Cukup lama Tania menunggu. Hingga akhirnya dia merasa bosan.
"Iisshh pada kemana sih?" gerutunya.
Perlahan bangun dari duduknya. Melangkah ke balkon di sisi kiri ruang tamu Jayden. Sebuah pemandangan indah kembali menyambut matanya.
Kredit goole.com
Tania pikir bagaimana mungkin sebuah apartement dibangun dengan view yang bisa membuat orang betah berlama-lama untuk menikmati pemandangan disana.
"Sudah seperti obyek wisata saja" gumannya pelan.
Cukup lama Tania berada di balkon itu. Hingga kemudian dia memutuskan masuk kembali ke ruang tamu. Melirik jam di pergelangan tangannya. Dua puluh menit. Yang benar saja. Dia sudah menunggu selama itu. Tania tipe tidak suka menunggu.
Perlahan dia melangkahkan kakinya masuk lebih dalam ke apartement Jayden. Bilang saja dia tidak sopan tapi bodo amat. Kelamaan menunggu membuatnya kesal. Tahu begini dia benar-benar pulang memeluk gulingnya lagi.
"Tuan Rey....tuan.."panggil Tania ragu.
No answer,
"Iiisssh kemana sih dia" gerutu Tania.
Terdengar bunyi kecepak kecepik air. Membuat Tania melangkahkan kaki menuju ke sumber suara.
"Alamak bahkan apartement ini punya private pool di dalamnya" gumannya pelan penuh kekaguman.
Tanpa dia sadari sesosok pria memperhatikannya dengan senyum terkulum sejak tadi.
"Ingin bergabung denganku" tanya suara baritone yang akhir-akhir mulai terdengar akrab di telingannya.
Mendengar suara itu. Mata Tania mulai mencari sumbernya. Dan dia terkejut melihat Jayden Lee, tengah menatapnya dengan tatapan tajamnya. Pria itu tampak berdiri di sudut kolam renang dengan kedua sikunya dia letakkan di tepi private pool-nya.
Kredit Instagram @hourlyeunwoo
Deg,
Deg,
Deg,
"Astaga jantungku" batin Tania.
Jantung Tania mulai berdetak tidak karuan. Melihat bagaimana tampannya Jayden dengan rambut setengah basah. Sejurus kemudian Tania langsung membuang pandangannya. Apalagi melihat sekilas dada bidang milik Jayden yang sedikit mengintip melalui kemeja putih yang dia pakai berenang. Wajahnya memerah seketika.
Tunggu, pria itu berenang memakai kemeja. Aneh bukan.
"Bagaimana mau ikut bergabung?" tanya Jayden lagi yang ternyata sudah berada di bawahnya.
Pria itu mendongak untuk menatap Tania. Tania reflek memundurkan langkahnya. Karena dia memakai dress selutut. Duh kenapa jadi berasa salah kostum ya, pikir Tania.
Jayden tersenyum melihat tingkah Tania.
"Saya akan kembali lagi nanti. Permisi" ucap Tania perlahan berlalu menuju ke pintu keluar.
"Kau mau ke mana?" tanya Jayden. Pria itu mulai keluar dari kolam renang.
"Pulang!" jawab Tania berbalik menatap Jayden.
Namun detik berikutnya dia kembali membalikkan badannya. Karena dia melihat Jayden dengan santainya melepas kemeja basahnya. Membuangnya sembarangan. Hingga tubuh sempurna Jayden terpampang jelas di hadapannya. Bahkan pria itu dengan santai melepas boksernya lalu memakai yang baru. Sepertinya sudah disiapkan sebelumnya.
"Hari ini kamu tidak akan pulang tanpa izinku" bisik Jayden tepat di belakang telinga Tania.
Aroma maskulin Jayden langsung memenuhi indera penciuman Tania. Sejenak gadis itu memejamkan mata. Menikmati aroma yang setahun lalu membuatnya mabuk kepayang.
"Tidak!" pekik hatinya pelan.
