Keesokannya pagi-pagi Adam dan Mikha juga Marvin berangkat ke Bandung. Tujuan utama mereka adalah sebuah rumah sakit swasta di Bandung tempat Ibu mertua Millie dirawat.
Begitu sampai mereka langsung menuju ke ruang perawatan.tempat Ibu Wisnu dirawat.
Millie yang sedang menyuapi Ibu mertuanya makan langsung melongo ketika ada sosok pria tinggi tegap dan tampan tiba-tiba masuk bersama Mamih dan Papihnya.
"Marvin ?" Millie tak kuasa menahan haru ketika adik kesayangannya itu menghambur memeluknya.
"Maaf ya kemarin kakak tidak ikut jemput kamu " Millie mengacak rambut Marvin.
"Tidak apa-apa kak, aku ngerti kok " jawab Marvin sambil beranjak kemudian menyalami Wisnu dan orangtuanya.
"Tambah ganteng saja " Bapak menepuk pundak Marvin membuat pria tampan itu tersenyum malu.
"Mana yang ganteng..jelek begini " ledek Millie sambil kembali mengacak rambut Marvin.
Mikha mengambil alih piring dari tangan Millie kemudian meneruskan menyuapi besannya makan.
"Senang sudah bisa berkumpul kembali " ujar ibu sambil mengunyah bubur yang Mikha suapi ke mulutnya.
"Iya..hati jadi tenang tidak lagi was-was " jawab Mikha.
"Bagaimana ceritanya bisa sampai jatuh di kamar mandi ?" tanya Adam
"Vertigo istri saya kumat karena asam lambungnya sedang meningkat " jawab Bapak.
"Untung pintu kamar mandinya tidak dikunci jadi bisa cepat dibawa ke rumahsakit " sambung Bapak.
Karena Mikha dan Adam akan menemani Millie menunggui mertuanya, Wisnu menyuruh Marvin untuk pulang dan menunggu di rumah bersama anak-anak.
Akhirnya Marvin pun pulang ke rumah orangtua Wisnu dengan mengendarai mobil Wisnu.
Sepanjang perjalanan Marvin sudah membayangkan bagaimana reaksi keempat keponakannya jika melihat ia datang.
Karena jarak rumah sakit dengan rumah orangtua Wisnu tidak terlalu jauh tidak sampai setengah jam Marvin pun sudah sampai di rumah orangtua Wisnu.
"Daddy pulaaang " Malik dan Milea berjingkrak-jingkrak di teras menyangka jika Daddy nya yang pulang.
"Om Marviin..." kedua bocah itu langsung berlari memburu ketika tau Marvin yang datang.
Marvin membungkuk memberikan punggungnya untuk Mile naiki sementara Malik sudah berada dalam dekapannya dan memeluk lehernya erat.
"Kalian itu dikasih makan apa sih sama Mommy kalian..berat sekali " keluh Marvin sambil membawa kedua bocah itu masuk.
"Pokoknya dikasih makan yang banyak " jawab Mile sambil terkikik.
"Kakak Maura mana ?" tanya Marvin
"Lagi bikin susu untuk aku " jawab Malik.
Tidak lama kemudian orang yang Marvin cari pun muncul. Maura yang sedang memegang gelas susu untuk Malik tampak melongo menatap Marvin yang sedang menanggung beban Mile dan Malik di depan dan belakang tubuhnya.
Marvin pun tampak terkesima melihat Maura yang sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik.
Marvin tidak menyangka jika kini Maura memiliki tubuh setinggi itu. Setelah puas digendong oleh Marvin, Mile dan Malik pun turun.
"Sekarang giliran kakak " Marvin menunjuk punggungnya sambil tersenyum.
"Tidak mau..aku sekarang berat Om " jawab Maura sambil memberikan gelas susu ditangannya kepada Malik.
Setelah memberikan gelas susu kepada Malik, Maura pun menghambur kedalam pelukan Marvin.
Begitu tubuh Maura berada dalam pelukannya tiba-tiba Marvin merasa seluruh tubuhnya berdesir halus. Wangi tubuh gadis yang baru beranjak remaja itu sukses membuat kewarasan Marvin oleng seketika.
"Oom..aku kangen tau " ucap Maura sambil melingkarkan tangannya di perut Marvin.
Maura yang masih polos tidak menyadari akan reaksi yang ditimbulkan oleh pelukannya itu pada tubuh Om nya.
"Om bawa oleh-oleh apa dari Kanada ?" tanya Maura sambil melepaskan belitan tangannya dari perut Marvin.
