukan cuma aku. Ini kerjaan Mile sama Malik juga..kenapa cuma aku yang harus beresin ?" Maura protes.
"Om tidak mau tau..pokoknya kakak yang harus tanggung jawab karena tidak mungkin Om menyuruh Mile dan Malik ikut beresin " jawab Marvin sambil merebahkan tubuhnya diranjang dengan kaki menjuntai ke lantai.
"Iya..iya..aku beresin lagi " Maura pun memasukan baju-baju Marvin kedalam walk in closet sampai kamar Marvin kembali rapi.
"Sudah selesai " ucap Maura sambil beranjak hendak keluar dari kamar Marvin.
Ketika sampai di pintu Marvin kembali memanggilnya.
"Ada apa lagi sih Om ?" tanya Maura.
"Malam Minggu kita nonton yuk sama kak Nisa " ajak Marvin.
"Ga ah..takut ganggu " jawab Maura.
"Ganggu apaan sih..pokoknya malam Minggu kita pergi nonton..Om tidak menerima bantahan " ujar Marvin.
"Iya..huh dasar pemaksa " Maura menggerutu sambil berlalu keluar dari kamar Marvin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anonymous
Membingungkan silsilah nya
2025-01-30
0
fzh Syifaa
aku bingung 😕 sm silsilah keluarga nya
2022-09-08
4
Aurel
kan sekarang mertua milie.....🤔
2022-08-04
0