Jam 7 malam Adam dan Mikha mengantarkan Maura ke rumah Arin, tidak lupa mereka mengucapkan selamat ulangtahun untuk keponakannya yang sekarang menginjak usia 17 tahun.
"Kakak Selin selamat ulangtahun " ucap Mile sambil menyerahkan coklat yang sudah Maura bungkus dengan sangat cantik.
"Terimakasih Gemoy " Selina menciumi pipi bulat Milea dengan gemas.
"Kado dari Om dan Tante sudah masuk ke rekening kamu ya " bisik Mikha.
Adam dan Mikha memang sengaja tidak membelikan kado untuk keponakannya itu, mereka hanya mentransfer sejumlah uang agar Selin bisa membeli barang yang ia inginkan.
"Terimakasih Om.. Tante " Selina memeluk Adam dan Mikha.
Setelah mengucapkan selamat ulangtahun kepada keponakannya Adam dan Mikha juga Milea pamit pulang.
"Kenapa tidak menginap disini saja ?" tanya Arin dan Seno.
"Abang mau ajak si Gemoy jalan-jalan sepertinya kakak Maura saja yang menginap disini " jawab Adam
"Baiklah " jawab Arin sambil mengantarkan Adam dan Mikha juga si Gemoy sampai teras.
"Mama kakak Selin..nanti aku sisain kue ulangtahun nya ya " bisik Milea kepada Arin.
Bocah berpipi bulat itu sudah ngiler melihat kue ulangtahun Selina yang besar dan sangat cantik.
"Iya Sayang..nanti Mama siapkan untuk Mile " jawab Arin sambil tertawa.
Tidak lama berselang setelah mobil Adam pergi, para tamu undangan yang sebagian besar teman sekelas Selina pun mulai berdatangan termasuk Zico yang terlihat sangat tampan mengenakan celana jeans dan kemeja putih.
"Maura mana ?" tanya Zico sambil berbisik setelah mengucapkan selamat ulangtahun kepada Selina.
"Ada disana sama Silva " jawab Selina sambil menunjuk kearah Maura dan Silva.
Zico langsung melongo ketika melihat Maura yang terlihat sangat cantik mengenakan gaun yang sesuai untuk usianya yang masih belia.
"Jaga tuh mata " semprot Selina ketika melihat Zico menatap Maura tidak berkedip penuh kekaguman.
"Maura cantik banget " puji Zico
"Lo harus bantu gw jadian sama Maura " sambung Zico.
"Ngapain minta bantuan gw..usaha sendiri dong " jawab Selina sambil pergi meninggalkan Zico untuk menyapa teman-temannya yang lain.
Melihat Maura yang sedang anteng mengobrol dengan Silva Zico pun memberanikan diri menghampiri Maura.
"Hai Maura..apa kabar ?" sapa Zico seraya mengulurkan tangannya kepada Maura.
"Baik kak..kakak sendiri apa kabarnya ?" balas Maura.
"Baik..apalagi begitu melihat ada kamu disini " jawab Zico.
"Kakak Zico..kenapa hanya Maura yang disapa..kenapa aku tidak ?" Silva langsung cemberut.
"Kamu sudah tidak usah ditanya lagi, kelihatan baik banget " Zico mencubit ujung hidung Silva membuat wajah gadis itu langsung tertawa senang.
Acara ulangtahun Selina kali ini memang khusus diperuntukkan untuk teman-teman sekolahnya. Arin dan Seno tidak ikut campur dan memilih berada di lantai atas rumahnya.
Selama acara berlangsung Zico terus memberi perhatian kepada Maura. Bahkan ia tidak segan mengambilkan makanan dan minuman untuk Maura.
Zico tidak peduli dengan ledekan Silva dan Selina melihat dirinya yang sedang berusaha mengambil hati Maura.
Suasana pesta yang meriah membuat Maura tidak menyadari jika ponselnya terus berbunyi.
Maura tidak menyadari jika Marvin beberapa kali menghubunginya, belum lagi banyak pesan yang masuk yang tidak sempat Maura baca.
"Kamu sedang apa sih kak ?" Marvin melempar ponselnya dengan kesal keatas meja.
Jika saja dekat ingin sekali Marvin menyusul Maura ke Bandung saat itu juga.
"Kamu kenapa Vin Opa lihat muka kamu kusut banget " tanya Papa Adam sambil menatap dalam kearah wajah cucunya yang terlihat kusut.
