Ada Rasa

Pov Kevin

Pagi itu oleh Pak Hari aku di tugaskan untuk mewawancarai karyawan baru di Restorannya. Dari 10 pelamar hanya 3 yang di terima, padahal seharusnya membutuhkan 4 orang. Tapi kata beliau ada salah satu teman anaknya yang lebih dulu melamar dan sangat butuh pekerjaan.

Kupikir seperti apa dia. Sebelum itu, ada salah satu temanku. Dia lumayan cantik. Putih, tinggi, dan supel. Berbanding terbalik dengan aku yang bisa di bilang sangat cuek. Sampai ada yang menyebutku kulkas.

Saat aku ketemu pertama kali, ada rasa kagum dengannya. Lantas ku lihat cvnya, ternyata baru lulus SMA. "Asyik bisa di kerjain." Batinku.

"Sebutkan nama, usia dan pengalaman kerja?." Kataku dengan tegas sengaja untuk menakutinya.

"Indira Karenina Kelana, 19 tahun baru lulus pak?" Katanya tak kalah cepat.

Dahiku mengernyit enak saja dia panggil aku bapak. Setua itukah aku di matanya. Masih dengan sikap tegasku aku memperingatinya agar jangan memanggilku Bapak. Dan dia pun menurutinya.

Ku akui memang dia cantik. Dan kelihatannya Dia pandai membawakan diri. Tapi di hari pertama kerja dia sepertinya di tindas sama Atikah. Rekan kerja yang sudah lama naksir aku. Tapi tak ku tanggapi, soalnya dia terlalu agresif dan hati ini enggan membuka untuknya.

Entah kenapa kehadiran Nina membuat perasaanku berbeda. Dia lain daripada yang lain, tidak caper dan kelihatan anggun. Segera kutepiskan rasa ini, aku takut malah kecewa. Dan akupun belum siap untuk membuka hati.

"Jangan di liyatin terus, ntar malah diambil orang lo!" Kata bayu.

"Bukan tipe ku. Ambil aja kalau mau." Kataku.

Entah kenapa ini bentuk gengsi atau trauma dengan masa lalu. Ehmz, memang kisah cintaku tak semulus karirku. Aku pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang seumuran denganku. Tapi ketika aku benar-benar serius dengannya dia menghianatiku. Itulah trauma terdalamku.

Pov Author

Sore menjelang Restoran tempat Nina kerja sangat ramai. Semua tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Begitupun Nina, Dia sibuk mengantar pesanan pengunjung. Dan mengelap meja-meja pengunjung yang kotor.

Kevin terus mengawasi Nina. Selain karna tugasnya sebagai Leader di resto itu, diam-diam dia juga menaruh hati pada gadis desa yang smart itu. Bisa dikatakan jatuh cinta pandang pertama. Semakin berusaha menepis tapi nyatanya perasaan itu semakin menguat.

Daripada terus menerus gelisah dengan perasaannya. Akhirnya Kevin memberanikan diri untuk mendekati Nina.

"Nina, aku minta nomor telfonnya!" Kata kevin datar tidak ada manis-manisnya.

"Buat apa mas?" Tanya Nina.

"Ya, kalau sewaktu-waktu ada keperluan. Jangan Ge Er!" sambung kevin masih dengan datarnya.

"Iya mas." Nina menjawab "Siapa juga yang Ge Er." Batin Nina

Setelah memberikan nomor ponselnya ke Kevin, Nina berlalu dari tempat itu. Ternyata kejadian itu tak luput dari Atikah, yang diam-diam menguping pembicaraan mereka.

"Sial, kevin minta nomor si udik. Buat apa coba?" Atikah bermonolog sendiri.

"Aku harus lebih ekstra deketin kevin. Aku tidak mau sampai kalah dengan gadis kampung itu. Dasar udik. nggak tau diri!" Atikah terus uring-uringan.

Malam pun tiba, Restoran segera di tutup. Semua beres-beres. Kecuali Atikah yang masih aja mengomel nggak jelas.

"Ayo cepet Nina, jangan lelet!" Sengaja Atikah membentak Nina.

"Iya mbk, ini juga udah paling cepet." Jawab Nina santai.

"Berani jawab ya kamu, baru sehari kerja di sini, jangan mentang-mentang kamu rekomendasi Pak Hari bisa seenak jidat. Kamu sama seperti yang lain. Junior harus nurut senior." Atikah berucap panjang lebar.

"Salahku apa to mbak? Dari tadi kamu bentak aku tetus, perasaan aku juga nggak lelet2 amat." Nina terus menjawab karna dia merasa di tindas Atikah.

Karena keributan itu lama, akhirnya Kevin pun datang yang sebelumnya di kabari Agus, karyawan di Restoran itu. Kalau Nina lagi di marah-marahi Atikah, padahal tidak ada kesalahan.

