Besok adalah akad nikah Heera dan Nathan. Mereka akan mengadakan resepsi seminggu setelah akad.
Akad nikah diadakan pukul dua siang di ballroom Azwa Hotel.Salah satu hotel bintang lima yang cukup terkenal.
Hari masih pagi, Heera sudah memulai beberapa persiapan. Ia ingin hari pernikahannya menjadi hari teristimewa yang akan dirinya ingat selama hidupnya.
"Heera, jangan bergerak mulu dong! Kamu 'kan pengantinnya, sayang!" ucap Tante Anne dengan begitu perhatian kepada Heera yang sejak tadi mengatur ini dan itu.
"Tapi, Tan! Heera ingin semuanya berjalan sempurna!" jawab Heera sambil tersenyum.
"Kan ada WO yang urus Sayang?" tante Anne mengusap kepala Heera lembut.
"Aku ingin tampil sangat cantik untuk hari pernikahan ku, Tan!" Tante Anne tersenyum,
"Tentu saja, Kau akan jadi ratunya Sayang!"
Yah! tentu saja jadi ratu. Tapi ratunya, ratu buruk rupa. Haha, bodoh! wajahmu yang buruk rupa itu mau diapain aja tetep aja bakal cacat dan jelek, keponakanku sayang. Lanjut Tante Anne dalam hati mencibir Heera.
"Yaudah, kalau gitu, lebih baik Kamu diam aja, 'yah! pengantin tuh, nggak boleh lakuin apa-apa! atau kalau kamu bosan, mungkin ada hal yang ingin kamu lakukan? tapi selain menyiapkan semua hal ini, tentunya!" ucap Tante Anne lagi dan seketika mengingatkan Heera tentang apa yang ingin dilakukannya.
"Oh, 'yah! ada hal yang mau Heera lakuin Tan! hampir aja Heera lupa. Heera ke kamar dulu yah!" Heera langsung pergi ke kamar setelah mendapat anggukan tante Anne.
Beberapa menit kemudian, Heera turun dari atas tangga dengan memakai celana legging warna hitam, kaos hitam serta jaket berwarna abu-abu.
"Lho? Heera mau kemana?" tanya Tante Anne menatap Heera heran.
Tante Anne sedikit menahan tawa melihat Heera seperti lemper. Lipatan lemak ditubuh Heera itu benar-benar dijepit sempurna oleh kaos dan legging itu, dan apalagi itu tas kecil dipunggung Heera, membuat tampilan Heera makin aneh dimata tante Anne.
"Heera mau pergi bentar, Tan!"Heera membetulkan letak tasnya.
" Eh, masa pengantin mau pergi-pergi?"Tante Anne pura-pura melarang, padahal aslinya Ia masa bodoh.
"Nggak papa, Tan! cuman bentar aja! Heera pergi dulu yah! bye Tan! " Sebelum Tante Anne kembali menyahut, Heera buru-buru pergi.
"Hahhahaha." Begitu Heera pergi,tawa Tante Anne pecah seketika.
"Heera... Heera.... tubuhmu makin hari, makin buruk saja, Haha tapi itu bagus! dengan begitu, kau tidak akan menyaingi putriku lagi."
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Heera mengendarai mobilnya menuju apartemen Nathan. 'Yah, tujuannya sekarang adalah apartemen Nathan. Heera ingin memastikan sesuatu.
Heera memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil dengan memakai topi dan masker.
"Penampilanku sudah seperti detektif dalam TV saja, Huh!"
Heera masuk ke apartemen Nathan dengan berhati-hati agar tak terlihat CCTV. Heera nekat datang ke apartemen Nathan sebelum akad, karena ada hal yang harus Ia pastikan. Beruntung dari ucapan Nathan, Heera yakin kalau Nathan ada di Rumah ayahnya.
Heera menekan passcode apartemen Nathan. Ia masuk ke ruang kerja Nathan. Heera mencari-cari sesuatu, semua laci diperiksa.
Hingga Heera menemukan apa yang dicarinya. Air matanya luruh seketika. Ia kecewa dan hancur.
"Apa, ini? a--apa ini benar?" Heera terbata, airmatanya terus mengalir.
Heera memutuskan pergi dari sana, tetapi sebelum ia benar-benar pergi. Ia mendengar suara-suara "aneh".
"Suara apa itu?" tanya Heera pada dirinya sendiri. Heera mengusap kasar air matanya.
Heera memutuskan mencari asal suara. Suara itu mengarahkannya pada kamar Nathan. Heera menempelkan telinganya pada daun pintu.
"Suara apa itu?" ucap Heera polos.
Heera mendengar suara orang yang dikenalnya.
"Kak Angra?" ucap Heera terkejut.
"Itu, suara Kak Angra dan Kak Nathan?" Buru-buru Ia membuka pintu yang ternyata tak terkunci.
Air mata yang tadi sempat mengering, kembali turun. Heera melihat dengan mata kepalanya sendiri, Nathan dan Angra melakukan hubungan suami istri.
"Kak Angra? Kak Nathan?" Ucapan Heera seketika membuat kedua orang tidak tahu malu itu terkejut.
"Heera benci kalian!! Heera akan laporin ini sama Tante dan Paman!!" Heera berlari keluar dari sana. Nathan hendak mengejar Heera, tetapi Angra menahannya.
Si*al umpat Nathan, sebelum ia menghempas tangan Angra dan menelpon seseorang.
