Sesuai anjuran dari dokter, Heera berolahraga pagi dan mengurangi porsi makannya.Pagi sekali Heera sudah bersih-bersih dan memasak, setelah itu Ia langsung berolahraga tanpa sarapan terlebih dahulu.
Charlie yang baru pulang menatap Heera yang sedang berolahraga.
"Apa kau ingin menurunkan berat badanmu? Cih badanmu yang berlemak itu tidak akan turun dalam waktu cepat." Cibir Charlie.
Heera tak menanggapi ucapan Charlie, Ia hanya fokus pada olahraga nya.
Charlie yang merasa diabaikan pun memilih masuk ke dalam. Ia langsung memakan masakan Heera, karena masakannya sangat menggugah selera.
Heera yang tengah lompat tali itu begitu kesusahan, beberapa kali badannya terjatuh.
"Huh! semangat Heera!" ucap Heera menyemangati dirinya sendiri.
Seminggu....
Dua minggu...
Heera masih sama. Ia berolahraga dengan konsisten, meski terkadang kesusahan. Apalagi ketika harus mengurangi jumlah makanannya. Charlie tak memperdulikan usaha Heera, baginya terserah apa yang ingin dilakukan Heera, selama tidak mengganggunya.
Beruntung semangat Heera terdorong karena Ajeng juga kadang datang menemuinya dua hari sekali, terkadang Ajeng juga menawarkan bantuan, namun Heera menolak.
Saat Heera sedang berolahraga di hari pertama minggu ketiga, seseorang yang dikenalnya datang.
"Nona." Sapa orang itu.
"Bang Mervan?" Ucap Heera sumringah, reflek Ia memeluk orang itu. Mervan membalas pelukan Heera.
"Bagaimana kabar si kecil, sekarang?" Tanya Heera ketika Ia telah melepas pelukannya.
"Baik, Nona.Lalu, bagaimana kabar Nona sekarang? apa kami perlu membalas mereka?" Tanya Mervan.
"Bang?" Ucap Heera memelas.
"Nona, saya lihat Anda bersusah payah berolahraga dengan peralatan seadanya! dan mereka dengan enaknya menikmati harta Anda! saya sangat tidak menyukai hal ini, Nona."
"Bang, tenanglah! Aku, aku, aku masih belum siap. Aku ingin menunggu sebentar lagi." Ucap Heera pelan.
"Sampai kapan, Nona? sampai mereka berhasil memiliki semua harta nona dan nona malah hidup miskin dengan suami Nona?"
"Aku janji, tiba waktunya akan kembali, percayalah! bukan itu maksudku menunda semuanya. Ada alasan lain."
"Alasan lain?" tanya Mervan mengernyit.
"Alasan lain, apa Nona?" Tanya Mervan lagi.
"Aku hanya ingin mengetes suamiku." Jawab Heera lirih. Mervan menatap heran Heera.
"Aku tidak ingin salah memilih lagi, sama seperti sebelumnya." Tambah Heera.
Huft.
"Baiklah, Saya mendukung apapun keinginan Nona. Kapanpun Nona meminta bantuan Kami, kami akan selalu siap." Putus Mervan.
Heera menatap tidak percaya pada Mervan, kemudian memeluknya dengan erat.
"Terimakasih banyak, Bang! masih mau memberiku waktu." Ucap Heera
"Apapun untuk mu, Candra." Jawab Mervan.
"Aaaahhh, jangan begitu, aku jadi teringat Mami sama Papi." Ucap Heera menghapus sudut matanya yang berair.
"Haha, kau sangat cengeng!" ucap Mervan sambil mengacak rambut Heera.
"Jangan dirusak, makin jelek nanti, apalagi dengan wajah cacat dan tubuh gemuk ini." Gerutu Heera.
"Haha, kau cantik dengan apa adanya dirimu, Candra!" Ucap Mervan sembari tersenyum dan Heera juga membalas senyumannya.
"Si*l benar dugaanku, wanita itu sangat licik! Dia bahkan berani berpelukan dan bermesraan di halaman kontrakanku. Apa dia tidak ingat sudah bersuami?" Umpat Charlie. Sejak tadi Ia memperhatikan apa yang dilakukan Heera dan Mervan.
Charlie mengeluarkan telepon genggamnya.
Tut...
"Ray, apa kau sudah dapat info tentang nya?"
"...... "
"Bagus! bawa kemari!!" Ucap Charlie sebelum kemudian Ia menutup sambungan telepon nya.
Ceklek
Heera masuk ke dalam kontrakan setelah Mervan pergi, karena Ia juga sudah selesai dengan olahraganya.
"Bagus! apa selingkuhnya sudah selesai?" Tanya Charlie menatap tajam pada Heera.
Heera menatap takut sekaligus heran pada Charlie.
Apa maksudnya? Apa dia melihat ku dan Bang Mervan? Batin Heera.
"Apa maksudnya?" Tanya Heera.
"Jangan berbohong padaku!" bentak Charlie.
Heera tersentak.
"Tidak, aku tidak berbohong sama sekali."
"Tidak berbohong katamu? Lalu, siapa laki-laki tadi!?" Teriak Charlie.
"Dia, dia---
"Tidak bisa menjawab bukan!?" bentak Charlie lagi memotong perkataan Heera.
"Bukan begitu, dia....
Apa yang harus ku katakan? Batin Heera.
