Di pagi hari yang cerah Sophia baru saja selesai masak sarapan pagi sementara adik nya masih tidur karena di hari Minggu mereka berdua tidak ke sekolah.
"Tok!! Tok!! tok!!
Ketukan pintu membuat Tasya yang mau membangun kan Adik nya tidak jadi ke kamar melainkan terlebih dahulu membuka pintu rumah.
"Sabar!" ucap Tasya dari dalam karena orang yang di luar tidak berhenti mengetuk pintu dengan kasar.
"Ini sudah hari Minggu mana janji kamu untuk membayar hutang?" tanya Pria yang berbadan besar perut buncit serta wajah yang galak.
"Juragan! Maaf kan saya, hari ini saya belum memegang uang."
"Halah!!!" pria itu marah menendang pot bunga yang ada di dekat nya.
Tasya menutup telinga nya karena terkejut.
"Saya tidak mau mendengar alasan kamu lagi yah." ucap juragan itu.
"Maafkan saya juragan. kasih saya waktu sampai Ayah saya ngirim."
"Ayah kamu sudah tidak perduli lagi pada kalian," ucap juragan itu.
Sophia terdiam. Pria itu memerhatikan tubuh Sophia dari atas sampai ke bawah kebetulan Sophia memakai celana pendek dan baju pendek lengan.
"Baiklah saya ada satu syarat agar utang-utang Ayah kamu lunas." ucap Juragan tersebut.
Sophia mengangkat pandangan nya menatap pria itu.
"Apa itu Juragan?"
"Menikah lah dengan saya!"
Seketika Sophia terkejut dia langsung mundur menabrak pintu.
Pak juragan itu tersenyum menatap wajah Sophia.
"Menikah dengan saya hutang kamu semua lunas dan hidup kamu dan juga adik kamu tidak akan sengsara."
"Saya tidak mau! Saya masih ingin sekolah."
"Percuma saja kamu sekolah kalau hutang di mana-mana."
"Saya akan membayar hutang saya segera."
Tiba-tiba Juragan itu memegang tangan Sophia, Sophia sangat terkejut dia langsung berteriak.
"Jangan macam-macam yah Juragan! Saya akan berteriak."
"Ternyata di balik kecantikan dan kepolosan kamu masih bisa menggertak saya."
"Pergi dari rumah saya! Saya akan membayar hutang saya segera."
"Oke saya akan pergi. Saya akan berikan kamu waktu tiga Minggu untuk membayar semua hutang-hutang Ayah kamu, kalau dalam tiga bulan kamu tidak membayar nya kamu harus menjadi istri kedua saya!"
Sophia mendengar itu seketika merinding dan ketakutan.
juragan itu menyentuh dagu Sophia.
"Kalau begitu Mas pergi dulu yah cantik, mas akan kembali tiga Minggu lagi.
Juragan itu pun pergi dari rumah kecil milik Keluarga Sophia.
"Ayah...Ibu..." Sophia langsung menangis jongkok memeluk kedua lututnya.
Nama juragan tersebut adalah Tono, dia kerap di panggil dengan sebutan juragan Tono karena dia adalah pemilik tanah terluas di Kota itu.
Orang tua Sophia meminjam uang kepada nya karena butuh untuk kehidupan sehari-hari, namun setelah di pinjam sangat jarang di bayar karena itu bunga nya semakin banyak.
"Mbak! Mbak kenapa?" tanya Ano yang baru saja bangun.
Sophia langsung diam dia menghapus air mata nya.
"Kamu sudah bangun? ayo makan yok, mbak sudah masak." ajak Sophia.
"Pak juragan datang lagi yah?" tanya Ano.
"Sudah jangan di bahas lagi, ayo kita makan."
"Ayah seperti nya tidak perduli lagi sama kita mbak, dia mungkin sudah lupa pada kita."
"Hus gak boleh ngomong seperti itu! Mungkin Ayah dalam kesusahan."
"Kalau Ayah perduli sama kita dia pasti menghubungi kita memberikan kabar dan juga mengirimkan kita uang belanja."
"Ano!!"
"Mbak lebih baik aku menganggap Ayah sudah tak ada dari pada aku harus berharap dia pulang." ucap Ano sambil menangis.
