Empat bulan pun berlalu, dan kini setelah mengalami banyak kesulitan juga usaha yang menghabiskan banyak tenaga, Heera bisa mendapatkan buah dari usahanya.
Heera kini tengah berdiri di depan sebuah cermin, Ia menatap dirinya sendiri yang terpantul lewat kaca cermin.
Apa ini aku? aku sudah kembali seperti dulu? Batin Heera.
"Heera!! lo udah belum!!?" Teriak Ajeng dari luar.
"Iyah, tunggu!!" jawab Heera.
Ia kembali melihat pantulan dirinya.
Apa aku bisa membalas dan membongkar semuanya? semoga aku bisa.
Heera perlahan keluar dari bilik itu, Ia menundukan kepalanya.
Ajeng, Daniel, Ray, Mervan dan Charlie begitu terpana melihat perubahan Heera.
Tubuh gemuknya berubah menjadi tubuh yang begitu proporsional, wajah cacatnya kini berubah dengan wajah mulus tanpa noda sedikitpun. Bulu mata lentik, serta bibir tipis dan make-up nya yang tak terlalu tebal membuat Heera makin terlihat cantik.
"Heera!! lo kembali!! lo cantikk banget!! sumpah!!" Teriak Ajeng.
Heera menatap Ajeng kesal "Ish! jangan teriak-teriak Ajeng, ah! malu." Gerutu Heera.
"Ahhh, gue nggak bisa ngendaliin diri gue, lo cantik bangett!!"
"Lebai!"cibir Ray.
Ajeng menatap tak suka pada Ray.
" Suka-suka gue, dong! orang Heera cantik banget! iya nggak Van? Niel?"Tanya Ajeng pada Mervan dan Daniel, mencari dukungan.
"Tentu saja, Heera sangat cantik!" Jawab Mervan sambil tersenyum.
"Iyah, dia cantik sekali!"timpal Daniel.
" Benarkan, kata gue!"Ketus Ajeng pada Ray.
"Bukan itu, maksud gue, Tukti!" Jawab Ray.
Jika yang lain begitu heboh, lain halnya dengan Charlie yang malah terpaku.
Dia Batinnya.
Heera menatap Charlie yang malah bengong.
"Ada apa denganmu?" Tanya Heera pada Charlie.
Charlie mengerjapkan matanya.
"Eh, tidak ada!" jawab Charlie.
"Lo pasti terpesona ama Heera!" Celetuk Ajeng.
"Hah?" Charlie gelagapan.
Mereka pun terkekeh, kecuali Daniel.
"Hei mengapa tertawa?" Tanya Charlie.
"Tidak ada! sudahlah! lebih baik kita mulai rencananya!" Ucap Mervan dan merekapun mengangguk setuju sambil menampilkan senyum devil mereka.
Heera berjalan dengan anggunnya di lobi sebuah perusahaan ternama milik keluarga Harish.
Ia berdiri di meja resepsionis,Heera tersenyum pada resepsionis itu, kemudian menanyakan letak ruangan Tuan Charlie Kai Harish.
"Ruangannya berada di lantai 15 gedung ini, Nona! Anda bisa menggunakan lift itu." Jawab resepsionis itu sambil tersenyum.
"Oh, baik! terimakasih Nona. Tapi, apakah saya bisa menunggu sebentar di sini? saya ingin menghubungi seseorang."
"Tentu saja bisa, Nona."
"Terimakasih."
Heera pun menekan tombol earphones yang bertengger di telinganya.
"*Bagaimana? apa mereka sudah kemari?" Tanya Heera sambil berbisik.
"Iyah, tunggu sebentar lagi, mereka berjalan ke arahmu!"jawab Mervan
"Heera!! Heera!! mereka dipintu lobby! bersiaplah!" Ucap Ajeng sedikit heboh.
"Kau tidak perlu terlalu heboh seperti itu! " Ketus Daniel.
"Niel diamlah*!"
Heera mengabaikan pertengkaran mereka. Kini Ia berfokus pada dua anak manusia yang tengah menuju ke arahnya.
Heera memperhatikan mereka dan tepat saat mereka hampir mencapai meja resepsionis, dengan sengaja Heera berjalan di depan mereka dan tabrakan pun tak terelakan.
"Aduh." Heera memungut barangnya, begitupula Ajeng.Tanpa mereka sadari, Heera memasang sebuah alat di tangan kiri Angra. Setelah itu Heera buru-buru berdiri.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Nathan pada Ajeng.
Heera menatap benci hal itu. "Tidak! aku tidak apa-apa." jawab Angra, kemudian Ia melihat ke arah Heera.
Angra melotot tak percaya, Heera tersenyum menyeringai.
"Kau!" Ucap Angra marah, sehingga Nathan yang tadinya fokus pada Handphone mengalihkan pandangannya. Ia juga memelotokan matanya.
"Hai! lama tak bertemu, bagaimana kabar kalian?" Sapa Heera sambil mengulurkan tangannya.
Angra melihat tangan Heera yang menggantung di depannya.
