Menikah Dengan Perjaka Tua
Indira Karenina Kelana (21) : Gadis cantik yang karismatik dari keluarga sederhana, pekerja keras.
Kevin Mahmuda (32) : Pria dewasa yang terus bekeja tanpa berfikir untuk menikah, karena baginya masih ingin menikmati kesendiriannya.
Andre Bagaskara (20) : Pacar dari Nina, posesif, pengangguran.
Atikah Sari (25) : Rekan kerja Kevin, menor, menyukai kevin.
"Buk, aku lulus! " Teriak Nina ketika memasuki rumahnya. Rumah sederhana peninggalan bapaknya yang sudah tiada. Berlantai tanah dan berdinding kayu.
Ibu paruh baya keluar dari dapur dengan tergopoh-gopoh.
"Aku lulus buk! Nina menjadi lulusan terbaik tahun ini. Nina kuliah ya buk? Ikut program bidik misi, jadi ibuk nggak perlu khawatir dengan biaya kuliah nina!" Katanya dengan sumringah.
Ibu Ida (Ibuknya Nina) menghela nafas panjang setelah mendengar rentetan cerita anaknya.
"Nduk, ibuk tau kamu pandai, kamu slalu berprestasi, tapi kalau untuk kuliah jujur saja ibuk masih keberatan. " Bu Ida berkata dengan hati-hati sembari menuntun Nina duduk di kursi reyot ruang tamu.
"Cukup sampai disini kamu sekolah ya nduk, biar adikmu yang ganti sekolah. " Lanjut bu Ida dengan melirik anak sulungnya.
Cukup lama Nina terdiam. Tanpa berkata lagi Nina meninggalkan ibunya yang masih termangu di ruang tamu. Ia memasuki kamarnya, meletakkan tas di atas meja belajarnya. Dan memungut brosur Pergurunan Tinggi Negeri yang sempat di dapatnya beberapa bulan lalu setelah UN.
"Maafkan Nina yang terlalu ego buk, maafkan Nina yang masih menyusahkan ibuk." Rintihnya sambil menangis dan memeluk brosur itu.
Ya, Nina dan adiknya (Tiara) menjadi yatim setelah ayahnya meninggal 3 tahun lalu. Tepatnya saat kelulusan SMP Nina.
Setelah kepergian suaminya, ibu Ida bekerja keras untuk menghidupi kedua putrinya yang masih membutuhkan biaya sekolah. Karena suaminya meninggal tanpa meninggalkan apapun. Hanya rumah sederhana yang mereka tempati itu.
Bu ida bekerja sebagai PRT panggilan, jadi kerja hanya siang hari dan malam harinya beliau menyempatkan waktu untuk menemani kedua putrinya belajar di rumah.
"Buk, mbak Nina kemana? Motornya udah di depan nggak kliyatan orangnya. " ucap Tiara pulang dari belajar kelompok.
"Mbakmu di kamar, tertidur paling nduk daritadi belun keluar. " Bohong ibu di depan putri bungsunya. Beliau tidak mungkin menceritakan kejadian saat kakaknya pulang sekolah.
"Tapi hari ini kelulusan Mbak Nina kan buk? Mbk Nina lulus kan? " Kata Tiara yang penasaran kenapa kakaknya tidak keluar kamar.
"Ya, bahkan Mbakmu menjadi lulusan terbaik tahun ini." Ucap ibu menyunggingkan senyum. Bangga terhadap putri sulungnya itu.
Tak lama kemudian Nina keluar dari kamarnya. Karena lapar yang menyerang perutnya ia berinisiatif untuk ke dapur.
Diambilnya 1 butir telur, di bumbui dengan sedikit garam halus. Kemudian, Ia mulai menyalakan api dengan daun pisang yang kering, mulailah Nina menyalakan api tungku. Maklum belum punya uang buat beli kompor gas ataupun sekedar kompor minyak.
"Mbak, baru bangun?" Sapa adik Nina.
"Iya, laper, kamu udah makan?" Jawab Nina.
"Udah makan aku Mbak, sama juga bikin telur dadar." Ucap Tiara sambil berlalu
Nina menyelesaikan kegiatannya, lalu ia segera makan. Tiba-tiba Bu Ida muncul dari pintu dapur belakang. Bu Ida menghela nafasnya, ketika melihat Nina tengah makan dengan nikmat walau hanya dengan telur dadar ala kadarnya.
"Nduk, baru makan?" Tanya Bu Ida.
"Iya buk, baru ngrasa laper. He he he." Jawab Nina sambil nyengir.
Bu Ida menanggapi Nina dengan tersenyum.
Beliau tahu perasaan sulungnya saat ini.
"Buk, setelah lulus nanti aku mau kerja di restoran punya ayahnya temanku ya Buk, tidak jauh dari sini. Ku pikir nanti aku bisa pulang setiap hari, jadi nggak perlu ngontrak/ngekost. Lumayan nanti gajiku bisa buat bantu biaya sekolah Tiara." Ucap Nina panjang lebar, sepertinya dia sudah melupakan keinginannya untuk kuliah.
"Ibuk terserah kamu nduk, asal kamu nyaman kerja disana ibuk tak masalah. Dan untuk biaya sekolah adikmu, tidak usah kamu pikir, Ibuk masih kuat membayarnya. Uang hasil kerjamu simpan saja." Sahut ibunya.
"Tapi ini keinginanku buk, biar beban ibuk sedikit berkurang." Kekeh Nina.
"Ya sudah, terserah kamu nduk". Jawab Bu Ida.
Malam itu Nina dapat tidur nyenyak setelah menyampaikan keinginannya pada ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
impian yang terpendam....😢
harus kuat hatimu nina😁
2022-09-24
0
Maulana ya_Rohman
mampir thor
2022-09-24
0