Agus memberitahu Kevin "Vin, Mending loe secepatnya ke dapur, pujaan loe di serbu nenek lampir."

"Serius loe???" Kevin menatap tidak percaya.

" Serius, buruan loe dateng, sebelum lampir menjadi-jadi, kasihan Nina, daritadi di pojokin terus." Tegas Agus.

Kevin pum berlari ke dapur untuk melihat kejadiaannya. Benar, disana tampak Atikah dan Nina di tengah-tengah kerubutan seluruh karyawan.

"Ada apa ini?" Suara dingin dan cool membuat kerumunan membuka sedikit.

Atikah mencari muka di depan Kevin "Ini lo Mas, Nina kerjanya lelet banget, masa nata gelas aja sambil melamun. Kasihan yang lain kan, seharusnya udah pulang nungguin dia nggak selesai."

"Ok, semua menata gelas, dan kamu Nina ikut saya." Kata Kevin.

Semua karyawan mengikuti perintah si Leader, kecuali Atikah yang sok2an senior. Karna Nina tak bergeming dari tempatnya, Kevin pun menarik tangan Nina. Masih memegang tangan Nina, setengah berlari dia meninggalkan dapur, melewati meja-meja tamu, sampai akhirnya tiba di parkiran.

Karena tidak tau mau di apakan Nina memberontak melepaskan tangannya yang di pegang Kevin.

"Lepas Mas, saya bisa jalan sendiri."

"Iya, Maafin Atikah yang selalu semena-mena sama kamu ya?" permintaan maaf tulus dari Kevin.

" Gak pa pa Mas, lagian kenapa Mas yang minta maaf?" Nina keheranan.

"Ya gak pa pa. Ya udah, kamu istirahat."

"Ya mas." Jawab Nina sekedarnya.

Nina pun menuju kamarnya. Di restoran ini memang menyediakan kamar untuk karyawan yang rumahnya jauh. Jadi bisa irit ongkos pulang. Paling seminggu sekali ada yang pulang. Bahka ada yang hanya pas lebaran saja pulangnya.

Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Hari Pertama Kerja
3 Ada Rasa
4 Cemburu
5 Biar Semua Berlalu.
6 Salah Aku Cemburu?
7 Dinner Ulang Tahun Clara
8 Malam Yang Indah
9 Pesan Tak Terbalas
10 Rindu Ibu.
11 Bertemu Camer
12 Kebahagiaan Seorang Ibu
13 Hari Baru
14 Kunjungan Bu Bos
15 Iri Tanda Tak Mampu
16 Rencana Pulang Ke Desa
17 Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18 Kedatangan Andre
19 Ada Yang Galau
20 Mengintrogasi Wati
21 Keharmonisan di Keluarga Clara
22 Sinetron
23 Senin Ceria
24 Kembali Kerja
25 Semangat Kerja
26 Menjamu Tamu
27 Andre di Mata Nina
28 Hari Melelahkan
29 Putus
30 Lega
31 Tantangan Dari Agus
32 Andre Menerima dengan Lapang Dada
33 Ungkapan Hati
34 Sederhana Tapi Menawan
35 Diamnya Seorang Kevin
36 Mbak Wati Marah
37 Kebersamaan
38 Ternyata Tangguh
39 Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40 BAB 40
41 Bab 41
42 BAB 42
43 BaB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 Pengumuman
59 BAB 58
60 BAB 59
61 Episode 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Hari Pertama Kerja
3
Ada Rasa
4
Cemburu
5
Biar Semua Berlalu.
6
Salah Aku Cemburu?
7
Dinner Ulang Tahun Clara
8
Malam Yang Indah
9
Pesan Tak Terbalas
10
Rindu Ibu.
11
Bertemu Camer
12
Kebahagiaan Seorang Ibu
13
Hari Baru
14
Kunjungan Bu Bos
15
Iri Tanda Tak Mampu
16
Rencana Pulang Ke Desa
17
Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18
Kedatangan Andre
19
Ada Yang Galau
20
Mengintrogasi Wati
21
Keharmonisan di Keluarga Clara
22
Sinetron
23
Senin Ceria
24
Kembali Kerja
25
Semangat Kerja
26
Menjamu Tamu
27
Andre di Mata Nina
28
Hari Melelahkan
29
Putus
30
Lega
31
Tantangan Dari Agus
32
Andre Menerima dengan Lapang Dada
33
Ungkapan Hati
34
Sederhana Tapi Menawan
35
Diamnya Seorang Kevin
36
Mbak Wati Marah
37
Kebersamaan
38
Ternyata Tangguh
39
Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40
BAB 40
41
Bab 41
42
BAB 42
43
BaB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
Pengumuman
59
BAB 58
60
BAB 59
61
Episode 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!