Sean nampak semakin cemas. Kala hujan tiba-tiba turun. Sean tahu, Tania benci hujan. Tidak tahu kenapa. Pokoknya tiap hujan turun, gadis itu akan memilih tinggal di rumah atau kantor. Enggan keluar. Makanya dia paling ribet kalau musim penghujan tiba.
Ditengah derasnya hujan, tanpa Sean tahu Tania sudah keluar dari lobi. Tania keluar dari pintu yang posisinya jauh dari parkiran. Hingga Sean tidak melihatnya.
Wajah gadis itu sudah terlihat muram, sejak dia tahu hujan turun. Dia benci rasa yang ditinggalkan hujan. Dingin. Seperti hatinya. Dan juga sedih.
Dia menatap nanar.Tetesan hujan yang turun dari atap lobi. Perlahan dia mengulurkan tangannya. Mencoba menahan tetesan hujan di telapak tangannya.
Namun gagal, air itu tetap tumpah dari tangannya.
"Sudah tahu sia-sia. Tapi tetap memaksa melakukannya. Dan inilah yang kamu dapat. Kecewa..." bisik Tania lirih.
Seperti perasaannya pada kakak angkatnya. Dia sempat mencoba untuk memaksakan perasaannya. Tapi hanya kecewa dan patah hati yang dia dapat.
"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Hampir dua tahun dan kamu belum bisa melupakannya" rutuk Tania pada dirinya sendiri.
Kredit Instagram@eleanorleeex
Tania tampak mengusap sebelah lengannya dengan tangan satunya lagi. Untuk mengusir rasa dingin yang ia rasa.
Tiba-tiba satu tangan kokoh meraih telapak tangannya. Menggenggamnya erat. Membuatnya terasa hangat seketika.
Tania langsung menatap siapa yang melakukan hal itu. Dan ternyata Jaydenlah pelakunya. Entah mengapa tangan Jayden terasa begitu hangat dan nyaman. Tania pikir beraninya pria ini menggenggam tangannya.
"Sudah tahu benci hujan. Kenapa tidak menunggu di dalam saja. Bukankah seperti bunuh diri. Memaksa melakukan hal yang tidak kita suka" ujar Jayden.
"Apa maksudmu?"
"Kamu benci hujan kan?"
Tania melongo menatap Jayden yang kali ini memakai kaos polo berwarna biru dengan celana pendek berwarna putih. Juga sneakersnya. Sesaat Tania menatap Jayden yang malah menatap derasnya hujan.
Kredit Instagram.com
"Ayo masuk dulu" ajak Jayden.
"Aku mau pulang" ucap Tania.
"Aku antar"
"Tidak perlu"
"Jarang taksi yang lewat"
"Aku bisa naik ojol"
"Kamu bisa sakit kalau naik ojol. Kehujanan" cegah Jayden.
Tania sedikit meradang. Siapa sih Jayden untuknya. Kenapa pria ini jadi mengatur sekali padanya. Bukankah mereka hanya ada hubungan bisnia.
"Tuan Lee kenapa dengan Anda?"
"Apa maksudmu?"
"Anda bukan siapa-siapa saya. Kenapa Anda jadi mengatur saya. Ini tidak boleh. Itu tidak boleh" protes Tania.
"Bukankah kita naik level? Kita pacaran sekarang" ucap Jayden pede.
"Siapa bilang? Apa hanya karena Anda tadi mencium saya. Anda......uuupss keceplosan" Tania langsung menutup mulutnya malu.
Keceplosan mengucapkan kalau tadi mereka berciuman. Eh ralat Jayden menciumnya.
"Kamu mengingatnya?" goda Jayden.
"Ma...mana ada" kilah Tania.
"Ah lihatnya wajahnya sudah seperti kepiting rebus" ledek Jayden.
Aaaahhh malunya. Ingin rasanya Tania menceburkan diri ke kolam di tengah halaman apartemen itu.
"Apa kamu begitu menikmatinya?" goda Jayden lagi.
"Siapa bilang?" kembali Tania berkilah.
Padahal sebenarnya dia memang menikmati ciuman dari Jayden.Pria itu benar-benar bisa membuatnya melupakan wajah Kaizo, kakak angkatnya kala mereka saling menyatukan bibir.
Berbeda dengan waktu bersama Bryan. Kebersamaannya dengan Bryan tidak mampu menghapus bayang-bayang Kak Kai-nya dari benaknya.
Saat bersama Jayden, Tania seolah dibawa ke dunia nyata. Dia seolah bangun dari mimpinya selama ini. Mimpi dengan Kak Kai di dalamnya. Bersama Jayden, meski mereka baru dua kali bertemu. Tapi pria itu berhasil membuatnya melupakan perasaannya pada Kak Kai.
"Bilang saja jika kamu menyukai ciuman dariku" goda Jayden lagi.
Membuat Tania kesal. Lantas tanpa kata. Tania langsung beranjak pergi dari lobi itu. Masuk ke derasnya hujan. Tidak peduli dengan bajunya akan basah.
Jayden yang melihat hal itu jelas terkejut. Begitu Tania masuk ke derasnya hujan. Jayden dengan cepat menariknya kembali untuk berteduh.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa sakit" ucap Jayden.
