Pesan Tak Terbalas

Sesampainya di rumah Kevin di sambut kedua adiknya yang masih menonton tv. Bapak dan Ibunya kemungkinan sudah tidur. Karena waktu menunjukkan pukul 11 malam. Lampu pun sudah di ganti dengan yang temaram. Suara derit pintu membuat Hani menoleh.

"Hampir ku kunci mas." Kata Hani kembali menatap ke tv.

"Mau aku tidur di luar. Keterlaluan!" Kevin menanggapi adiknya dengan bercanda.

"Lagian udah jam 11 malam belum pulang. Kencan sama gebetan baru?" Indah turut menyelidik.

"Ngawur. Bawa anak orang sampek malam pamali." Kevin menoyor kepala adiknya dan berlalu ke kamar.

"Sakit tau!"

Sesampainya di kamar Kevin melepas jaketnya. Dia buang asal, pikirannya kalut. Melihat sikap Nina, Dia bisa menebak kalau sebenarnya Nina cemburu melihatnya berboncengan dengan Atikah. Dia seneng mungkin cintanya akan terbalas, tapi dia juga takut kalau Nina malah menghindar.

"Daripada cuma mikir mending aku kirim pesan saja." Gumam Kevin.

"Nin, udah tidur?" Langsung biru, tapi tak di balas.

"Nin, apa aku ada salah?" ketiknya lagi. Namun hanya centang satu. Kemungkinan Nina menonaktifkan Hpnya.

Karena tak ada balasan dari Nina, Kevin pun tertidur dengan masih memegang Hpnya. Berharap pujaan hati segera membalas pesannya. Sedangkan Nina di dalam kamarnya hanya menatap Hpnya. Ada pesan yang membuatnya tersenyum, dari Mas Kevin. Kelihatan dari bahasanya kalau Mas Kevin menghawatirkan dirinya. Setelah terbuka pesannya, dia niat membalas. Tapi Hpnya bergetar, ada panggilan masuk. Ternyata dari Andre, mau tidak mau dia mengangkat telfonnya.

"Hallo, ada apa Ndre?" Jawab Nina to the point.

"Kamu sekarang sulit bangat di hubungi Nin! Kenapa?" Andre langsung memberondong dengan pertanyaan.

"Sudah berapa kali aku bilang Ndre, aku itu kerja. Bisanya pegang hp cuma malam doang. Aku lagi masa training nggak bisa sembarangan pegang hp. Tolong dong kamu ngertiin aku dikit aja. Dewasa sedikit Ndre?" Baru kali ini Nina berani marah dengan Andre. Mungkin karena sudah bosan atau terbawa perasaan dengan Kevin.

"Ok, aku minta maaf ya sayang." Andre melunak, karena sebenarnya yang cinta mati itu Andre. Dia yang paling takut kehilangan Nina.

Tanpa menjawab Andre, Nina menutup telfon dan mematikannya. Perasaannya kali ini ruwet, kecewa dengan Kevin dan sebal dengan Andre. Ninapun mencoba tidur. Akhirnya Ninapun terlelap tanpa tau kalau ada yang sedang menunggu balasan pesannya.

Keesokan harinya,

Pagi itu Kevin segera berangkat ke tempat kerjanya, bukan tanpa alasan. Ia ingin segera bertemu Nina, tak sabar rasanya ingin berbicara langsung dengan Nina. Pesan tak berbalas membuat dia gelisah sendiri.

"Bay, Nina mana?" Baru datang berjumpa Bayu, langsung di tanyainya.

"Di belakang kali. Kesana aja." Sahut Bayu.

Kevin pun bergegas ke halaman belakang. Dia berpapasan dengan Atikah. Tapi dia memilih menghindar, takutnya malah menghalangi niatnya untuk bertemu Nina. Setelah melewati beberapa meja tamu. Kevin sampai di halaman belakang. Dia celingukan mencari keberadaan Nina.

"Nina!" Teriaknya setelah melihat Nina tengah menyapu.

"Iya mas?"

"Tumben udah datang Mas?" Wati ikut nimbrung, karena saat itu Wati juga menyapu halaman belakang.

"Iya, ada yang mau aku omongin sama Nina. Boleh pinjem Nina sebentar?" Tanya Kevin.

"Ya tanya Nina sendiri Mas, masa tanya aku?" Jawab Wati dengan tatapan miris. Jujur dalam hatinya masih mengharapkan balasan cinta dari seorang Kevin. Tapi apa daya, sepertinya itu hanya tinggal harapan saja. Namun, Wati sudah ikhlas andaikan Nina yang menjadi pendamping Kevin. Setidaknya perangai Nina jauh lebih baik daripada Atikah.

Nina hanya diam membiarkan Kevin dan Wati berbincang. Sampai Kevin menghampirinya, dia tidak sadar karena tengah melamun. Melamunkan perasaannya, melamunkan hubungannya dengan Andre, semua membuat pikirannya terasa berat.

"Nin! Nina!" Nina tersentak dengan panggilan Kevin.

"Eh, iya mas." Nina menjawab dengan tergagap.

"Kenapa ngelamun? Ada masalah?" Tanya Kevin serius.

"Enggak Mas." Nina duduk di kursi panjang yang di sediakan di halamn belakang. Dan Kevin ikut duduk di sana.

"Oh ya Nin, maaf buat semalam." Kevin membuka pembicaraan.

"Soal apa ya mas?"

"Em, itu yang aku berboncengan dengan atikah."

"Hehe, kenapa kok minta maaf ke aku Mas? Aneh deh!" Nina menyahutinya dengan santai.

