Heera mengerjapkan matanya. Ia bisa duga kalau ini adalah kamarnya di kontrakan Charlie.
"Kau sudah bangun?"Tanya Charlie datar.
Heera bangun dari posisi tidurnya. Ia menatap Charlie heran, karena Heera ingat Ia tadi berada di pesta resepsi Angra dan Nathan.
" Kau ingin tau bagaimana kau bisa ada di sini?"Tanya Charlie lagi datar.
Heera mengangguk.
"Kenapa aku bisa di sini? dan siapa yang membawaku?" tanya Heera pelan.
"Kau ingin tahu, bagaimana kau bisa di sini? siapa yang membawamu, hem? kau ingin tahu? Kau ingin tahu bagaimana kau malah dipermalukan di pesta itu dan menyeretku juga? kau ingin tahu bagaimana mereka menghinaku gara-gara dirimu!!?Sudah kukatakan, kau tidak perlu datang ke sana! Kau lihat akibatnya bukan!? Mengapa kau tidak menurut padaku! Hah!"" Bentak Charlie
"Maaf." ucap Heera dengan air mata yang berlinang.
"Maaf, maaf, maafff, hanya kata itu yang bisa kau ucapkan!! kau tidak berguna!!" bentak Charlie sebelum akhirnya pergi.
"Hiks... Hiks... Salahkah jika aku ingin seperti ini? apa aku harus berubah?" tanya Heera pada diri nya sendiri.
"Kenapa, kenapa dunia ini picik sekaliiii! apa mereka tidak bisa menghargai orang lain yang berbeda dengan mereka?" Tanya Heera lagi.
Heera teringat ucapan Ajeng.
Wanita itu lembut, namun tak lembek, sebagai wanita kau harus bisa membela dirimu sendiri.
"Apa yang dikatakan Ajeng benar, aku harus bisa membela diriku sendiri.Tapi, apakah harus dengan mengubah diriku sendiri?"Heera mulai berpikir.
Ia bangun dari tempat tidur, kemudian bercermin.
" Aku harus berubah?"Heera memperhatikan bayangan wajannya yang berada di cermin. Hingga Heera mengepalkan tangannya.
" Kau akan terus dihina, Heera! jika kau tidak tetap seperti ini!"Ucap Heera pada bayangannya di cermin.
"Iyah, kau harus berubah Heera! tubuhmu yang gendut ini harus dirubah!" Ucap Heera lagi.
Heera memegang wajahnya, perlahan Ia meraba bagian wajahnya yang cacat, kemudian menarik luka itu. Hingga tampaklah wajahnya yang sebenarnya, wajah yang orang lain sangka cacat itu ternyata tak cacat sama sekali. Bahkan sangat mulus dan begitu cantik.
"Apa mereka hanya akan menerima orang dengan wajah seperti ini? cantik?" tanya Heera lagi pada bayangan wajahnya.
"Picik sekali mereka, apa kalian hanya menerima dan memuja Heera yang cantik dan mencemooh Heera yang buruk rupa?" Heera makin bicara melantur.
"Hiks... Hiks.. kalian bahkan enggan menatapku, ketika aku seperti ini, berbeda sekali dengan aku yang dulu yang begitu cantik, kalian bahkan sampai menjilat dan memujaku! Kenapa mereka seperti ituuuu!!!"
Hiks.... Hiks....
Keesokan paginya, Heera pergi ke dokter dengan menggunakan uang sisa celengan yang Ia pecahkan kemarin. Heera kembali menutup wajah aslinya dengan bekas luka.
"Jadi dok, saya gemuk karena obat?" Tanya Heera terkejut.
"Betul, Nona. Anda tenang saja, berat badan Anda bisa diturunkan.Asal Anda mengikuti saran dan anjuran dari saya." jawab dokter itu.
"Baik, Dok! tapi, apakah berat badan saya bisa turun dalam waktu dekat?"
"Bisa saja, asal nona tetap konsisten."
"Baiklah, kalau begitu, terimakasih banyak, Dokter!"
Heera memutuskan pergi setelah menebus beberapa obat yang dokter resepkan.
Mengapa aku bisa gemuk karena obat? sedangkan Aku sama sekali belum pernah meminum obat yang membuat badan gemuk, selama ini. Batin Heera.
Di sisi lain, Charlie tengah berada di sebuah ruang dengan nuansa abu-abu. Ia memejamkan matanya sambil menyandar di kursi.
Ceklek...
Pintu dibuka.
"Tuan, Anda baik-baik saja?"Tanya Ray.