"Tidak apa-apa Opa " jawab Marvin berusaha menyembunyikan kekesalannya karena Maura tidak juga mengangkat telepon dan juga tidak membalas pesannya.
"Kamu sedang kesal sama Nisa ?" tanya Oma.
"Tidak Oma " jawab Marvin.
Begitu mendengar Oma menyebut nama Nisa Marvin baru ingat jika sudah satu Minggu ini ia tidak menghubungi Nisa.
Marvin terlalu sibuk dengan kuliahnya dan memantau aktifitas Maura sehingga ia melupakan pacarnya sendiri yang sedang menanti kabar dari Marvin dengan penuh kerinduan.
Marvin mengambil ponselnya kemudian beranjak menuju kamarnya untuk menghubungi Nisa disana.
Mengobrol dengan Nisa membuat Marvin sedikit melupakan kekesalannya karena Maura yang sulit dihubungi.
Hampir setengah jam mereka meluapkan kerinduan melalui komunikasi tanpa kabel itu.
Jam 10 malam adalah batas waktu yang diberikan oleh Arin dan Seno untuk menutup acara pesta ulangtahun Selina.
Para tamu undangan sebagian sudah mulai pulang. Zico adalah tamu yang paling terakhir pulang.
Sebelum pulang Zico menghampiri Maura yang sedang duduk bersama Silva.
"Besok aku mau ajak kamu jalan.. nanti aku jemput " ucap Zico dengan suara setengah berbisik.
Maura hanya melongo dan tidak sempat menjawab karena Zico langsung keluar menuju mobilnya.
"Kak Zico barusan ngomong apa ?" tanya Silva penasaran.
"Dia ngajakin jalan besok katanya mau jemput " jawab Maura.
"Waah..harus minta ijin Papih dan Mamih dulu " saran Silva.
"Iya..kalau Papih dan Mamih tidak mengijinkan aku juga tidak berani pergi " jawab Maura.
"Siap-siap ditembak kak Zico " Silva menggoda Maura.
"Apaan sih " kilah Maura sambil pergi ke kamar Silva karena malam ini ia akan tidur bersama Silva.
Silva mengikuti Maura masuk ke kamarnya sambil terus menggoda Maura. Sementara Selina langsung sibuk membuka kado yang menumpuk di kamarnya.
Ketika membuka kado dari Maura, Selina langsung terlihat histeris melihat isinya adalah jam tangan yang sedang ia inginkan.
"Mauraaaa terimakasih kadonya, kakak suka sekali " Maura yang sedang duduk diranjang Silva langsung terjengkang dibawah tubuh Selina ketika tiba-tiba Selina menghambur memeluknya.
"Kakaak ampuun..berat tau " keluh Maura.
"Kakak kasian Mauranya nanti mati " Silva menarik tangan Selina agar turun dari tubuh Maura.
"Kakak seneng banget tau dapat ini, tadinya kado ulangtahun dari Om Adam dan Tante Mikha mau aku belikan ini..eh ternyata sudah dapat dari kamu " Selina menjembel pipi Maura.
Meski sakit karena pipinya menjadi sasaran cubitan Selina namun tak urung membuat senyum lebar tersungging di bibir Maura. Apalagi melihat Selina yang sangat menyukai kado pemberian darinya.
Karena malam sudah semakin larut Maura pun langsung tertidur tanpa sempat membuka ponselnya.
Beberapa jam setelah melakukan panggilan telepon dengan Nisa, Marvin yang berniat kembali menghubungi Maura akhirnya mengurungkan niatnya ketika melihat jam sudah menunjukkan jam 12 siang. Di Indonesia saat ini sekitar jam 12 malam dan pasti Maura sudah tidur.
Namun siang itu Marvin dibuat uring-uringan ketika melihat postingan photo-photo Selina di akun pribadi miliknya yang memperlihatkan Zico yang selalu berada di dekat Maura.
Lagi-lagi Marvin melempar ponselnya ke atas meja. Ia tidak mengerti kenapa ia bisa merasa kesal melihat Maura didekati oleh Zico.
Marvin selalu gelisah dan merasa takut jika Maura dekat dengan laki-laki. Ia seperti tidak rela jika Maura mempunyai pacar. Marvin mengacak rambutnya sendiri. Ia mulai merasakan ada yang tidak beres dengan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Debbie Teguh
si om mulai bucin nii
2022-08-05
0
Anita S Deani
buciiin
2022-04-07
0
fanthaliyya
nah loh perasaannya dah mulai beda y sm Maura .....ada rasa cemburu
2022-03-31
0