Rencana Wisnu untuk mengajak Keluarganya liburan ke Kanada sambil mengunjungi Marvin akhirnya gagal ketika bulan berikutnya Millie dinyatakan positif hamil.
Kehamilan kedua ini Millie terlihat lebih santai. Bahkan ia sama sekali tidak merasakan ngidam apapun sehingga Millie bisa beraktivitas normal baik di kantor maupun mengurus anak-anak.
Kerinduan seluruh keluarga kepada Marvin akhirnya terobati ketika libur Natal dan Tahun baru ini Marvin pulang ke Indonesia.
Maura yang sepulang sekolah pulang ke rumah Adam kaget ketika mendapati Marvin sudah ada disana.
"Om Marviin kapan pulang ?" Marvin yang sedang dalam posisi membelakangi kaget ketika Maura langsung berlari dan loncat keatas punggungnya.
Marvin yang dalam posisi tidak siap nyaris tersungkur tidak dapat menahan beban tubuh Maura yang tiba-tiba.
"Kakaak..kamu berat tau " keluh Marvin.
"Mau digendong Oom Marvin seperti dulu " Maura memeluk leher Marvin dari belakang dan kakinya melingkar dipinggang Marvin.
Meskipun mengeluh berat namun Marvin menggendong Maura dipunggungnya dan membawanya berputar-putar.
"Kakaak..kasian Om Marvinnya berat " ucap Wisnu.
"Biarin..sudah lama aku tidak digendong sama Om Marvin " jawab Maura sambil memeluk punggung Marvin.
"Dasar..sudah besar juga masih saja manja " Marvin menahan kedua kaki Maura dengan kedua tangannya agar tubuh Maura tidak turun dari punggungnya.
Marvin sedikit menahan napasnya ketika punggungnya merasakan jika dada Maura tidak lagi rata seperti dulu.
Sudah ada benda kenyal yang tumbuh disana dan menekan permukaan punggungnya.
Adam dan Mikha hanya geleng-geleng kepala melihat begitu manjanya Maura kepada Marvin.
Marvin baru menurunkan Maura ketika Mile dan Malik juga ingin digendong oleh Marvin seperti kakaknya.
"Ayo naik " Marvin memberikan punggungnya untuk dinaiki oleh Mile, sedangkan Malik ia dekap di dadanya.
Kedua bocah itu tertawa senang dalam gendongan Om kesayangan mereka.
Hari itu Marvin tidak bisa lepas dari ketiga keponakannya.Maura, Milea dan Malik mengikuti kemanapun Marvin pergi.
Pada sore harinya barulah Marvin menemui Nisa di rumahnya. Sebelum pergi Marvin mengajak Maura untuk ikut bersamanya namun Maura menolak.
Maura yang sudah menginjak remaja sudah mulai mengerti jika Marvin dan Nisa membutuhkan waktu berdua tanpa kehadiran dirinya.
"Kenapa kakak tidak mau ikut..biasanya kalau tidak diajak suka ngambek " ujar Marvin sebelum pergi.
"Aku tidak mau jadi nyamuk..Om Marvin dan kak Nisa kan mau kangen-kangenan " jawab Maura
"Anak kecil tau kangen-kangenan " Marvin mengacak rambut Maura sebelum masuk ke mobilnya.
Sesampainya di rumah Nisa wanita yang sudah tiga tahun berstatus menjadi pacarnya itu langsung menghambur memeluk Marvin.
"Kenapa tidak bilang mau pulang ?" tanya Nisa dalam pelukan Marvin.
"Biar surprise " jawab Marvin sambil mencium puncak kepala Nisa.
"Bagaimana kuliah kamu disana ?" tanya Nisa sambil membawa Marvin duduk di ruang tamu.
"Seru..ada beberapa teman kuliah aku dari Indonesia..jadi lumayan tidak terlalu merasa sendirian " jawab Marvin.
"Siapa suruh ingin kuliah disana " cibir Nisa.
"Aku ingin mengikuti jejak Papih kuliah disana " jawab Marvin.
"Iya..tapi kita jadi jauh " jawab Nisa dengan wajah cemberut.
