Salah Aku Cemburu?

Pagi yang cerah di ikuti nyanyian burung pipit yang merdu. Dari subuh Nina sudah bangun. Bersama Wati, Dia membersihkan halaman depan dan samping restoran. Sedangkan Atikah mencuci gelas-gelas dan piring yang semalam belum di cuci. Untuk karyawan yang menginap di restoran itu, memang bekerja lebih pagi. Jam 7 sudah mulai kegiatan, sedangkan yang pulang mulai bekerja jam 9.

"Nina, kamu juga suka sama Mas Kevin to?" tiba-tiba Wati tanya seperti itu.

"Enggak mbak, aku udah punya pacar, lagian Mas Kevin bukan tipeku." Kata Nina sungguh-sungguh."Mbak Wati mungkin yang memendam rasa?" Nina becandain Wati.

"Enggak Nin, aku tak terlalu mengharapkan Kevin, dulu sebelum dia dengan Laras, aku sempat jatuh cinta. Tapi dia sama sekali nggak respek sama aku." Curhat Wati.

"Oh, jadi bener Mbak Wati juga ada rasa sama Mas Kevin? Maaf lo Mbak, aku nggak tau! Tadi niatku becandain Mbak Wati." Ujar Nina tak enak.

"Nggak papa Nin, lagian itu juga masa lalu. Aku akan bahagia kalau Mas Kevin bahagia." Wati berkata sambil tersenyum. "Dan kelihatannya kebahagiaan Kelvin ada di kamu." Imbuhnya lagi.

"Tapi beneran Mbak, aku itu biasa saja kalau sama Mas Kevin. Lagian ya, aku udah punya pacar. Aku sayang dia, dan dia sayang aku. Maklumlah kita seumuran jadi ngobrolnya nyaman dan pacaran deh. Ehh, maaf ya Mbak, jadi curhat."

"Nggak papa Nin, lagian itu kan masih pacar, bisa aja putus. Apalagi kalian sama-sama labil. Mending cari cowok yang lebih dewasa, jadi emosinya stabil." Wati menasehati.

"Iya sih mbak, pacarku cemburuan banget. Kemarin aja waktu aku kerja lupa nggak WA, dia marah-marah. Ya wajarlah aku pikir itu bentuk cemburu dia. Cemburu kan tanda cinta Mbak!" Nina kekeh membela pacarnya.

Nina sendiri bingung, dia itu cinta dengan Andre atau hanya sebatas bentuk kasihan dan takut. Karena sejak lama Andre mengejar Nina, tapi baru dua tahun kemudian Nina mau berpacaran dengannya. Bagi Nina Andre adalah superhero, dan selalu ada buat Nina. Dan Andre selalu mengancam tidak mau putus, kalau putus dia akan nekat. Entahlah, semenjak dinasehati Wati, Nina menjadi bimbang dengan perasaannya.

Sementara itu, Kelvin yang tak sengaja mendengar pembicaraan Nina dan Wati merasakan perih di dalam hati. Baru saja dia ingin mendekati Nina, tapi sepertinya Nina sudah memberi jarak terlebih dahulu. Dengan lesu Kelvin berjalan menuju meja kasir. Dia mengecek pengeluaran pagi ini.

"Pagi!" Semua menoleh ke arah suara dari pintu masuk restoran.

"Pagi Pak!" Jawab semua karyawan yang ada di situ, termasuk Kelvin langsung berdiri menyambut sang pemilik restoran.

"Mas Kevin, Mbak Nina nya dimana?" Tanya pak Hari, karena sedari tadi beliau tidak melihat sahabat putrinya itu.

"Di belakang pak, membersihkan meja tamu." Jawab Kevin.

"Oh, iya!" Pak Hari pun bergegas ke belakang.

Selesai menyapu halaman Nina dan sebagian karyawan mengelap meja-meja tamu. Selain itu juga mengecek tisu, tusuk gigi dan yang lainnya. Kalau kosong segera di isi. Nina begitu cekatan melakukan pekerjaan itu.

"Pagi Karenina Kelana." Suara Pak Hari yang menyebut nama lengkap mengejutkan Nina, dia pun menoleh kebelakang.

"Pagi juga Pak." Sambut Nina menunduk sopan.

"Tenaganya jangan di forsir Nin, ini masih pagi." Pak Hari menasehati.

"Iya pak."

"Nin, nanti habis magrib kamu ikut Ibu ya, kita akan merayakan ulangtahunnya Clara. Dan dia minta kamu buat ikut. Nanti biar ibu dan Clara jemput kamu disini."

Nina tampak berfikir, "Tapi pekerjaan saya gimana Pak?"

"Gampang, lagian juga bukan weekend jadi nggak terlalu ramai." Jawab Pak Hari.

"Baik Pak, nanti aku siap-siap."

Pak Hari pun berlalu dari hadapan Nina. Pak Hari cukup mengetahui kehidupan Nina yang begitu keras. Sebenarnya sebelum kerja disini Pak Hari sudah menawari Nina untuk di kuliahkan, intinya menjadi anak asuh beliau. Tapi Nina menolak takut malah merepotkan. Sebenarnya tidak merepotkan, anak Pak Hari juga cuma Clara, dan beliau mempunyai beberapa bisnis selain restoran. Tapi dibalikkan ke Nina sendiri.

