"Kenapa, Ma?" Ghifar menarik kedua buah hatinya.
"Aku udah capek ya, Far! Aku kurang apa sih?! Kenapa kau bertingkah melulu?" Kinasya maju dua langkah.
Ghifar memperhatikan kedua buah hatinya bergantian, "Gih, ke kamar dulu. Nanti Papa nyusul." Ghifar tak mau kedua anaknya melihat orang tuanya beradu argumen.
Barulah Ghifar kembali memperhatikan istrinya, setelah dirinya sudah bisa mengendalikan kedua anaknya.
"Kenapa, Ma?" Ghifar terkenal sebagai pemilik tutur kata yang lembut.
Kinasya berjalan mendekat, lalu ia menarik kemeja yang dikenakan suaminya. Urat-urat lehernya menegang, sorot mata penuh amarah terlihat begitu tajam mematikan.
Ghifar teringat vonis psikiater tentang keadaan istrinya.
"Kesehatan mentalnya, Pak. Sindrom Othello disebutnya. Sindrom Othello adalah gangguan kejiwaan yang terjadi saat seseorang meyakini pasangannya tidak setia, meski tidak ada bukti kuat yang membuktikannya. Biasanya disebabkan oleh, rasa rendah diri atau low self-esteem, rasa tak aman atau insecurity, bisa juga rasa takut berlebihan atau fear."
"Papa cuma kerja, Ma." Ghifar mendekap istrinya penuh sayang, "Mama yang tenang." Ghifar mengusap-usap punggung istrinya.
Lalu ia melepaskan pelukannya pada istrinya, ia tersenyum manis dan menyembunyikan rasa lelahnya bekerja seharian.
"Tadi Papa kerja langsung di lapangan. Sama beberapa petinggi, ngobrol sama founder. Terus liat-liat keadaan ladang, liat kualitas biji kopi pas masih di ladangnya. Papa panas-panasan, sama papah Adi juga. Silahkan tanya ke papah Adi, kalau Mama tak percaya." jelas Ghifar perlahan.
Air mata Kinasya menitik di ujung matanya. Emosinya terlihat mulai menurun, melewati aliran cengeng yang mulai banjir.
"Papa tak bohong kan?" kini Kinasya mendekap erat tubuh suaminya. Ia menciumi bau khas suaminya, yang bercampur dengan keringat.
"Papa tak bohong, Mah." jawab Ghifar lembut.
Isakan kecil mulai terdengar, "Papa masih muda, bahkan sama Mama pun lebih tua Mama. Papa kaya, Papa punya segalanya, pasti Papa pengen kek temen-temen Papa yang beristri dua."
Ghifar menarik nafasnya, dengan memejamkan matanya. Ia sudah bosan, berulang kali mendengar penuturan istrinya itu. Beribu-ribu kali ia menjelaskan, bahwa ia tidak pernah berpikir untuk menduakan istrinya.
"Mama yang tenang, Papa tak pernah pengen punya banyak istri. Satu aja, pecah kepala Papa. Apalagi dua."
Kinasya mengusap air matanya. Ia melepaskan pelukannya. Mata mereka bertemu, dengan tawa ringan dari keduanya.
"Mama berisik ya, Pa?" tanya Kinasya malu-malu.
"He'em. Akhhh, akhhh, akhhh, begitu. Padahal baru jalan sepuluh menit."
Kinasya langsung mencubiti perut suaminya. Dengan gelak tawa dari keduanya, yang menghidupkan kembali suasana rumah yang sunyi dan penuh ketegangan tadi.
Kali ini Ghifar berhasil, untuk menenangkan hati istrinya. Ia tetap berusaha menuruti perintah dan kemauan istrinya, agar kejiwaan istrinya tidak kembali terguncang.
Ghifar masih berusaha membuka pikiran istrinya dan menyadarkan istrinya, bahwa dirinya hanya ingin hidup bahagia dengannya. Meski kemungkinannya kecil, tetapi Ghifar berusaha sebisa mungkin.
"Gangguan kesehatan mental ini, dapat menjadi lebih serius daripada yang diperkirakan. Ketika tindakan atau perilaku penderitanya sampai merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini yang kita takutkan dan terkadang terjadi di luar pemikiran kita. Ada client Saya, dia adalah seorang suami yang membunuh istrinya karena memiliki kecurigaan yang kebenarannya tidak dapat ia buktikan. Kasus ini pernah Saya tangani, bapak tersebut pun sekarang sedang menjalani masa hukuman. Makanya Saya minta tolong pada Bapak. Tolong, awasi istri Anda dengan baik. Pantau terus interaksinya dengan anak-anak Bapak, jangan biarkan dia sendirian dengan pemikirannya. Bapak juga harus bisa menghindari pertengkaran, atau menenangkan hati istri Bapak dengan baik. Karena yang Saya takutkan adalah, di mana terjadi malah sebaliknya seperti client Saya itu. Kita paham, Pak. Di sini, kita tidak ingin dirugikan. Apalagi, jika yang merugikan diri kita adalah pasangan kita sendiri."
Amanat dokter spesialis kejiwaan istrinya, yang merangkap sebagai teman ibunya Ghifar, kembali terlintas di benak Ghifar. Ia pun menggunakan jasa teman ibunya, untuk memantau perkembangan kejiwaan Kinasya, semata-mata agar Kinasya tidak semakin gelap mata karena sifat cemburu butanya.
Dengan cara seperti itu. Kinasya tidak tahu, bahwa dirinya diajak berkomunikasi dengan psikiater. Ia hanya tahu, menyambut dan menemani mengobrol teman ibu mertuanya saja.
"Kalau sampai Papa macam-macam, Mama tak segan-segan bakal….
...****************...
Yey, up dong 🤩 Baca juga karya dari Author ya 🤗
Sang Pemuda (end) -> Kisah bujang dan janda anak satu yang menikah karena digrebek.
Belenggu Sang Pemuda (end) -> Kisah poligami, pernikahan yang sengaja dirahasiakan dari orang tuanya.
Belenggu Delapan Saudara (end) -> Ini yang paling unik loh 😉 karena kisah delapan anak diceritakan dalam satu cerita.
Canda Pagi Dinanti (on going) -> Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dia nikah sama kakak pacarnya, karena menjadi korban pemerk*saan dari kakaknya pacarnya sendiri.
Ayo, buruan ikuti semua kisahnya 😁👍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
Chintya
Ko disini gifar gk ada niat buat punya istri 2 tp di canda dlu gifar niat nikahin canda ..next
2022-04-02
1
liatina
yang ditunggu "akhirnya.... harus butuh kesabaran ekstra Buat gadepin penderita kek kin😊yang Sabar ya bang GHifar q padamu 🙊😁😁😁✌
2022-04-02
2
Sri Muliani
up jg thor... karya mu bagus banget thor
2022-04-01
2