"Cepatlah! apa kau mau selamat!!?" Dia kembali membentak Heera, membuat Heera takut dan langsung turun.
"Kau, sembunyi di balik pohon besar itu! jangan keluar, sebelum aku yang menyuruh! dan jangan bergerak sedikit pun, apapun yang terjadi! tubuhmu yang seperti gentong minyak itu sangat sulit disembunyikan! Apa kau selalu memakan minyak!? Kau tidak tahu harga minyak sekarang mahal!!" Situasi genting begini, orang itu sempat-sempatnya mencibir Heera.
Meski agak kesal dengan ucapan orang itu, Heera tetap menurut dan mengangguk patuh, karena takut dibentak.
"Eh, tunggu dulu! lepas jaketmu, itu!" perintah orang itu, "untuk apa?" dia membekap tubuhnya, takut.
"Jangan geer, tubuhmu yang gendut itu tak membuatku berselera!! cepat! kemarikan!!" Orang itu turun dari atas motor dan melepas paksa jaket Heera, meski mendapat perlawanan dari Heera, tetap saja tenaga mereka tak sebanding dan jaket itu ada di tangan orang itu sekarang.
"Kau, sembunyi, sana!" Orang tersebut kembali memerintah dengan ucapan kerasnya.
Heera melihat orang tersebut dengan kesal, lantas mengusap air matanya, bersembunyi sesuai perintah orang itu.
Orang itu membungkus daun kering yang ada di sana dengan jaket Heera dan mengikat jaket Heera itu ke tubuhnya.Lantas naik ke motornya.
Sekilas, dari belakang terlihat Ia seperti tengah membonceng seseorang padahal kenyataan nya tidak.
Mobil-mobil Sedan itu muncul, orang itu langsung melajukan motornya dan sesi kejar-kejaran pun kembali dimulai.
Dor... Dor..
Dor.. Dor..
Orang itu selalu berhasil mengelak dari peluru-peluru itu.
Dor... Dor...
Mereka tidak melihat lagi motor itu, apalagi suasana hutan yang rindang, membuat keadaan gelap meski sebenarnya ini sudah pagi menuju siang.
Mereka turun dari mobil
"Kemana mereka pergi?" tanya salah satu dari mereka.
Buk
Melihat kebelakang dan satu orang dari mereka pingsan.
Buk
Buk
Dua orang lagi dari mereka pingsan. Hingga tinggal 3 orang lagi, mereka semakin waspada dan tiba-tiba...
Dor.. dor...
Orang yang tadi menyelamatkan Heera muncul dan menembak dua orang lagi.
Kini hanya tinggal satu orang yang masih bertahan.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanya orang itu sambil menodongkan pistol.
"Hei! Kau tidak ada urusannya dengan kami!! serahkan wanita itu!!" teriak orang itu.
Orang suruhan Nathan itu hendak menembak orang yang membantu Heera tetapi terlambat, karena ia lebih dulu tertembak.
Dor...
Huh, orang itu meniup pistol nya, Ia menyeringai.
"Hanya tikus kecil," ucap orang itu dengan menyeringai dan kemudian mengendarai motornya untuk menjemput Heera.
Orang itu tidak tahu, kalau salah satu dari orang suruhan Nathan hanya berpura-pura pingsan.
Orang itu menelpon Nathan.
Tut....
"Bos, orang itu selamat!" lapor orang itu.
Di seberang sana, Nathan membentak membuat Ia takut. Kemudian Nathan menjelaskan perintahnya dan Ia pun paham.
Tut....
...****************...
Acara sakral mengikatkan dua insan, antara Heera dan Nathan pun digelar. Namun, yang menjadi pengantin bukannya Heera, tetapi Angra.
Nathan terlihat menunggu di pelaminan, sedangkan Angra dipapah oleh braidesmaid. Sampai di pelaminan, Angra lekas duduk di samping Nathan.
Beberapa tamu yang memang diundang khusus untuk hari ini terlihat heran, karena ternyata yang menjadi pengantin wanitanya bukan Heera.
"Dad? kok pengantinnya bukan Heera sih?" tanya Nyonya Listia Harish, istri dari Lionel Harish. Lionel Harish merupakan orang yang tersohor. Kiprahnya di dunia bisnis, membuat dia disegani.
"Diamlah, Mom! itu bukan urusan kita!" jawab suaminya Lionel.