" Sudahlah! sekali selingkuh memang akan selalu selingkuh!"Bentak Charlie lagi karena Heera tak kunjung melanjutkan kata-katanya.
Brak... Charlie menutup pintu kamarnya dengan keras.
"Hah!" Heera memegang dadanya, karena terlalu kaget.
Tes....
Tes....
Air matanya keluar begitu saja. Heera memejamkan matanya dan menghirup nafasnya dalam-dalam.
Heera tenangkan dirimu! Hilangkan sisi manjamu! Jangan menangis hanya karena masalah sepele!!!Ucap Batin Heera menyemangati dirinya.
Heera memilih masuk ke dalam kamarnya, yang tidak mempunyai pintu itu, berbeda dengan kamar Charlie yang mempunyai pintu.
Heera naik ke atas timbangan.
Huft....
Hanya turun 7,4 kg batin Heera.
Berat badan Heera sekarang adalah 82 Kg.
"Itu tidak buruk, setidaknya berat badanku menurun!Semangat Heera!!!"
Siang harinya.....
"Heera!!!" Teriak Charlie.
"Iyahh!!!" jawab Heera sambil berlari.
"Kau, belikan barang-barang yanga ada dalam catatan itu!" Perintah Charlie.
Heera menerima catatan itu.
Oli
Dongkrak
Kunci Pas
Kunci Ring
Kunci Inggris
Kunci Busi
Kunci L
Obeng
Tang
"Dimana aku harus membeli semua ini?" Tanya Heera pelan. Charlie mendengar, namun pura-pura tak mendengarkan ucapan itu.
"Ini, uangnya! pergilah! jangan kembali sebelum kau benar-benar menemukan semuanya!" perintah Charlie.
"Baiklah." Jawab Heera.
Setelah kepergian Heera, tak lama sebuah mobil terparkir di depan kontrakan Charlie.
Ray turun dengan setelan rapinya.
"Datang juga kau, Ray!"
"Maaf Tuan, banyak sekali pekerjaan yang harus ku kerjakan."
"Kau menyindirku?" Ketus Charlie.
"Tentu saja Iy--eh, tidak!" Ray langsung mengubah kata yang akan Ia ucapkan, begitu Charlie menatapnya tajam.
"Masuklah!"Ray mengikuti Charlie.
" Katakan! apa saja yang kau dapatkan!"Ucap Charlie, namun Ray perhatikan Charlie seperti sedikit melamun.
"Apa Anda tidak akan menyuruhku duduk dulu, Tuan?" Tanya Ray.
"Eh, duduklah!"Ucap Charlie linglung. Ray menyeringai dugaannya benar.
Kesempatan. Batinnya menyeringai
"Lalu, apa Anda tidak akan membawakan minum untukku, Tuan?"
"Ah, Iyah!" Charlie hendak berdiri, namun kemudian Ia sadar sesuatu.
"Rayyyy!!! kau mengerjaiku!?" Bentak Charlie.
"Hahaha, tidak Tuan!Anda saja yang melamun." Jawab Ray sambil tertawa.
Charlie malu sendiri, karena memang Ia yang melamun.
"Diamlah! cepat katakan, apa saja yang kau dapatkan!"
"Ehem." Ray berdehem menahan tawanya.
"Cepatlah, Ray!" ketus Charlie.
"Baiklah! Nona Heera, putri---
" Jangan dari itu! aku sudah tau!"Ketus Charlie memotong ucapan Ray.
"Ehem, Nona Heera mendapatkan wajah cacatnya setahun lalu, akibat kecelakaan dan sepertinya kecelakaan itu disengaja.Sebelum kecelakaan, Nona Heera di kenal sebagai gadis yang sangat cantik, apalagi dengan segala prestasinya di kampus, Ia mendapat gelar sebagai bunga kampus.Hanya saja, sifat manja dan polosnya membuat nona Heera mudah dibodohi."
"Maksudnya? dibodohi bagaimana?"
Ray mengeluarkan laptop yang Ia bawa, kemudian memutar sebuah rekaman.
"Ini rekaman di rumah kedua orang tua Heera. Saya meretasnya. Terlihat beberapa kali Nyonya Anne ataupun Nona Angra mencampur sesuatu dalam minuman Nona Heera." Jelas Ray.
"Lalu, apa hubungannya denganku?" Tanya Charlie datar.
Ray tercengang. "Maksudnya Tuan?"
"Yang aku inginkan bukan ini, Ray! Aku ingin tahu rahasia Heera!"
"Rahasia?"
"Kau tidak melihatnya Ray? wajahnya penuh dengan rahasia! dia pandai sekali berakting!"
"Kurasa, Nona Heera tidak seperti itu, Tuan! dia terlihat tulus. Wajah polosnya tidak dibuat-buat, Anda harus lebih mengenalnya Tuan! saya yakin Nona Heera itu baik." Nasehat Ray.
"Ah, sudahlah! jangan menasehati ku! dan jangan memuji dia!"
"Tuan, Anda bisa mencobanya!mungkin mengetesnya."
Ucapan Ray sedikit masuk ke dalam pikiran Charlie, namun dengan sedikit salah penafsiran.
Aku akan mengetes wanita itu, bagus juga saran Ray! Kita lihat, apa wanita itu murahan dan gila harta? Batin Charlie menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Syalalala~
charlie, awas lho kalau heera udah cantik nanti kamu yang nyesel dan jadi bucin ke heera
2022-04-02
0