Tania membuka matanya cepat. Lalu berbalik. Seketika wajahnya kembali memerah. Jayden hanya memakai bathrope membuat dada bidangnya sedikit mengintip malu-malu.
"Saya tetap mau pulang. Anda mungkin masih sibuk" ucap Tania lalu melangkah menuju pintu keluar di ruang tamu.
Tapi Jayden dengan cepat meraih tangan Tania. Mencegah agar gadis itu tidak pergi.
"Sudah kukatakan kamu tidak akan bisa keluar dari sini tanpa izin dariku" ucap Jayden penuh penekanan.
"LOCK!"
Ucap Jayden tiba-tiba. Tania jelas bingung. Namun detik berikutnya terdengar bunyi "klik" seperti pintu dikunci. Lalu sebuah notifikasi terdengar.
"COMAND RESPON!"
Membuat Tania sadar,
"Kamu mengunciku disini?" tanya Tania marah.
"Menurutmu" jawab Jayden seraya melangkah menjauhi Tania menuju ruang dapurnya.
Tania tampak memanyunkan bibirnya.
"Jangan cemberut. Tidak akan rugi kamu terkurung denganku di sini" ucap Jayden santai.
Berapa lama dia menunggu untuk hari ini. Ahhh dia pikir lama sekali. Untuk bisa menghabiskan waktu berdua dengan gadis yang pernah membuat dirinya menggila di masa lalu.
"Aku tidak sudi menghabiskan waktu denganmu! Buka pintunya!" perintah Tania.
Gadis itu benar-benar dalam mode marah level akut. Tania berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Matanya menatap nyalang pria yang malah bergerak dengan santai di dapur minimalis mewahnya.
Kredit istock
"Jangan marah-marah. Sudah sarapan?" tanya Jayden.
Pria itu tampak membuat kopi dengan coffeemaker seperti biasanya. Tidak ada jawaban. Tania masih diam ditempatnya. Enggan beranjak dari sana.
"Oh iya, aku lupa. Kamu tidak makan apapun di pagi hari. Kamu hanya minum jus alpukat segar. Caramu diet?" ucap Jayden lagi.
Membuat Tania kembali tercengang. Bagaimana pria ini tahu kebiasaannya.
"Darimana kamu tahu kebiasaanku? Kamu mematai-mataiku ya?" tanya Tania masih kesal.
Jayden hanya terkekeh mendengar pertanyaan Tania. Perlahan pria itu mengeluarkan buah alpukat segar dari kulkas besarnya. Mengeluarkannya isinya lalu memasukkannya ke food processor. Sejenak bunyi bising terdengar. Tania hanya diam.
Tidak mungkin kan pria itu tahu detail tentang kebiasaannya. Namun detik berikutnya, dia melongo. Karena pria itu kembali membuka kulkasnya. Lalu menuangkan tiga sendok madu ke dalam smoothie alpukatnya. Lantas mengaduknya.
"Kemarilah, temani aku sarapan" pinta Jayden lembut.
Membuat Tania menghela nafasnya.
"Oh come on, come here" pinta Jayden lagi setengah memohon.
Dengan langkah terpaksa dia mendekat ke meja makan. Mendudukkan bokongnya dengan terpaksa di sana.
"There you are" ucap pria itu sambil menyerahkan satu gelas besar smoothie alpukat kepada Tania.
"Smoothie alpukat dengan madu hitam terbaik dari negeri ini. Jangan tanya dari mana. Aku tidak tahu karena Rey yang pesan" ucap Jayden lagi.
Sesaat Tania mengulum senyumnya. Lantas mulai meminum smoothienya. Gadis itu melihat Jayden yang nampak santai menikmati sandwich-nya.
"Dia bahkan terlihat tampan saat makan" batin Tania.
Sejenak terpesona. Namun dengan cepat dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengusir pikiran gila yang tiba-tiba mampir ke otaknya.
"Enak tidak?" tanya Jayden.
