Ternyata akulah pemilikmu...

Aisyah masuk kedalam bangunan dengan dinding berlapis keramik berwarna-warni, ia melihat seorang pria bersorban sedang duduk disebuah kursi kayu seorang diri.

"Assalamualaikum...!", ia menyapa pria itu sambil memberi salam.

Pria tua itu hanya memandangi dirinya sangat lama, tatapannya teduh sekali tapi ia melihat ada kegelisahan didalam tatapan pria tua itu.

"Waalaikumsalam... !", pria bersorban itu lalu menjawab salamnya pelan.

Aisyah berdiri didalam ruangan itu tanpa bergerak, pria tua itu lalu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kesebuah meja panjang kemudian mengenakan sebuah lensa dimatanya.

"Silahkan masuk, nona !", kata pria tua itu sambil menoleh kearahnya berdiri.

"Terimakasih !", jawab Aisyah.

Penampilan orang jaman kuno benar-benar sangat ekstrem, memakai satu lensa dimata. Jika anak kecil dijamannya datang dan melihat pria tua itu pasti akan menangis ketakutan.

"Apa yang pria tua itu kenakan dimatanya ?", bisiknya kepada jam antik itu.

"Itu disebut "batu membaca" dijaman kuno Persia, kacamata di jaman ini berbentuk demikian, nona Aisyah", kata jam antik itu pelan.

"Batu membaca ?", kata Aisyah heran sambil menoleh kearah pria bersorban itu.

"Selamat datang, nona !", kata pria bersorban itu. "Dari caramu berpakaian, kamu bukan berasal dari sini ?"

Aisyah lalu tersadar sembari memperhatikan pakaiannya. Astaga, Aisyah lupa jika saat ini ia sedang berada dimasa lampau di jaman Persia. Tentu saja cara berpakaiannya sangat berbeda dengan cara berpakaian dijamannya.

"Bagaimana ini ? Apa yang harus aku jawab ?", kata Aisyah setengah berbisik pada jam antik ditangannya.

"Katakan saja jika nona berasal dari negeri yang sangat jauh !", kata jam antik itu berbisik pelan.

Aisyah lalu melangkah menuju kearah meja panjang dimana pria tua itu berada, ia lalu tersenyum ramah pada pria tua itu.

"Tidak, aku berasal dari sini hanya kotaku agak jauh dari ibukota !", kata Aisyah berhati-hati.

"Ada keperluan apa nona datang ketempatku ini ?", kata pria bersorban itu memandangi dirinya.

"Owh....? Begini...? Mmmmm... ?", kata Aisyah sambil bergumam. "Aku memiliki sebuah jam saku hanya saja pamanku yang memberikannya kepadaku tapi aku tidak tahu darimana jam itu !?", sambungnya seraya menggaruk hidungnya.

"Apa kamu membawa jam tersebut, nona ?", tanya pria tua itu.

Aisyah menganggukkan kepalanya pelan seraya memperlihatkan jam antik itu kepada pria tua itu, dia melihat kearah jam antik itu sangat lama.

"Apakah pamanmu yang memberikan jam ini kepadamu ?", tanya pria tua bersorban.

"Benar, pamanku adalah seorang pedagang kain yang selalu menjual dagangannya diibukota, dia membeli jam ini dari seseorang", sahut Aisyah.

"Benarkah ?", tanya pria itu lagi sambil mendekatkan lensa dimatanya kearah jam antik itu. "Hmmmm....?"

"Ada apa ?", kata Aisyah sambil memandangi jam antik itu lalu melihat kearah pria tua itu.

"Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu yakin...!", kata pria bersorban itu sambil memutar rantai jam antik itu.

"Maaf, maksud perkataan anda, tuan ?", kata Aisyah bingung. "Apa maksud tuan ?"

"Beberapa tahun yang lalu seorang pria datang kepadaku dan memintaku membuatkan dia sepasang jam saku terbuat dari logam emas murni", kata pria tua itu.

"Sepasang jam saku ?", kata Aisyah terkejut.

"Benar, sepasang jam saku ! Dia memesannya kepadaku dan pria itu adalah seorang sufi terkemuka dinegeri ini, dan dia dulunya seorang pemimpin di Persia ini !", ucap pria tua itu. "Pria itu memesan sepasang jam saku kepadaku untuk dia hadiahkan kepada ibunya dan untuk dirinya !"

"Lalu kemana jam yang satunya ?", kata Aisyah.

"Aku tidak tahu, pria itu berkata akan menghadiahkan jam saku satunya kepada ibunya dan aku tidak tahu dimana dia tinggal, nona muda ?" kata pria tua itu.

"Benarkah ?", kata Aisyah sambil buru-buru mengambil jam antik dari atas meja panjang itu.

Aisyah merasakan pria bersorban itu menyembunyikan sesuatu darinya dan entah kenapa ia merasa tidak tenang, ia berpikir untuk segera meninggalkan tempat ini secepatnya.

"Anda tidak usah tergesa-gesa untuk pergi, nona muda. Banyak yang ingin aku ceritakan padamu, duduklah !", kata pria itu sedikit memaksa.

"Kita harus segera keluar dari tempat ini, apakah kamu bisa melakukannya, wahai jam antik ?", bisiknya pelan kepada jam antik ditangannya.

"Kenapa, nona Aisyah ?", kata jam antik itu bingung.

"Tampaknya pria tua itu sedang menyembunyikan sesuatu dariku, aku merasakan kita dalam bahaya saat ini !", bisik Aisyah lirih.

"Nona..., tunggu sebentar !", kata pria tua itu sembari berjalan keluar dari sisi meja panjang itu.

"Cepatlah, wahai jam antik !!!", bisik Aisyah cepat pada jam antik kuno.

Aisyah melihat pria bersorban itu berjalan mendekat kearah ia berdiri dan ia merasakan pria tua itu menginginkan jam antik ditangannya itu, pria tua itu ingin merebutnya secara paksa darinya.

"CEPAAT...!!", teriak Aisyah.

"BHALAZAAMMM... !!!"

Aisyah lalu menghilang dari tempat itu dan ia kemudian muncul diatas bunga Tulip kuning berukuran raksasa itu.

"Buatlah kita tidak terlihat, wahai jam antik !", kata Aisyah sambil menoleh kearah bawah tempatnya terbang.

"Baiklah, nona Aisyah !", kata jam antik.

"Cepatlah ! Pria itu akan melihat keberadaan kita diatas sini !", kata Aisyah sambil memperhatikan bangunan dengan berlapis keramik dibawahnya.

"Baik, nona Aisyah !", sahut jam antik kuno. "BHALAZAAMMM....!!!"

Aisyah melihat sebuah asap putih muncul diselilingku menutupi dirinya dan bunga Tulip itu.

"Apakah pria tua itu tidak melihat kita diatas sini ?", tanya Aisyah penasaran.

"Pengrajin perhiasan itu tidak akan bisa melihat keberadaan kita diatas sini, nona Aisyah", kata jam antik kuno menjelaskan.

"Baiklah, mari kita ikuti pria tua itu ketika dia keluar dari bangunan itu !", kata Aisyah sambil menoleh kearah bawah tempatnya terbang.

"Untuk apa kita mengikutinya ?", kata jam antik itu.

"Aku hanya ingin tahu kemana pria itu pergi, wahai jam antik !", kata Aisyah penasaran.

"Nona tadi pergi meninggalkan tempat itucepat-cepat, apakah ada yang membuat nona Aisyah tidak nyaman ?", kata jam antik itu.

"Pria itu berbohong ketika aku menanyakan tentang dirimu padanya, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dariku tapi aku tidak tahu !", kata Aisyah sambil memperhatikan bangunan yang ada dibawahnya.

"Mmm...!?", jam antik kuno bergumam.

"Apakah kamu yakin itu tempat dimana kamu pertama kalinya diciptakan, wahai jam antik ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah jam antik ditangannya itu.

"Iya, nona Aisyah ! Aku mengajakmu kewaktu sebelum aku diciptakan !", kata jam antik.

"Nah..., itu dia !", kata Aisyah sambil berseru. "Pria tua itu tengah membohongiku !"

"Membohongi nona ?", kata jam antik.

"Benar !!! Kamu katakan jika kita berada diwaktu dimana kamu belum ada dan ini adalah waktu pertama kalinya kamu diciptakan, bukan ?", kata Aisyah.

"Benar ! Benar ! Pria itu berbohong karena saat ini aku belum dibuat oleh pengrajin perhiasan itu", kata jam antik itu.

"Akhirnya kamu menyadarinya, wahai jam antik !", kata Aisyah. "Karena itu aku ingin mengikuti pria tua itu !"

"Untuk apa, nona Aisyah mengikutinya ?", kata jam antik itu.

"Aku hanya ingin memastikan apakah benar pria itu yang membuat dirimu, wahai jam antik ?", kata Aisyah penasaran.

"Aku hanya mengingat sebuah tempat dimana seorang pengrajin perhiasan membuatku dan aku mengingat jika seorang pria berjubah putih muncul ditempat itu ketika aku telah dibuat, nona Aisyah", kata jam antik itu.

"Hmm..., benarkah ?", kata Aisyah sambil bergumam.

"Iya, nona Aisyah. Aku lalu dibawa oleh pria berjubah putih itu dari tempat pengrajin perhiasan itu dan yang aku tahu dia adalah seorang sufi agung !", kata jam antik.

"Lihatlah kearah bawah, di bangunan itu !", kata Aisyah sambil menunjuk kearah bangunan berdinding keramik berwarna-warni itu.

Aisyah melihat pria bersorban itu keluar dari bangunan berdinding keramik berwarna-warni itu lalu berjalan menuju kesebuah jalan kecil dan pria itu kemudian menaiki tangga-tangga dijalan kecil itu.

"Mari kita ikuti pria tua itu !", kata Aisyah lalu bunga Tulip kuning berukuran raksasa itubergerak perlahan mengikuti pria itu.

"Baik, nona Aisyah !!", sahut jam antik kuno cepat.

"Apakah kamu tahu tempat ini, wahai jam antik ?", kata Aisyah.

"Entahlah, nona Aisyah ?", kata jam antik itu.

Aisyah melihat pria bersorban itu masuk kedalam sebuah rumah lalu menghilang dari pandangannya.

"Kita kehilangan jejaknya ?", kata Aisyah kecewa. "Sayang sekali, kita tidak bisa melihatnya didalam rumah itu ?"

"Tenanglah, nona Aisyah. Aku bisa membawamu kedalam rumah itu, bersiaplah !", kata jam antik itu.

"Benarkah ?", ia berseru senang.

"BHALAZAAMM.....!!!"

Aisyah muncul didalam sebuah rumah dimana pria bersorban itu masuk, ia melihat pria itu sedang duduk dikursi disamping seorang wanita.

Mereka terlihat suram sambil memandangi sebuah kotak antik ditangan pria bersorban tua, lama keduanya terdiam tanpa bersuara sepatah katapun.

"Apakah mereka tidak dapat melihat kita didalam rumah ini ?", kata Aisyah.

"Mereka tidak akan bisa melihat keberadaan kita didalam rumah ini, nona Aisyah !", kata jam antik.

Aisyah mendengar mereka sedang berbicara, dan tampaknya wanita itu sedang menangis.

Tampak pria tua bersorban berusaha menenangkan hati wanita itu yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Aku harus menjualnya, istriku karena kita memerlukan biaya untuk anak kita !", kata pria bersorban itu sedih.

"Tapi jam itu sangat berarti untuk kita, suamiku. Jam itu adalah pemberian dari kedua orangtua sebagai hadiah pernikahan kita berdua !", kata wanita itu sambil menangis.

