Pagi ini, Ghifar memutuskan untuk memakai kemeja kembali. Namun, penampilan yang ia kenakan kali ini terlihat santai.
Hanya berpasang dengan celana jeans, kemeja berwarna putih tersebut. Dipadukan dengan sepatu sneaker, juga rambut gondrong yang diikat itu.
"Papa tuh ganteng kali. Lebih ganteng, kalau antar aku sekolah dulu." puji anak yang mulai mengerti keadaan itu.
Ghifar berjongkok, ia menyetarakan tingginya dengan anaknya.
"Modus!" sahut Ghifar enteng, dengan wajah sombongnya.
Kal tergelak renyah, dengan memeluk tubuh ayahnya itu. Ia suka bercanda dengan ayahnya seperti ini.
"Takut Papa sibuk, Kak. Nanti gimana pulangnya coba? Sama tukang becak motor aja ya?" Ghifar berdiri tegap kembali.
Kemudian ia mencari jam tangannya, yang lama tak pernah ia kenakan kembali.
"Mati juga?" Ghifar mengganti beberapa jam tangan ke pergelangan tangannya.
Sayangnya, jam tangan tersebut ternyata sudah tidak berfungsi.
"Iyalah. Aku temani deh ke pasar malam buat beli jam tangan." Kal berjalan mendekati ayahnya.
Ghifar terkekeh geli. Ghifar sudah membayangkan dirinya memilih dan mencoba jam tangan yang memiliki lampu LED, di pasar malam terdekat. Ghifar memaklumi, bahwa anaknya tidak mengerti tentang style dan gaya hidup ayahnya.
"Iya, nanti kita belanja-belanja ya?" sahut Ghifar dengan memakaikan anaknya kerudung instan.
"Ya, Pa. Ajak nenek aja ya? Karena mama tak bisa nemani."
Tolong jangan ingatkan.
Ia menguatkan hatinya sendiri. Agar tidak terlihat lemah di depan anaknya. Ghifar memejamkan matanya, meredam rasa pedihnya.
"Iya, ajak kakek juga." Ghifar tersenyum penuh ceria.
"Okeh deh. Aku nunggu becak motornya dulu di depan rumah nenek ya, Pah? Salim dulu." Kal mengulurkan tangannya.
"Ya, ati-ati ya?" Ghifar memberi kecupan kecil di dahi anaknya.
Pagi Ghifar sedikit ringan kali ini. Karena Kaf diurus oleh neneknya, karena mereka tahu bahwa Ghifar akan kembali ke perusahaan pagi ini.
Ghifar membereskan beberapa dokumen yang ia butuhkan. Kemudian, ia bergegas menuju ke garasinya.
Malangnya, dua mobil dan satu sepeda motornya tidak bisa dinyalakan sama sekali. Mesin kendaraan tersebut, seperti tidak merespon usaha Ghifar untuk menjalankannya.
Hingga beberapa saat kemudian, Ghifar lebih memilih untuk langsung datang ke rumah kakaknya.
Keringat membasahi pelipis dan anak rambutnya. Membuat kakaknya terheran-heran, saat adiknya muncul dengan keadaan kelelahan seperti itu.
"Kenapa kau?" Givan menghampiri adiknya yang berdiri di teras rumahnya itu.
"Yayah…. Entut."
Tiba-tiba, Ghifar tertawa geli mendengar teriakkan anak bungsu kakaknya tersebut.
"Ya Allah, Ra…. Sana habiskan dulu sarapannya, jangan ngikutin aja Yayah tuh!" suara tinggi Givan, membuat Ghifar geleng-geleng.
Gadis kecil tersebut malah memeluk kaki ayahnya, ia merengek dengan hentakan kaki berulang.
"Tunggu lah di depan sana, mau urus bocil dulu ini. Ada aja dramanya, tiap kali ayahnya mau keluar." ungkap Givan dengan menggendong anaknya itu.
Ia meninggalkan Ghifar di teras rumahnya. Ghifar memandang ke dalam ruangan rumah itu, tanpa memasukinya. Ada rasa penasaran Ghifar, tetapi ia sedikit cemas untuk menanyakannya.