"Kejar Heera! dapatkan dia hidup ataupun mati!" perintah Nathan pada orang di seberang.
Tut...
"Ini semua karenamu!!" bentak Nathan, Ia memandang Angra tajam.
"Oh, ayolah, Nathan! Kau pun menikmatinya, bukan? lebih baik menikahlah denganku! dan tinggalkan si buruk rupa itu!" Angra berbicara sambil kembali mendekat pada Nathan.
"Apa kau begitu mencintai wanita itu? " tanya Angra meraba dada Nathan, "jelas, Aku lebih baik!" ucap Angra masih menggoda Nathan. Yang ada dalam pikiran Angra hanyalah, ia ingin mendapatkan Nathan. Sudah cukup selama ini ia kalah dari Heera.
"Kau, tidak mengerti!! Semua rencanaku gagal! Aku tidak benar-benar mencintai nya! Aku hanya mempermainkannya dan Aku akan meninggalkan Dia saat akad akan berlangsung! Tapi, kau malah merusak semuanya!" Nathan dalam kemarahannya tak sadar telah mengungkapkan semua rencananya pada Angra.
Angra jelas terkejut dengan ucapan Nathan. Namun, kemudian ia menyeringai, ternyata bukan hanya dirinya yang membenci Heera tetapi ternyata, Nathan juga membencinya.
"Tidak perlu khawatir! bukankah ini lebih baik? rasa sakit apalagi yang lebih menyakitkan ketika melihat calon suaminya malah berhubungan suami istri dengan sepupunya di saat akad akan dilakukan beberapa jam lagi?" Angra kembali menggoda Nathan. Mendengar ucapan Angra, Nathan seperti mendapat pencerahan.
................
Di sisi lain, Heera mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena panik Heera malah memilih jalan yang sepi. Tujuannya adalah menemui Paman dan Tantenya.
Namun, sebuah mobil Sedan di belakangnya menabrakkan diri ke bagian belakang mobil Heera.
Duk
Heera yang berada dalam mobil sedikit terguncang, tubuhnya terhuyung ke depan.
Ia mempercepat laju mobilnya, karena dua Sedan lagi mengapit mobilnya di sisi kiri dan kanan.
Beruntung, meski polos dan manja, orang tuanya dulu pernah memberikan pelatihan khusus tentang menjalankan mobil dalam situasi seperti ini.
Mobil Heera berhasil keluar dari kurungan mobil-mobil Sedan itu.
Sebuah peluru mereka tembakan dan berhasil Heera hindari.
"Mami, Papi, Heera takut!" gumam Heera. Seluruh tubuhnya bergetar hebat. Meski punya keahlian, tetapi tetap saja latihan dan prakteknya langsung jelas berbeda. Apalagi untuk orang polos dan manja seperti Heera.Ketakutan selalu mengalahkan keahliannya.
Karena Heera bergelung dengan rasa takutnya,membuat Ia lengah dan ban mobil belakangnya terkena tembakan peluru. Mobil Heera diluar kendali dan menabrak tiang listrik.
"Kyaaa, Mamiiii..... Papi....." teriak Heera dari dalam mobil.
Heera mengatur nafasnya, hingga seseorang menariknya keluar dan membawanya pergi.
"Hei! lepaskan! siapa kamu?" Heera memukul-mukul lengan orang itu.
"Diam! apa kau mau selamat!?" bentak orang itu dan menatap tajam Heera. Heera mengangguk takut dengan bentakan orang itu.
"Naik!" Orang itu menyuruh Heera naik ke sepeda motor bututnya. Heera menurut dan naik.
Tepat saat orang itu menyalakan motornya, dari arah depan mereka, muncul orang suruhan Nathan.
"Berhenti disana! Serahkan wanita itu!" teriak salah satu dari mereka sambil menodongkan pistol.
"Bagaimana ini?" tanya Heera takut dan memeluk orang itu dengan sangat erat.
Dasar gendut! kalau nggak kasian, gue nggak akan bantu lo! Pengap banget gue dipeluk ni cewek Ucap orang itu dalam hati.
"Serahkan wanita itu!" teriak mereka lagi dan hendak menarik pelatuk.
Si*al umpat orang itu dan langsung memutar balik motornya.
peluru peluru itu ditembakkan kepada mereka, beruntung sepertinya orang tersebut handal dan bisa menghindari peluru-peluru itu.
Orang-orang Nathan tadi naik ke mobil mereka dan mengejar Heera dan orang itu.
mereka masih menembaki motor mereka. Beruntung orang tersebut bisa mengelak, namun itu tak berlangsung lama, karena Ia mulai kewalahan. Apalagi yang Ia bonceng adalah Heera gadis yang memiliki bobot 95 kg.
Orang itu memutar otaknya dan Ia mendapat sebuah ide.
Di sebuah pertigaan, Ia berbelok ke kiri. Di mana jalan yang Ia lalui itu menuju ke hutan, sepertinya orang itu benar-benar tahu daerah sana.
Setelah memasuki area hutan, pemuda itu menghentikan motornya dan menyuruh Heera turun.
"Ayo, turun!"
"nggak mau!" tolak Heera. Orang itu memejamkan mata karena Heera sangat bandel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Syalalala~
pergi aja heera, trus balik lagi pas udah berubah. ikutan kesel aku
2022-04-02
1