Nina pun kerja juga ingin mendapatkan uang dan membantu ibunya di desa. Karena adiknya juga masih sekolah dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Karena Tiara tidak mendapatkan bantuan dari sekolah, berbeda dengan Nina dulu. Dulu Nina waktu sekolah hanya membayar separo uang sekolah. Dia mendapatkan beasiswa murid berprestasi.

"Hem." Atikah berdehem di samping Nina.

"Enak ya, jadi kesayangan Pak Bos, baru kerja 2 hari udah diajak dinner." Lanjutnya.

"Bener tuh, makin gede tu kepala." Sahut kroninya Atikah.

Karena tidak ingin meladeni Atikah dan kroninya. Nina berlalu meninggalkan mereka tanpa menjawab sepatah katapun. Dia tidak mau ribut, kalau di tanggapi ujung-ujungnya pasti ribut. Nina pun menuju dapur, dia membantu Wati mengirisi timun, kobis, dan menyiangi kemangi buat garnis nanti.

"Nin, nanti habis magrib kamu gantiin aku di bagian garnis ya, aku mau jenguk temenku masuk rumah sakit" Wati minta tolong Nina.

"Aduh, maaf Mbak, nanti habis magrib aku juga diajak Pak Hari keluar, mau merayakan ulang tahun Clara." Jawab Nina nggak enak.

"Oh ya? Ya udah nggak papa Nin." Jawab Wati.

"Emang sakit apa Mbak temennya?"

"Kemarin kecelakaan."

Menjelang siang restoran sangat ramai, ada yang makan di situ dan banyak juga yang membungkus. Nina pun wira-wiri mengantar makanan. Dan itu semua tak luput dari perhatian Kevin.

"Mas, nanti habis magrib aku ijin buat keluar ya?" Nina menghampiri Kevin yang menatapnya.

"Ke ulang tahunnya Clara?" Kevin sudah tau tujuan Nina.

"Iya mas."

"Iya, tadi Pak Hari sudah bilang."

"Berarti siang ini aku nggak ada istirahat Mas?" Tanya Nina.

"Istirahat nggak papa, ambil jam kedua aja, jadi kamu bisa siap-siap sebelum magrib."

"Ok, mas!"

Setelah minta izin Kevin. Ninapun bekerja kembali. Tiba Ashar, Nina berisrirahat. Dia menuju kamar, dan terlelap karena lelah. Tanpa membuka ponselnya. Yang kelihatan banyak sekali panggilan tak terjawab.

Episodes
1 Perkenalan Karakter
2 Hari Pertama Kerja
3 Ada Rasa
4 Cemburu
5 Biar Semua Berlalu.
6 Salah Aku Cemburu?
7 Dinner Ulang Tahun Clara
8 Malam Yang Indah
9 Pesan Tak Terbalas
10 Rindu Ibu.
11 Bertemu Camer
12 Kebahagiaan Seorang Ibu
13 Hari Baru
14 Kunjungan Bu Bos
15 Iri Tanda Tak Mampu
16 Rencana Pulang Ke Desa
17 Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18 Kedatangan Andre
19 Ada Yang Galau
20 Mengintrogasi Wati
21 Keharmonisan di Keluarga Clara
22 Sinetron
23 Senin Ceria
24 Kembali Kerja
25 Semangat Kerja
26 Menjamu Tamu
27 Andre di Mata Nina
28 Hari Melelahkan
29 Putus
30 Lega
31 Tantangan Dari Agus
32 Andre Menerima dengan Lapang Dada
33 Ungkapan Hati
34 Sederhana Tapi Menawan
35 Diamnya Seorang Kevin
36 Mbak Wati Marah
37 Kebersamaan
38 Ternyata Tangguh
39 Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40 BAB 40
41 Bab 41
42 BAB 42
43 BaB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 Pengumuman
59 BAB 58
60 BAB 59
61 Episode 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Perkenalan Karakter
2
Hari Pertama Kerja
3
Ada Rasa
4
Cemburu
5
Biar Semua Berlalu.
6
Salah Aku Cemburu?
7
Dinner Ulang Tahun Clara
8
Malam Yang Indah
9
Pesan Tak Terbalas
10
Rindu Ibu.
11
Bertemu Camer
12
Kebahagiaan Seorang Ibu
13
Hari Baru
14
Kunjungan Bu Bos
15
Iri Tanda Tak Mampu
16
Rencana Pulang Ke Desa
17
Kesederhanaan Di Rumah Ibu
18
Kedatangan Andre
19
Ada Yang Galau
20
Mengintrogasi Wati
21
Keharmonisan di Keluarga Clara
22
Sinetron
23
Senin Ceria
24
Kembali Kerja
25
Semangat Kerja
26
Menjamu Tamu
27
Andre di Mata Nina
28
Hari Melelahkan
29
Putus
30
Lega
31
Tantangan Dari Agus
32
Andre Menerima dengan Lapang Dada
33
Ungkapan Hati
34
Sederhana Tapi Menawan
35
Diamnya Seorang Kevin
36
Mbak Wati Marah
37
Kebersamaan
38
Ternyata Tangguh
39
Menggagalkan Rencana Mbah Kakung
40
BAB 40
41
Bab 41
42
BAB 42
43
BaB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
Pengumuman
59
BAB 58
60
BAB 59
61
Episode 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!