"Jadi, bagaimana? apa kau masih marah padaku?" Tanya Charlie.
"Hem, amarahku berkurang." Jawab Heera.
"Kalau begitu aku minta kau berolahraga setelah benar-benar pulih. Aku akan membantumu."
"Tidak perlu! aku bisa sendiri."
"Kau yakin?"
"Tentu saja, aku lebih baik berusaha sendiri, daripada dibantu,tapi ujung-ujungnya malah dikhianati."
"Hei! kau menyindirku?"kesal Charlie
" Tidak, juga! tapi jika kau merasa, itu bukan salahku."Jawab Heera santai.
"Sudahlah, Heera jangan berdebat lagi denganku! aku benar-benar ingin membantumu! bahkan aku siap membantumu membalas dendam pada mereka."
"Apa jaminannya, kalau kau tidak akan mengkhianatiku?"
"Jaminan? Heera! kau tidak perlu jaminan apapun dariku! apa kau lupa, kalau aku juga jadi korban mereka? anggap saja aku juga balas dendam pada mereka! lagipula aku suamimu! ingat SU-A-MI mu! aku tidak akan lari ataupun mengkhianatimu!" Ucap Charlie dengan menekankan kata suami.
"Kemarin, kau juga suamiku, tapi kau mengkhianatiku!" Ketus Heera.
"Mengkhianati apanya?"
"Giliran kau yang bodoh! bukankah kemarin kau mengkhianati kepercayaanku? menurutmu, mengapa aku bertahan bersamamu kemarin? padahal, bisa saja aku lari darimu! karena aku saja terpaksa menikah denganmu! tapi, aku mempercayaimu, karena kau yang membantuku! karena itulah, aku bertahan denganmu!"
Charlie tertegun.
Jadi, kau mempercayaiku? bahkan kau baru bertemu beberapa jam denganku, waktu itu? kau bisa mempercayaiku, tapi kenapa aku malah tidak bisa mempercayaimu, waktu itu? Batin Charlie.
Heera memperhatikan Charlie yang tertegun. Ia pun menghela nafas.
"Aku akan mengikuti saranmu! aku akan berolahraga setelah tubuhku benar-benar sehat. Aku menerima tawaranmu!" Ucap Heera sambil berdiri dan mengulurkan tangannya pada Charlie.
Charlie melihat tangan Heera, kemudian menatap matanya.
"Ayo, balas dendam bersama-sama!" Ucap Heera lagi sambil tersenyum.Charlie menyambut uluran tangan Heera.
"Baiklah, kita balas mereka!" Jawab Charlie.
Brukk...
"Hei!! Heera!!" Charlie langsung menangkap tubuh Heera yang pingsan.
"Kau! ini gara-gara tadi, kau malah olahraga." Gerutu Charlie. Ia pun memanggilkan pelayanan untuk membantunya mengangkat Heera.
Keesokannya, Heera dan Charlie pulang menuju kontrakan.
Sampai dikontrakan, Heera dan Charlie melihat Mervan dan Daniel berdiri di depan kontrakan mereka.
"Kak Nieellll!!!" Teriak Heera sambil berlari, kemudian memeluk Daniel dengan erat.
Charlie memalingkan wajahnya, hatinya serasa panas melihat itu.
"Bagaimana kabarmu sekarang, Hem?" Tanya Daniel
Cup
Daniel mengecup pucuk kepala Heera. Diam-diam tangan Charlie mengepal melihat itu.
"Ehem!" Charlie berdehem, Mervan tersenyum kecil melihat kecemburuan Charlie.
Daniel menaikan alisnya melihat Charlie.
"Oh, yah! Kak, Bang, kenalkan Charlie, suami Heera!" Ucap Heera pada Mervan dan Daniel.
"Dan Charlie, kenalkan Kak Daniel dan Bang Mervan, Kakak Heera!"
Mereka pun saling berjabat tangan.
"Charlie."
"Mervan."
"Charlie."
"Daniel."
"Karena sudah berkenalan, ayo masuk!" Ajak Heera dan saat ingin membuka pintu, Heera kesusahan.
"Mengapa sulit sekali dibuka?" Gumam Heera.
Charlie dan Daniel menepuk kepala mereka, berbeda dengan Mervan yang terkekeh.
"Charlie, mengapa ini tidak bisa dibuka?" Tanya Heera.
Charlie memperlihatkan kunci yang Ia bawa, Heera pun nyengir kuda.
"Eh, Hehe, lupa!"
Pletak
"Kebiasaan!" Ucap Charlie setelah menjitak kepala Heera.
"Awh."
"Hei! jangan seperti itu, pada Heera!" Ketus Daniel, sambil merangkul Heera.
Charlie berdecih melihat itu.
Ceklek
Mereka pun masuk. Heera kemudian mengambilkan minuman untuk mereka.
"Heera, Abang mau berbicara hal yang penting denganmu." Ucap Mervan mengawali pembicaraan.
Tok.... Tok....
Heera belum sempat menjawab, karena seseorang mengetuk pintu.
Tokk..... Tok....
"Heera!!"
Tok.... Tok....
"Iyah, sebentar!" Ucap Heera.
Ceklek.
"Aaaahhh!! Udah sembuh, lo Heeraaaa!?" Teriak Ajeng dan langsung memeluk Heera.