"Ish." Listia kesal dengan jawaban suaminya itu.
Tak hanya Listia, tamu yang lain pun ikut berbisik.
Pernikahan berjalan lancar meski mendapat tatapan heran dari para tamu yang tidak banyak itu. Baron naik meminta mic dari MC.
"Maaf, sebelumnya, saya akan men----
Belum sempat Baron menyelesaikan ucapannya,seorang manager hotel datang.
"Tuan Baron! apa wanita bernama Heera adalah keponakan Anda?" tanya manager itu.
"Iyah, benar! ada apa yah?" tanya Baron balik. Angra dan Nathan yang duduk dipelaminan menyeringai.
"Keponakan Anda berada di salah satu kamar di hotel ini bersama seorang pria dan melanggar aturan hotel ini," ucap manager itu lantang dan membuat semua tamu berbisik.
" Apa!!?"Baron terlihat sangat marah.
Ia mengikuti manager itu ke salah satu kamar hotel. Anne mengikuti mereka.
"Drama apa ini, Dad?" tanya Listia pada Lionel.
"Mom, jangan mulai!" jawab Lionel.
"ish, selalu saja! " Listia kesal sendiri, Lionel itu memang selalu melarang Listia untuk kepo tentang kehidupan orang lain.
Di sisi lain, tepatnya di salah satu kamar di hotel tersebut, Heera yang tidak memakai apapun di tubuhnya terlihat memegang erat selimutnya.
Dua orang pelayan hotel memperhatikan Heera dan seorang laki-laki yang masih tidur di sampingnya.
Heera sungguh bingung, terakhir yang ia ingat. Ia sedang makan di kontrakan orang yang kini tidur di sebelahnya. Namun, Heera tidak mengerti, mengapa ia malah ada di hotel dan dalam keadaan tidak memakai pakaian.
Brak
Baron membuka kasar pintu itu.
"Heera!! Apa yang kau lakukan!!?" bentak Baron. Anne terkejut dengan keadaan Heera dan laki-laki itu yang sama-sama telanjang.
Heera terkesiap, ia pun bingung dengan kemarahan Baron. Orang yang tidur di samping Heera terbangun karena suara bentakan Baron. Ia mengucek matanya, bingung dengan yang terjadi.
"Me-me memangnya, apa yang Heera lakukan Paman?" tanya Heera takut.
"Kau! apa yang kau lakukan dengan laki-laki ini, hah!!?" bentak Baron lagi.
Baron memaksa laki-laki itu bangun.
Plak
Baron men*mpar laki-laki itu. "Apa yang kau lakukan dengan keponakan ku, hah!?" bentak Baron.
"Si*l" umpat laki-laki itu.
"Kenapa menamparku, hah!?" bentak laki-laki itu lagi.
"Tuan, Anda bisa bicarakan ini di luar hotel!Jangan membuat ribut di sini!" Manager menengahi.
"Kau!pakai, pakaianmu! dan ikut denganku!!" perintah Baron. Ia pun keluar dari kamar itu.
Laki-laki itu masih bingung, hingga Ia melihat Heera yang menangis dan memegangi selimut.
Apa wanita itu, menjebakku?Dasar! mura*an! Ucap laki-laki itu dalam hati.
Dua pelayan dan Manager itu keluar dari sana. Anne membawa Heera ke kamar mandi, tentu saja dengan Heera menutup tubuhnya menggunakan selimut.
laki-laki itu memakai pakaiannya dan segera keluar dari sana, tetapi Baron justru menyeretnya.
Semua tamu memandang heran pada Baron yang menyeret seorang laki-laki. Bagaimana tak heran? Hari ini adalah hari pernikahan Heera dengan Nathan, tetapi Nathan malah menikah dengan Angra--sepupu Heera dan sekarang? Mereka melihat Baron menyeret seorang pria?
"Pah, laki-laki itu, itu--"
"Diamlah, Mom!" Lionel memotong ucapan istrinya itu. Ia memandang tajam Baron dan laki-laki yang diseretnya.
"Kau, harus menikahi keponakanku!" ucap Paman Baron dihadapan semua orang.
Tamu wanita yang tidak seberapa itu saling berbisik melihat pemuda itu.