Hingga sampai akhirnya kakaknya keluar dari pintu samping rumah tersebut, dengan memeluk sepatu kerjanya. Givan terlihat mengendap-endap, ia sampai merunduk saat melewati jendela.
Givan sampai di depan jalan, menghampiri adiknya yang sedari tadi memperhatikannya itu.
"Motor aku tak nyala, mobil juga. Kenapa kau datang orangnya aja?" tanya Ghifar dengan melihat heran kakaknya tersebut.
Givan mengusap keringatnya, "Kau tak lihat si Tuyul pengennya nemplok aja?! Boro-boro ngeluarin motor, denger suara kaki ayahnya menjauh aja, langsung kalang kabut dia."
Ghifar tersenyum miring, "Kau ngerasain jadi aku dulu. Bedanya kau dikurung anak, aku dikurung istri."
"He'em, bener-bener tak bebas. Kerja aja, kadang dia ikut. Ke Kalimantan aja, udah beberapa kali dibawa-bawa terus. Sekalian aja bawa kakak ipar kau, buat jagain si Tuyul itu masanya Abang kerja."
"Ohh, jadi aku masih punya kakak ipar ya Bang?"
Givan langsung memukul lengan adiknya, "Kau pikir??? Terus aku hamilin siapa bulan lalu, kalau kau tak punya kakak ipar?!"
Ghifar tertawa lepas, "Kirain almarhum juga, Bang. Tak pernah nampak mata soalnya."
Givan hampir saja melempar sepatu kerjanya yang belum ia kenakan, ke arah adiknya itu. Untung saja, Ghifar segera melahirkan diri ke rumah orang tuanya dengan tertawa puas.
Hingga beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di perusahaan milik Ghifar dengan menggunakan motor milik ibunya. Banyak karyawannya pangling melihat pemilik perusahaan tersebut, yang sekarang memiliki rambut gondrong.
"Far… usia kau berapa sih?" sesekali Givan memperhatikan adiknya itu dari samping.
Ghifar melirik kakaknya. Ghifar berpikir, ingatan kakaknya sudah pudar karena beberapa uban menghiasi kepala kakaknya itu.
"Mau tiga satu." Ghifar menjawab lurus, karena ia hanya berpikir bahwa kakaknya benar-benar sudah tidak ingat lagi usianya.
"Kok nampak lebih tua kau ketimbang Abang yang udah keluar tiga uban? Padahal, kita beda lima tahun kan ya?"
Ternyata, kakaknya berniat meledek.
Ghifar langsung memelototi kakaknya, dengan Givan yang langsung berlari mendahuluinya itu. Gelak tawa tak terhindarkan, mereka bagai anak-anak yang tengah bersenda gurau yang tidak tahu tempat.
Sampai Ghifar melewati sebuah jendela yang memiliki pantulan dirinya itu. Ia terdiam sesaat di sana, memandang penampilannya dari atas sampai bawah.
Ghifar membuka matanya hari ini. Ternyata benar ucapan kakaknya, ia terlihat jauh lebih tua sekarang.
Bahkan ia bertanya-tanya seorang diri, apa yang membuatnya bisa seperti ini?
Ke mana perginya dirinya yang dulu?
Ke mana perginya sosok Ghifar?
Bahkan, ia merasa asing dengan dirinya sendiri sekarang.
"Far…. Kau datang?" sapaan ramah tersebut, membuat Ghifar memutar kepalanya.
Wanita tersebut menunduk merasa bersalah, saat Ghifar fokus memandang wajahnya.
...****************...
Greget gak? 🤗 Belum ada konflik yang berarti. Sabar ya, alurnya mulai melambat 🤭
Ada yang ngerasa bersalah nih? kira-kira siapa ya tokoh yang muncul 🙈
Bisa kah bantu Ghifar glow up? Bantu dia balikin kembali semangat hidupnya? Bantu Ghifar buka matanya lebar-lebar?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
khair
cerita tentang Ghifar, malah salfok ama bini si Givan,
2022-04-08
0
Alea Wahyudi
istri givan ....bikin penasaran 😍😍😍
2022-04-08
1
My_ChA
yang buat penasaran disini tuh justru siapa istri ayah Ipan. bismillah masih berharap semoga canda.
2022-04-07
3