"Aku sedih melihat mbak selalu di caci maki sama orang-orang, aku benci melihat kak Liam selalu marah sama Mbak, Mbak tidak perduli mbak sendiri seperti apa yang penting aku bisa mendapatkan apa yang aku mau."
Mendengar itu Sophia tidak bisa menahan air mata nya.
Dia langsung memeluk adiknya.
"Sudah! Sudah jangan nangis lagi, nanti ganteng nya luntur loh."
Ano memeluk Sophia.
"Bibi sama paman mengusir kita dari rumah nya karena kita selalu merepotkan mereka, tidak ada yang perduli pada kita Mbak."
Sophia berusaha untuk kuat dia hanya mengelus kepala Adik nya memeluk nya dengan erat.
Mereka sarapan sama-sama tampa ada kata-kata.
"Aku sudah selesai, aku mau belajar." ucap Ano meninggal kan Sophia yang sedang makan.
Sophia melihat nasi Ano yang belum habis.
"Ano! abis kan dulu makanan nya."
Ano diam saja. Sophia menghela nafas panjang.
Setelah selesai makan dia siap-siap.
"No! Mbak pergi sebentar yah." ucap Sophia pada adik nya yang duduk di luar sambil membaca buku.
"Mbak mau kemana? Kalau mbak keluar tidak mencari uang lebih baik di rumah saja!" ucap Ano.
Sophia terdiam.
"Mbak hanya sebentar kok."
"Ini hari Minggu Mbak, lebih baik mbak di rumah saja."
"Mbak harus cari uang untuk bayar hutang No. Kamu paham dong." ucap Sophia meninggikan suara nya.
"Pergilah dan jangan pulang kalau tidak membawa uang banyak." ucap Ano langsung masuk ke dalam.
Sophia menghela nafas panjang dia mengusap wajah nya melihat adiknya masuk ke dalam.
"Mbak melakukan ini demi kamu dek." ucap Sophia dia pun berjalan meninggalkan halaman rumah nya.
diam-diam Ano mengintip dari balik jendela Air mata nya keluar.
Dia melihat kasur yang rapi yang sudah di bersihkan oleh Sophia.
Seketika dia ingat terakhir kali Sophia menemani nya tidur sambil tertawa bersama saat Keluarga masih lengkap.
Dia duduk di lantai bersandar ke kasur. Dia memeluk foto keluarga mereka di saat itu dia masih bayi yang di gendong oleh Ibu nya.
Dia mengambil Tas nya dan mengeluarkan surat dari guru untuk orang tua nya.
Itu adalah surat teguran karena Ano Belum membayar Uang buku Serta masih banyak hutang lain nya.
"Assalamualaikum!" Sophia mengunjungi Kost-an Hena.
"Walaikumsalam!" Hena membuka pintu dia melihat Sophia langsung meminta nya masuk ke dalam.
"Sophia! Kamu ke sini kok gak Ngabarin aku? Untung saja aku masih di rumah." ucap Hena.
"Kamu mau kemana?" tanya Sophia melihat Hena sudah Rapi.
"Aku ada kerjaan. Kamu sendiri tumben sekali ke sini ada apa?" tanya Hena.
"Aku cuman mau bilang uang kamu belum bisa aku bayar dalam jangka dekat ini yah, soalnya aku belum megang uang." ucap Sophia.
"Jangan khawatir, kamu lebih fokus ke ujian kita saja dulu," ucap Hena.
"Makasih yah atas pengertian kamu, kalau begitu aku permisi yah." ucap Sophia.
"Tunggu dulu! Nih untuk kamu" ucap Hena memberikan uang dua ratus ribu pada Sophia.
"Ini untuk ap?" tanya Sophia.
"Untuk ongkos kamu pulang sama jajan Adek kamu, kasihan dia tidak pernah jajan seperti teman nya."
"Terimakasih banyak yah Hena." Sophia sangat senang dia pun harus pergi karena Hena juga mau pergi.
Seperti biasa di hari Minggu dia pindah dari rumah ke rumah untuk bantu beres-beres tapi dia hanya di bayar 20 ribu per rumah sementara satu hari dia hanya dapat Tiga rumah saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Rice Btamban
kasahan Shopia
2022-04-08
0
Watilaras
eh Sophia Ding🥰🥰🥰👍👍 keren kak
2022-03-20
1
Watilaras
Ano sayang shopia
2022-03-20
1