Cih! paman dan Keponakan sama saja, apa kalian ingin menjebakku untuk menikah? Cibir laki-laki itu dalam hati
"Kalau saya tidak mau?" tolak laki-laki itu.
Bugh
Paman Baron tak menjawab dan malah me*ukul laki-laki itu.
Beberapa tamu wanita di sana menjerit.
Bertepatan dengan itu, Heera dan tante Anne datang. Tamu kembali berbisik melihat tampilan Heera yang acak-acakan.
Si*l umpat laki-laki itu, sudah dua kali Ia harus terkena b*gem mentah.
"Apa Heera dan laki-laki itu melakukan hal terlarang saat Heera akan melakukan pernikahan dengan Nathan?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu"
"Ada-ada saja! sudah buruk rupa selingkuh pula!"
"Iyah, nggak tahu diuntung!"
Begitulah kira-kira yang mereka bisikan.
Angra dan Nathan menyeringai, karena rencana mereka berhasil.
"Nikahi Heera! atau ku jebloskan kau ke penjara!!" Paman Baron memegang kerah kaos yang dipakai laki-laki itu.
Heera terkejut dengan perkataan Baron, Ia berjalan ke arah Baron.
"Kau pikir, aku takut!?" tantang laki-laki itu.
"Paman! apa maksudmu?aku tidak mau menikah dengan nya! Paman aku ingin bilang kalau Kak--"
Ucapan Heera terpotong Angra.
"Heera, mengapa kamu melakukan semua ini?" tanya Angra dengan berlinang air mata.
"Heera, mengapa kamu malah pergi sebelum akad dilaksanakan? apa kamu tidak mau menikah dengan ku? dan memilih menikah dengannya?" timpal Nathan.
Apa yang Kak Angra dan Kak Nathan katakan? bukankah dia dan Kak Nathan yang mengkhianati ku? Batin Heera.
Laki-laki yang dituduh tidur dengan Heera itu terlihat kesal dengan drama keluarga itu.
Apa-apaan mereka itu? Cih me*jijikan
"Apa maksud kalian!! Justru kalian yang berkhianat!! kalian yang--"
"Heera, berhentilah mengelak! sebenarnya sejak dulu aku tahu kau berselingkuh! bahkan aku punya buktinya! awalnya aku mengira kau hanya khilaf, tapi ternyata kau malah mengkhianati ku saat hari H akad nikah." Nathan memotong ucapan Heera.
Heera mengernyit, Ia merasa tidak pernah mengkhianati Nathan.
Orang-orang berbisik dan mencibir Heera yang sudah buruk rupa malah selingkuh. Sudah untung Nathan yang ganteng itu mau dengannya cibir mereka.
"Aku tadinya tidak ingin membongkar semuanya! tapi,ucapan mu barusan memaksaku untuk membongkar semuanya Heera!"
Nathan membuka ponselnya dan menyerahkannya pada pihak WO untuk di putar di layar LED.
Di layar terlihat rekaman CCTV, yang memperlihatkan saat Heera dibonceng oleh laki-laki itu, kemudian ada beberapa poto lainnya yang memperlihatkan seolah-olah Heera berselingkuh.
Laki-laki yang dituduh tidur dengan Heera menaikkan sebelah alisnya.
Bukankah itu rekaman CCTV kemarin saat aku dan si gendut itu dikejar orang yang ingin membunuhnya? Dan foto itu juga poto saat aku dan si gendut di kontrakan,tapi baju kami berbeda.Cih apa mereka memang sengaja menjebak diriku sejak awal? menyesal aku menolongnya kemarin. Ucap nya dalam hati.
Tamu kembali berbisik dengan hal itu, bahkan Nyonya Listia sangat kaget melihatnya.
"Tidak! Itu tidak benarrr!!" teriak Heera. Membuat mereka diam dan menatap Heera.
"Paman! Tante, itu tidak benar! bahkan Heera tidak kenal dengannya!" ucap Heera lagi
"Heera tidak berselingkuh! Paman,Tante!!Itu tidak benar!!"
"Heera jangan mengelak! Aku tau kau dan dia sudah sejak lama berhubungan! jangan naif! kau selalu memakai jasanya untuk memperbaiki mobilmu! Dia Charlie, si montir yang bekerja di bengkel yang letaknya tak jauh dari rumahmu!!" Nathan kembali memfitnah Heera.