"Tapi kita membutuhkan biaya pengobatan untuk anak kita, karena itu aku akan menjualnya !", kata pria bersorban itu sambil membuka kotak dan mengeluarkan sepasang jam saku terbuat dari logam emas murni yang indah sekali.

"Bagaimana mungkin..., suamiku...!", isak wanita itu.

"Jangan menangis dan bersedih, jika ini yang terbaik kita harus melakukannya meski terasa berat dan sulit !", kata pria tua bersorban sedih.

Aisyah tertegun memandangi pemandangan yang ada dihadapannya, ia tidak mempercayai apa yang sedang ia lihat dan ia dengarkan.

Kedua orang tua itu saling berpelukan erat dan menangis sedih, ia mundur beberapa langkah sambil memegangi dadanya. Syok !, Itu yang tengah ia rasakan saat ini. Aisyah baru menyadari jika pria bersorban itu adalah pemilik asli jam antik yang kini ada ditangannya. Tapi mengapa jam ini menjadi milik tuan agung sebelumnya, Aisyah sedikit merasa bingung dengan semua ini.

Episodes
1 Assalamualaikum...
2 Baba...
3 Bermimpi...
4 Kamar mandi yang bermasalah...
5 Berkunjung kekamar teman....
6 Misterius....
7 Kedai kebab...
8 Berpergian....
9 Sebuah petunjuk....
10 Jatuh tertidur....
11 Jam antik....
12 Perjalanan waktu....
13 Negeri yang elok....
14 Ternyata akulah pemilikmu...
15 Aku tidak mampu berkata....
16 Mengikuti perjalanan ini....
17 ASTAGA....
18 Apa yang harus aku takutkan....
19 Labirin waktu....
20 Siapakah dirimu....
21 Munculnya Cahaya Ajaib....
22 Penginapan kuno
23 KARAVAN SARA...
24 Persiapan Festival...
25 Menyambut Musim Semi....
26 FESTIVAL NOWRUZ....
27 Dari mana datangnya AIDL...
28 Karam Baba...
29 Mengikuti Pria Asing...
30 BINTANG ROH....
31 Kembali ke penginapan...
32 Terluka...
33 KERUSAKAN...
34 Tanda dalam mimpi.....
35 Sebuah Cermin....
36 Apa Fungsinya Coba....
37 Teleportasi...
38 Rumah...
39 CHAOS...
40 Sisi Romantis Seorang Tuan...
41 Kekuatan Baru...
42 Kekuatan yang sangat menyeramkan...
43 TAMAN KOLAM...
44 Kupu-Kupu Cantik....
45 Waktu Berhenti...
46 Permainan Dimulai...
47 Mari Kita Bertaruh...
48 Siapa Yang Menang kali ini...
49 Petunjuk dari Sistem Kabut Istana Awan Putih...
50 Kunci Ketiga...
51 Kembali Ke Masa Lima Tahun yang Lalu...
52 Semua hanya Bayangan...
53 Pertempuran dipintu ketiga...
54 Danau Merah...
55 TOPI BERWARNA MERAH YANG CANTIK...
56 IKAN ADU SIAM RAKSASA
57 Aku Mampu Menaklukkannya...
58 PINTU KEEMPAT
59 Anemon Cantik ...
60 Mimpi...
61 Sosok Berjubah Putih...
62 Pembicaraan Yang Manis
63 Taman Halus...
64 Harimau Raksasa Putih Metalik
65 PUTARAN GULALI
66 Terjebak...
67 Lemparan Manisan...
68 Perisai Pelindung Aisyah...
69 Pasir Penghisap Dari Cokelat...
70 Munculnya Cermin...
71 Cermin Ajaib milik Aisyah...
72 Dinding Dasar Taman Halus yang kokoh...
73 Mencari Dan Menemukan...
74 Danau Fantasi Dalam Dunia Mimpi Tanpa Batas...
75 Kesembuhan...
76 Bentangan Tanaman Menjalar Bagian I...
77 Bentangan Tanaman Menjalar Bagian II
78 Raksasa Foxglove...
79 Haruskah Melawannya...
80 Negoisasi Tercapai...
81 Roller Coaster Gulali...
82 Roller Coaster Gulali Ke-2...
83 Roller Coaster Gulali Bagian Ke-3...
84 Ramuan Ajaib...
85 Kembali Ke Istana Awan...
86 Koma...