Charlie membuka matanya. " Kau pikir aku baik-baik saja setelah laki-laki bernama Nathan itu menyebutku selingkuhan Heera? Cih! itu sangat memalukan! Mengapa Dia bisa menyebutku sebagai selingkuhan hanya karena aku berada satu kamar dengan Heera?"Gerutu Charlie.
"Karena kalian sama-sama tak berpakaian Tuan!" Jawab Ray.
"Ck! Ray! Kau tidak berguna! Kau jelas tau aku dan Heera tidak melakukan apapun malam itu! Aku yakin, pasti Heera yang menjebakku malam itu."
Charlie bangun dari duduk nya, Ia berjalan kemudian berdiri menatap deretan gedung pencakar langit.
"Kau tau, Ray? Aku sangat tidak suka wanita yang pura-pura lugu seperti Heera itu! kalau saja dia bukan istriku, sudah kubiarkan dia semalam!" Ucap Charlie dengan nada kesal.
Anda aneh tuan! jika tidak suka mengapa masih menolongnya? Batin Ray.
"Kenapa aku bisa menikah dengan wanita seperti itu? susah payah aku menyamar selama ini untuk mencari wanita yang tepat, mengapa malah mendapatkan yang seperti dia, wanita licik yang pura-pura polos." Gerutu Charlie.
"Karena jodoh Tuan." Jawab Ray dengan santai.
"Kau!" Charlie kesal dan berbalik menatap tajam Ray.
"Apa ada yang salah, Tuan? bukankah itu benar? pasangan tidak akan bersatu kalau bukan karena jodoh? right?" Ucap Ray.
"Terserah!" Ketus Charlie, kemudian duduk di kursi kerjanya.
Charlie menekan tombol interkom.
"Mia datang ke ruanganku, sekarang!" Ucap Charlie begitu sambungan terhubung.
"Apa Anda tidak akan pulang Tuan?" Tanya Ray.
"Untuk apa aku pulang?" Jawab Charlie ketus. Ray memilih tak bertanya lagi.
Tok..... Tok....
"Masuk!" Ucap Charlie.
Mia, sekertaris Charlie masuk dengan membawa beberapa dokumen.
"Selamat pagi, Tuan Kai, Tuan Ray." Sapa Mia.
"Pagi." jawab Ray, sedangkan Kai atau Charlie tidak menjawab sapaan Mia.
"Mia, apa kau sudah selidiki tentang Heera?" Tanya Charlie.
"Emh." Mia bingung menjawab, karena yang menangani itu adalah Ray.
"Kenapa?" Tanya Charlie
"Maaf Tuan, Tuan Ray yang menangani itu, bukan saya."
"Oh, maaf saya lupa. Ray! katakan!"
Makanya jangan marah-marah mulu,banyak yang lupa, kan?Batin Ray.
"Heera putri dari Tuan Karan dan Nyonya Kara Cadramaya, dia putri tunggal karena kakak laki-laki nya meninggal saat Heera masih kecil." Jelas Ray.
"Hanya itu, saja?" Tanya Charlie datar
"Hanya itu, Tuan." Jawab Ray.
"Kau ini tidak becus! itu saja semua orang juga sudah tahu!!" Ketus Charlie.
"Bukankah Anda hanya menyuruh mencari tahu tentang Heera? dan itu semua tentang Heera." Ucap Ray dengan santainya, sengaja memancing kemarahan Charlie.
"Raaayyy!!" Teriak Charlie.
Mia dan Ray menutup kuping mereka.
"Maaf, Tuan sebenarnya saya belum menemukan informasi akurat mengenai Nona Heera, sepertinya ada yang sengaja menutup identitas aslinya." Jelas Ray dengan menahan tawa, karena berhasil memancing kemarahan Charlie.
"Kau, bermain-main denganku, Ray?" Teriak Charlie lagi. Charlie mendekat pada Rai dan hendak memukulnya, namun dengan cepat Ray berlari dan keluar dari ruangan.
"Tidaaaakkkk... Tuaannnn!!" Teriak Ray ketakutan sambil berlari.
"Rayner Zafran Xanderrrrr!!!Kemari, Kau!!!" Teriak Charlie menggema di seluruh lantai kantor itu.
Mia menutup telinganya, Ia lupa tidak memakai headset tadi. Karena pasti jika Ray dan Kai/Charlie akan bertengkar kalau bersama dalam waktu lama.
*Charlie Kai Harish adalah identitas asli dari Charlie si montir. Ia seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal kekayaan keluarga Harish. Charlie adalah anak dari Lionel dan Listia Harish.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Syalalala~
Jangan-jangan ada yg sengaja kasih obat ke heera biar dia gemuk🤔
bener gak thor? 😌
2022-04-02
1