Heera mengernyit dan memperhatikan laki-laki yang ternyata bernama Charlie.
Aku ingat, Dia! Iyah! dia montir itu, tapi aku tidak berselingkuh dengannya!! Ucap Heera dalam hati.
"Heera, bagaimana bisa kamu memilih berselingkuh dengan montir itu?" tanya tante Anne memandang Heera kaget.
"Heera? Mengapa kamu tega pada Kakak?Kalau kamu tidak mencintai Nathan, mengapa tidak dari dulu saja katakan kalau kamu tidak mencintainya dan tidak mau menikah dengannya dan membuatku menggantikan mu!" Angra kini berbicara dengan air mata buayanya, seakan Ia yang paling menderita.
"Tan--"
"Kau!! Beraninya, berselingkuh dengan keponakanku dan membuat putri ku harus menggantikan dia menikah dengan Nathan!!" Ucapan Heera terpotong ucapan paman Baron.
Bugh!!
Bugh!!!
Bugh!!
Paman Baron malah memukul Charlie berulang kali.
"Berhenti!" tegas Lionel.
Ucapan Lionel menghentikan Baron yang hendak kembali memukul Charlie.
"Jika kau laki-laki sejati, maka nikahi gadis itu!"
"Pah?" bisik Listia, namun Lionel menghentikan bisikan Listia dengan mengangkat tangannya.
Charlie menaikkan sebelah alisnya.
"Tapi, Heera tidak mau menikah dengan laki-laki itu!!!
"Nikahi, dia!" ucap Lionel lagi penuh penekanan.
"Tidak! aku tidak mau, menikah dengannya!!" tolak Heera lagu, seakan tuli mereka tidak mendengarkan ucapan Heera.
Sok-sok an menolak, cibir laki-laki itu dalam hati.
Angra dan Nathan diam - diam menyeringai senang dengan ucapan Lionel, semua tau tidak ada yang berani membantah orang itu.
Cih apa aku harus menikah dengan pembohong itu? tapi, itu juga bagus, aku bisa membuatnya menderita dengan caraku.
Charlie malah mempunyai niat lain di hatinya.
"Baiklah, Aku akan menikah dengannya!" ucap Charlie tegas dan membuat Heera kaget.
Akhirnya hari itu, Charlie dan Heera menikah, meski dengan paksaan terhadap Heera.
"Cocok sekali mereka. Yang satu buruk rupa yang satu miskin."
"Iyah! mereka memang the best couple burkin. "
"Apaan Burkin? "
"Buruk rupa dan miskin!"
"Ck, bisa aja!"
Begitulah kira-kira bisikan-bisikan yang terucap dari bibir manusia yang maha benar.
Tepat pukul 17.00 Heera hendak pulang ke rumah, namun tante Anne dan Paman Baron malah mengusirnya.
Buk
buk
suara barang Heera yang dilempar oleh Tante Anne.
"Pergilah dari sini!Kau sudah membuat keluarga ini, malu!! Apalagi kau sudah membuat anakku menikah menggantikanmu!!" bentak Tante Anne, kemudian masuk ke dalam.
"Tante, mengapa seperti ini??" tanya Heera lirih.
"Paman, mengapa Heera tidak bisa tinggal di sini lagi?" tanya Heera dengan berlinang air mata.
Charlie memalingkan wajahnya melihat itu.
Cengeng
"Karena setelah kamu menikah, semua harta ini menjadi milik paman!Sedangkan untuk biaya hidupmu menjadi tanggungan suamimu!" Paman Baron berbicara sambil menatap Charlie.
Cih! Dia pikir aku tak mampu? Cibir Charlie dalam hati.
" Tap--"
"Anda tenang saja, Tuan! Saya akan membawa Heera pergi dari sini!" ucap Charlie tegas, walau miskin namun pantang baginya untuk mengemis.
"Baguslah! itu lebih baik!"
"Paman, sebelum aku pergi bisakah aku meminta celengan ku?" tanya Heera.
"Nih! celengan mu!" Tiba-tiba Tante Anne datang dari arah dalam dan memberikan celengan itu pada Heera.
Celengan saja kau pinta Batin Charlie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Afshin
bisa aja,jawabnya thor🤣🤣
2022-04-02
0
Syalalala~
semangat heera
2022-04-02
2
Syalalala~
maaf🤣
2022-04-02
1