"Aaaah.. Ajenggg!!!" Teriak Heera dan membalas pelukan Ajeng.
Ketiga laki-laki yang berada di dalam itu seketika berwajah datar, dalam pikiran mereka langsung terucap:
Dasar Perempuan
"Ayo, masuk! Jeng!" Ajak Heera.
"Ish! lo jangan manggil gue Jang, Jeng, Jang, Jeng, ah! kaya ibu-ibu arisan, tau!" Ketus Ajeng.
"Hehe, maaf, lupa!" Ucap Heera sambil nyengir.
"Eh, Mervan? Daniel? kalian juga di sini?" Sapa Ajeng dan duduk dengan begitu saja di celah-celah antara Mervan dan Daniel.
"Ajeng! kebiasaan, lo!" Ketus Daniel sambil bergeser.
"Suka-suka, gue, Bleee."
Heera datang membawa minuman untuk Ajeng.
"Jadi, Bang, hal penting apa yang mau Bang Mervan bicarain sama Heera?" Tanya Heera.
"Jadi, Abang mau kamu kembali lagi, dan kita balas mereka!"
Charlie hanya diam mendengarkan, Ia ingin tahu, 'kembali' dalam ucapan Mervan itu apa.
Heera menunduk, Ia memang ingin membalas mereka, namun Ia masih ragu untuk aktif diorganisasi lagi.
"Heera, lebih baik lo terima ajakan Mervan!" Saran Ajeng.
"Yah, Heera! bukankah ini juga keinginan Tuan dan Nyonya? Kakak harap, kamu mau kembali." Ucap Daniel.
"Tunggu, tunggu, kembali di sini, apa maksudnya? kembali kemana?" Tanya Charlie.
"Kembali ikut organisasi!"
"Organisasi apa?" Tanya Charlie.
"Organisasi Black tiger. Sebuah organisasi yang khusus dibentuk untuk para pengawal sebagai wadah mereka mempelajari ilmu beladiri dan IT. " Jelas Ajeng.
Charlie mengangguk paham.
"Aku masih butuh waktu untuk memikirkannya." Jawab Heera
"Mengapa, kau masih ingin berpikir, Heera? lebih baik kau masuk organisasi lagi! itu akan memudahkan niat kita untuk balas dendam." Bujur Charlie.
"Iyah, Heera! lo harus kembali! dan tunjukan siapa diri lo, yang sebenarnya!" Timpal Ajeng.
"Kau harus membalas setiap rasa sakit yang kau dapatkan, Heera!" Ucap Daniel.
"Kau harus yakin Heera! kau bisa mengubah dirimu! Kau bisa!" Ucap Mervan.
Heera melihat mereka satu persatu. Mereka menganggukkan kepalanya.
"Kami, ada bersamamu!" Ucap Charlie.
"Dan saya juga akan ada bersama, Anda, Nona." Ucapan itu seketika membuat mereka melihat ke arah pintu dan ternyata Ray berdiri di sana.
"Selamat pagi, semuanya." Sapa Ray.
"Ada apa, pagi-pagi kemari? Ray?" Tanya Charlie.
"Untuk memberi semangat pada Nona Heera! Saya yakin Anda bisa membalas mereka, Nona." Ucap Ray tersenyum hangat dan Heera bisa merasakan ketulusan mendalam dari ucapan Ray.
"Kau jangan menggodanya, Ray!" Peringat Charlie.
"Tentu saja tidak akan, Tuan!" Jawab Ray sambil terkekeh.
Heera menarik nafas dalam.
"Baiklah, aku akan kembali ke Black Tiger!" Ucap Heera sambil memejamkan matanya.
"Benarkah?" Ucap Mervan, Daniel dan Ajeng bersamaan.
Heera mengangguk.
"Kyyaaaaa!!! Akhirnya!!! Heeraaaaa Is Comeback!!!!" Teriak Ajeng.
"Berisik, Tuktiii!!!" Teriak Ray.
"Hei! kau juga berisik, Bro!" Timpal Daniel.
Ajeng membawa Heera berdiri, kemudian mengajaknya menari.
"Hei! kau mau apa, Ajeng?" Ucap Heera.
"Kita menari!!!"
*Sambala sambala bala sambalado
terasa pedas terasa panas
Sambala sambala bala sambalado
Mulut bergetar lidah bergoyang
cintamu seperti sambalado
ah ah rasanya cuma di mulut saja
ah ah janjimu seperti sambalado
ah ah enaknya cuma dilidah saja
colak colek sambalado
dicolek sedikit cuma sedikit
tetapi menggigit
ujung ujungnya bikin sakit hati*
Ajeng memutar lagu Sambalado-Ayu Ting-Ting, dari Handphone nya.
Ajeng menyuruh mereka menari. Daniel, Ray mereka menari mengikuti nada, berbeda dengan Charlie dan Mervan yang terlihat begitu kaku.
"Sambala-sambala bala bala sambalado." Ajeng menyanyi mengikuti nada, namun nyanyiannya begitu merusak gendang telinga.
"Ajeeengg!!! suara lo!! kayakkkkk kaleng rombenggg!!! Bikin pecah gendang telinga guee!!" Teriak Daniel dan Ray
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Novie Achadini
ya rlah dabgdut
2024-11-07
0