"Walaupun jauh tapi kita kan sering video call..lagian kamu tidak kesepian karena sering main sama Maura " jawab Marvin.
Mendengar Marvin menyebut nama Maura Nisa merasa aneh karena tidak biasanya Marvin tidak membawa gadis itu.
"Tumben Maura tidak ikut ?" tanya Nisa.
"Diajak juga tidak mau..katanya tidak mau jadi nyamuk " jawab Marvin sambil tertawa.
"Pengertian sekali anak itu " gumam Nisa.
"Maura sudah mulai remaja..padahal dulu kalau tidak diajak suka ngambek..Tidak menyangka cepat sekali besarnya anak itu " ujar Marvin.
Sambil mengobrol Nisa menceritakan pengalamannya nonton film Horor bersama Maura kepada Marvin.
Mendengar kan cerita Nisa Marvin sampai tertawa lucu.
Jam 10 malam Marvin baru pulang dari rumah Nisa. Begitu masuk rumah sudah sepi karena sebagian sudah kembali ke kamar untuk istirahat.
Di ruang keluarga tampak Maura sedang anteng menonton drama Korea kesukaan nya sambil berbaring diatas sofa.
"Sudah malam kak bukannya tidur " Marvin duduk di ujung sofa dan memindahkan kaki Maura keatas pangkuannya.
"Tanggung lagi seru-serunya Om " jawab Maura tanpa menoleh sedikitpun kepada Marvin.
Karena Marvin belum merasa mengantuk akhirnya ia pun menemani Maura nonton.
Selama menonton drama Korea tangan Marvin mengusap jari-jari kaki Maura yang ada diatas pangkuannya.
"Om ini ceritanya mereka terlibat cinta segitiga " Maura menjelaskan alur cerita drama Korea yang ditontonnya.
"Oh begitu..ngomong-ngomong kamu sudah tau cinta segitiga segala " ucap Marvin sambil melirik kearah Maura.
"Ya tau dong..aku kan sudah besar " jawab Maura.
Ya..kakak memang sekarang sudah besar. Sudah menjelma menjadi gadis remaja yang cantik..batin Marvin.
"Om..ini rahasia ya.." Maura tiba-tiba menatap serius kearah Marvin.
"Apaan ?" dahi Marvin mengernyit
"Aku sudah pantas punya pacar belum ?" tanya Maura sambil menatap serius kepada Marvin.
"Maksudnya..aku sudah boleh pacaran belum ?" tanya Maura.
Marvin menatap tajam kearah Maura. Entah mengapa ia tidak senang mendengar pertanyaan dari Maura.
"Kenapa bertanya sama Om..tanya saja sama Mommy dan Daddy kamu " jawab Marvin.
"Aku tidak berani " jawab Maura sambil kembali fokus pada layar tv.
"Kalau menurut Om..kakak belum pantas pacaran..masih kecil " jawab Marvin akhirnya.
Marvin membuang napas, ia sebetulnya merasa tidak adil mengatakannya karena remaja seusia Maura memang sudah wajar jika mulai mengenal cinta..namun entah mengapa Marvin tidak suka mendengar nya.
"Oh begitu ya Om " gumam Maura santai.
"Iya " jawab Marvin.
"Memangnya ada cowok yang naksir kakak ya ?" tanya Marvin menyelidik
"Iya Om..ada tiga orang kakak kelas yang nembak aku..tapi ini rahasia ya.. jangan bilangin Mommy dan Daddy " bisik Maura.
"Tiga orang yang nembak kakak ?" Marvin langsung melotot.
"Terus kakak terima ?" tanya Marvin
"Belum Om..makanya aku nanya dulu sama Om..aku sudah pantas punya pacar belum " jawab Maura.
"Menurut Om kakak jangan dulu pacaran..sekolah saja yang benar " jawab Marvin .
"Begitu ya Om...baiklah aku akan tolak semuanya " jawab Maura.
"Bagus " jawab Marvin lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Aliyya Sari
🤦♀️😅
2023-08-21
1
@train
belum apa apa, si om sudah tak rela
2022-08-15
2
Debbie Teguh
marvin nih, ud punya nisa msh gak rela lepasin maura
2022-08-05
2