87 Bangkit Dari Koma...
88 Terkuncinya Pintu Keempat ...
89 Ketiga Benda Asing...
90 Keluar Dari Pintu Keempat...
91 Genangan Air...
92 Memecahkan Kode...
93 Tuas Pengungkit...
94 Mendapatkan Anemon Laut...
95 Peliharaan Baru Aisyah...
96 Ayo ! Segera Pergi...
97 PINTU KELIMA...
98 Cara Mengangkatnya Ternyata Unik...
99 Benda Kilat Kuncinya...
100 Sebuah Pintu
101 Pintu Di Dalam Pintu Kelima...
102 Robot Emas...
103 BOCAH KECIL DI JALANAN...
104 BOCAH KECIL BAGIAN 2
105 Melanjutkan Perjalanan...
106 BUKU PETUNJUK...
107 PENJAGA PINTU KELIMA
108 Pedang Awan Putih
109 Tiga Jin Angin Topan
110 Mengendalikannya...
111 BADAR...
112 Istana Emas...
113 Perangkap Istana Emas...
114 Dalil Yang Menyesatkan...
115 GARUDA...
116 Bertarung...
117 Jam Antik Kuno Berputar...
118 PERSIA...
119 Tabib...
120 Kembali Ke Karavan Sara...
121 Aidl...
122 Mengembalikan Ingatan Aisyah...
123 SEMBUH !
124 Mencari Keberadaan Tuan Agung itu...
125 Tuan Agung Yang Sama...
126 BILQIS...
127 Menghindari Kehancuran Kota...
128 Pusaka Yang Menakutkan...
129 BARTER...
130 Melakukan Perjalanan...
131 Ke Kota Susa...
132 Mengajak Keroshy...
133 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part I...
134 Perjalanan ke tujuh mata air Part II...
135 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part III...
136 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part IV...
137 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part V...
138 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VI...
139 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VII...
140 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VIII...
141 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part IX...
142 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part X...
143 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XI...
144 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XII...
145 Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XIII...
146 Awal Di Pagi Hari
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Assalamualaikum...
2
Baba...
3
Bermimpi...
4
Kamar mandi yang bermasalah...
5
Berkunjung kekamar teman....
6
Misterius....
7
Kedai kebab...
8
Berpergian....
9
Sebuah petunjuk....
10
Jatuh tertidur....
11
Jam antik....
12
Perjalanan waktu....
13
Negeri yang elok....
14
Ternyata akulah pemilikmu...
15
Aku tidak mampu berkata....
16
Mengikuti perjalanan ini....
17
ASTAGA....
18
Apa yang harus aku takutkan....
19
Labirin waktu....
20
Siapakah dirimu....
21
Munculnya Cahaya Ajaib....
22
Penginapan kuno
23
KARAVAN SARA...
24
Persiapan Festival...
25
Menyambut Musim Semi....
26
FESTIVAL NOWRUZ....
27
Dari mana datangnya AIDL...
28
Karam Baba...
29
Mengikuti Pria Asing...
30
BINTANG ROH....
31
Kembali ke penginapan...
32
Terluka...
33
KERUSAKAN...
34
Tanda dalam mimpi.....
35
Sebuah Cermin....
36
Apa Fungsinya Coba....
37
Teleportasi...
38
Rumah...
39
CHAOS...
40
Sisi Romantis Seorang Tuan...
41
Kekuatan Baru...
42
Kekuatan yang sangat menyeramkan...
43
TAMAN KOLAM...
44
Kupu-Kupu Cantik....
45
Waktu Berhenti...
46
Permainan Dimulai...
47
Mari Kita Bertaruh...
48