"Lha kemarin kamu sepertinya bersedih." Kevin bingung, mengggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ngapain sedih Mas? Lagian Mas Kevin juga bukan siapa-siapa Nina." Jawab Nina dengan santainya. Dia berusaha menyembunyikan perasaannya. Walaupun dalam hatinya girang banget, Kevin seperti menjaga perasaannya.

"Oh iya. Ya sudah lupakan!" Kevin kecewa dengan jawaban Nina. Padahal dia berharap Nina senang dengan permintaan maafnya.

Menjelang siang restoran Pak Hari lumayan rame. Semua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Banyak pengunjung yang makan di situ. Ada juga yang membungkus. Nina yang bertugas sebagai pelayan dengan semangat mengantar makanan kepengunjung dengan baki. Tidak peduli dengan rasa pegal di tangannya. Baginya, kalau ingin dapat uang ya harus capek.

Sementara itu, Kevin duduk di meja kasir menghitung nota pengunjung. Wati di bagian minuman juga sibuk membuat sejenis jus untuk pengunjung. Atikah di bagian makanan, dia menggarnis makanan agar tampil cantik dan menggugah selera. Sedangkan Bayu dan Agus bagian eksekusi pembakaran ikan ataupun ayam.

"Wat, tadi mas Kevin ngobrol apa dengan Nina?" Tanya Atikah berbisik.

"Nggak tahu. Nggak hobi nguping." Jawaban Wati, membuat Atikah kecewa.

"Loe mau nggak kerjasama sama gue?" Atikah berencana buat kerjasama dengan wati, untuk memata-matai Atikah.

"Apa untungnya buat gue?" Wati cuek sekali.

"Ya kan kalau Nina tersingkir, saingan loe buat dapetin Mas Kevin cuma gue,Wat! Loe masih mengharapkan Mas Kevin kan?" Atikah menjelaskan dengan berapi-api.

"Gue nggak seperti loe yang memaksakan perasaan Tik, maaf gue nggak bisa, lagian gue bakal bahagia kalau Mas Kevin bahagia. Dan kebahagiaan Mas Kevin mungkin ada pada Nina." Jawabam Wati sangat bijak.

"Jangan sok. Munafik loe!" Atikah yang kecewa dengan jawaban Wati pergi dari tempat itu.

"Satu pesanku untukmu Atikah, jangan pernah memaksakan sebuah hubungan. Kamu akan kecewa nantinya. Carilah pasangan yang juga mencintai kamu. Agar kamu bahagia." Pesan Wati kepada Atikah sebelum Atikah melangkah lebih jauh lagi.

"Jangan menasehatiku, aku bukan seperti kamu yang gampang menyerah. Aku akan memperjuangkan cintaku ini. Dan kamu jangan coba ikut campur!" Tandas Atikah.

Atikah pun bemar-benar berlalu dari hadapan Wati. Dia marah, kecewa karena satu-satunya orang yang bisa di ajak kerja sama untuk menjauhkan Nina dari Kevin malah menolaknya. Dia berpikir keras untuk berusaha memisahkan meraka dengan caranya sendiri. Apapun akan dia lakukan untuk melancarkan aksinya. Sekalipun tak ada yang mendukungnya.

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

hatinya dah ketutup sma obsesi nya🤦

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Hari Pertama Kerja
3 Ada Rasa
4 Cemburu
5 Biar Semua Berlalu.
6 Salah Aku Cemburu?
7 Dinner Ulang Tahun Clara
8 Malam Yang Indah
9 Pesan Tak Terbalas
10 Rindu Ibu.
11 Bertemu Camer
12 Kebahagiaan Seorang Ibu
13 Hari Baru
14 Kunjungan Bu Bos
15 Iri Tanda Tak Mampu
16 Rencana Pulang Ke Desa
17 Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18 Kedatangan Andre
19 Ada Yang Galau
20 Mengintrogasi Wati
21 Keharmonisan di Keluarga Clara
22 Sinetron
23 Senin Ceria
24 Kembali Kerja
25 Semangat Kerja
26 Menjamu Tamu
27 Andre di Mata Nina
28 Hari Melelahkan
29 Putus
30 Lega
31 Tantangan Dari Agus
32 Andre Menerima dengan Lapang Dada
33 Ungkapan Hati
34 Sederhana Tapi Menawan
35 Diamnya Seorang Kevin
36 Mbak Wati Marah
37 Kebersamaan
38 Ternyata Tangguh
39 Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40 BAB 40
41 Bab 41
42 BAB 42
43 BaB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 Pengumuman
59 BAB 58
60 BAB 59
61 Episode 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Hari Pertama Kerja
3
Ada Rasa
4
Cemburu
5
Biar Semua Berlalu.
6
Salah Aku Cemburu?
7
Dinner Ulang Tahun Clara
8
Malam Yang Indah
9
Pesan Tak Terbalas
10
Rindu Ibu.
11
Bertemu Camer
12
Kebahagiaan Seorang Ibu
13
Hari Baru
14
Kunjungan Bu Bos
15
Iri Tanda Tak Mampu
16
Rencana Pulang Ke Desa
17
Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18
Kedatangan Andre
19
Ada Yang Galau
20
Mengintrogasi Wati
21
Keharmonisan di Keluarga Clara
22
Sinetron
23
Senin Ceria
24
Kembali Kerja
25
Semangat Kerja
26
Menjamu Tamu
27
Andre di Mata Nina
28
Hari Melelahkan
29
Putus
30
Lega
31
Tantangan Dari Agus
32
Andre Menerima dengan Lapang Dada
33
Ungkapan Hati
34
Sederhana Tapi Menawan
35
Diamnya Seorang Kevin
36
Mbak Wati Marah
37
Kebersamaan
38
Ternyata Tangguh
39
Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40
BAB 40
41
Bab 41
42
BAB 42
43
BaB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
Pengumuman
59
BAB 58
60
BAB 59
61
Episode 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!