"Far…." Givan yang sudah diberi arahan oleh orang tuanya, memulai aksinya untuk perubahan adiknya.
"Papa di balkon belakang, Yah. Papa lagi jemur baju." ujar Kal, yang tengah bermain dengan boneka berbulu lembut di sofa tamu tersebut.
Keluarga tersebut sedikit unik. Di mana para paman, bibi, ataupun saudara tertua, tidak dipanggil sebagai mana umumnya. Melainkan, mereka dipanggil sesuai anak-anak mereka menyebutnya.
"Hari minggu nih, main lah ke nenek tuh. Ramai di sana, ada Hadi, ada Fandi." ujar Givan, dengan mengusap kepala anak tersebut.
Hadi dan Fandi adalah kakak beradik. Mereka adalah sepupu Kal dan juga Kaf, yang di mana ibu Hadi merupakan adik perempuan ayahnya Kal.
"Aku mau sama papa aja, kasian sendirian. Kaf lagi ikut abi Ghava ke car free day." jawab Kal dengan tersenyum lebar.
"Ya udah, kalau mau main bilang dulu ke papa ya? Biar papa kau tak panik nyariin." tukas Givan, sebelum meninggalkan keponakannya bermain sendirian itu.
"Iya, Yah." Kal begitu riang memainkan bonekanya kembali.
Givan menoleh ke kiri dan kanan. Ia merasa heran dengan rumah bagian dalam yang terurus, tetapi rumah bagian luar sudah seperti rumah kosong. Bahkan, lampu teras rumah milik Ghifar tersebut sudah padam sekitar tiga harian. Namun, belum diganti karena pemiliknya tidak mengetahuinya.
"Far…." Givan memanggil kembali nama adiknya itu.
"Ya, Bang."
Givan langsung berakting. Wajahnya langsung terlihat begitu frustasi, dengan raut sedih yang terlihat alami itu.
"Abang pengen ngobrol sama kau." ucap Givan, saat adiknya muncul dengan menenteng keranjang baju.
Ghifar menyadari kesedihan dalam diri kakaknya. Ia tidak sedikitpun curiga, mengenai rencana keluarganya.
Ghifar manaruh keranjang bajunya di dekat tangga atas "Gimana, Bang?" ia berjalan lebih dulu ke arah ruang keluarga, yang berada di lantai dua ini.
Givan mengekori adiknya, dengan menekuk sikunya dan menghentakkannya beberapa kali. Ia merasa aktingnya berhasil, ia tinggal meluncurkan step selanjutnya agar permainan segera dimulai.
Mereka duduk berhadapan di atas sofa ruang keluarga tersebut.
Givan menautkan jemarinya, dengan punggung sedikit condong ke depan dan kepala yang menunduk. Ia menggelengkan kepalanya, membuat Ghifar mengerti bahwa kakaknya tengah dirundung masalah.
"Sebenarnya…." Givan meluruskan pandangannya pada adiknya.
"Ya, Bang? Gimana?" Ghifar bertekad akan membantu kakaknya tersebut, meski ia tidak memungkiri dulu ada permasalahan pelik dengan kakaknya tersebut.
Tetapi ia sadar, sebagai satu keluarga, ia harus membantu saudaranya yang tengah kesusahan.
"Perusahaan kau Abang beli sebagian sahamnya, jadi keuntungan kau tak seberapa karena terbagi. Masalah ini, udah ada dari awal Abang megang perusahaan kau. Di mana perusahaan kau rugi besar, karena dapat vendor ilegal itu. Ditambah lagi, peremajaan pohon kopi papah dimulai, bisa ganggu produksi di perusahaan kau. Kalau kau tak mau perusahaan kau kolaps parah lagi, Abang saranin kau cari SDA yang lebih menunjang. Di sini banyak kebun kopi, kau cari informasi mereka lempar hasil ladangnya ke mana. Kalau ada yang sekiranya cocok buat produksi kau, ya kau ambil buat perusahaan kau Far." Givan menjeda kalimatnya, "Bukannya Abang udah tak mau bantu usaha kau lagi. Kau kan tau, Abang bukan pengangguran. Dua tambang Abang, butuh Abang cek berkala. Usaha lain sampai Abang minta tolong Ghavi buat cek. Ladang Abang, butuh pengamatan juga. Barangkali ada selundupan atau gimana kan, biar Abang tau juga. Kan bisa bagi hasil gitu, sama pemainnya."
Suasana malah mencair, karena gurauan garing dari Givan tersebut.
"Jadi aku harus gimana, Bang?" tanya Ghifar kemudian.
Givan menghela nafasnya. Kemudian ia menyandarkan punggungnya di sofa empuk tersebut, dengan bersedekap tangan.
"Coba sesekali kau tengok keadaan perusahaan kau. Cek bagian ladang, juga stok barang mentah juga. Sekarang memang aman, karena stok barang mentah masih ada. Tapi, bulan ini nih ladang kopi papah udah mulai peremajaan. Founder kau cuma papah aja, SDA kau cuma dari papah aja. Dengan keadaan ladangnya yang peremajaan, otomatis perusahaan kau bakal menggeliat. Ditambah lagi, keuntungan kau ini udah sedikit, karena terbagi sama saham yang Abang beli. Takutnya, dengan keadaan ladang papah peremajaan. Produksi kurang, barang langka. Harap-harap cemas masalah gaji karyawan. Abang takutnya, kau tak mampu bayar mereka."
Givan mencoba menarik perhatian adiknya, pada tanggung jawabnya sebagai pemilik perusahaan tersebut. Ditambah lagi, ini semua menyangkut gaji para karyawan.
"Berapa persen saham yang kau beli dulu, Bang?"
Satu kesuksesan yang membanggakan untuk Givan. Adiknya kini, mulai terperangkap bualannya.
"Enam puluh persen."
Di balik enam puluh persen saham tersebut. Ada orang tua mereka yang sengaja mengalihkannya sementara, bukan benar-benar dibeli oleh pihak bersangkutan.
Ghifar manggut-manggut, otaknya mulai berjalan mengenai masa depan anaknya yang harus mendapat gelar dokter seperti istrinya tersebut. Dengan keadaan usahanya seperti itu, Ghifar mulai khawatir tidak bisa mensekolahkan anak-anaknya sampai tinggi.
"Ya udah, Bang. Sebelum kau urus tambang kau, kau arahin aku mengenai problem di perusahaan besok."
Sorak sorai begitu heboh di dalam benak Givan. Ia akan mengabarkan kabar tentang adiknya yang memutuskan untuk kembali ke perusahaan pada orang tuanya. Dengan begitu, strategi mereka harus ditingkatkan agar tidak dicurigai oleh Ghifar.
"Okeh. Nanti besok pagi kau samper Abang di rumah." Givan langsung memberi arahan awal untuk esok pagi.
"Siap, Bang." sanggup Ghifar yakin.
...****************...
Besok mulai keluar si Tarzan rumahan 😄 Bisa bayangin gak sih gimana si Gondrong datang ke PT. Pasti kaya mafia-mafia di WP gitu 🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
ahyuun.e
Kurang lama merenungnya, langsung otw nyusul aja Istri msuk kubur biar anak" jdi yatim piatu. Makanya kalau hidup itu punya pegangan dan sandaran itu satu pondasi aja yaitu Tuhan, jdi gak goyah kemana" sedih boleh berlarut ampe 6 bulan itu alangkah, belum lg klo ngak disadarkan hanyut deh ntah sampe kapan itu
2024-10-01
0
Nayra Nabila
pocut semangat ghifar🤭
2022-04-07
1
khair
siapa istri Givan? ... galfok malah
2022-04-07
1