Siapa Yang Menang kali ini...
49
Petunjuk dari Sistem Kabut Istana Awan Putih...
50
Kunci Ketiga...
51
Kembali Ke Masa Lima Tahun yang Lalu...
52
Semua hanya Bayangan...
53
Pertempuran dipintu ketiga...
54
Danau Merah...
55
TOPI BERWARNA MERAH YANG CANTIK...
56
IKAN ADU SIAM RAKSASA
57
Aku Mampu Menaklukkannya...
58
PINTU KEEMPAT
59
Anemon Cantik ...
60
Mimpi...
61
Sosok Berjubah Putih...
62
Pembicaraan Yang Manis
63
Taman Halus...
64
Harimau Raksasa Putih Metalik
65
PUTARAN GULALI
66
Terjebak...
67
Lemparan Manisan...
68
Perisai Pelindung Aisyah...
69
Pasir Penghisap Dari Cokelat...
70
Munculnya Cermin...
71
Cermin Ajaib milik Aisyah...
72
Dinding Dasar Taman Halus yang kokoh...
73
Mencari Dan Menemukan...
74
Danau Fantasi Dalam Dunia Mimpi Tanpa Batas...
75
Kesembuhan...
76
Bentangan Tanaman Menjalar Bagian I...
77
Bentangan Tanaman Menjalar Bagian II
78
Raksasa Foxglove...
79
Haruskah Melawannya...
80
Negoisasi Tercapai...
81
Roller Coaster Gulali...
82
Roller Coaster Gulali Ke-2...
83
Roller Coaster Gulali Bagian Ke-3...
84
Ramuan Ajaib...
85
Kembali Ke Istana Awan...
86
Koma...
87
Bangkit Dari Koma...
88
Terkuncinya Pintu Keempat ...
89
Ketiga Benda Asing...
90
Keluar Dari Pintu Keempat...
91
Genangan Air...
92
Memecahkan Kode...
93
Tuas Pengungkit...
94
Mendapatkan Anemon Laut...
95
Peliharaan Baru Aisyah...
96
Ayo ! Segera Pergi...
97
PINTU KELIMA...
98
Cara Mengangkatnya Ternyata Unik...
99
Benda Kilat Kuncinya...
100
Sebuah Pintu
101
Pintu Di Dalam Pintu Kelima...
102
Robot Emas...
103
BOCAH KECIL DI JALANAN...
104
BOCAH KECIL BAGIAN 2
105
Melanjutkan Perjalanan...
106
BUKU PETUNJUK...
107
PENJAGA PINTU KELIMA
108
Pedang Awan Putih
109
Tiga Jin Angin Topan
110
Mengendalikannya...
111
BADAR...
112
Istana Emas...
113
Perangkap Istana Emas...
114
Dalil Yang Menyesatkan...
115
GARUDA...
116
Bertarung...
117
Jam Antik Kuno Berputar...
118
PERSIA...
119
Tabib...
120
Kembali Ke Karavan Sara...
121
Aidl...
122
Mengembalikan Ingatan Aisyah...
123
SEMBUH !
124
Mencari Keberadaan Tuan Agung itu...
125
Tuan Agung Yang Sama...
126
BILQIS...
127
Menghindari Kehancuran Kota...
128
Pusaka Yang Menakutkan...
129
BARTER...
130
Melakukan Perjalanan...
131
Ke Kota Susa...
132
Mengajak Keroshy...
133
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part I...
134
Perjalanan ke tujuh mata air Part II...
135
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part III...
136
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part IV...
137
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part V...
138
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VI...
139
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VII...
140
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part VIII...
141
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part IX...
142
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part X...
143
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XI...
144
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XII...
145
Perjalanan Ke Tujuh Mata Air Part XIII...
146
Awal Di Pagi Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!