"Jangan sok akrab denganku!" Ketus Angra sambil menepis tangan Heera.
Heera menganggukkan kepalanya, sambil tersenyum sinis. Ia pun menurunkan kembali tangannya.
"Bagaimana bisa kau berubah?" Tanya Nathan.
Heera menggelengkan kepalanya "Apa itu penting bagimu?" Tanya Heera sinis.
"Oh, yah! Aku ingin mengucapkan terimakasih kepada kalian! berkat kalian, aku bisa menjadi seperti sekarang! Permisi!" Ucap Heera sambil tersenyum kemudian melenggang begitu saja dari hadapan Angra dan Nathan.
*Sial! bagaimana bisa, dia berubah secepat itu? Batin Nathan.
Mengapa Heera malah bertambah cantik? bagaimana bisa dia berubah secepat ini? aku tidak bisa membiarkan ini Batin Angra*.
"Tuan, Nona, Anda perlu sesuatu?" Tanya seorang resepsionis, karena melihat Angra dan Nathan malah terus memperhatikan kepergian Heera.
"Ah, yah! Kami ingin menemui Tuan Kai!" Jawab Angra.
"Oh, baik sebentar Tuan, Nona." jawab resepsionis itu, kemudian menghubungi Kai.
"Tuan, Nona, Anda sudah ditunggu oleh beliau, di lantai 15 gedung ini, silahkan menaiki lift itu." Ucap Resepsionis itu.
"Baiklah, terimakasih." Jawab Angra.
Di dalam lift, mereka mereka membicarakan perubahan yang terjadi pada Heera.
"Apa itu Heera? kenapa dia bisa berubah?" Tanya Nathan.
"Entahlah! aku juga bingung, apa mungkin dia menjadi simpanan bos-bos kaya?" Timpal Angra.
"Mungkinkah?"
"Bisa saja!"
Ting....
Mereka keluar dari dalam lift.
Disisi lain, Charlie menyeringai melihat dari rekaman CCTV. Kini Ia bersiap menyambut kedatangan Nathan dan Angra.
Kita lihat apa kalian bisa mengenaliku? Batin Charlie.
Angra dan Nathan hendak masuk, namun perkataan Heera membuat mereka menghentikan niat mereka.
"Maaf, Tuan, Nona! Anda harus izin terhadap saya terlebih dahulu, sebelum masuk ke ruangan Tuan Kai." Ucap Heera formal.
Angra dan Nathan menaikkan sebelah alis mereka.
"Siapa dirimu, berani mencegah kami?" Ketus Angra.
"Saya sekertaris Tuan Kai, Nona." jawab Heera sembari tersenyum manis.
"Jangan mengaku-ngaku." Jawab Angra sinis.
"Anda bisa lihat papan nama itu!" tunjuk Heera pada papan nama yang bertuliskan namanya tepat di meja sekertaris.
Angra dan Nathan dapat melihat itu.
"Apa kau menjadi simpanannya juga?" Ucap Nathan.
"Maksud Anda, apa yah?" Tanya Heera tak suka.
Cih
Nathan tersenyum sinis.
"Jangan sok polos dan bodoh! bukankah uang untuk mengubah wajahmu itu dari hasil menjual dirimu?"
Plak
Heera langsung menampar Nathan.
"Maaf, Tuan! sebaiknya sebelum Anda berbicara, lebih baik Anda pikirkan terlebih dahulu! apalagi jika Anda tidak benar-benar tahu tentang apa yang Anda bicarakan!" Ucap Heera tegas sambil memandang Nathan tajam.
"Kau! beraninya menampar suamiku!" Ucap Angra dan hendak menampar Heera, namun berhasil dicegahnya.
"Jangan membuat keributan di sini, Nona! Saya tidak akan berbuat seperti tadi, jika suami Anda bisa menjaga mulutnya." Heera mencengkram erat tangan Angra, membuat Angra meringis.
"Heera! lepaskan dia!" Bentak Nathan, kemudian melepas tangan Heera yang masih mencengkram tangan Angra.
Ceklek
Kai/Charlie keluar dari dalam ruangannya. Mereka mengalihkan pandangannya pada Kai.
"Ada apa ini?" Tanya Kai datar.
"Maaf, Tuan! tapi sekertaris Anda telah lancang menampar suami saya."
Kai menaikan sebelah alisnya.
"Benarkah, itu Heera?" Tanya Kai datar.
"Itu benar, Tuan!" Jawab Heera tenang.
"Saya ingin Anda ke ruangan saya setelah tamu saya pergi, Heera!" Ucap Kai tegas.
Angra dan Nathan tersenyum senang dengan hal itu.
"Baik, Tuan." Jawab Heera masih dengan tampang tenangnya.
Cih masih saja memasang wajah tenang seperti itu. Cibir Angra dalam hati.
**Poto hanya sebagai ilustrasi
*Photo on C a n v a*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Imas Karmasih
Heera imut cantik banget
2022-09-13
0
Syalalala~
ho'oh, heera cantik banget
2022-04-11
0