"Ada di Jakarta " jawab Marvin sambil berusaha mengatur degup jantungnya yang tidak beraturan.
"Meysha mana kak ?" tanya Marvin ketika tidak dilihatnya keponakannya yang paling kecil.
"Meysha lagi tidur sama baby sitter, aku kebagian jagain dua tuyul ini " jawab Maura sambil duduk di sebelah Marvin dan menyandarkan kepalanya di bahu Marvin.
"Tega banget anak-anak lucu itu dibilang tuyul " Marvin terkekeh sambil kembali berusaha menetralkan degub jantungnya karena Maura yang dengan seenaknya menyandarkan kepalanya dibahunya.
"Oh iya..Om mau dibikinin minum apa ?" tanya Maura menegakkan tubuhnya menghadap kearah Marvin.
Maura baru sadar jika sejak datang Marvin belum disuguhi minum.
"Apa saja " jawab Marvin.
"Es jeruk mau ?" tanya Maura. Marvin mengangguk. Maura pun beranjak menuju dapur untuk membuatkan es jeruk untuk Marvin.
"Kakaak..aku juga mau es jeruk " teriak Mile.
"Iya " jawab Maura.
Tidak lama kemudian Maura sudah datang dengan dua gelas es jeruk. Satu gelas ia berikan kepada Marvin dan satu gelas lagi ia berikan kepada Mile.
Marvin yang memang kebetulan sedang haus langsung menenggak es jeruk buatan Maura hingga menyisakan separuhnya.
Dinginnya air es cukup membantu mendinginkan tubuh Marvin yang menghangat karena adanya desiran aneh yang tiba-tiba menguasai tubuhnya.
Sore harinya Adam dan Mikha juga Bapak pulang. Millie dan Wisnu sengaja menyuruh Bapak pulang untuk beristirahat.
Setelah beristirahat sejenak Adam dan Mikha pamit pulang ke Jakarta. Mereka membawa Meysha dan baby sitter nya pulang ke Jakarta. Sementara Marvin tetap tinggal di Bandung untuk membantu menjaga Mile dan Malik selama Millie dan Wisnu di rumahsakit menunggui Ibu.
Keesokannya Marvin mengantarkan Bapak yang akan kembali ke rumahsakit dengan membawakan baju untuk Wisnu dan Millie.
"Kamu tidak ikut pulang sama Papih dan Mamih ?" Wisnu kaget ketika Bapak datang bersama Marvin yang membawakan makanan dan baju ganti.
"Tidak Mas..aku mau temani Maura menjaga Mile dan Malik selama Mas Wisnu dan kak Millie disini " jawab Marvin.
"Mas jadi tidak enak ngerepotin kamu , padahal kamu baru pulang dari Kanada " ujar Wisnu.
"Tidak apa-apa Mas " jawab Marvin.
Setelah mengantarkan Bapak ke rumahsakit, Marvin pun pulang untuk menemani Maura menjaga kedua adiknya yang sedang aktif-aktifnya terutama Malik.
Setibanya di rumah Marvin buru-buru turun dari mobil ketika mendengar suara tangis Mile dan Malik yang kencang saling bersahutan.
Tampak Maura sedang kerepotan memisahkan Mile dan Malik.yang sedang bertengkar berebut sepeda.
"Kenapa berantem ?" Marvin mengambil Malik sementara Maura menenangkan Mile.
"Mereka rebutan sepeda Om " jawab Maura.
"Emang sepedanya cuma ada satu ?" tanya Marvin.
"Mereka masing-masing punya Om, cuma sepeda Malik ban nya kempes..jadi Malik mau pake punya Mile " jawab Maura.
"Oh begitu " Marvin baru mengerti penyebab kedua bocah itu bertengkar.
"Kakak Mile pelit Om " Malik mengadu kepada Marvin.
"Tapi dedek Malik pinjamnya maksa " balas Mile.
"Tidak usah berantem..sepeda Malik kita pompa " ujar Marvin sambil mencari pompa angin di garasi.
Karena tidak menemukan barang yang dicarinya akhirnya Marvin memasukkan sepeda Malik kedalam mobil dan dibawa ke tukang tambal ban untuk ditambah angin dan masalah pun selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Debbie Teguh
duh si om, nisa dikemanain ntar
2022-08-05
0
manda_
lanjut om marvin malah seneng deket maura dari pada pacarnya ya
2022-04-06
0
Ayu Cantika
😍😍😍😍
2022-04-03
0