Tania mengangguk. Membuat Jayden tersenyum. Melihat betapa Tania begitu menikmati smoothienya.
"Kamu bisa masak?" tanya Tania tiba-tiba.
"Only western food. Masakan negeri ini aku tahu makan saja. Lama tinggal sendiri. Jadi aku mengerjakan semuanya sendiri"
"Memangnya kamu tidak tinggal dengan ayah ibumu?"
Jayden berhenti menggigit sandwichnya. Sejenak menatap wajah Tania.
"Aku baru tinggal bersama ayah dan ibuku dua tahun lalu. Tapi kemudian aku memutuskan untuk pindah ke sini" jawab Jayden sendu.
Ada gurat kesedihan di sana. Membuat Tania enggan bertanya lebih jauh lagi. Suasana hening sejenaķ.
"Habiskan smoothiemu, lalu kita mulai diskusinya" ucap Jayden.
Perlahan pria itu menyesap kopinya sampai habis. Lalu membereskan cangkir dan piringnya. Membawanya menuju wastafel hendak mencucinya. Namun Tanja mencegahnya.
"Biar aku saja. Kamu sudah membuatkan smoothie untukku. Anggap saja tanda terima kasihku. Lagipula aku pandai kok cuci piring" ucap Tania.
"Berarti kamu tidak pandai dalam hal lainnya" goda Jayden.
Menggeser tubuhnya. Memberi ruang pada Tania untuk mencuci piringnya.
"Eemm itu... aku pandai makan dan cuci piring saja. Lain jangan tanya" jawab Tania malu-malu.
Jayden tersenyum.
"Tidak masalah. Kita bisa menyewa ART kalau kita menikah" Jayden asal bicara.
Entah hatinya begitu bahagia pagi ini. Ada kehangatan yang ia rasakan di dapurnya.
"Jadi seperti ini rasanya punya pasangan" batin Jayden bahagia.
"Siapa juga yang mau menikah denganmu" ketus Tania. Mengeringkan tangan di mesin pengering di sudut dapur.
"Kamulah. Siapa lagi" ucap Jayden.
"Atas dasar apa aku harus menikah denganmu. Aku tidak mencintai Anda tuan Lee"
"Belum. Kamu belum jatuh cinta padaku"
"Percaya diri sekali Anda"
"Why not? Kenapa tidak. Aku sudah memiliki ragamu setahun yang lalu. Tidak akan sulit bagiku untuk memiliki hatimu"
"Jangan mimpi!"
"Oh aku tidak sedang bermimpi, Baby"
"Stop memanggilku dengan itu. Kamu bisa membuat semua orang salah paham"
"Biarkan saja semua orang salah paham"
"Jayden Lee!" pekik Tania.
"Apa sayang?" jawab Jayden kalem.
"Haish bisa-bisa tensiku naik menghadapimu" gerutu Tania.
Jayden justru tertawa terbahak-bahak.
"Berhenti tertawa!" teriak Tania yang menggema di dapur minimalis itu.
"Kalau aku tidak mau" jawab Jayden.
Pria itu kini berdiri di depan Tania. Perlahan dia menempatkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh Tania. Seolah memenjarakan Tania.
"Kamu tahu? Aku seperti orang gila mencarimu setahun ini. Awalnya aku ingin bertanggungjawab pada apa yang kulakukan padamu waktu itu. Tapi sekarang aku rasa semuanya berbeda"
Hening,
Jayden menatap dalam wajah Tania. Sedang gadis itu menatapnya dengan tatapan polosnya.
"Kamu bicara apa sih? Aku tidak paham" jawab Tania pura-pura tidak paham maksud perkataan Jayden.
Dan sumpah demi apapun. Jayden ingin sekali menyeret tubuh gadis di hadapannya ini ke dalam kamarnya. Membuatnya kembali merasakan panasnya malam yang pernah mereka lewati bersama.
"Damm it!"
Umpat Jayden dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
wadidawwww
2024-01-27
1