"Apa pedulimu? Lagipula aku sakit atau tidak.Tidak ada hubunganmu denganmu"
"Tentu saja aku peduli. Jika kamu sakit aku akan khawatir padamu"
Deg, jawaban Jayden membuat Tania membeku. Peduli? Khawatir? Selama di Surabaya ini hanya ada dua orang yang begitu peduli dan khawatir padanya. Vera dan Sean. Keduanya seperti sahabat untuknya.
Tapi mendengar kata peduli dan khawatir dari bibir Jayden membuat hati Tania berdesir aneh. Seolah dia begitu senang diperhatikan oleh Jayden.
"Apa kamu kedinginan? Apa kamu perlu ganti baju. Ada butik di dalam. Kita bisa cari baju ganti disana" ucap Jayden panik.
Sesekali pria itu mengusap wajah Tania. Mengeringkan air hujan yang membasahi wajah gadis itu. Hati Tania kembali berdesir kala tangan Jayden terasa lembut menyentuh pipinya. Bahkan turun ke dagunya. Membuat Tania dengan segera menepis tangan Jayden.
"Kenapa?" tanya Jayden ketika Tania menepis tangannya.
"Tidak enak dilihat orang" kilah Tania. Padahal dia begitu salah tingkah dengan sikap manis Jayden.
"Aku tidak peduli" tegas Jayden.
"Tapi aku peduli" jawab Tania.
Sesaat Jayden menatap Tania, yang balik menatapnya tak kalah tajam.
"Aku mau pulang" ucap Tania.
Lantas berbalik menjauh dari Jayden. Yang langsung menahan tangan Tania.
"Aku antar" ucap Jayden. Lalu meraih ponselnya.
"Apa aku punya mobil di basement" tanyà Jayden.
Tidak peduli dengan Tania yang berusaha melepaskan cekalan tangannya.
"Ada, Ferrari-mu baru tiba minggu lalu. Dan langsung masuk basement" jawab Rey diujung sana.
"Bagus" ucap Jayden.
Mengakhiri panggilannya. Lalu menarik tangan Tania untuk ikut bersamamya.
"Heii, kamu mau membawaku kemana?" tanya Tania.
"Ssssttt kecilkan suaramu. Nanti orang pikir aku sedang melakukan KDRT padamu" ucap Jayden.
Yang membuat Tania diam seketika. KDRT? Tunggu dulu, KDRT kan hanya untuk orang yang sudah menikah. Sedang mereka kan bukan apa-apa.
"Jangan mempermainkanku" bisik Tania di belakang punggung Jayden. Pria itu masih tetap menggenggam erat tangannya.
"Siapa yang mempermainkanmu. Aku sangat serius padamu" ucap Jayden di depan lift.
Tania baru saja akan menjawab. Ketika pintu lift terbuka. Kambali pria itu menarik lembut tangan Tania. Ikut masuk ke dalam lift. Di dalam lift, Jayden melepaskan genggaman tangannya pada Tania.
"Kamu tahu? Aku tidak pernah seserius ini pada seorang wanita" ucap Jayden dengan wajahnya tepat berada di depan wajah Tania.
Membuat jantung Tania bermaraton seketika. Jayden hanya terdiam. Menikmati wajah cantik didepannya.
"Oh perasaan apa ini? Mengapa aku begitu berdebar-debar kala bersama pria ini. Bahkan dulu aku tidak seperti ini saat menatap Kak Kai" batin Tania.
Bolehkah dia berharap lebih pada pria yang kini tengah menatapnya begitu hangat.
"Ahh tidak! Dia seorang pria beristri" pekik Tania dalam hati. Bersamaan dengan pintu lift yang terbuka.
Tak berapa lama, sebuah mobil Ferrari nampak keluar dari basement apartement itu. Membuat beberapa orang menatap takjub pada mobil itu. Siapa sih yang tidak tahu mobil dengan lambang kuda jingkrak di bagian depan itu.
"Kamu mau kemana?"
"Pulang"
Jayden menatap Tania yang tampak duduk sambil melipat tangannya.
"Kita kulineran dulu yuk. Kamu kan tadi sudah tidur juga. Jadi bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar. Temani aku. Sejak ke sini aku belum pernah hang out"
"Siapa suruh?" jawab Tania ketus.
"Oh come Tania. Aku tidak punya waktu untuk itu"
"Lalu sekarang apa?"
"Sekarang berbeda. Kan ada kamu"
"Maksud Tuan?"
"Ssssttt bisa tidak kalau di luar kantor kamu tidak memanggilku tuan. Aku bukan majikanmu. Aku pacarmu" ucap Jayden.
"Pacar dari mananya?"
"Oh oke, kalau kamu belum mau terima aku jadi pacarmu. Pacar otewe kalau begitu"
Mendengar ucapan Jayden soal pacar otewe. Membuat Tania tergelak. Sedang Jayden langsung menarik sudut bibirnya. Begitu senang mendengar tawa Tania.
"Tidak lucu!"
"Yang bilang aku ngelawak siapa? Aku serius"
Tania terdiam. Jangan tergoda. Jangan tergoda. Tapi siapa juga yang tidak akan tergoda dengan pria sekelas Jayden Lee. Di luar sana yang antri ratusan.
"Oke, mari kita mulai kencan pertama kita" ucap Jayden yang membuat Tania membulatkan matanya.
"Apa maksudnya coba?" batin Tania.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments